Bab 2

Tubuh Salsa langsung melemah saat melihat darah mengalir dari pahanya, wanita itu memegang pinggiran mobil yang ada di sebelahnya.

Rasa nyeri langsung terasa mendera perutnya, dia merasakan kram yang luar biasa hebat.

“Tolong ... Tolong!” tidak ada siapapun di basement. Salsa berjalan pun rasanya tidak bisa

“Are you Oke?” tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang, membuat Salsa menoleh. Jantung Salsa serasa berdetak dua kali lebih cepat ketika mendengar suara itu, dia sangat mengenal suara orang yang barusan berbicara. Suara orang yang telah hilang dari 12 tahun lalu, dan suara itu adalah suara Nino, mantan kekasihnya yang dulu pernah menghianatinya, hingga dia menikah dengan Kevin.

Rasa sakit kembali menghantam perut Salsa, hingga dia tidak memikirkan lagi Nino.

“Tolong antarkan aku ke rumah sakit," ucap Salsa, hingga Nino langsung membopong tubuh wanita itu, kemudian berjalan ke arah mobilnya. Lalu setelah itu Nino mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Nino sampai di rumah sakit. Nino membawa Salsa untuk masuk ke dalam dan sekarang Salsa sudah ditangani oleh dokter

“Dok!” panggil Salsa ketika dokter sudah selesai memeriksa keadaanya dan menangani kondisinya. “Ba-gaimana keadaan anakku?” tanya Salsa dengan takut. Dia merasa tubuhnya kaku dan tidak bisa merasakan apa pun.

“Kandungan Anda berhasil selamat, hanya saja kandungan Anda sangat lemah anda disarankan untuk bedrest,” ucap dokter membuat Salsa menghela nafas lega.

Sepertinya dia terlalu terkejut dengan apa yang dia lihat tadi, di mana Kevin bersama dengan wanita lain dan itu mempengaruhi kandungannya dan mengingat Kevin tiba-tiba tangis Salsa kembali berlinang, rasa sesak langsung menghantamnya. Bahkan dia tanpa sadar menangis di hadapan dokter.

Dokter menarik kursi kemudian mendudukkan diri di sebelah berankar, Lalu setelah itu dia menggenggam tangan Salsa. “Nona Salsa, tarik nafas buang nafas, tarik nafas buang nafas,” kata dokter. Beruntung dokter yang menangani Salsa adalah dokter perempuan, hingga Salsa bisa sedikit nyaman dan mengikuti arahan dokter.

Beberapa saat berlalu, Salsa mulia tenang. “Anak Anda membutuhkan anda, jika anda terus dalam posisi seperti ini anda bisa kehilangannya. Jadi usahakan untuk tetap rileks dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja,” ucap dokter. hingga selesai menggangguk.

“Coba anda pejamkan mata Anda lalu tertidur," ucap dokter hingga Salsa mengikuti apa yang Dokter katakan dan pada akhirnya setelah beberapa saat berlalu, nafas Salsa mulai teratur. hingga dokter melepaskan genggaman tangannya lalu keluar.

“Bagaimana keadaannya, dok?” tanya Nino ketika dokter keluar. Langsung bertanya raut wajah khawatir terlihat jelas dari wajah Nino.

“Kandungannya lemah, mungkin ada beberapa faktor yang membuat pasien seperti ini.”

“Tapi apa kandungannya selamat?”

“Kandungannya selamat," balas dokter. “Apa anda teman Nona Salsa?"

Nino sempat tergagap, kemudian mengangguk. “Ya, aku temannya. Ya sudah, Dok. kalau begitu, aku permisi, tolong jangan katakan apapun tentangku jika Salsa bertanya," ucap Nino yang lebih memilih pamit, karena dia tidak siap bertemu dengan Salsa hingga dokter menggangguk. Lalu setelah itu, Nino pun berbalik dan memutuskan untuk pergi.

***

“Tuan, Kevin. Apa itu istri Anda?” tanya davika ketika mereka sudah berada di mobil.

Kevin yang sedang mengemudi menoleh. “Hmm, itu istriku," jawab Kevin.

“Apa tidak masalah tadi anda ..."

“Tolong jangan terlalu formal,” ucap Kevin membuat davika terkekeh.

“Maksudku Apa tidak masalah tadi kau berlaku seperti itu pada istrimu?” tanya Davika.

“Tidak masalah. Aku hanya ingin memberikan dia pelajaran," jawabnya hingga Kevin mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Aku menjadi merasa tidak enak karena dulu mengirimkan foto bunga," jawab Davika karena memang dia mengetahui perdebatan Kevin dan Salsa, akibat dari apa yang dia lakukan.

“Its oke, tidak apa-apa.” Kevin tetap tersenyum, agar Davika tidak merasa bersalah.

“Seandainya saat itu kau tidak mengirim foto. mungkin aku tidak akan seperti ini, aku akan terus ketakutan. Sekarang aku ingin memberikan dia pelajaran agar dia tidak berani untuk memperlakukan aku seperti kemarin," jawab Kevin. Padahal kekurangan Salsa hanya terlalu protektif, tapi Salsa seolah mempunyai salah yang teramat besar.

Tanpa dia sadari, mungkin suatu saat dia akan paling menyesal dengan apa yang dilakuka. Mungkin juga dia akan mengemis cinta Salsa atau dia ingin pada ingin kembali pada Salsa.

Tapi yang pasti, semua akan berbalik.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Kevin sampai di sebuah restoran, dia pun langsung turun dari mobil diikuti Davika.

“Kevin ....” tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilnya dan ternyata itu adalah ibunya. seperti biasa Aurel baru saja akan datang ke perkumpulan sosialitanya, termasuk di sana juga ada Maira.

“Mommy, Kenapa Mommy ada di sini?" tanya Kevin. Bukannya Menjawab, Aurel malah melihat Davika. Aurel menatap Davika dari bawah sampai ke atas, dia tersenyum samar kala Davika tampak serasi dengan putranya.

“Ini siapa?” Tanya Aurel yang malah bertanya.

“Oh, ini perkenalkan Davika.” Davika dengan cepat mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri hingga Aurel langsung menerima uluran tangan wanita itu.

“Kevin di dalam ada mertuamu jangan makan di sini," ucap Aurel. Walaupun tidak menyukai Salsa, tapi dia belum siap kehilangan pamor dari sekitarnya, karena keluarganya dikenal akibat berbesanan dengan keluarga Tommy dan Mayra. Salah satu pasangan konglomerat.

“Oh baiklah. Nona Davika, tidak apa-apa kita pergi ke tempat lain?” tanya Kevin hingga Davika menggangguk.

“Sampai jumpa Bibi," jawab Davika dengan senyum manis, hingga Aurel mengangguk. Lalu setelah itu Davika dan Kevin pun masuk kembali ke dalam mobil.

Aurel masih terdiam menunggu mobil anaknya tidak terlihat, kemudian dia tersenyum. “Semoga Dia lebih kaya dari Salsa batin Aurel.

***

“Aku jadi tidak enak," kata Kevin, ketika mobil sudah mobilnya sudah mulai berjalan.

“Tuan Kevin, tidak apa-apa," jawab Davika. Akhirnya mereka pun sampai di restoran dan langsung turun untuk masuk. Selama sebulan ini, Kevin menjalani harinya dengan enjoy dia merasa enjoy karena tidak harus terbebani oleh Salsa. Dia bebas bertemu dengan rekan bisnisnya, dengan teman-temannya, menjalin relasi sebanyak-banyaknya tanpa harus merasa khawatir pada istrinya. Tanpa Kevin tahu bahwa sekarang Salsa sedang berjuang menyembuhkan traumanya, mempertahankan kandungannya

Salsa mengerjap dia terbangun dari tidurnya, wanita itu langsung menoleh menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Ketika membuka mata, detik itu pula rasa sakit langsung membayanginya. Teringat Apa yang dia lihat di kantor

Mungkin, dulu Selasa pernah berpikir apapun kesalahan bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan tapi sekarang kondisinya berbeda, di mana ada dua anak yang harus dia pikirkan. Kevin tidak pulang sebulan saja Alona langsung drop, lalu apa kabar Jika dia berpisah dengan Kevin.

