Helga begitu penasaran dengan jawaban yang diberikan oleh menantunya barusan sementara di lain sisi Regan nampak ketakutan kalau Ambar akan mengatakan yang sejujurnya pada kedua orang tuanya mengenai apa yang
sebenarnya terjadi pada malam itu.
“Aku tidak bisa mengatakannya sekarang, Ma.”
Helga nampak kecewa dengan jawaban yang Ambar berikan barusan dan Regan sendiri justru menghela napasnya lega. Akhirnya kedua orang tua Regan pulang dan kemudian Regan mengikuti Ambar sampai ke kamar mereka, di sana Regan menanyakan pada Ambar mengenai apa maksud Ambar mengatakan itu pada mamanya.
“Kenapa? Aku kan tidak mengatakan kalau Mas dan Sintia melakukan hubungan badan saat aku memergoki kalian.”
“Namun aku tahu maksudmu ingin membongkar kejadian malam itu pada orang tuaku kan?”
“Lebih baik kita berpisah saja, Mas.”
“Kamu masih ingin berpisah? Aku kan sudah berulang kali mengatakan bahwa semua ini hanya salah paham saja!”
“Sintia mengatakan hal yang sebaliknya, mau sampai kapan Mas akan seperti ini?”
“Kamu lebih memercayai ucapan wanita itu ketimbang suamimu sendiri? Apakah kamu ini sudah kehilangan akal sehatmu, Ambar?”
“Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu Mas, apakah Mas sudah kehilangan akal sehat Mas sampai-sampai melakukan hubungan badan dengan Sintia? Ini pasti bukan yang pertama kalinya kalian melakukan ini
kan?!” tuduh Ambar.
“Jaga bicaramu Ambar, jangan sembarangan kamu menuduh tanpa bukti!”
Ambar tidak mau berdebat lebih jauh lagi dengan suaminya, ia memilih untuk tidur di kamar tamu dan mengunci pintu kamarnya walaupun sejak tadi Regan menggedor pintu dan berusaha memanggil namanya namun Ambar memutuskan untuk tak memedulikan itu dan memilih untuk tidur saja. Regan kembali ke kamarnya dan ia nampak begitu kesal dengan Ambar karena istrinya itu masih saja keras kepala ingin bercerai dengannya.
“Tidak, aku tidak bisa membiarkan semua ini terjadi, Sintia dia harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada rumah tangga kami.”
****
Keesokan harinya ketika Regan sudah pergi ke kantor dan Daisy pergi ke sekolah, Sintia datang ke rumah untuk menjenguk Ambar yang katanya sudah diizinkan pulang oleh dokter kemarin. Kedatangan Sintia itu disambut dingin oleh Ambar, wanita itu nampak tak mengatakan sepatah kata pun pada Sintia yang berbading terbalik dengan Sintia saat ini yang berusaha mengajaknya bicara.
“Kamu sedang sariawan?”
“Apakah kamu tidak memiliki malu setelah aku memergokimu berhubungan dengan suamiku?”
“Untuk apa aku malu? Aku malah senang karena akhirnya kamu tahu hubunganku dengan mas Regan.”
“Kamu benar-benar licik Sintia, aku sudah menganggapmu seperti saudara kandungku sendiri namun kamu tega sekali melakukan hal menjijikan seperti ini, kenapa kamu melakukannya padaku, Sintia? Kenapa?!”
“Kenapa? Karena aku mencintai mas Regan, aku ingin memilikinya!”
Ambar nampak menggelengkan kepalanya, ia nampak tak memercayai apa yang Sintia katakan barusan. Sintia kemudian menjelaskan semuanya pada Ambar mengenai kepalsuannya mencintai pria yang selama ini dikenalkannya sebagai pacarnya.
“Kamu benar Ambar, selama ini aku sama sekali tidak mencintai Valdo karena orang yang aku cintai adalah mas Regan!”
“Apakah Valdo tahu mengenai hal ini?”
“Iya, dia sudah tahu dan kami sudah putus sejak 6 bulan yang lalu.”
“Tega sekali kamu Sintia!”
“Aku sarankan supaya kamu dan mas Regan bercerai saja, toh rumah tangga kalian sudah tidak baik-baik saja sekarang kan?”
“Aku sudah meminta cerai padanya namun mas Regan sama sekali tidak mengabulkan keinginanku.”
****
Ketika Sintia dan Ambar masih bicara justru mereka dikejutkan oleh Warsinih yang datang dan ia pun sempat mendengar perbincangan antara Ambar dan Sintia barusan.
“Ibu, kapan datang?”
“Nak, apakah yang kamu katakan barusan benar?” tanya Warsinih.
“Apa maksud Ibu?”
“Apakah Sintia memiliki hubungan dengan suamimu?”
Ambar tidak langsung menjawab sementara Sintia memilih bungkam yang membuat Warsinih kesal, Warsinih mendesak mereka berdua untuk segera mengatakan yang sebenarnya padanya dan akhirnya Sintia pun mengatakan yang sebenarnya pada Warsinih.
“Baiklah, aku mengakui bahwa aku mencintai mas Regan.”
Kejujuran dari Sintia membuat Warsinih naik pitam, ia tak menyangka bahwa wanita yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri tega sekali melakukan hal keji seperti ini.
“Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada Ambar? Apakah kamu tidak memiliki nurani sampai-sampai tega melakukan hal menjijikan itu?!”
“Aku mencintai mas Regan dan siapa pun tidak boleh memilikinya kecuali diriku.”
Warsinih begitu kesal dengan Sintia, ia memukul Sintia dan mengatakan bahwa Sintia adalah wanita yang tidak tahu diuntung, selama ini Warsinih dan keluarganya sudah berjuang untuk membesarkan Sintia dengan baik
namun kenapa justru Sintia membalas mereka dengan perbuatan seperti ini?
“Apakah aku meminta supaya kalian merawatku? Kalau memang kalian keberatan merawatku dulu, kalian bisa membawaku ke panti asuhan!”
****
Warsinih masih berada di rumah Ambar sementara Sintia sudah pergi setelah perdebatan sengit barusan, Warsinih masih belum sepenuhnya dapat menerima apa yang baru saja terjadi. Ia tak menyangka bahwa Sintia tega melakukan hal seperti itu pada putrinya, Ambar meminta Warsinih untuk tenang namun Warsinih tentu saja tidak dapat tenang, hatinya sebagai seorang ibu merasa sakit saat tahu anaknya dikhianati oleh Sintia dan Regan.
“Kamu dan Regan harus segera berpisah, pokoknya Ibu tidak mau tahu.”
“Aku juga sudah mengatakannya pada mas Regan namun dia tidak mau mengabulkannya, Bu.”
“Kalau begitu biar Ibu yang bicara dengannya.”
“Tidak, aku mohon Ibu jangan bicara dengannya.”
“Kenapa memangnya? Ibu juga ingin mendengar darinya secara langsung kenapa dia tega berselingkuh dengan Sintia selama ini.”
“Bu, aku bisa mengurus semua ini, tolong Ibu jangan ikut campur terlalu dalam untuk masalah rumah tanggaku.”
“Kamu yakin, Nak? Tapi Ibu tidak mau kalau kamu sampai harus tetap bersama dengan Regan, Ibu mau kalian berpisah.”
“Iya Bu, terima kasih atas perhatiannya.”
Warsinih akhirnya pun pulang ke rumahnya setelah itu, Ambar sendiri menghela napasnya panjang. Ia sama sekali tidak menduga bahwa ibunya akan datang bersamaan dengan kedatangan Sintia yang berujung akhirnya ibunya tahu perihal hubungan terlarang antara Sintia dan suaminya.
****
Pada kenyataannya Sintia justru pergi ke kantor Regan, ia ingin menemui pria itu dan mengadukan apa yang Ambar katakan padanya namun sayangnya ketika ia hendak masuk ke dalam gedung kantor justru satpam malah
menghalanginya dan mengatakan baahwa Sintia tidak bisa masuk ke dalam.
“Apa maksudmu aku tidak boleh masuk ke dalam? Kamu tahu siapa aku kan?”
“Maaf, akan tetapi saya hanya menjalankan perintah dari pak Regan.”
Sintia pun berang dan kemudian mencoba menelpon Regan namun ponsel pria itu tidak aktif yang membuat amarah Sintia makin menjadi-jadi, saat Sintia masih berusaha masuk ke dalam dan berdebat dengan satpam justru seseorang baru saja tiba di lobi gedung kantor ini dan orang tersebut menatap heran ke arah Sintia.
“Bukankah kamu Sintia?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Jumiah
ambar klo kmu waras gk akan pertahan kan ,sdh di depan mata suami selingkuh ,kelewat bodoh klo msh mau ,diperdaya sma suami ,msh percaya bualan suami ..
jd lh wanita punya harga diri ..
junjung tinggi harga diri mu ...
2024-10-10
0