Sementara itu di sebuah hotel yang cukup megah di Indonesia sepasang pria dan wanita baru tiba di sana mereka memesan dua kamar terbaik untuk mereka berdua.
Saat ini Ririn, tengah duduk dan menatap pemandangan kota dari dinding kaca yang menjulang tinggi di dalam kamar nya.
Wanita itu tidak diselimuti kegelisahan karena takut Arthur membongkar rahasia besarnya.
Ririn berjalan kesana-kemari dia sedang memikirkan strategi baru untuk menghadapi Arthur.
Rencana awalnya wanita itu ingin mencari tahu keberadaan Arthur tapi setelah berada di tempat yang sama dia ketakutan seperti seakan kematian itu sudah dekat.
Arthur sendiri tidak jadi kembali karena saat dia akan pergi tiba-tiba seseorang hendak memaksa masuk dan memaki-maki Alina dengan makian yang begitu kasar dan berjanji akan menghabisi wanita yang sudah membuat suaminya masuk penjara.
Ya,,, mantan suami Alina mempertanggung jawabkan semua perbuatan istrinya itu.
Karena dia merasa yang memulai semua itu andaikan saja dia tidak mendatangi Alina untuk mengajak wanita itu rujuk mungkin semua itu tidak akan pernah terjadi.
"Saya akan mengurus semuanya besok kamu istirahat lah dan jangan terlalu banyak pikiran agar luka itu segera sembuh."ujar Arthur.
"Terimakasih maafkan saya sudah merepotkan."ujar Alina lirih.
"Tidak apa-apa itu hanya masalah kecil."ujar Arthur.
Arthur kembali duduk di sofa dengan memainkan handphone nya entah apa? yang mereka kerjakan saat ini.
Alina sendiri berbaring sambil menatap langit.
"Tuan,,, boleh saya minta tolong kepada anda satu kali lagi?."tanya Alina.
Pria itu tidak menjawab tapi malah menatap ke arah Alina.
"Apa saya majikan kamu."ujar Arthur tegas.
"Heumm,, saya bingung harus panggil apa?."ujar Alina.
"Alina, boleh aku panggil begitu."ujar Arthur.
"Boleh tuan."ujar Alina.
"Tuan."ujar Arthur yang kembali menatap ke arah wanita itu.
"Aku panggil apa?."ujar Alina.
"Arthur saja."ujar Arthur.
"Itu tidak sopan."ujar Alina.
"Sekarang aku tanya berapa usia mu."ujar Arthur.
"24 tahun."jawab nya jujur.
"Hanya beda tiga tahun."ujar Arthur.
"Heumm pasti aku yang lebih tua."ujar Alina.
"Kau tidak melihat."ujar Arthur datar.
Tanpa mereka sadari bahasa formal itu menghilang begitu saja.
"Abang,, bagaimana."ujar Alina.
"Kau pikir aku sopir angkot."ujar pria itu yang setahu dia Abang itu panggilan dari seorang sopir, seperti yang ia lihat tadi pagi.
"Aduh Arthur, di Indonesia Abang itu panggilan untuk laki-laki usia di atas kita."tutur Alina.
"Heumm,,, Arthur saja."ujar Arthur.
"Baiklah Arthur aku boleh minta tolong."ujar Alina.
"Tolong apa?."tanya pria itu.
"Tolong minta polisi untuk membebaskan dia bilang bahwa aku sudah memaafkan orang itu. dan untuk biyaya rumah sakit aku akan mencicilnya."ujar wanita itu.
"Aku tidak mau jika kamu mau temui dia sendiri."jawab Arthur.
"Satu lagi yang membayar biyaya rumah sakit ini adalah Mommy ku bukan dia."ujar Arthur yang terlihat kesal. bukan tanpa alasan Arthur ingin pria itu menjalani hukuman karena telah membahayakan nyawa wanita yang setiap hari sangat dia kagumi.
Tapi wanita itu malah meminta dia untuk menemui polisi untuk membebaskan mantan suaminya itu.
"Aku akan coba besok untuk kesana."ujar gadis itu.
"Tidak bisa,,, kamu masih sakit."ujar Arthur tegas.
"Aku tidak ingin dia menderita hanya karena masalah ini, semua yang terjadi padaku bukan salah dia."ujar Alina.
"Jelas salah dia karena dia wanita itu nekad ingin bunuh kamu apa? kejadian kemarin masih belum bisa untuk membuka matamu."ujar Arthur yang sangat kesal.
Arthur langsung pergi menuju ke luar ruangan dia benar-benar dibuat kesal kenapa bisa ada wanita yang terlalu naif padahal dia sudah hampir kehilangan nyawa nya sendiri.
Sementara itu Jenny tiba-tiba menghubungi Arthur karena dia tidak mendapati Arthur di dalam kamarnya saat ini.
"Sayang kamu dimana? Bunda mencari kamu di kamar juga tidak ada."ujar Jenny.
"Sedang memenuhi permintaan Mommy."ujar Arthur.
"Bunda tidak meminta apa-apa?sama kamu sayang."ujar Jenny.
"Alina."ujar Arthur.
Jenny terdiam sejenak dia tersenyum kecil, tapi dia kembali teringat jika saat ini ada yang lebih penting. Daniel ada di sana meskipun Jenny belum mau menemuinya dia tau dari pelayan.
Pria itu datang disaat malam telah larut.
"Je, buka pintu aku tau kamu didalam."ujar pria itu dengan logat bule nya.
Arthur yang mendengar itu dia langsung meminta petugas jaga dan seorang satpam untuk mengawasi ruangan Alina sampai dia kembali besok.
Sementara itu dia sendiri langsung berlari menuju lobby rumah sakit tersebut dengan menggunakan lift dia ingin cepat sampai di rumah Bundanya karena yang dia tau Bundanya juga dalam bahaya jika Daniel datang bersama dengan Tiana.
"Je honey,,, apa? kamu masih membenci ku setelah dua puluh tahun berlalu, apa? tidak cukup menghukum ku."ujar tuan Daniel.
Jenny masih terdiam karena kini air mata itu terus bercucuran.
"Dia bilang menghukum nya, apa? itu bukan kebalikannya. dua puluh tahun perceraian itu digantung hingga tidak ada satupun yang mau membantu dirinya untuk terlepas dari pernikahan yang berakhir nestapa.
Tuan Daniel tidak mau menyerah tujuan dia datang ke Indonesia juga sebagian besar alasan itu karena ingin bertemu dengan istrinya itu.
Hingga Arthur tiba di rumah pria itu buru-buru masuk.
"Daddy jangan ganggu Mommy dia tidak pernah bersalah yang bersalah itu Arthur."ujar Arthur.
"Cukup panggil Mommy mu keluar Daddy akan pertimbangkan."ujar Daniel.
"Cukup Daddy, biarkan Mommy istirahat karena dia sedang tidak baik-baik saja saat ini."ujar Arthur yang tahu jika saat ini Jenny sedang tidak baik-baik saja.
Sampai saat suara pintu dibuka perlahan tampak wanita cantik yang terlihat sembab mungkin habis menangis.
"Honey,,, lirih Daniel pria itu mematung di tempatnya saat melihat Jenny yang masih sangat awet muda dan cantik berdiri di hadapan.
Wanita yang setiap detik dia rindukan meskipun saat ini ada Tiana.
"Kau sudah datang nak segeralah masuk dan istirahat."ujar Jenny.
Wanita itu tidak ingin perdebatan nya dengan pria yang merupakan suami yang bisa dibilang adalah suami tersimpan karena pengkhianatan yang ia buat sendiri.
Ya,,, cinta dari Jenny padanya dibalas dengan pengkhianatan. karena diam-diam dia melakukan perjanjian untuk menikah lagi dengan wanita lain.
Tuan Daniel masih setia berdiri di samping mereka berdua. awalnya Arthur tidak ingin meninggalkan Bundanya karena dia takut jika Daddynya menyakiti wanita yang paling berharga dalam hidupnya selama ini.
"Jenny,,,."lirih pria paruh baya itu.
"Ikut saya tuan Daniel saya tidak bisa berbicara dengan anda disini karena saya tidak ingin putra saya mendengar semua keburukan yang anda ciptakan, lebih tepatnya dusta yang diciptakan oleh kalian semua."ujar Jenny tegas.
Jenny berlalu diikuti oleh Daniel menuju rooftops rumah tiga lantai itu.
"Silahkan anda bicara tuan."ujar Jenny dingin.
"Honey,,, apa? begini caramu memperlakukan ku"ujar Daniel.
"Maaf tuan, tolong jangan panggil saya seperti itu lagi, saat ini kita sudah tidak punya hubungan apapun."ujar Jenny datar.
...*************...
"Jen,,, please honey jangan katakan itu, kamu tau sendiri aku tidak pernah mengusir mu
"ujar Daniel.
"Kau memang tidak pernah mengusirku secara langsung tuan tapi dengan memilih dia untuk kau nikahi itu sudah lebih dari jelas aku sudah disingkirkan dari hidupmu. sekarang setelah dua puluh tahun lamanya kau baru datang untuk mengatakan itu sebagai pembelaan diri apa? kau pikir aku anak kecil yang bisa kamu bohongi, sekarang dimana surat cerai itu jika memang kamu benar-benar datang untukku."ujar Jenny yang kini menatap tajam pada Daniel.
Namun pria itu tidak sedikitpun bersikap kasar bahkan hingga saat ini sifatnya masih tetap lembut seperti Arthur.
Daniel akan bersikap tegas untuk sebuah aturan tapi tidak dengan cara dia memperlakukan Jenny.
Jenny selalu dia perlakukan secara istimewa, itulah kenapa? dia sangat mencintai Daniel tapi pernikahan kedua Daniel dan kebohongan dia sejak awal membuat Jenny menyerah dan pergi dari kehidupan Daniel.
Tuan Daniel hendak meraih tangan Jenny tapi wanita itu bahkan tidak mau memberikan kesempatan.
"Apa? aku terlalu melukai mu honey hingga kau tak lagi mau memaafkan ku."ujar Daniel.
"Aku rasa kamu tahu segalanya."ujar wanita itu
"Baiklah mungkin kamu masih perlu waktu lagi tidak apa-apa aku akan terus menunggumu."ujar tuan Daniel.
"Heumm,,, sayang nya aku tidak akan pernah kembali, aku hanya meminta surat cerai yang selama dua puluh tahun ini kau gantung."ujar Jenny.
"Maka tunggulah sampai seumur hidup mu, karena aku tidak akan pernah melakukan hal itu."ujar pria paruh baya itu.
"Aku sudah menunggu selama dua puluh tahun dan itu bukan masalah besar untukku."ujar Jenny.
"Kau salah honey,,, justru dengan begitu kau telah menyiksa putramu sendiri seperti yang selama ini kamu lakukan."ujar Daniel.
"Dia bukan hanya putra ku, tapi dia juga putra mu, kau tidak bisa melakukan hal itu.*ujar Jenny.
"Jen, kamu salah mengira jika kamu pikir aku akan diam saja jika kamu tetap seperti ini honey. bersiaplah untuk kehilangan segalanya termasuk putra mu sendiri."ujar pria itu.
"Jangan coba-coba untuk melakukan hal itu, karena aku tidak akan pernah memaafkan mu seumur hidupku."ujar wanita itu.
"Apa? kau tau menantu kita tengah hamil dan putra kita mencampakkan dia,,, saat ini dia sudah berada di hotel."ujar tuan Daniel.
"Heumm,,, apa? kau percaya."ujar Jenny.
"Tentu saja,,, aku mengenal dia sejak kecil."ujar pria itu.
"Mirisnya,,, kau bilang mengenal dia sejak kecil, hingga kau tau sifat aslinya. sementara putramu sendiri kau tidak pernah mengenali dia sejak dia berada di dalam rahimku."ujar Jenny diakhiri dengan senyuman kecut.
"Sayang apa? maksud mu."ucap tuan Daniel.
"Percuma aku jelaskan pun kau tetap tidak akan pernah mau peduli jadi tetaplah buta hanya karena cinta dan kenikmatan yang dia berikan hingga putramu kau jadikan pion untuk balas dendam mu padaku."ujar Jenny yang kini membuat Tuan Daniel mematung di tempatnya.
"Aku tidak pernah dendam padamu honey karena kamu tidak punya salah apapun padaku tapi jika kamu tetap ingin kita berpisah, maka aku akan melakukan semua yang kau ucapkan tadi ."ujar tuan Daniel.
"Kau tidak akan pernah bisa melakukan hal itu, karena putra ku akan tetap berada di sampingku."ujar Jenny tegas.
"Jen, sayang aku tau, kamu tahu bagaimana sikap ku bukan dan oleh karena itu aku meminta mu untuk memikirkan apa? yang aku ucapkan tadi."ujar tuan Daniel.
Tuan Daniel pergi begitu saja, dan Jenny langsung terduduk di lantai rooftops tersebut dengan tangis yang pecah saat ini.
Arthur langsung menghadang langkah sang Daddy.
"Jangan pernah sakiti Mommy lagi, sudah cukup perbuatan Daddy padanya selama ini."ujar Arthur.
"Itu tergantung padamu nak,,, temui istri dan anak mu di hotel dia begitu terluka dengan kepergian mu yang tiba-tiba."ujar tuan Daniel.
"Tidak ada anak atau pun istri,,, wanita pengkhianat tidak pantas untuk disebut sebagai istri. dia adalah ****** yang sudah seharusnya disingkirkan."ujar Arthur.
"Tapi Daddy percaya padanya, jika pun dia pernah melakukan kesalahan itu manusiawi."ujar Daniel.
"Tidak Daddy, aku sudah menceraikan dia. dan itu masih di proses."ujar Arthur.
"Tidak akan pernah ada proses perceraian sampai kapanpun. besok Daddy akan antar dia kesini perlakuan cucu dan menantuku dengan baik jika tidak maka kamu akan melihat Mommy mu menderita."ujar Daniel.
"Daddy! aku bilang."
"Kau tidak punya pilihan nak."ujar pria tampan itu.
Arthur langsung mengacak rambut nya frustasi, sementara Jenny yang melihat itu semakin dibuat menangis oleh keadaan itu.
Suaminya yang sangat lemah lembut padanya itu tidak pernah berani menyakiti hati dia selama ini, tapi kini Daniel yang dia kenal sangat baik hati dan pengertian itu seakan lenyap entah kemana?.
Jika dulu dia mampu bertahan hidup dengan suaminya meskipun keluarga besarnya tidak pernah ada yang mau menerima dirinya dan selalu memperlakukan dia seperti pembantu maka saat ini Jenny pun melihat sifat mereka dalam diri Daniel.
"Maafkan Bunda sayang jika saja Bunda mau mengalah dengannya mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi."ujar Jenny yang kini terduduk di sofa.
"Tidak Mommy jangan pernah berpikir seperti itu, karena biar bagaimanapun Mommy tidak punya salah apapun pada Arthur, jika itu yang dia inginkan maka baik'lah Arthur akan melakukan hal itu asal dia tidak menyakiti Mommy lagi. aku juga akan menukar surat perceraian kami dengan perceraian Mommy dan Daddy."ujar Arthur.
"Tidak anakku jangan pernah lakukan hal itu, masadepan mu masih sangat panjang jangan sia-siakan hidupmu hanya demi hidup Bunda yang mungkin tidak akan lama lagi."ujar Jenny.
"Jangan berkata seperti itu Mom, aku sungguh tidak bisa melihat Mommy diperlukan tidak adil oleh nya. ayo Mommy istirahat dulu Arthur akan temani Mommy."ujar pria tampan dan gagah itu.
"Sayang,,, Bunda,,, maafkan Bunda nak, Bunda tidak pernah bisa membahagiakan dirimu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Anita Jenius
Salam kenal kak.
aku baca sampai sini dulu.
ceritanya keren kak.
5 like mendarat buatmu ya. semangat kak
2024-04-27
1