Penyakit Denis

Terlihat Dini dan Ayu sangat serius dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan Ibu Dewi.

Triing….tring…. hp Dini berbunyi, Dini yang mendengarnya pun segerah mengambil dan menggangkat telefon. Ayu yang juga ikut mendengarnya pun melihat kearah Dini

“ Hallo” jawab Dini sambil melanjutkan pekerjaannya.

“ Apa benar ini dengan nona Dini” tanya seseorang di seberang.

“ Iya benar” jawab Dini, “ maaf ini dengan siapa ya??” tanya Dini

“ Saya dari pihak rumah sakit, memberitahukan bahwa nona segerah ke rumah sakit sekarang”kata seorang suster. Dini yang mendengarnya seketika berdiri dari tempat duduk yang membuat teman-teman Dini kaget termasuk Ayu.

“ Iya saya akan kesana sekarang” jawab Dini sambil mematikan komputernya. “Din, ada apa??” tanya Ayu yang langsung menghampiri Dini. “Suster menelfon dan meyuruh saya agar segerah ke rumah sakit sekarang” jawab Dini “ sambil mengambil tas.,

“Aku ikut Din” kata Ayu yang juga mematikan komputernya dan menggambil tasnya

Dini dan Ayu melangkah pergi tak lupa Ayu meminta Lila untuk memberitahukan kepada Ibu Dewi bahwa mereka izin keluar.

Dini dan Ayu pun naik kedalam mobil. mobil Ayu melaju menuju rumah sakit. Di dalam mobil tidak terjadi percakapan antara Ayu dan Dini.Tidak lama Dini dan Ayu pun sampai dirumah sakit, mereka berlari menuju ruang rawat Denis. Langkah mereka terhenti ketika mereka melihat beberapa suster telah membawah Denis keluar menuju ruang UGD. Dini pun berlari menuju ruang UGD dengan wajah penuh kekhawatiran di ikuti oleh Ayu. Denis dimasukan kedalam ruang UGD Dini ikut masuk akan tetapi dicegah oleh salah satu suster.

“ Dek tunggu diluar saja ya” kata suster lembut. “iya Dini kita tunggu diluar saja ya biarkan Dokter memeriksanya”sambung Ayu sambil menarik lengan Dini.

Dini dan Ayu pun duduk di kursi yang terdapat di depan rauangan UGD menunggu Dokter selesai memeriksa Denis. Terlihat Dini yang menaggis di pelukan Ayu. . Dini sempat melihat Denis yang berguling-guling sambil menangis karena merasa sakit dikepalanya.

“ Sebenarnya Denis sakit apa Yu??, samapai-sampai merintih kesakitan” Tanya Dini yang masih terus menangis. “aku juga tidak juga tau Din, kita tunggu Dokter Keluar dan menanyakanya kata Ayu sambil mengelus-ngelus rambut Dini.

Di kantor

“ Maaf Tuan, data yang Tuan minta sudah saya dapatkan” kata Bima. Rendi yang mendengarnya pun menghentikan pekerjaannya dan melihat kearah dimana Bima berdiri.

“Data siapa yang kamu dapatkan??” tanya Rendi penasaran. “Kedua-duanya Tuan”jawab Bima sambil tersenyum. “Ya sudah, bacalah” perintah Rendi sambil berjalan menuju sofa yang ada di sudut ruangannya dan menjatukan tubuhnya. Bima yang melihatnya ikut merjalan menuju sofa.

“ Baik Tuan, saya akan mulai dari wanita yang menolong Tuan besar” kata Bima, Rendi yang mendengarnya hanya menggangukan kepalanya tandanya dia setuju. Bima pun mulai membacanya.

“ Nama Dini Andriani, umur 19 tahun, bersekolah di universitas X, Dini mempunyai seorang adik laki-laki yang masih duduk di bangku SMP, Dini bekerja di salah satu restoran milik Tuan Hasan Wijayanto, kedua orangtuanya sudah lama meninggal dan” Bima berhenti membaca, Rendi yang melihatnya merasa heran.,

“ Dan apa Bim” Tanya Rendi penesaran. “Dan dia juga magang di perusahaan ini Tuan” jawab Bima. Rendi yang mendengarnya sedikit terkejut.

“ Baguslah, tidak perlu jauh-jauh mencarinya” kata Rendi. “Betul Tuan” sambung Bima yang tersenyum melihat reaksi Tuan Rendi.

“ Bim siapkan uang untuk Dini, sebentar akan aku berikan kepadanya sebagai tanda terima kasih karena telah menolong papa saya” sambung Rendi. “baik Tuan” jawab Bima.

“ Sekarang bacalah data perempuan yang berani-beraninya memarahi saya” perintah Rendi yang mulai marah. Bima yang melihatnya merasa khawatir amarah taun Rendi akan bertambah ketika ia mendengar data perempuan itu.

“ Kenapa diam Bim??, katanya sudah dapat datanya” tanya Rendi, sambil melihat kearah Bima,. “Benar tuan, datanya sudah saya dapatkan,.” “Ya sudah bacalah saya tidak sabar mendengar perempuan seperti apa dia yang berani memarahi saya” kata Rendi panjang lebar., “Begini tuan, Dini Andriani dan perempuan yang tuan cari adalah wanita yang sama” kata Bima sedikit khawatir. Rendi yang mendengarnya pun terkejut.

“Apa.., apa aku tidak salah mendengarnya” tanya Rendi lagi, berharap ia salah mendengar apa yang di ucapkan asistenya itu.,

“ Tuan tidak salah mendengarnya” jawab Bima lagi., Rendi yang mendengarnya pun seketika berdiri dari tempat duduknya.

“ Apa apaan ini, Apa kamu tidak salah mengambil data??, Mana mungkin aku minta maaf kepada orang yang telah berani memarahi saya Bim” kata Rendi marah dan terus mengacak-acak rambutnya. Bima yang melihatnya hanya bisa diam.

“Aaaah sial, apa yang harus saya lakukan? Mana mungkin meminta maaf kepadanya seharusnya dialah yang meminta maaf kepada saya. Bim saya tarik kembali kata-kata saya untuk memberikan dia uang, sekarang kamu cari wanita itu dan bawah Dia kesini” kata Rendi sambil duduk kembali.

“Baik tuan” jawab Bima lalu melangkah pergi. Tidak lama kemudian Bima pun kembali.

“Maaf Tuan, nona Dini lagi izin keluar” kata Bima,.

“ Berani sekali Dia keluar pada saat jam kerja” kata Rendi “siapkan mobil saya akan pulang” perintah Rendi,. “Baik Tuan” jawab Bima sambil melangkah pergi diikuti Rendi.

Di rumah sakit

Dokter pun keluar dari ruang UGD Ayu dan Dini yang melihatnya langsung berdiri menghampir Dokter.

“ Dokter bagaimana keadaan adik saya” tanya Dini sambil menghapus air matanya,.

“ Adik Nona harus segerah dioprasi sebelum penyakitnya meyebar” kata Dokter sambil memberikan hasil tes kepada Dini dan melangkah bergi. Dini yang mendengarnya langsung terjatuh dan kembali menaggis lagi.

“Sabar Din, Denis pasti baik-baik saja setelah selesai melakukan operasi” sambil ikut duduk di samping Dini dan membuka hasil tes yang diberikan Dokter. Ayu pun terkejut melihat penyakit yang dialami Denis.,

“ Apa hasilnya Yu??” tanya Dini yang melihat Ayu terkejut setelah membuka hasil tes, “ tapi janji kamu jangan khawatir berlebihan ya?, Denis pasti akan sembuh” kata Ayu sambil memberikan hasil tes kepada Dini.

“Denis menderita kanker otak Din” kata Ayu lagi. Dini yang mendengarnya pun tidak berani melihat hasil tesnya, ia hanya terus menagis mendengar penyakit yang diderita adiknya.

Tak lama kemudian terlihat suster keluar membawah Denis untuk memindahkan Denis di ruang rawat. Ayu dan Dini pun menggikuti langkah Suster dari belakang.

Di ruamah keluarga Dimas Sanjaya.

Mobil Rendi memasuki halaman rumahnya yang terlihat begitu mewah. Setelah Bima memarkir mobil Rendi pun turun dan masuk kedalam rumah di dalam sudah terlihat Ibu dan Ayahnya sedang diduduk di sofa, Rendi pun menghampiri dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa.

“ Eh anak mama sudah pulang ya??”tanya mama Rendi,.

“ Iya ma” jawab Rendi.

“ Nak apa kamu sudah meminta maaf kepada wanita itu??” tanya papa Rendi sambil melihat kearah Rendi.

“ Rendi tidak akan meminta maaf kepada wanita itu seharunsya dialah yang meminta maaf kepada Rendi” jawab Rendi kesal.

“ Memangnya apa yang ia salah apa??” tanya papanya lagi,.

“Dia telah berani memarahi Rendi didepan Bima Pa”,. Tuan Dimas yang mendengarnya pun saya tersenyum.

“Oh begitu rupanya, kalau begitu papa tidak akan menyuruhmu untuk meminta maaf kepada wanita itu lagi” sambung tuan Dimas. Rendi yang mendengarnya tersenyum

“ Benar apa?? ah baguslah” kata Rendi sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. “Tapi” belum selesai tuan Dimas berbicara Rendi pun menjawab,

“ Tapi apa pa??” jawab Rendi penasaran. Tuan Dimas tersenyum dan menjawab,

“ Akan tetapi kamu harus MENIKAHI wanita itu” sambung pak Dimas serius.

Terpopuler

Comments

Reeyantie

Reeyantie

nyimak dulu

2021-01-11

1

Handaru Rayyi

Handaru Rayyi

hemmmmm

2020-08-06

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!