The Story Of The Telekinesis
Pagi ini hari minggu. Aku bangun dengan santai dan bermalas-malasan. Siapa yang tidak suka dengan hari minggu? Kecuali sore-malam, besoknya kerja atau sekolah. Aku bangun dengan mata yang sayup, menguap lebar.
Srett
Aku membuka gorden jendela, yang berada persis di samping ranjang tidurku. Hujan turun pagi ini, yang membuat suasana ruanganku terasa sejuk. Nampaknya hari ini hujan akan turun sepanjang hari, itu dugaanku.
"Hahhh" Aku menghela napas.
Ketahuilah, aku paling membenci air pada pagi hari. Terasa dingin saat menyentuh kulit, membuatku mengigil. Apa lagi cuaca hujan seperti ini. Aku terpaksa mandi, dikarenakan Nine sahabatku akan berkunjung pagi ini. Aku mulai mengumpulkan nyawa dan tenaga, untuk membasahi tubuhku.
......
Akhirnya penantian yang panjang, selesai sudah penderitaanku. Tidak lupa aku menggosok gigi dan mencuci mukaku. Selepas aku mandi, aku dengam buru-buru mengganti pakaian. Baju dan celana panjang, mematikan ac dan bersembunyi di dalam selimutku yang tebal.
"Ahh"Aku lupa mematikan ac.
Aku buru-buru beranjak dari ranjang tidurku, mengambil remote dan mematikannya. Aku kembali ke posisi semula, menutupi tubuhku dengan selimut tebal. Meninton film di dalamnya, terasa seru lho. Hingga aku sudah merasakan bahwa tubuhku sudah hangat dan suhu ruangan sudah mendingan. Saatnya membuat sarapan untukku dan Nine. Aku melempar handukku sembarangan, cuaca hujan aku tidak bisa menjemur handukku. Sebelum memasak, aku juga menyempatkan diri untuk mengecas hpku yang baterainya hampir habis.
Sshhhhh!
Minyak mulai bereaksi saat panciku sudah panas. Aku ingin membuat nasi goreng saja, simple. Aku memiliki nasi bekas semalam yang belum habis. Aku memasukkan bumbu dan rempah, serta memberi telur dan sedikit daging agar lebih memuaskan.
Tingg!...Tongg!..
"Siapa?"Tanyaku, sembari mengaduk nasi goreng yang sedangku masak.
"Nine, sahabat terbaikmu!"
Ctak!
Aku meninggalkan sebentar nasi goreng yang sedangku masak. Melangkah menuju pintu, bergegas membukakan pintu untuk Nine.
"Pagi Van." Sapa Nine, sembari melangkah masuk.
"Jangan lupa cuci kakimu!" Aku menyuruh sahabatku itu, untuk pergi ke toilet mencuci kakinya."Hei, sepatumu taruh di rak, astaga. Berapa kali harusku peringatkan?"Aku berkata dengan kesal.
"oh, maaf. Jangan emosian, masih pagi." Nine mengingatkanku, sembari membenarkan posisi sepatunya dan mencuci kakinya dengan bersih.
Nine meletakkan sesuatu di sofa, makanan? Aku tidak tahu, bentuknya kotak. Tidak sempat memastikannya, aku segera kembali mengaduk nasi gorengku. Dan aku menuang garam untuk terakhir kalinya, sempurna. Nasi gorengku sudah jadi.
"Hmm, wangi!" Nine keluar dari toilet, dan mencium bau nasi gorengku.
Aku tersenyum. "Makanlah, mumpung masih hangat." Aku menawari Nine untuk memakan nasi gorengku.
"Mantap! Aku juga membawakanmu martabak telur, akan sangat nikmat jika kita memakannya bersamaan."Usul Nine, aku mengangguk.
Aku menyiapkan dua piring, dua pasang sendok garpu, dan dua gelas minuman. Meja makan kini terasa penuh, dengan martabak telur yang masih hangat. Tidak lupa dengan nasi gorengku. Asap keluar dari celah celah nasi, wanginya harum rempah.
"Panas!! Hahhh!" Nine menyeruput teh tawarku dan ber-hah kepanasan, yang membuatku tertawa.
"Lagian bukannya ditiup dulu tehnya, kan panas." Aku berbicara sembari meminum tehku dengan hati-hati.
Nine nyegir lebar. Setelahku peringatkan, baru dia meminum tehnya dengan hati-hati. Kami mulai sarapan pagi, di apartmenku. Martabak yang dibawakan oleh Nine masih hangat dan renyah, cocok dipadukan dengan nasi gorengku dan teh hangat tawar.
Nine berkata kepadaku. "Van, aku mau meminjam kamar mandimu nanti." Sembari mengunyah nasi goreng, ia menunjuk ke arah seragamnya.
Aku mengangguk, mempersilahkannya. Nine terlihat berkeringat, dikarenakan bermain basket. Tidak banyak yang terjadi pada pagi ini, semua berjalan dengan lancar. Hingga pada sore menjelang malam, kami pergi ke mall. Di situ keanehan mulai terjadi....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments