2. Rencana Malam ini

“What?” Ucap Juna dan Jessy berbarengan dengan suara yang sedikit keras dan hal itu membuat gendang telinga Embun serasa mau pecah, bahkan tak jarang pengunjung cafe yang ada disana juga ikut menoleh memperhatikan empat serangkai itu. Sungguh sialan mereka batin Embun.

“Maksud loe pak Adnan Kusuma, yang ganteng itu?” Ujar Jessy dan langsung diangguki kepala oleh Embun.

“Gila beruntung banget loe Mbun. Dapet DPA ganteng, smart, dan baik kayak pak Adnan.” Ucap Juna.

“Biasa aja kali.”

“Apanya yang biasa aja. Kita juga mau kali dapet DPA macam pak Adnan gitu, iya nggak.” Ucap Jessy. Mereka semua sontak menganggukan kepala membenarkan ucapan Jessy. Dan dilanjutkan untuk sekian kalinya mereka menghela napas panjang bersama.

“Mbun bukannya tadi pagi loe bilang mau cerita sesuatu sama kita?” Tanya Nina.

“Oh iya guys gue lupa belum cerita, tumben loe inget Nin?” Nina mencebikkan bibirnya karena tahu jika saat ini Embun sedaang menyindir dirinya. Sedangkan pelaku hanya bisa nyengir kuda seolah tak merasa bersalah sama sekali.

“Tadi pagi gue dikejar-kejar sama mobil polisi?” Ketiga sahabat Embun terdiam, tak ada respon apapun seperti yang Embun harapkan.

“Kok kalian diem aja sich, komen kek, kasih tanggepan kek, apa kek?”

Tiga serangkai tersebut hanya bisa menghembuskan napas kasar. “Bukannya loe udah sering di kejar-kejar sama polisi?” Ucap Jessy.

“Beda dong Jey, kali ini polisi kejar gue bukan karena balap liar, tapi karena gue tadi lewat jalan tol.”

“Gimana ceritanya?” Tanya Nina.

“Waktu dipersimpangan jalan deket pintu masuk tol X ada mobil yang tidak sengaja mau nyempet motor gue. Bukannya minta maaf secara baik-baik, pemilik mobil itu langsung menyodorkan segepok uang ke gue dan pergi begitu saja. Tentu aja gue nggak terima, dia pikir gue apaan coba? Sontak gue langsung kejar mobil itu sampai masuk jalan tol. Tapi sialnya, saat gue udah berhasil berhentiin tu mobil ada mobil polisi dateng.”

“Gue tebak loe pasti kabur?” Tebak Juna.

“Tentu saja, gue nggak mau cari mati kalau sampai bokap gue tau. Dan untungnya gue inget nomor plat mobil itu.” Ucap Embun dengan menggebu seolah ingin meluapkan amarah yang sudah ia pendam.

“Ternyata loe takut juga sama om Bagas.” Ucap Jessy dengan seringai mengejek diwajahnya.

“Terus duwitnya?” Tanya Nina.

“Kalau duwit aja ceper loe!” Juna menoyor kening Nina pelan.

“Yah kan gue penasaran Jun.” ucap Nina.

“Gue kasih ke pemulung.”

*

“Guys gimana kalau nanti malem kita nobar bola di tempat gue. Kebetulan nyokap dan bokap gue nggak ada di rumah?” Tanya Jessy memecah keheninggan setelah sekian lama mereka saling diam.

“Setuju.” Sorak Nina girang.

“Sorry Jey, gue nggak bisa. Gue ada janji sama temen kelas mau discuss soal tugas akhir.” Ucap Juna.

“Mbun, loe gimana?” Tanya Jessy.

“Sorry gue juga nggak bisa Jey.”

“Emang apa rencana loe malam ini?”

“Gue ada janji bareng bang Alex malem ini.” Ketiga orang yang ada di hadapan Embun tampak tercengang mendengar nama itu.

