Dihianati

Embun berdiri menghadap tembok dengan kedua tangan menarik telinga kanan dan kiri secara menyilang dan kaki kirinya terangkat ke atas. Seorang laki-laki paruh baya dengan usia yang cukup matang namun masih terlihat muda dan gagah mengetuk-ngetukan sebuah sapu ditangannya. Laki-laki itu berjalan mondar-mandir melintasi Embun dengan tatapan mata seolah ingin menerkam Embun saat itu juga.

Merasa tubuhnya sudah pegal Embun menurunkan sedikit tangan dan kakinya namun belum menyentuh lantai.

“Siapa yang menyuruh tangan dan kakimu turun! Naikkan lagi yang lebih tinggi!” Ucapnya dengan sedikit menyentak. Embun sedikit menengok ke belakang agar bisa memandang laki-laki paruhbaya itu dengan tatapan memelas seolah meminta ampun.

Ya saat ini Embun sedang dihukum karena sudah pulang malam dan tidak memberi kabar apapun pada ayah Bagas. Selama ini ayah Bagas memang tidak pernah tahu jika Embun kerap kali melakukan balap liar di luar sana, ia hanya mengetahui jika Embun memang suka main dan mongkrong bareng Nina, Juna dan Jessy. Dan jangan tanya dari mana ayah Bagas mengenal tiga sekawan tersebut, itu terjadi karena Nina dan Jessy sering menginap di rumah Embun, dan untuk Juna ayah Bagas mengenalnya karena Juna sering main ke rumah.

“Ayah. Tangan Embun capek, udah ya, ya. Embun mohon!” Embun menangkupkan tangan di dada dan mengedip-edipkan mata berharap sang ayah terbujuk dengan rayuannya.

“Nggak ada. Inggat hukumanmu baru berjalan 30 menit.”

“Ayah. Embun kan udah minta maaf dan udah janji nggak bakalan pulang malem lagi.” Ucap Embun merasa frustasi. Ayah Bagas tampak berpikir sejenak, dan karena rasa sayangnya kepada Embun terlalu besar, akhirnya ayah Bagas memaafkan Embun dan menyudahi hukuman yang diberikannya.

“Baiklah kali ini ayah maafkan, tapi tidak dengan lain hari. Jika kamu masih mengulangi ayah akan langsung menyita Jaguar saat itu juga dan ayah akan melarang kamu untuk naik motor se-la-ma-nya.”

Embun mengangguk seraya tersenyum dan menghamburkan diri memeluk sang ayah yang sangat ia cintai. Selalu seperti itu, ayah Bagas selalu mengatakan akan menyita Jaguar namun sampai saat ini moge miliknya itu masih bisa ia kendarai. Hanya sekali ayah Bagas benar-benar menyita Jaguar, itu terjadi beberapa bulan lalu karena Embun hampir saja mengalami kecelakaan. Namun berkat bujuk rayuan Embun, akhirnya Jaguar berhasil ia dapatkan kembali.

“Embun saayaaang ayah.” Ucap Embun sambil mencium pipi kiri dan kanan ayah Bagas.

“Hemm.”

“Kok cuma hemm sih? Ayah nggak sayang lagi ya sama Embun?” Tanya Embun dengan bibir mengerucut.

“Tentu saja ayah sangat menyayangi putri tercantik ayah ini.” Ayah Bagas membenamkan ciuman di kening Embun dengan penuh perasaan. Bahagia itu yang dirasakan Embun saat ini, ia merasa beruntung memiliki ayah yang selalu ada untuknya dan sangat menyayanginya.

“Ayah, are you okey?” Tanya Embun sambil melihat sang ayah dengan tatapan menyelidik.

“Yes baby, Ayah fine.”

“Really? Ayah seperti sedang punya masalah dan wajah ayah sedikit pucat.” Embun menyentuh kening ayah Bagas. “Tidak panas.” Ucapnya kemudian.

“Tu kan ayah baik-baik saja. Mending sekarang kamu ke kamar bersihin diri terus tidur.”

“Baiklah yang mulia raja, sang putri akan mematuhi yang mulia.” Embun mundur beberapa langkah, ia sedikit merendahkan badan dengan menyilangkan kaki kebelakang, tangannya menyilang di dada seolah seorang putri kerajaan yang sedang memberi hormat kepada rajanya. Tawa ayah Bagas seketika langsung meledak saat mendengar candaan dan apa yang dilakukan sang anak tercintanya.

“Kalau gitu Embun ke kamar dulu ya? Ayah juga harus istirahat.” Embun mencium pipi kanan sang ayah kembali dan ia langsung beranjak pergi setelah ayah Bagas mengangguk mengiyakan permintaan Embun. Ayah Bagas hanya bisa memandangi punggung Embun yang berjalan menaiki tangga dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Silau sinar matahari menerpa celah jendela ruang kamar milik Embun, namun itu tak membuat Embun terganggu ia justru menggeliat dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Bi Nah yang kala itu memasuki kamar Embun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat gadis yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri masih bergelut dengan hangatnya selimut. Padahal jam sudah menunjukan waktu 8.30 pagi dan setengah jam lagi Embun harus masuk kelas.

“Non. Non bangun, sudah pagi ini.” Tak ada sahutan dari Embun.

“Non bangun, bukannya hari ini non Embun ada jadwal kuliah tho? Kalau nanti ndak bangun, non Embun bisa telat.” Ucap Bi Nah namun Embun bahkan tak bergeming sedikitpun. Tak kehilangan ide, bi Nah berjalan mendekati gorden dan menyingkapnya. Sinar matahari yang tadi hanya masuk melalui celah kini lebih leluasa memasuki kamar milik Embun. Dan ide bi Nah pun berhasil, Embun menggeliat dan perlahan kelopak matanya terbuka.

“Bi Nah, Kenapa tirainya di buka? Embun masih ngantuk ini lho.” Embun berusaha menarik selimutnya agar menutupi kepala, tentu saja melihat itu bi Nah tak tinggal diam, ia berusaha merebut selimut milik Embun dan menyingkapnya. Masih dengan muka bantal plus rambut yang acak-acakan khas bangun tidur, mau tak mau Embun beranjak duduk dan bersandar di headboard kasur miliknya.

“Bangun non, memangnya non Embun ndak kuliah hari ini?” Tanya bi Nah.

“Sekarang sudah jam 8.30 lho.”

Hening cukup lama sampai sebuah suara teriakan memecah keheningan yang terjadi di kamar milik Embun.

“Apa? Gawat. Kenapa bibi nggak bangunin Embun dari tadi?” Embun lari terbirit ke kamar mandi ia tidak mandi dan hanya cuci muka dan menggosok gigi saja untuk menghilangkan bau mulut. Bi Nah yang kala itu masih ada di dalam kamar Embun hanya mampu menatap kepergian Embun dengan gelengan kepala saja.

Embun mengambil asal baju dan memakainya, sebuah oversized hoodie berwarna navy dan celana wide-length longgar berwarna cream kini melekat indah di tubuh rampingnya. Rambut panjangnya ia ikat ekor kuda agar tidak merasa gerah, kemudian ia menyemprotkan parfum biar wangi. Sebuah sneaker putih pun tak lupa ia kenakan agar menutupi kaki jenjangnya.

“Perfect.” Ucapnya saat melihat dirinya dari pantulan kaca. Embun langsung turun ke bawah tanpa menggunakan make up. Ya begitulah Embun seorang gadis yang apa adanya dan tidak suka ribet serta terkesan tomboy.

*

Di meja makan

“Bi Nah, ayah mana?” Tanya Embun sambil menggigit sanwich yang sudah ia buat beberapa waktu lalu. Bahkan saat ini masih dalam posisi berdiri.

“Sudah berangkat kerja non.” Jawab Bi Nah.

Embun mengangguk. “Kalau gitu Embun juga berangkat ya bi.”

“Ini susunya nggak diminum?”

“Buat bi Nah aja.” Teriak Embun. Ia langsung berlari keluar rumah menuju garasi untuk mengambil Jaguar.

“Woallah gimana tho non Embun ini, bibi kan ndak suka minum susu. Tapi yo ndak papa ding bibi minum aja biar tambah sehat dan kulitnya bagus dan apa itu ya kalau orang sekarang bilang. Glowing, iya glowing bahasanya. Hehe…” Gumam bi Nah.

***

PT Emrach Company (PT EC)

Seorang laki-laki berjalan dengan langkah kaki yang terburu memasuki ruangan ayah Bagas sambil membawa map. Ia membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan setelah memdapatkan izin dari sang pemilik.

“Tuan, kita punya masalah.”

“Apa maksud kamu?”

“Saya menemukan adanya laporan penjualan dan beberapa pengeluaran kantor 6 bulan terakhir perusahaan kita tidak sesuai dengan aktual.” Ucap seorang laki-laki yang berdiri di hadapan ayah Bagas dan menjabat sebagai asisten pribadinya.

Ayah Bagas yang sedari tadi fokus membaca file di atas meja, mengangkat wajahnya agar lebih leluasa melihat sang asisten. Laki-laki tersebut tak lain adalah asisten Anton, ia menyerahkan sebuah map kepada ayah Bagas. Tak menunggu waktu lama ayah Bagas langsung mengambil alih map yang Anton berikan dan memeriksanya.

“Sepertinya ada beberapa penghianat yang berusaha menjatuhkan perusahaan kita tuan. Laporan penjualan barang yang tertulis disini tidak sesuai dengan aktualnya. Dan saya juga menduga jika salah satu karyawan sudah membocorkan informasi penting milik perusahaan, hal itu terbukti dengan bocornya ide-ide perusahaan kepada saingan kita. Belum lagi ada beberapa pengeluaran yang disamarkan menjadi pengeluaran kantor padahal aktualnya tidak seperti itu.” Ujar Anton.

“Bagaimana mungkin hal ini baru kamu ketahui, bukannya selama ini laporan yang kamu berikan kepadaku selalu tidak bermasalah?” Ayah Bagas mulai terbawa emosi.

“I-Iya tuan, saya baru mengetahui adanya ketidaksesuaian saat kemarin melakukan sidak secara dadakan ke beberapa departement.” Ucap Anton dengan sedikit terbata-bata.

Brak

“Kurang Ajar. Berani sekali orang yang sudah menghianatiku?” Ayah Bagas melempar beberapa tumpukan kertas yang barusaja diberikan oleh asisten pribadinya. Tumpukan kertas itu berisi laporan keuangan dan beberapa laporan penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan diperusahaannya selama beberapa bulan terakhir.

“Anton sekarang juga cari siapa saja yang terlibat dan sudah berani main-main hingga menghianatiku! Aku tidak mau tahu dalam waktu satu jam dari sekarang nama-nama penghianat itu harus sudah ada di atas meja kerjaku.”

“Ba-baik tuan.” Anton langsung berpamitan pergi untuk mengerjakan tugas yang sudah ayah Bagas berikan kepadanya.

Ayah Bagas terduduk lesu menatap tumpukan berkas yang tadi ia lempar, ia mengurut keningnya karena merasa kepalanya begitu pusing memikirkan nasib perusahaan yang telah ia rintis sedari nol itu. Apalagi dari laporan yang tadi ia baca perusahaan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

“Sial.”

