Bab 3

Tubuh Salsa diam mematung saat melihat Nino mengantarkan cake pesanannya, begitupun dengan Nino yang juga cukup terkejut dengan kehadiran Salsa.

“Ni-Nino!” panggil Salsa. Nino tersadar kemudian tersenyum samar di sertai kecanggungan yang luar biasa.

“Silakan nikmati pesananmu.” Setelah mengatakan itu, Nino pun lebih memilih berbalik dia tidak sanggup melihat Salsa, sedangkan Salsa masih terdiam. Jujur Karena dia sudah melupakan Nino, rasa sakit ketika melihat Nino sudah tidak ada lagi. Perasaannya menjadi biasa saja.

Tidak ingin berpikir terlalu panjang, Salsa langsung menikmati makanannya. Salsa menatap ke arah luar seraya menyuapkan sendok demi sendok ke mulutnya, sedikitnya memakan makanan manis bisa memperbaiki Moodnya, walaupun hanya sedikit.

Dan pada akhirnya, acara makan di kafe itu pun selesai. Salsa lebih memilih untuk bangkit, lalu membayar ke kasir. Beruntung bukan Nino yang menjaga kasir, melainkan orang lain, karena Nino hanya bertugas di dapur.

Saat keluar dari toko kue tersebut, Salsa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Padahal Moodnya baru saja membaik, tapi ketika keluar dari tempat itu, rasa sesak kembali menghinggapinya, kala dia mengingat harus menerima kenyataan, bahwa dia akan pulang dan mau tak mau dia akan bertemu dengan Kevin.

Salsa menaiki taksi, kemudian meminta taksi mengantarkan ke rumahnya dan sekarang di sinilah Salsa berada, di depan rumah miliknya dan benar saja ternyata mobil Kevin masih ada dan pada akhirnya Salsa memutuskan untuk masuk dan akan bersikap acuh pada Kevin, dia tidak ingin membuat Kevin semakin besar kepala.

“Dari mana saja kau?” tiba-tiba terdengar suara Kevin dari arah samping, dia bertanya ketika Salsa masuk.

“Bukan urusanmu,” kata Salsa dan itu semakin membuat Kevin kesal, harga diri Kevin sebagai kepala rumah tangga seolah diinjak oleh Salsa.

Mungkin di masa lalu, Kevin tidak akan berani untuk berkata seperti itu pada Salsa. Tapi sekarang, dia merasa Salsa sudah sangat keterlaluan, hingga Kevin bersikap seperti sekarang. Kevin juga mulai berpikir, dia terlalu bodoh karena dari dulu terus menuruti Salsa.

“ Ayo bicara," ajak Kevin. Karena tidak ingin ada perdebatan Salsa langsung mendudukkan diri di sofa sebrang Kevin, hingga kini mereka duduk berseberangan.

“Ada apa?” tanya Salsa dengan entengnya membuat Kevin berdecak.

“Kau tidak merasa menyesal dengan apa yang terjadi?” tanya Kevin tiba-tiba, membuat Salsa langsung menoleh, kemudian dia menyeringai tipis.

“Menyesal untuk apa?” tanya Salsa, dia adalah tipe wanita yang menjunjung harga diri tinggi. Mungkin jika tadi dia tidak memergoki Kevin dengan Davika, atau Kevin tidak merendahkan ya di hadapan teman-teman Kevin, Salsa akan dengan suka rela meminta maaf.

Tapi, yang terjadi malah sebaliknya, Kevin malah merangkul pinggang wanita lain dan mempermalukannya, itu sebabnya, Salsa bersikap seperti ini.

Lagi-lagi Kevin merasa Salsa tidak mau menghormatinya hingga rasanya berbicara dengan Salsa pun percuma. Pada akhirnya, Kevin bangkit dari duduknya.

“Aku rasa percuma berbicara dengan wanita egois sepertimu, mulai sekarang aku akan keluar dari rumah ini.” Pada akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Kevin, dia ingin tahu apakah Salsa melarangnya atau tidak. Namun yang terjadi Selasa sama sekali tidak melarangnya.

“Kau pasti ingin bebas bertemu dengan wanita itu?’ tanya Salsa yang tiba-tiba berbicara, membuat Kevin yang baru saja akan berbalik langsung menoleh.

“Setidaknya dia lebih memahamiku, daripada kau!”

Nyes!

Hati Salsa langsung terasa pedih saat Kevin mengatakan itu. Hari ini benar-benar berat untuk Salsa. Dia tidak tau apa yang terjadi ke depan. Tapi, yang pasti saat ini dia benar-benar enggan untuk berbicara lagi pada suaminya. Dan sebelum Kevin berbalik, Salsa terlebih dahulu bangkit dari duduknya, kemudian meninggalkan ruang tamu dan meninggalkan Kevin yang masih berdiri, dia ingin segera berbaring, dan memperbaiki mood-nya, karena takut kejadian seperti tadi di terulang dak mana dia hampir saja drop lagi.

“Lihat, kurang ajar sekali dia. Cih, bagaimana mungkin selama 12 tahun ini aku bisa tahan dengan sikapnya.” Kevin menggerutu, melampiaskan apa yang terjadi sebelumnya di mana dia selalu menurut pada Salsa dan selalu takut pada istrinya, hingga sekarang ketika dia sudah mempunyai keberanian, dia berani mengatakan apapun di tambah lagi, Aurel selalu memanas-manasi Kevin dan mengatakan bahwa Kevin harus berani pada Salsa, agar Salsa tidak semakin menjadi-jadi.

***

Salsa masuk ke dalam kamar, kemudian wanita itu langsung mendudukkan diri di lantai. Jantung Salsa serasa terbelah. “Tuhan, apakah aku keterlaluan," lirih Salsa. Tak lama, dia menggelengkan kepalanya, ketika mengingat tentang apa yang terjadi di kantor Kevin, di mana Kevin merangkul pinggang seorang wanita.

Salsa pikir semarah apapun Kevin, Tidak sepantasnya Kevin berbuat seperti itu. Belum lagi barusan Kevin membandingkannya dengan Davika, bukankah ini terlalu kejam untuk Salsa.

“Mommy!” tiba-tiba terdengar suara Kalindra yang memanggil Salsa. Kalindra masuk ke dalam kamar, hingga Salsa langsung menghapus air matana. Kalindra memang tidak terlalu dekat dengan Kevin, berbeda dengan Alona. Kalindra lebih banyak menghabiskan waktunya seorang diri dan barusan kalindra mendengar perdebatan antara Kevin dan ibunya, tentu saja sedikitnya kalindra mengerti dengan apa yang terjadi. Apalagi tadi, ayahnya membentak Alona

Ya, tadi setelah mengantar Alona, Alona tidak mau diam, gadis kecil itu terus menggerutu, karena ayahnya bertemu dengan teman-temannya dan juga ayahnya mengantarkan seorang wanita.

Kevin sudah berusaha sabar dan menjelaskan pada Alona, tapi Alona terus berbicara hingga Kevin berada di titik kesalnya, dan tanpa sengaja dia membentak Alona, hingga Alona langsung terdiam dan masuk ke kamar, bahkan sampai Salsa pulang, Kevin tidak membujuk Alona, hingga Kalindra yang membujuk Alona dan setelah membujuk Alona dia langsung menemui ibunya.

“Kenapa kau belum tidur?" Tanya Salsa. Kalindra mendudukan diri di sebelah Salsa, kemudian anak kecil yang sebentar lagi akan menginjak 11 tahun itu langsung mengusap pipi ibunya di mana tertinggal jejak Air Mata Di sana.

“Mommy, are you oke?” tanya Kalindra, di tanya seperti itu, tentu saja membuat Salsa semakin ingin menangis.

“Hmm, Mommy oke, Sayang," jawab Salsa.

“Mommy, aku mendengar semuanya, apa Mommy sedang bertengkar dengan Daddy?” tanya Kalindra lagi Salsa tidak menjawab, dia merangkul tubuh kalindra hingga sekarang kalindra duduk di sisi ibunya.

“Tidak, Mommy tidak bertengkar dengan Daddy, kami hanya ada sedikit masalah," jawab Salsa. kalindra tidak bertanya lagi, tapi yang jelas anak itu kecewa pada ayahnya.

Pertama ayahnya sudah tidak pulang selama 1 bulan dan tanpa sepengetahuan Salsa, kalindra pernah datang ke kantor ayahnya meminta ayahnya untuk pulang karena Alona demam. Tapi saat itu Kevin hanya mengatakan akan pulang nanti, lalu meninggalkannya dan malah pergi bersama Davika karena saat itu ada meeting yang penting, dan itu menjadi titik kecewa Kalindra pada Kevin, belum lagi tadi melihat Alona dibentak oleh ayahnya dan barusan dia melihat perdebatan antara keduanya, tentu saja kekecewaan Kalindra terhadap Kevin semakin bertambah

“Kal, bisa temani Mommy tidur?” Tanya Salsa hingga kalindra menggangguk, saat ini Salsa hanya butuh sebuah pelukan, dan dia pun langsung bangkit dari duduknya, setelah itu berjalan ke walk in closet untuk mengganti pakaian, lalu setelah mengganti pakaian, dia bergabung bersama kalindra yang sudah berbaring.

“Ayo Mommy tidur,” kata Kalindra, tangan kecilnya menepuk pundak salsa. Salsa berusaha untuk tidak menangis, tapi tidak bisa dia malah menangis sesegukan. Hingga Kalindra langsung maju kemudian lebih mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

malam berganti pagi, Salsa terbangun dari tidurnya, dan ternyata Kalindra sudah tidak ada di sampingnya. Rasa mual langsung mendera Salsa, wanita itu pun langsung turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah kamar mandi.

“Mommy ....” tiba-tiba terdengar suara dari arah luar. Rupanya, Kalindra kembali datang ke kamar, Sedangkan Salsa yang sedang duduk di toilet langsung menyahut dan Kalindra pun masuk ke dalam kamar mandi.

“Mommy, Aku akan pergi sekolah sekarang bersama Alona," ucap Kalindra.

“Siapa yang menyiapkan sarapan dan menyiapkan bekal?” tanya salsa, biasanya dia yang menyiapkan bekal dan sarapan untuk kedua anaknya.

“Pelayan sudah menyiapkannya Mommy. Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu sampai jumpa.” Kalindra pamit pada sang ibu, kemudian dia turun ke bawah.

“Ayo Alona kita pergi," ajak Kalindra pada adiknya. Alona yang masih murung hanya menggangguk, dia pun mengikuti langkah kakaknya untuk keluar di mana sopir sudah menunggunya.

Alona dan Kalindra pun akhirnya sampai di sekolah, keduanya langsung masuk ke dalam.

“Kakak apa itu?” tiba-tiba Alona langsung bertanya ketika melihat stand kue yang ada di depan kantin, di mana semua murid sedang berjajar di sana.

“Kau mau itu?” tanya Kalindra hingga Alona mengangguk..

“Ayo.” Kalindra langsung menarik lembut lengan adiknya, kemudian dia ikut mengantri untuk mendapatkan cake yang sepertinya sedang dibagikan kepada para murid hingga pada akhirnya setelah mengantri, tibalah giliran Alona dan Kalindra.

Kalindra merasa tidak asing saat melihat lelaki yang berada di balik stand, dia langsung teringat sesuatu. “Oh bukankah itu Paman yang saat itu.” Rupanya, lelaki yang menjaga stand itu adalah orang yang pernah menolongnya, ketika dia cedera saat bermain bola.

“Paman!” tiba-tiba Kalindra menyapa, hingga Nino yang sedang menyiapkan menyiapkan cake langsung menoleh.

“Oh, Hai anak manis,” balas Nino. Ya, ternyata Nino lah yang sedang menjaga stand itu dan Nino juga yang dulu pernah menolong Kalindra ketika kalindra cedera.

Nino keluar dari stand kemudian menekuk kakinya menyetarakan diri dengan kalindra dan juga Alona.

“ Apa kabar Paman?” tanya Kalindra.

“Bagaimana kakimu, apa sudah tidak tidak sakit lagi?” tanya Nino, Kalindra mengangguk.

“ Oh ya ini adikmu?" tanya Nino yang langsung mengalihkan tatapannya pada Alona.

“Ia, paman, ini adikku. Alona perkenalkan ini paman yang dulu pernah menolong kakak.”

Alona tersenyum. “Halo Paman, aku Alona.”

Nino mengelus rambut Alona yang tampak begitu manis, dia pun langsung menegakkan tubuhnya Lalu setelah itu dia memberikan dua piring cake untuk Alona dan kalindra.

“Ini untuk kalian,” ucap Nino yang menyerahkan piring kecil berisi cake.

“Terima kasih Paman, kalau begitu sampai jumpa.” Kalindra langsung pamit begitupun dengan Alona.

***

“ Kevin!” panggil Aurel ketika Kevin turun dan berniat untuk sarapan. “Kau dari mana semalam?” tanya Aurel.

“aku habis mengantarkan Alona pulang ke rumah.”

“Kau bertemu Salsa? Apa kau sudah berbicara dengan Salsa?" tanya Aurel lagi, Kevin menarik kursi kemudian menundukkan dirinya di kursi,.lalu setelah itu mengambil piring.

“Aku dan Salsa kembali berdebat, doa kembali menginjak harga diriku," jawab Kevin.

“Mommy sekarang mulai tidak suka padanya, dia terlalu kurang ajar padamu.” Seperti biasa, Aurel memanas-manasi Kevin. Dan karena hasutan ibunya, Kevin semakin merasakan percaya diri, hingga dia membenarkan tindakannya

”Oh ya, nona Davika yang kemarin itu rekan bisnismu?” tanya Aurel yang tiba-tiba terpikiran. Davika.

“Hmm, awalnya ayahnya yang memimpin perusahaan lalu sekarang dia yang memimpin.”

“Mommy lihat, kau cocok dengannya.”

Mendengar itu, Kevin menghentikan gerakannya yang sedang mengunyah. “Mom, aku memang dekat dengan dia, tapi aku sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan Salsa," jawab Kevin, membuat Aurel berdecak. Setidaknya Kevin masih bisa berpikir rasional.

Jika dia berpisah dari Salsa, akan banyak kerugian yang dia tanggung. Toh, sebenarnya dia juga masih mencintai Salsa, hanya saja sekarang matanya sedang gelap karena tertutup oleh ego.

“Kenapa, Mommy rasa kau cocok dengan Davika.”

“ Mommy ingin mempunyai menantu seperti Davika?” tanya Kevin membuat Aureltr langsung mengangguk.

“Dia cantik, kelihatan baik dan juga ...."

“Tapi Salsa lebih dari segalanya, keluarga Salsa juga lebih baik dari siapa pun. Apa Mommy tidak ingat, Salsa adalah cucu Tuan Gabriel, bahkan kita bekerja banting tulang saja seumur hidup tidak akan bisa menyaingi keluarga Salsa.” Kevin kembali mengingatkan ibunya, agar ibunya tidak terus menjodohkan dia dan Davika.

Keluarga Salsa bukan orang sembarangan, bahkan keluarga Salsa yang merupakan turunan-turunan yang sudah meninggal pun sangat disegani oleh pemerintahan Rusia, itu sebabnya semarah-marahnya Kevin pada Salsa, Kevin tidak akan pernah melepaskan Salsa.

Aurel terdiam. Benar apa kata putranya, hingga dia pun tida tidak berbicara lag.

Sarapan pun selesai, Kevin bangkit dari duduknya. Dia pamit pada ibunya, lalu keluar dari rumah. Kevin turun dari mobil.

***

Kevin turun dari mobil, Dia baru saja sampai di basement perusahaannya.

“Tuan, Kevin.” tiba-tiba terdengar suara Davika memanggil dari arah belakang, hingga Kevin menoleh

“Oh, Nona Davika," ucap Kevin, dia menatap Davika dengan bingung, setahunya tidak ada meeting dengan Davika. Lalu kenapa Davika ke kantornya begitulah pikir Kevin.

“Tuan, maaf jika aku lancang kemari," ucap Davika.

“Tiidak apa-apa, ada apa?” tanya Kevin lagi. Davika mengeluarkan sesuatu dari tasnya, kemudian dia memberikan sebuah kartu undangan.

“ Tuan Kevin. Aku ingin menyerahkan undangan, ini undangan ulang tahunku tadinya aku tidak akan merayakannya tapi aku pikir aku ingin mempunyai momen tahun ini dan maaf baru memberikan undangannya sekarang,” ucap Davika, hingga Kevin menerima itu.

“Baiklah aku akan datang,” jawab Kevin. “Ingin mampir ke ruanganku?” tanya Kevin yang tidak enak jika harus pergi seorang diri.

“Jika kau mengijinkan aku ingin beristirahat sebentar,” jawab Davikan dengan tanpa tahu malunya, hingga Kevin menggangguk. Lalu mereka pun langsung berjalan ke arah lift untuk naik ke ruangan Kevin.

Satu bulan kemudian

Tidak terasa Ini sudah 1 bulan berlalu semenjak Kevin dan Salsa berdebat malam itu, dan seperti dugaan Salsa Kevin kembali tidak pulang hingga kini total 2 bulan Kevin tidak pulang ke rumah.

