“ Tapi apa pa??” jawab Rendi penasaran. tuan Dimas tersenyum dan menjawab,
“ Tapi kamu harus MENIKAHI wanita itu” sambung Tuan Dimas serius.
Rendi pun terkejut setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh papanya, begitu juga dengan Ibunya.
“Apa-apaan ini pa?? papa lagi bercanda kan??”tanya Rendi kepada Ayahnya.
“Papa tidak pernah bercanda jika itu menyangkut soal pernikahan” jawab Tuan Dimas.
“Pa kami kan tidak mengetahui seluk beluk wanita itu, serly kan ada, kita sudah mengetahui seluk beluk keluarganya dan dia lebih pantas untuk Rendi pa” sambung Ibu Sri (mamanya Rendi).
“Iya pa Rendi kan sudah punya serly, Rendi akan menikah dengan serly secepatnya” kata Rendi berharap ayahnya merubah keputusanya.
“Tidak bisa, keputusan papa sudah bulat dan ingat!, papa ingin minggu depan kamu sudah melaksanakan resepsi pernikahan, jadi kamu segera memberitahukan wanita itu” kata tuan Dimas dengan serius. Rendi yang mendengarnya pun berdiri dari tempat duduknya.
“Bagaimna dengan serly Pa dan Rendi tidak mencintai wanita itu” sambil melangkah pergi, tapi langkahnya terhenti karena mendengar kata ayahnya.
“Terserah kamu saja, kalau sampai minggu depan kamu tidak menikah dengan wanita itu, maka papa akan mewarisi semua warisan papa kepada Doni sepupumu”. Kata tuan Dimas sambil berjalan menuju kamar di ikuti Ibu Sri dari belakang.
“ Aaaah sial, kenapa papa lebih memili wanita itu sih, apa bagusnya dia” kata Rendi sambil menuju kamar dan menutup pintu dengan keras.
“ Pa kenapa sih Papa memaksakan Rendi menikahi wanita yang tidak mama kenal” Tanya Ibu Sri sambil duduk d sofa yang ada di sudut kamar.
“ Nanti mama juga akan mengenalnya jika sudah menjadi menantu mama” sambung Tuan dimas,.
“ Tapi pa kalau perempuan itu mau menikahi Rendi cuma ingin menguasai perusahan kita bagaimana??” tanya Ibu Sri lagi, tuan Dimas yang mendengarnya pun tersenyum. “Wanita itu adalah wanita yang baik-baik ” sambung tuan Dimas sambil berbaring ditempat tidur”.
“Ah terserah papa saja, tapi ingat mama tidak akan pernah menggangap wanita itu menantu” tegas Ibu Sri.
Di dalam kamar terlihat Rendi yang terlihat gelisa. “aaah kenapa wanita itu sih yang aku nikahi??”sambil menghambur buku-buku yang ada di meja. Rendi mengambil hpnya dan menelfon Bima.
“Hallo tuan”jawab Bima dari seberang,. “Bim kamu cari tau dimana wanita itu tinggal” perintah Rendi, “baik tuan, saya akan mencarinya” jawab Bima., “jika kamu sudah menemukanya segerah memberitahuku” perintah Rendi lagi sambil mematikan telefon.
Dirumah sakit
Di rumah sakit
“Suster bisakah saya melihat adik saya?” tanya dini kepada salah satu Suster yang keluar dari ruang rawat Denis.
“Iya silakan” jawab Suster lalu melangkah pergi. Dini dan Ayu pun masuk kedalam Ruang rawat Denis. Dini duduk di samping Denis yang belum sadarkan diri.
“Den kamu harus kuat ya, kamu pasti sembuh” kata dini sambil memegang tangan Denis.
“Yang sabar Din Denis pasti akan sembuh”sambung Ayu sambil memegang bahu Dini. Taka lama kemudian denis pun sadar.
“Kakak sudah selesai bekerja ya?” tanya Denis,. Dini yang melihatnya langsung memeluk adiknya.
“Iya kakak sudah selesai bekerja” jawab dini sambil melepaskan pelukanya. “ Denis harus banyak-banyak istrahat ya?” perintah Dini,. “iya ka, tapi kapan Denis boleh pulang?,Tanya Denis lagi.
“Tenanglah sebentar lagi kamu bisa pulang asalakan kamu harus banyak istrahat dan jangan terlalu banyak berpikir” jawab Ayu karena dia melihat Dini sedikit kesulitan menjawab pertanyaan Denis.
“Iya Den benar yang di katakana ka ayu” sambung Dini sambil tersenyum. Dini kemudian mengigat bahwa dia harus pergi bekerja. “Den Kakak tinggal sebentar ya, Kakak akan kembali setelah selesai semua pekerjaan di restoran ” kata Dini,. “ iya ka, Kakak hati-hati ya”
“Den ka Ayu balik dulu ya kamu harus banyak istrahat ya supaya cepat sembuhnya” kata Ayu,. “iya ka” jawab Denis sambil tersenyum. Dini dan ayu melangkah pergi.
Di perjalanan
“Din kamu boleh ko memintah cuti, untuk beberapa hari” kata Ayu, sambil melihat kearah Dini yang terlihat sedih.
“Tidak Yu, aku harus bekerja agar bisa menambah biaya operasi adiku” jawab Dini.
“Aku bisa membantumu, jadi kamu tidak perlu khawatir soal biayanya” sambung Ayu berharap Dini akan menerima bantuannya, karena selama ini Dini selalu menolak bantuan dari Ayu kalau menyangkut soal uang.