***

Episodes
1 Prolog
2 2. Rencana Malam ini
3 Menarik
4 Dihianati
5 Bertemu
6 Persiapan Terbang
7 Putus
8 Dicoret dari Anggota Keluarga
9 Insiden
10 Om-om Galak
11 Mencari Tahu
12 Mengetahui Segalanya
13 Pulang
14 Rencana Makan Malam
15 Sarang Burung
16 Perjodohan
17 Penolakan
18 Bertemu Kembali
19 Jaguar
20 Tampan
21 Sebuah Fakta
22 Kebetulan tak Terduga
23 Tak Takut Apapun
24 Angry Bird
25 Janji Kelingking
26 Keuwuan 4 Sahabat
27 Sepupu tak Berakhlak
28 Keributan
29 Teman Lama
30 Menjalankan Misi
31 Ide Berlian
32 Tawaran Terbatas
33 Seekor Keong
34 Orang Tua Langit
35 Gagal Total
36 Sebuah Kesempatan
37 Memacu Adrenalin
38 Amarah yang Bekobar
39 Duel
40 Panik
41 Pembatalan Kerjasama
42 Noda Darah
43 Sebuah Kenangan
44 Bangkrut
45 Menjual Jaguar
46 Jadwal Operasi
47 Operasi
48 Sebuah Bukti
49 Menghancurkan Segalanya
50 Dewangga Group
51 Baju Kebaya
52 Permintaan Tolong
53 Tidak Mengenali
54 Kesalahpahaman
55 Insiden di dalam Taxi
56 Tubuh yang tak Terkendali
57 Perempuan Berinisial 'X'
58 Tamu tak Terduga
59 Gadis yang Sama
60 Hanya Sebuah Akting
61 Menikah?
62 Seringai Mengerikan Embun
63 3 Hari
64 Selembar Foto
65 Fitting Gaun Pengantin
66 Perkataan Spontan Aziel
67 Wedding Day
68 Membuatnya Jatuh Cinta
69 Perkara Rambut Basah
70 Ingin Segera Menimang Cucu
71 Menjadi Tersangka Pembunuhan?
72 Surat Perjanjian
73 Kenapa Buka Baju?
74 Hanya Sebuah Panggilan
75 Identitas CEO Baru PT EC
76 Pria Misterius
77 Perasaan Aneh
78 Pesaing Cinta
79 Perkara Fotokopi Doang
80 Tidak Ingin Melihatnya Terpuruk
81 Tiket Bulan Madu
82 Buku Diary Berwarna Pink
83 Perlu Berhati-hati
84 Undangan
85 Cosplay Ala Anak Wibu
86 Sebuah Kecupan Singkat
87 Rencana Jahat Imran
88 Dia Istri Gue
89 Sakit
90 Obat Berbagai Rasa
91 Kedatangan Mertua
92 Metode Skin to Skin
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog
2
2. Rencana Malam ini
3
Menarik
4
Dihianati
5
Bertemu
6
Persiapan Terbang
7
Putus
8
Dicoret dari Anggota Keluarga
9
Insiden
10
Om-om Galak
11
Mencari Tahu
12
Mengetahui Segalanya
13
Pulang
14
Rencana Makan Malam
15
Sarang Burung
16
Perjodohan
17
Penolakan
18
Bertemu Kembali
19
Jaguar
20
Tampan
21
Sebuah Fakta
22
Kebetulan tak Terduga
23
Tak Takut Apapun
24
Angry Bird
25
Janji Kelingking
26
Keuwuan 4 Sahabat
27
Sepupu tak Berakhlak
28
Keributan
29
Teman Lama
30
Menjalankan Misi
31
Ide Berlian
32
Tawaran Terbatas
33
Seekor Keong
34
Orang Tua Langit
35
Gagal Total
36
Sebuah Kesempatan
37
Memacu Adrenalin
38
Amarah yang Bekobar
39
Duel
40
Panik
41
Pembatalan Kerjasama
42
Noda Darah
43
Sebuah Kenangan
44
Bangkrut
45
Menjual Jaguar
46
Jadwal Operasi
47
Operasi
48
Sebuah Bukti
49
Menghancurkan Segalanya
50
Dewangga Group
51
Baju Kebaya
52
Permintaan Tolong
53
Tidak Mengenali
54
Kesalahpahaman
55
Insiden di dalam Taxi
56
Tubuh yang tak Terkendali
57
Perempuan Berinisial 'X'
58
Tamu tak Terduga
59
Gadis yang Sama
60
Hanya Sebuah Akting
61
Menikah?
62
Seringai Mengerikan Embun
63
3 Hari
64
Selembar Foto
65
Fitting Gaun Pengantin
66
Perkataan Spontan Aziel
67
Wedding Day
68
Membuatnya Jatuh Cinta
69
Perkara Rambut Basah
70
Ingin Segera Menimang Cucu
71
Menjadi Tersangka Pembunuhan?
72
Surat Perjanjian
73
Kenapa Buka Baju?
74
Hanya Sebuah Panggilan
75
Identitas CEO Baru PT EC
76
Pria Misterius
77
Perasaan Aneh
78
Pesaing Cinta
79
Perkara Fotokopi Doang
80
Tidak Ingin Melihatnya Terpuruk
81
Tiket Bulan Madu
82
Buku Diary Berwarna Pink
83
Perlu Berhati-hati
84
Undangan
85
Cosplay Ala Anak Wibu
86
Sebuah Kecupan Singkat
87
Rencana Jahat Imran
88
Dia Istri Gue
89
Sakit
90
Obat Berbagai Rasa
91
Kedatangan Mertua
92
Metode Skin to Skin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!