“Gila loe. Nggak ada kapok-kapoknya jadi orang loe Mbun, bukannya bokap loe udah wanti-wanti kalo dia nglarang loe buat ngejoki balap liar lagi?” Ucap Juna.

“Bener tu Mbun, gue suka ngeri kalo loe udah janjian sama bang Alex.” Ujar Jessy.

“Loe nggak inget apa beberapa bulan lalu loe hampir aja ko*it? Lebih baik loe batalin aja dech Mbun! Ini juga demi kebaikan loe sendiri kan.” Ucap Juna.

“Bener tu Mbun. Meskipun balapan itu menyenangkan sih.” Ucap Nina.

“Tau dari mana loe kalau balapan itu menyenangkan?” tanya Juna.

“Juna kenapa sih loe selalu saja nething sama gue, gini-gini gue juga pernah nonton balapan kali.” Ujar Nina.

“Benarkah?” Nina menjawab dengan anggukan kepala.

“Dimana?” Juna merasa penasaran akan cerita sahabat lemotnya itu.

“Di televisi itu lo Jun, acara MotorGP.” Jawab Nina polos.

“Bukan MotorGP Nina sayang, tapi MotoGP, M-O-T-O-G-P.” Jessy mengeja setiap huruf dengan sedikit menggertakan giginya karena merasa gemas akan tingkah sahabatnya yang super unik binti lemot seantero itu.

“Iya kan sama aja Jey, cuma beda dikit doang.”

“Tetep aja beda dodol.” Ucap mereka serentak dan sukses membuat Nina menutup kedua telinganya akibat pengang.

“Stopp. Kenapa jadi ngomongin MotoGp sih, kita itu lagi bahas Embun bukan yang lain.” Ucap Juna.

“Mbun, kita tetap pengen loe batalin rencana loe ntar malem. Jangan suka cari masalah dech?” Ucap Jessy.

“Ya gimana lagi ada yang nantangin gue, masa gue nggak jabanin. Ini tentang harga diri gue sebagai pembalap, guys”

“Harga diri loe bilang. Parah loe Mbun. Kemarin loe hampir kecelakaan, sekarang loe mau ngulangin lagi kegiatan nggak guna loe itu. Bahkan sekarang loe mengatasnamakan harga diri. Huh… terserahlah gue capek. Tapi inget! Kalau sampe ada apa-apa, gue kagak ikutan.” Ucap Jessy sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

“Ayolah Jess, santai aja. Jangan gitu dong! Ya ya.” Embun menggoyang-doyangkan lengan Jessy seolah merayu.

“Kita semua bilang gini tu karena peduli sama loe Mbun, kita nggak mau loe kenapa-kenapa.” Nina dan Juna mengangguk dan membenarkan apa yang diucapkan oleh Jessy. Sedangkan Embun bukannya mengerti tapi malah mengedip-edipkan kedua bola matanya sambil menyangga kedua tangan di dagu seolah ia ingin merayu sahabatnya agar tidak marah padanya, karena dia tahu jika sahabatnya sudah marah, mereka akan memberitahu ayah Bagas tentang semua rahasianya. Dan yang pasti ayah Bagas akan menghukumnya dengan hukuman yang sangat berat yaitu menyita Jaguar. Sungguh itu hukuman yang paling menyiksa bagi Embun karena harus terpisah dengan kekasih hatinya.

“Au ah gelap.” Acuh Jessy

***

Sementara sore hari di sebuah gedung perusahaan seorang asisten presdir sedang melakukan sidak secara memdadak di berbagai departement. Pria berwajah tegas dan dingin tersebut tampak begitu marah setelah beberapa kali membolak-balik laporan yang ada di meja kerjanya. Ia menemukan beberapa kejanggalan pada laporan yang saat ini sedang ia baca.

“Sial.” Pekik Anton, pak Aldo dan asistennya yang saat sedang berdiri di depannya terkaget hingga menjingkat.

“Laporan macam apa yang kamu berikan kepada saya, hah? Laporan ini…” Anton mengangkat lembaran laporan yang tadi ia baca ke udara. “Tidak sesuai dengan yang kalian laporkan kepada saya selama beberapa bulan terakhir.”

“Kenapa kalian diam. Jawab!” Bentak Anton kepada dua orang tersebut namun yang dibentak justru hanya bisa menundukan kepala ke bawah.

“Oh jadi kali masih tetap akan bungkam?”Anton berdiri dari tempat ia duduk dan berjalan memangkas jarak dengan kedua orang itu. “Baiklah jika itu mau kalian, jangan salahkan saya jika besok pagi tuan Bagas akan menerima laporan ini. Kalian pasti tau apa yang akan terjadi selanjutnya bukan?” Tanya Anton.

Pak Aldo dan asistennya langsung menegakkan wajahnya menghadap Anton, seolah tahu apa yang dimaksud oleh asisten pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja.

“Tuan, kami mohon jangan lakukan itu. Percayalah kami sama sekali tidak terlibat dengan kejadian ini.”

“Tidak terlibat kamu bilang? Di perusahaan ini kamu yang bertanggung jawab menjadi manager operasional, harusnya kamu tahu jika ada yang tidak beres pada setiap laporan ini. Dan sekarang kamu bilang jika kamu tidak tahu apapun mengenai hal ini?”

“Saya tidak ingin mendengar ocehan kalian lagi. Sekarang juga cepat keluar dari ruangan saya.

“Tapi tuan-“

“Ke-lu-ar.” Mau tak mau kedua bawahan Anton pergi meninggalkan ruang kerjanya saat itu juga.

Setelah kepergian dua orang bawahannya Anton tampak mengurut pangkat hidungnya yang tiba-tiba terasa pusing.

“Bagaimana aku harus menjelaskan pada tuan Bagas?” ******* napas berat Anton keluarkan mengingat keteledoran yang barusaja ia lakukan.

Terpopuler

Comments

Wawan

Wawan

Lanjuuut ... ✍️

2023-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 2. Rencana Malam ini
3 Menarik
4 Dihianati
5 Bertemu
6 Persiapan Terbang
7 Putus
8 Dicoret dari Anggota Keluarga
9 Insiden
10 Om-om Galak
11 Mencari Tahu
12 Mengetahui Segalanya
13 Pulang
14 Rencana Makan Malam
15 Sarang Burung
16 Perjodohan
17 Penolakan
18 Bertemu Kembali
19 Jaguar
20 Tampan
21 Sebuah Fakta
22 Kebetulan tak Terduga
23 Tak Takut Apapun
24 Angry Bird
25 Janji Kelingking
26 Keuwuan 4 Sahabat
27 Sepupu tak Berakhlak
28 Keributan
29 Teman Lama
30 Menjalankan Misi
31 Ide Berlian
32 Tawaran Terbatas
33 Seekor Keong
34 Orang Tua Langit
35 Gagal Total
36 Sebuah Kesempatan
37 Memacu Adrenalin
38 Amarah yang Bekobar
39 Duel
40 Panik
41 Pembatalan Kerjasama
42 Noda Darah
43 Sebuah Kenangan
44 Bangkrut
45 Menjual Jaguar
46 Jadwal Operasi
47 Operasi
48 Sebuah Bukti
49 Menghancurkan Segalanya
50 Dewangga Group
51 Baju Kebaya
52 Permintaan Tolong
53 Tidak Mengenali
54 Kesalahpahaman
55 Insiden di dalam Taxi
56 Tubuh yang tak Terkendali
57 Perempuan Berinisial 'X'
58 Tamu tak Terduga
59 Gadis yang Sama
60 Hanya Sebuah Akting
61 Menikah?
62 Seringai Mengerikan Embun
63 3 Hari
64 Selembar Foto
65 Fitting Gaun Pengantin
66 Perkataan Spontan Aziel
67 Wedding Day
68 Membuatnya Jatuh Cinta
69 Perkara Rambut Basah
70 Ingin Segera Menimang Cucu
71 Menjadi Tersangka Pembunuhan?
72 Surat Perjanjian
73 Kenapa Buka Baju?
74 Hanya Sebuah Panggilan
75 Identitas CEO Baru PT EC
76 Pria Misterius
77 Perasaan Aneh
78 Pesaing Cinta
79 Perkara Fotokopi Doang
80 Tidak Ingin Melihatnya Terpuruk
81 Tiket Bulan Madu
82 Buku Diary Berwarna Pink
83 Perlu Berhati-hati
84 Undangan
85 Cosplay Ala Anak Wibu
86 Sebuah Kecupan Singkat
87 Rencana Jahat Imran
88 Dia Istri Gue
89 Sakit
90 Obat Berbagai Rasa
91 Kedatangan Mertua
92 Metode Skin to Skin
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog
2
2. Rencana Malam ini
3
Menarik
4
Dihianati
5
Bertemu
6
Persiapan Terbang
7
Putus
8
Dicoret dari Anggota Keluarga
9
Insiden
10
Om-om Galak
11
Mencari Tahu
12
Mengetahui Segalanya
13
Pulang
14
Rencana Makan Malam
15
Sarang Burung
16
Perjodohan
17
Penolakan
18
Bertemu Kembali
19
Jaguar
20
Tampan
21
Sebuah Fakta
22
Kebetulan tak Terduga
23
Tak Takut Apapun
24
Angry Bird
25
Janji Kelingking
26
Keuwuan 4 Sahabat
27
Sepupu tak Berakhlak
28
Keributan
29
Teman Lama
30
Menjalankan Misi
31
Ide Berlian
32
Tawaran Terbatas
33
Seekor Keong
34
Orang Tua Langit
35
Gagal Total
36
Sebuah Kesempatan
37
Memacu Adrenalin
38
Amarah yang Bekobar
39
Duel
40
Panik
41
Pembatalan Kerjasama
42
Noda Darah
43
Sebuah Kenangan
44
Bangkrut
45
Menjual Jaguar
46
Jadwal Operasi
47
Operasi
48
Sebuah Bukti
49
Menghancurkan Segalanya
50
Dewangga Group
51
Baju Kebaya
52
Permintaan Tolong
53
Tidak Mengenali
54
Kesalahpahaman
55
Insiden di dalam Taxi
56
Tubuh yang tak Terkendali
57
Perempuan Berinisial 'X'
58
Tamu tak Terduga
59
Gadis yang Sama
60
Hanya Sebuah Akting
61
Menikah?
62
Seringai Mengerikan Embun
63
3 Hari
64
Selembar Foto
65
Fitting Gaun Pengantin
66
Perkataan Spontan Aziel
67
Wedding Day
68
Membuatnya Jatuh Cinta
69
Perkara Rambut Basah
70
Ingin Segera Menimang Cucu
71
Menjadi Tersangka Pembunuhan?
72
Surat Perjanjian
73
Kenapa Buka Baju?
74
Hanya Sebuah Panggilan
75
Identitas CEO Baru PT EC
76
Pria Misterius
77
Perasaan Aneh
78
Pesaing Cinta
79
Perkara Fotokopi Doang
80
Tidak Ingin Melihatnya Terpuruk
81
Tiket Bulan Madu
82
Buku Diary Berwarna Pink
83
Perlu Berhati-hati
84
Undangan
85
Cosplay Ala Anak Wibu
86
Sebuah Kecupan Singkat
87
Rencana Jahat Imran
88
Dia Istri Gue
89
Sakit
90
Obat Berbagai Rasa
91
Kedatangan Mertua
92
Metode Skin to Skin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!