“ Terimah kasih Yu, aku sudah punya ko tinggal tambah sedikit” jawa Dini,. “Baiklah, tapi kalau kamu membutukan sesuatu jangan segan-segan meminta bantuan kepadaku” kata Ayu. Dini yang mendengarnya pun tersenyum.
“ Hallo tuan” kata Bima dari seberang,.
“ Ya, apa kamu sudah menemukan rumah wanita itu?” tanya Rendi.
“ Iya Tuan, wanita itu sedang berada di rumah sakit Tuan” kata Bima “ Apakah dia sedang sakit??” Tanya Rendi penasaran
“ Bukan wanita itu yang sakit tuan tapi adiknya, adiknya mengalami kangker otak tuan dan seberapa hari lagi harus segerah dioperasi” jelas bima,.
“ Baiklah saya akan kesana sekarang” jawab Rendi, “baik Tuan, saya akan menjemput tuan”. Tak lama kemudian Bima tiba, Rendi pun masuk kedalam mobil.,
“ Maaf Tuan, sekarang wanita itu sudah pergi bekerja, di salah satu restoran milik Bapak Hasan Wijayanto” kata Bima,. “ya sudah kita kesana sekarang, dan booking restoran itu dan saya ingin wanita itu yang melayani saya” perintah Rendi “baik Tuan” jawab Bima sambil sibuk menghubungi seseorang
Di restoran
“loo ko sepi?? Apa tidak ada pengunjung?? Tanya Dini kepada teman bekerjanya.
“Iya Din, katanya ada orang penting yang datang makan disini” jawab Lisa teman Dini bekerja,.
“Owch begitu, tapi mana tamunya ko aku tidak melihatnya” Tanya Dini lagi,.
“Sebentar lagi dia akan datang sekarang masih dalam perjalanan” jawab lisa lagi. Tak lama kemudian sebuah mobil mewah memasuki halaman parkiran restoran, keluarlah seseorang yang tidak lain adalah Rendi dan Bima. Rendi duduk di tempat duduk yang telah disiapkan.
“Din silakan antarkan pesanan tuan muda itu” perintah Lisa, sambil memberikan makanan yang telah dipesan tuan muda,. “ ko aku sih, kamu kan bisa, aku lagi sibuk” jawab Dini sambil melanjutkan kerjanya. “ tidak bisa Din, tuan muda ingin kamu yang melayaninya” sambung Lisa”,. “ kenapa harus aku?” tanya Dini penasaran sambil melihat kerah Rendi “loo dia kan yang aku marahi waktu itu,apa dia datang kesini untuk memarahiku” batin Dini. “sudah cepat kamu antar takutnya Tuan Mudah akan marah” “ baiklah” kata Dini sambil merjalan menuju meja dimana Tuan Muda duduk.
Setelah sampai Dini mengatur semua makanan yang telah dipesan tuan muda, sementara Rendi terus memperhatikan Dini,.
“ Silakan tuan muda” kata Dini sambil membungkukan tubuhnya.
“ Duduk, temani saya makan” kata Rendi sambil menatap Dini dengan tatapan dinginya,.
“ Apa –apaan ini kenapa dia menyuruhku menemaninya”batin Dini, Dini berusaha tersenyum untuk menyembunyikan rasa kesalnya.
“ Maaf Tuan, tapi saya mempunyai banyak pekerjaan, silakan tuan menyuh orang lain saja” kata Dini gugup berharap tuan muda akan mengijinkan dia pergi.
“Saya tidak akan mengulangi lagi apa yang saya ucapkan” kata Rendi yang masih terus memandangi Dini. Dini yang mendengarnya langsung menarik kursi kemudian duduk di depan tuan muda Rendi.
“Makan” perintah Rendi yang masih terus memandang Dini.
“Apa maunya sih, dan lihat ia tidak pernah berhenti menatapku” batin Dini kesal sambil berusaha tersenyum
“ Maaf Tuan saya sudah kenyang” jawab Dini sambil menunduk., “Baiklah, hey lihat saya kenapa menunduk??” kata Rendi, Dini yang mendengarnya pun langsung melihat kearah Rendi.
“Adikmu telah saya kirim ke Amerika, dia akan melakukan operasi disana” kata Rendi yang membuat Dini terkejut.,
“A..pa, kenapa tuan mengirim adik saya kesana” tanya Dini dengan suara sedikit tinggi dari biasanya. Rendi tidak menjawab pertanyaan Dini dan terus memandangi Dini dengan tatapan dinginya
“Maaf nona, adik nona harus segerah dioperasi karena penyakitnya semakin parah, dan tuan muda telah mengirimnya ke Amerika sehingga bisa mendapatkan pelayanan yang terbaik” jawab Bima.
“Apa adik saya akan baik-baik saja” tanya Dini lagi,. “iya nona” jawab Bima singkat”,.
“Persiapkan dirimu, kita akan menikah minggu depan” kata Rendi yang membuat Dini terkejut.
“Apaaaa, menikah??”kata Dini sambil berdiri dari tempat duduknya, “saya tidak mau” kata Dini sambil melangkah pergi.
“Terserah kamu, keselamatan adikmu tergantung dengan keputusanmu” kata Rendi mengancam. Langkah Dini seketika terhenti sambil melihat kearah tuan muda Rendi.
“Apa Tuan sedang mengancamku??” tanya Dini yang telihat marah.
“Saya akan menunggu keputusanmu sampai besok pagi” kata Rendi dan melahkah pergi, Dini hanya bisa diam dan tidak bisah berkata apa-apa,.
“Maaf Nona, ini kartu nama tuan muda” kata Bima sambil memberikan kartu nama Tuan Muda dan melangkah pergi.
“Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menikah dengannya??” batin Dini yang mulai meneteskan airmatanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments