Beban berat tengah dipikul pemuda yang sedang bersiap di depan kaca almari. Setelah kemarin mendengar berita yang mengguncang ketenangan diri, hari ini Elzayin tetap harus masuk ke sekolah dan tentunya bertemu dengan Yollanda. Dia belum bisa menemukan jalan keluar meski merenung sepanjang malam. Setelah selesai bersiap, dia bergegas keluar dari kamar dan berjalan menuruni satu persatu anak tangga.
"Ma, aku berangkat dulu," pamitnya setelah menemui Fina di ruang makan.
"loh kenapa tidak sarapan dulu? Ini sudah siap loh sarapannya," ucap Fina sambil menunjuk menu yang berjajar rapi di atas meja makan.
"Nanti saja, Ma. Aku buru-buru," jawab Elza seraya mengembangkan senyum tipis. Tak lupa dia menjabat tangan ibu sambungnya itu sebelum pergi.
Fina menatap kepergian putra kesayangannya itu dengan tatapan nanar. Dia melihat sorot mata yang redup serta semangat yang hilang dari Elzayin. Wanita cantik itu mengayun langkah mengikuti Elzayin yang sudah berada di luar rumah.
"Elza," ucapnya saat melihat Elzayin akan memakai helm teropong.
"Ada apa, Ma?" tanya pemuda tampan itu.
"Kamu baik-baik saja, Nak? Apa ada masalah di sekolah?" tanya Fina sambil menepuk bahu Elzayin.
Hati terasa pedih bagai tersayat belati tatkala mendengar pertanyaan itu. Apalagi, melihat ketulusan dari sorot mata wanita berusia tiga puluh tujuh tahun itu. Elzayin rasanya tidak sanggup membayangkan bagaimana perasaan ibu sambungnya nanti ketika kehamilan Yollanda terbongkar. Fina sendiri sangat memahami putra sambungnya itu. Hanya dengan melihat ekspresi wajah Elzayin dia bisa mengerti jika ada sesuatu yang sedang disembunyikan.
"Tidak, Ma. Aku baik-baik saja kok," jawab Elzayin seraya mengembangkan senyum tipis. Dia berusaha menyembunyikan kekalutan hatinya.
"Kamu bertengkar dengan Olla?" tebak Fina dengan pandangan yang tak lepas dari wajah putra sambungnya itu.
"Tidak, Ma. Kami baik-baik saja kok," sanggah Elzayin sambil meraih tangan Fina untuk digenggam, "Mama tidak perlu khawatir begitu. Aku tidak ada masalah apapun. Aku berangkat sepagi ini karena harus mempersiapkan praktik di laboratorium di jam pertama," jelas Elzayin untuk meyakinkan ibu sambungnya itu.
Fina hanya mengembangkan senyum tipis saat mendengar penjelasan itu, "jangan terlalu berlebihan dalam berpacaran. Apalagi, sampai mengganggu pelajaran di sekolah. Ingat, kamu memiliki cita-cita yang tinggi. Papa dan Mama pun semangat mencari biaya untuk kuliahmu nanti. Jadi, sekolah yang benar ya. Pacaran sama Olla gak perlu terlalu serius. Cukup dipakai untuk penyemangat saja. Jangan terlalu sering main di rumahnya Olla yang sepi itu. Bahaya, Nak," tutur Fina seraya mengusap rambut Elzayin dengan penuh masih.
Elzayin hanya mengembangkan senyum karena tidak sanggup menanggapi harapan besar kedua orang tuanya. Dia kembali menjabat tangan Fina sebelum berangkat ke sekolah. Tentu dia tidak sanggup berada lebih lama di dekat Fina, dia masih takut untuk mengatakan perihal yang sebenarnya.
Kehidupan damai yang selama ini dirasakan mendadak sirna. Dia hanya bisa termenung dan meratapi nasib yang sedang di hadapi. Elzayin belum siap menerima dampak atas perbuatan yang dilakukan selama ini bersama Yollanda, yang tak lain adalah cinta pertamanya.
Elzayin kembali mengingat awal berpacaran dengan Yollanda dulu. Mereka merajut kasih sejak kelas satu SMA. Semua berjalan normal dan tidak ada kontak fisik yang berlebihan. Memang semua ini terjadi karena Yollanda sendiri yang memulainya. Rasa penasaran yang begitu besar membuat Yollanda gelap mata hingga berani menggoda Elzayin untuk melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan. Apalagi, pergaulan Yollanda sendiri cukup bebas dan tak terkendali. Circle pertemanannya pun bukanlah gadis baik-baik. Mereka berlomba menunjukkan keberanian dalam berpacaran.
"Semua ini bukan salahnya Olla saja. Aku pun salah, kenapa mau saja melakukan dosa besar ini. Andai saja aku dulu mengikuti nasihat Mama, maka semua ini tidak akan terjadi. Aku terlalu bodoh karena terlalu mengikuti hawa nafsu. Andai dulu aku menolak datang ke rumahnya Olla, pasti semua ini bisa dihindari dan aku tidak keterusan melakukan hal ini lebih jauh lagi," gumam Elzayin dengan pandangan fokus pada jalan raya yang dilaluinya.
Hingga beberapa puluh menit kemudian, motor sport yang dikendarai Elzayin berhenti di tempat parkir sekolah. Dia bergegas turun dari motor dan mengayun langkah menuju kelasnya. Seperti hari-hari biasanya, putra sulung Benny itu selalu menjadi pusat perhatian beberapa siswi yang ada di sana. Selain dari wajah yang terlihat cool dan keren, Elzayin pun memiliki banyak prestasi di sekolah. Dia memenangkan beberapa kali olimpiade IPA dan matematika mewakili sekolahnya. Tentu saja, Elzayin pun menjadi idola di sekolah negeri ini.
"Kemana Olla? Biasanya jam kan segini sudah sampai di kelas," gumam Elzayin setelah berada di dalam kelas. Dia tidak menemukan sang kekasih di sana.
Elzayin duduk di bangkunya dan setelah itu dia menghubungi Yollanda beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Keadaan ini membuat Elzayin khawatir dan resah. Pikiran buruk terus menghantui karena tidak mau terjadi sesuatu kepada Yollanda.
"Semoga dia baik-baik saja." Elzayin bergumam lirih setelah menyimpan ponselnya.
Selama jam belajar berlangsung, Elzayin tidak bisa fokus pada pelajaran yang disampaikan guru. Tatapannya terfokus pada bangku yang biasanya ditempati Yollanda. Kosong tak berpenghuni. Elzayin hanya ingin datang ke rumah Yollanda untuk memastikan keadaan sang kekasih.
"Aku tidak bisa diam saja. Aku harus pulang sekarang untuk memastikan keadaan Olla. Akan tetapi bagaimana caranya?" batin Elzayin saat pelajaran kedua berlangsung.
Pada akhirnya, pemuda tampan itu nekat izin kepada guru kelas dan guru BK untuk pulang lebih awal. Dia menyampaikan jika sedang sakit dan harus kontrol ke rumah sakit. Meski awalnya sedikit rumit mendapatkan izin, akhirnya pemuda tampan itu berhasil lolos dari sekolah dengan izin resmi dari guru BK.
Motor sport melaju kencang di jalan raya yang tak seberapa ramai itu hingga sampai di depan rumah Yollanda. Dia mengayun langkah menuju teras rumah dan beberapa kali memencet bel yang ada di sisi kiri pintu hingga terdengar suara kunci yang terputar.
"Olla," gumam Elzayin ketika melihat sang kekasih muncul dari balik pintu. Keadaan Yollanda terlihat kacau dengan mata sembab dan rambut yang terlihat acak-acakan.
"Masuk," gumam Yollanda setelah membuka pintu tersebut dan setelah itu menutupnya kembali.
Yollanda menghempaskan diri di atas sofa empuk yang ada di ruang tamu. Dia terlihat lemas dan tak bersemangat. Tak ada senyum ceria yang biasa ditunjukkan di hadapan Elzayin. "Ada apa?" tanyanya sambil menatap Elzayin sekilas.
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu tidak masuk sekolah?" tanya Elzayin dengan tatapan lekat.
"Aku sedang hancur, El. Aku tidak mampu menyembunyikan kehancuran ini di depan teman-temanku," jawab Yollanda dengan suara lirih. Air matanya pun mengalir dari pelupuk mata.
Sekeras apapun Elzayin menolak kehamilan Yollanda, dia tetap tidak tega melihat sang pujaan hati menjadi kacau seperti saat ini. Dia mendekap tubuh Yollanda dengan erat. Beberapa kali kecupan penuh kasih mendarat di kepala Yollanda. Tangis gadis berambut panjang itu pun akhirnya pecah di sana. Dia tidak mampu lagi menghadapi semua ini.
"Jangan menangis, Olla. Aku tidak akan meninggalkanmu. Mari kita berjuang bersama menghadapi semua ini. Kita pasti bisa menemukan jalan keluarnya. Please, jangan menangis seperti ini," ucap Elzayin saat menenangkan Yollanda. Rasa cinta yang begitu besar membuat Elzayin terlarut dalam kesedihan sang kekasih. Mereka saling memeluk erat untuk menyampaikan rasa yang dimiliki satu sama lain.
...🌹🌹🌹🌹🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Bunda dinna
Astaghfirullaahhh..ini pengalaman pribadi ku sendiri.
Punya putra saat SMA,,nilai akademis bagus dan sering ikut olimpiade IPA dll.
Bangga? Pasti lah sbg orang tua pasti bangga,,tapi menjaganya harus extra ketat
Penampilan cool dan rada-rada badboy makin di gilai cewek.
Sampai sering nekad si cewek ngapel ke rumah,,kadang tanpa sungkan masuk kamar. Kita orang rumah di anggap patung mungkin,,ujung2nya putra sendiri di marahi berjam2
2023-07-03
2
Bunda dinna
Sangat di sayangkan,,Elza seorang most wanted sekolah. Semua berlomba ingin dekat dan menjadi orang spesial Elza.
Bukan hanya karena cinta,,juga demi pembuktian dan popularitas..
2023-07-03
1
Mardiana Edi
ga kebayang hancurnya hati fina d saat semuanya terbongkar🥺
2023-07-03
2