Tak lama ponsel Salsa berdering, hingga Salsa langsung mengangkat panggilan berusaha mengambil ponselnya yang berada di sebelahnya karena tadi suster meletakkan di samping tubuhnya. Dan saat melihat layar ponselnya. Terpampang nama pengasuh Alona. “Ya sus," kata Salsa.

“ Nyonya, nona Alona semakin panas.” Salsa berusaha menegarkan dirinya.

“Tolong bawa Alona ke rumah sakit. Aku juga sedang di sini,” jawab Salsa hingga pada akhirnya dia mematikan panggilannya. Tak lama dia mencoba menelepon Kevin. Namun panggilan tidak bisa terhubung tentu saja karena nomornya diblokir oleh suaminya.

Saat Salsa melamun tiba-tiba Salsa terpikirkan sesuatu. Nino! batin Salsa bertanya-tanya, Kenapa bisa sampai Nino ada di perusahaan Kevin. Ada apa sebenarnya dengan Nino. Lalu Kenapa Nino datang lagi setelah 12 tahun berlalu.

Salsa menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin memikirkan apapun mengingat Nino juga sama saja membangkitkan luka masa lalu yang dia alami.

Satu Minggu kemudian

Ini sudah satu Minggu berlalu, pada akhirnya Salsa dan Alona pun diizinkan untuk pulang. Kondisi Salsa sudah membaik, begitupun dengan Alona yang juga sudah membaik. Selama seminggu ini saat dirawat di rumah sakit, Alona kerap menanyakan Kevin Tapi tentu saja Kevin tidak ada.

Bahkan dia juga sudah berusaha menelepon Ibu mertuanya, tapi mertuanya mengatakan tidak tahu dan Salsa baru menyadari bahwa keluarga Kevin tidak terlalu memperhatikan dia dan anak-anak mereka.

Mungkin, Salsa baru menyadari setelah ada masalah ini, karena kemarin-kemarin Salsa tidak pernah terlalu memikirkan keluarga suaminya. Tapi kemarin Salsa benar-benar merasa speechless, ketika ibu Kevin seperti angkat tangan dan malah menyalahkannya dan ketika dia mengatakan Alona demam, Ibu Kevin atau mertuanya tidak ada inisiatif untuk menjenguk Alona.

“Mommy, ayo kita ke restoran favoritku. Aku ingin makan di sana,” kata Alona ketika mereka akan keluar dari ruang rawat, hingga Salsa mengangguk.

Dan sekarang di sinilah mereka berada, di sebuah mall ada salah satu restoran favorit Alona.

“Mommy, bukannya itu Daddy?” tanya Alona ketika melihat Kevin yang sedang makan bersama teman-temannya. Bukan hanya teman lelakinya saja, tapi ada teman wanitanya juga dan yang membuat Salsa merasa sesak di sana ada Davika, wanita yang seminggu lalu dia temui di kantor Kevin.

Selama ini, teman-teman Kevin tidak pernah mau Kevin datang bersama Salsa, tapi sekarang lihatlah ada Davika di tengah-tengah mereka apakah ini kurang menyakitkan dari hal yang kemarin, tentu ini lebih menyakitkan.

“Daddy!" belum sempat Salsa berbicara, tiba-tiba Alona berteriak memanggil Kevin membuat Salsa menghela nafas, hingga dia pun langsung mengikuti langkah putrinya untuk masuk.

“Alona!” Kevin begitu bersemangat saat melihat Alona, dia rindu sekali kedua anaknya. Namun dia enggan untuk pulang dan ketika Salsa menghampiri meja Kevin dan teman-temannya.

Teman-teman Kevin menatap Salsa dengan tatapan tak suka, sedangkan Salsa langsung melihat ke arah Davika yang tampak menunduk.

“Tolong jangan membuat keributan," ucap Kevin membuat Salsa langsung menatap ke arah suaminya. Ini menyakitkan dari apapun, Kevin mempermalukannya. Bahkan dia melihat salah satu teman Kevin tersenyum sinis.

“Siapa juga yang ingin membuat keributan. Tolong antarkan Alona pulang jika sudah selesai," ucap Salsa. Setelah itu Salsa pun berbalik Dia memutuskan untuk pulang dan membiarkan Alona bersama Kevin.

Saat berada di tangga darurat, nafas Salsa mulai tidak beraturan, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Salsa mendadak tidak bisa bernafas.

“ Tuhan tolong kuatkan Aku.” Selain karena kandungannya lemah, Salsa mempunyai riwayat penyakit jantung dan sekarang ketika Salsa drop lagi otomatis jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Alona melihat ke arah samping di mana Dia melihat wanita yang tampak asing duduk dekat ayahnya. Dia mengenal semua teman ayahnya, tapi tidak dengan Davika.

“ Bibi Siapa?" tanya Alona yang menatap Davika.

“ Kevin anakmu itu jelmaan dari istrimu,” kata Katty teman Kevin yang berbicara dengan meledek, membuat Alona menatap tak suka.

“Memangnya kenapa?” Alona langsung menatap Katty dengan galak.

“Hmm, anak kecil kau menyeramkan sekali.”

“Tutup mulut Bibi! jika tidak aku akan minta kakek membalas Bibi.”

“Uh, takut sekali," Katty kembali meledek. membuat Alona semakin marah.

“ Kevin anakmu ini benar-benar menyebalkan,” ucap Clowi, teman Kevin yang lain. Kevin menghela nafas ketika melihat perdebatan di meja makan. Padahal tadi dia sedang asyik dengan teman-temannya tapi ketika Alona datang semuanya berubah.

“Maafkan teman-teman, sepertinya aku harus pulang. Aku harus mengatakan Alona terlebih dahulu."

“Daddy, aku ini lapar," kata Alona yang protes ketika Kevin akan mengajaknya pulang.

“Yaya nanti makan di rumah saja. Noda Davika, Aku ingin mengantarkan anakku. Apa kau ingin bersama kami atau kau ingin terus di sini?” tanyanya Kevin.

“Bolehkah aku ikut saja,” ucapnya.

“Tidak boleh, awas saja jika Bibi mengikuti.” Dia menatap Davika dengan tatapan tak suka.

***

Waktu menunjukkan pukul 09.00 malam, Salsa dengan mata yang sembab masuk ke dalam sebuah toko kueh, dia sudah berada di luar selama berjam-jam dan sekarang dia merasakan lapar.

Setelah keluar dari restoran tadi, dia tidak pulang karena dia diberitahu oleh pengasuh Alona, bahwa Kevin ada di rumah. Itu sebabnya setelah keluar dari restoran Salsa lebih memilih untuk diam di taman, untuk menenangkan diri.

Dan sebelum memutuskan untuk pulang, Dia memutuskan untuk mampir ke toko kue, dia ingin menikmati suasana dan juga kue kesukaannya.

Saat berlalu kue kesukaan Salsa pun tiba. “Terimaka ....” tiba Salsa menghentikan ucapannya kala pelayan yang mengantarkan pesanannya adalah Nino, mantan kekasihnya. Begitupun dengan Nino yang langsung terdiam ketika melihat Salsa. Rupanya, toko kue ini sudah dibeli oleh Nino, hingga sekarang keduanya bertemu. Entah ini takdir atau kebetulan.

Terpopuler

Comments

novi 99

novi 99

Kevin keterlaluan ngasih pelajaran nya ..
itu temen kevin juga ucapannya nyelekit... gak mikir bicara sama anak kecil..
gaya kantoran terkesan rapi tapi mulutnya serampangan..

apalagi rekan Kevin yang genit itu , nempel terus ...

2024-02-01

4

NpScr EH

NpScr EH

emaknya edan ini

2024-01-29

0

Fitria opit

Fitria opit

Kevin 😞

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!