Dan sekarang, Salsa sedang menghadapi amukan Alona, di mana Alona ini bertemu dengan Kevin. apalagi sebentar lagi ulang tahun Alona dan gadis kecil itu ingin Kevin menemaninya seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Mommy cepat telepon Daddy, atau tidak Ayo kita pergi ke kantornya saja," kata Alona yang mendesak sang Ibum

Salsa bingung harus bagaimana dia masih belum mau bertemu dengan Kevin, akibat yang terjadi di 1 bulan lalu di mana dia melihat Kevin menggandeng pinggang wanita lain dan juga membandingkannya dengan Davika, tapi di sisi lain dia tidak mungkin mematahkan hati Putrinya apalagi putrinya begitu dekat dengan Kevin.

“Ya sudah ya sudah Mommy akan datang ke kantor Dadddy dan Mommy akan membujuk Daddy untuk pulang," ucap Salsa hingga pada akhirnya dia lebih memilih mengalah dan datang ke kantor suaminya.

“Benarkah?” tanya Alona.

“Benar, kau tunggu di sini, biar Mommy yang pergi.”

Pada akhirnya Salsa tidak punya pilihan lain dia tidak tega mematahkan hati putrinya dan sekarang di sinilah Salsa berada di depan kantor Kevin, dia pun langsung masuk ke dalam dan ketika berada di depan ruangan Kevin, Salsa langsung mengetuk pintu hingga terdengar sahutan dari dalam dia pun langsung masuk.

Kevin yang sedang berada di kursi kerjanya diam-diam tersenyum ketika melihat Salsa datang, dia sudah menantikan Salsa datang untuk memintanya kembali pulang.

Sebenarnya kemarin-kemarin Kevin ketakutan. Bagaimana jika Salsa mengambil langkah untuk bercerai, apalagi istrinya tidak kunjung datang dia pun terlalu gengsi untuk pulang.

Kevin takut akan kehilangan semuanya, walaupun bagaimanapun dia belum siap untuk kehilangan kehilangan Salsa.

“Ada apa?” tanya Kevin pura-pura dingin, dia pun bangkit dari duduknya sedangkan Salsa langsung menududukan diri di sofa untuk pulang.

“Aku ingin meminta agar kau pulang.”

“Maaf, aku tidak bisa,” jawab Kevin dengan masih jual mahal.

“Aku mohon pulanglah demi Alona, sebentar lagi dia ulang tahun dia ingin merayakannya seperti biasa,” kata Salsa, raut wajahnya tidak kala datar dengan Kevin.

“Baik, aku akan pulang, tapi ada syaratnya!”

“Katakan, apa syaratnya.”

Kevin terdiam, Entah kenapa Salsa tidak sepertinya biasanya. Dia pikir Salsa akan memohon dengan bersikap manis. Tapi, ternyata sebaliknya. Rupanya, Salsa sudah tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh Kevin, setidaknya sebulan ini Salsa berhasil menguasai perasaannya dengan berusaha untuk ikhlas.

Jika sebelumnya Salsa selalu berpikir bahwa Kevin bermain di belakangnya dengan Davika. tapi sebulan kemarin Salsa memasrahkan semuanya pada tuhan, demi anak yang sedang dia kandung dia tidak ingin terlalu banyak memikirkan hal berat karena takut berdampak pada kandungannya, dan beruntung perutnya belum terlalu terlihat hingga sekarang Kevin tidak tahu bahwa Salsa sedang hamil

“Aku akan pulang, tapi berhenti bersikap posesif. berhenti mengaturku, berhenti untuk bertanya kapan aku pulang dan apa yang aku lakukan di luar. Kau mengerti maksudku? tolong hormati aku sebagai suamimu," jawab Kevin. Kevin sedikit bingung dengan reaksi Salsa, dia pikir Salsa akan antusias dengan keputusannya pulang. Tapi, ternyata ekspresi Salsa biasa saja. Tunggu ada apa ini ....

Terpopuler

Comments

Galih Pratama Zhaqi

Galih Pratama Zhaqi

sruh hdp sndri aja kl smua tdk blh diiktcmpuri ato diatr, biar bebs tnp aturan d diikutcmpuri.

2024-07-02

1

novi 99

novi 99

coba salsa , kamu tiup ubun-ubun Kevin .... tau aja ada yang nyantol...

Kevin keterlaluan , salah kelakuan Kevin ... perlahan Davika masuk ke dalam hidupnya

ujungnya nyesel pas anak terlanjur kecewa,..
pas di keluarga Davika si Kevin paling di hina habis harga dirinya sebagai pria benalu bukan sebagai suami

2024-02-01

1

Fitria opit

Fitria opit

😉😉😉

2023-08-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!