Sintia terkejut ketika menemukan papanya Regan yang baru saja tiba di kantor ini, pria itu kemudian bertanya pada Sintia mengenai apa yang Sintia lakukan di sini. Tentu saja pada situasi seperti ini Sintia harus menggunakan kesempatan sebaik mungkin, Sintia mengatakan bahwa ia ingin menemui Regan namun satpam tidak mengizinkannya masuk ke dalam.
“Kalau aku boleh tahu, kenapa kamu ingin bertemu putraku?”
“Karena ada sesuatu hal yang ingin saya bicarakan dengan mas Regan, Om.”
Regan yang baru saja keluar dari dalam gedung kantor nampak terkejut menemukan Sintia tengah mengobrol dengan papanya, Sintia yang melihat Regan sontak saja tersenyum pada pria itu sementara Regan nampak panik
dan langsung menghampiri papanya dan Sintia.
“Apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku mencarimu, Mas.”
“Regan, Papa masuk dulu.”
“Iya Pa.”
Setelah papanya masuk ke dalam barulah Regan dapat menghela napasnya, ia kemudian meminta satpam untuk mengusir Sintia dari kantor ini. Sontak saja Sintia menolak dan mengancam jika Regan nekat mengusirnya dari
kantor ini maka dirinya akan mengatakan semuanya pada karyawan yang berlalu lalang di sini.
“Apa maksud ucapanmu barusan?”
“Tentu saja kamu tahu apa yang aku bicarakan, Mas. Semua orang akan tahu yang sebenarnya bahwa kita memiliki hubungan khusus!”
Sintia mengatakan itu dengan cukup keras dan membuat beberapa karyawan yang berlalu lalang dekat lobi sontak menoleh, Regan nampak berang dengan Sintia dan ia meminta satpam untuk mengusir wanita ini sekarang
juga.
“Tidak kalian tidak dapat melakukan hal buruk ini padaku, lepaskan aku!”
Sintia meronta meminta dirinya untuk dilepaskan oleh satpam namun tentu saja satpam tidak bergeming dan terus menyeret wanita itu sampai keluar kantor. Regan sendiri nampak geram dengan ucapan Sintia yang sukses membuatnya malu barusan, Regan sendiri bersumpah akan memberikan pelajaran pada wanita itu akibat yang sudah ia lakukan barusan.
“Kamu pikir dapat begitu saja lolos dengan apa yang telah kamu lakukan, Sintia? Jangan harap!”
****
Rupanya pertengkaran antara Regan dan Sintia terdengar juga sampai ke telinga Fadi, pria itu penasaran dengan ucapan Sintia yang mengatakan kalau Sintia memiliki hubungan dengan putranya dan oleh sebab itu sepulang bekerja, ia mengajak Sintia untuk bertemu dan bicara di sebuah restoran. Sintia sendiri sama sekali tidak menolak ajakan Fadi itu dan langsung mengiayakannya, ia sudah bersiap dengan pakaian terbaiknya walaupun ia sendiri
tidak tahu apa yang akan pria tua itu bicarakan dengannya.
“Pokoknya malam ini juga aku harus memberitahu pria tua itu kalau anaknya memiliki hubungan spesial denganku.”
Sintia pergi menuju restoran tempat di mana ia dan Fadi sudah janjian bertemu, ketika dirinya tiba di restoran itu nampak Fadi sudah tiba dan menantinya di sebuah meja. Sintia buru-buru bergegas pergi menuju meja tersebut dan ia meminta maaf karena sudah membuat Fadi menunggu.
“Aku baru saja datang, duduklah.”
“Terima kasih, Om.”
Fadi tidak langsung mengatakan apa alasan ia mengundang Sintia datang ke sini, ia meminta Sintia memesan makan malam untuk mereka santap saat ini, tentu saja Sintia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia pun memesan makanan yang ia sukai.
“Jadi Sintia, apakah kamu tahu alasan kenapa aku mengundangmu makan malam di sini?”
“Tidak Om, memangnya kenapa Om mengundangku makan malam di sini?”
****
Fadi kemudian mengatakan bahwa ia mendengar ucapan Sintia tadi siang ketika wanita itu datang ke kantor, Sintia tentu saja tidak terkejut dengan apa yang Fadi katakan karena memang itulah tujuan utamanya. Ia ingin semua orang di kantor itu tahu mengenai hubungan spesialnya dengan Regan.
“Katakan yang sejujurnya padaku, apakah kamu dan anakku memang memiliki hubungan spesial?”
“Iya Om, saya dan mas Regan memang memiliki hubungan spesial.”
“Apa katamu?”
“Maafkan saya yang tidak jujur sejak awal, akan tetapi saya tidak dapat menipu diri saya sendiri. Saya menyukai mas Regan dan mas Regan pun menyukai saya.”
“Kamu benar-benar kehilangan akal sehatmu Sintia, kamu tahu kalau anakku sudah menikah dan memiliki anak namun kamu malah menggodanya hingga memiliki hubungan terlarang?”
“Saya sudah mengatakan kejujurannya pada Om, saya sendiri tidak dapat menampik mengenai perasaan saya pada mas Regan.”
Fadi nampak muak dengan ucapan Sintia barusan, pria itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Sintia untuk menuju rumahnya. Sintia sendiri nampak menyeringai puas, semakin banyak orang yang mengetahui hubungannya dengan Regan, maka akan semakin mudah juga jalannya untuk mendapatkan pria itu.
“Mas Regan, aku sudah mengatakan kalau aku akan melakukan apa pun untuk mendapatkanmu maka inilah yang akan aku lakukan untuk mendapatkanmu.”
****
Ambar baru saja keluar dari supermarket yang ada di sebuah mall, ia berjalan menuju mobilnya yang terparkir di basement, nampak ia mendorong troli penuh belanjaan menuju mobilnya namun di tengah perjalanan karena ia agak tidak fokus mendorong troli justru dirinya menabrak seseorang.
“Saya minta maaf, saya yang salah.”
Ambar menabrak seorang pria yang tengah berjalan santai di depannya sambil bertelepon, sontak saja setelah ditabrak oleh troli Ambar sang pria mematikan sambungan teleponnya dan berbalik badan, awalnya ia ingin marah pada orang yang sudah menabraknya barusan namun ketika tahu Ambar yang menabraknya maka pria itu tidak jadi marah justru malah terkejut.
“Bukankah kamu Ambar?”
“Sakti?”
Pria bernama Sakti itu nampak tersenyum karena ia rupanya tidak salah dalam mengenali orang, ia langsung memeluk Ambar karena saking rindunya pada wanita ini namun Ambar langsung mendorong Sakti menjauh
darinya.
“Maaf, tapi aku sudah memiliki suami.”
“Aku minta maaf, aku reflek saja memelukmu karena sudah lama kita tidak berjumpa.”
“Iya sudah lama kita tidak berjumpa, bukankah kamu seharusnya ada di Amerika?”
“Tidak, aku sudah kembali ke Indonesia karena papa yang memintaku.”
“Oh begitu.”
“Bagaimana kalau kita mengobrol dulu? Sudah lama kita tidak mengobrol kan? Aku ingin mendengar ceritamu.”
“Maaf namun sekarang aku sedang buru-buru mungkin lain kali saja.”
“Baiklah, tapi sebelumnya bolehkah aku minta nomor
ponselmu?”
****
Keesokan harinya Regan diminta datang ke rumah oleh Fadi, ia tidak mengerti kenapa Fadi memintanya datang ke rumah namun kalau dari nada bicara papanya itu sepertinya ada sesuatu hal yang serius ingin dibicarakan oleh sang papa padanya.
“Apakah kamu mengatakan sesuatu pada papa?” tanya Regan pada Ambar saat wanita itu sedang menyiapkan sarapan untuknya.
“Tidak Mas, memangnya kenapa?”
“Bukan apa-apa.”
Setelah selesai sarapan, Regan pergi menuju rumah keluarganya, ia langsung masuk menuju ruang kerja Fadi karena asisten rumah tangga mengarahkannya ke sana. Regan mengetuk pintu ruangan kerja Fadi sebelum
masuk ke dalam sana, nampak sang papa sedang menatap keluar jendela ketika Regan masuk.
“Papa kenapa memanggilku ke sini?”
Fadi berbalik badan dan menatap tajam Regan, tentu saja Regan tidak mengerti kenapa papanya justru menatapnya tajam seperti ini.
“Kamu dan Sintia memiliki hubungan spesial kan?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments