Bab 5

Sementara itu di sebuah hotel yang cukup megah di Indonesia sepasang pria dan wanita baru tiba di sana mereka memesan dua kamar terbaik untuk mereka berdua.

Saat ini Ririn, tengah duduk dan menatap pemandangan kota dari dinding kaca yang menjulang tinggi di dalam kamar nya.

Wanita itu tidak diselimuti kegelisahan karena takut Arthur membongkar rahasia besarnya.

Ririn berjalan kesana-kemari dia sedang memikirkan strategi baru untuk menghadapi Arthur.

Rencana awalnya wanita itu ingin mencari tahu keberadaan Arthur tapi setelah berada di tempat yang sama dia ketakutan seperti seakan kematian itu sudah dekat.

Arthur sendiri tidak jadi kembali karena saat dia akan pergi tiba-tiba seseorang hendak memaksa masuk dan memaki-maki Alina dengan makian yang begitu kasar dan berjanji akan menghabisi wanita yang sudah membuat suaminya masuk penjara.

Ya,,, mantan suami Alina mempertanggung jawabkan semua perbuatan istrinya itu.

Karena dia merasa yang memulai semua itu andaikan saja dia tidak mendatangi Alina untuk mengajak wanita itu rujuk mungkin semua itu tidak akan pernah terjadi.

"Saya akan mengurus semuanya besok kamu istirahat lah dan jangan terlalu banyak pikiran agar luka itu segera sembuh."ujar Arthur.

"Terimakasih maafkan saya sudah merepotkan."ujar Alina lirih.

"Tidak apa-apa itu hanya masalah kecil."ujar Arthur.

Arthur kembali duduk di sofa dengan memainkan handphone nya entah apa? yang mereka kerjakan saat ini.

Alina sendiri berbaring sambil menatap langit.

"Tuan,,, boleh saya minta tolong kepada anda satu kali lagi?."tanya Alina.

Pria itu tidak menjawab tapi malah menatap ke arah Alina.

"Apa saya majikan kamu."ujar Arthur tegas.

"Heumm,, saya bingung harus panggil apa?."ujar Alina.

"Alina, boleh aku panggil begitu."ujar Arthur.

"Boleh tuan."ujar Alina.

"Tuan."ujar Arthur yang kembali menatap ke arah wanita itu.

"Aku panggil apa?."ujar Alina.

"Arthur saja."ujar Arthur.

"Itu tidak sopan."ujar Alina.

"Sekarang aku tanya berapa usia mu."ujar Arthur.

"24 tahun."jawab nya jujur.

"Hanya beda tiga tahun."ujar Arthur.

"Heumm pasti aku yang lebih tua."ujar Alina.

"Kau tidak melihat."ujar Arthur datar.

Tanpa mereka sadari bahasa formal itu menghilang begitu saja.

"Abang,, bagaimana."ujar Alina.

"Kau pikir aku sopir angkot."ujar pria itu yang setahu dia Abang itu panggilan dari seorang sopir, seperti yang ia lihat tadi pagi.

"Aduh Arthur, di Indonesia Abang itu panggilan untuk laki-laki usia di atas kita."tutur Alina.

"Heumm,,, Arthur saja."ujar Arthur.

"Baiklah Arthur aku boleh minta tolong."ujar Alina.

"Tolong apa?."tanya pria itu.

"Tolong minta polisi untuk membebaskan dia bilang bahwa aku sudah memaafkan orang itu. dan untuk biyaya rumah sakit aku akan mencicilnya."ujar wanita itu.

"Aku tidak mau jika kamu mau temui dia sendiri."jawab Arthur.

"Satu lagi yang membayar biyaya rumah sakit ini adalah Mommy ku bukan dia."ujar Arthur yang terlihat kesal. bukan tanpa alasan Arthur ingin pria itu menjalani hukuman karena telah membahayakan nyawa wanita yang setiap hari sangat dia kagumi.

Tapi wanita itu malah meminta dia untuk menemui polisi untuk membebaskan mantan suaminya itu.

"Aku akan coba besok untuk kesana."ujar gadis itu.

"Tidak bisa,,, kamu masih sakit."ujar Arthur tegas.

"Aku tidak ingin dia menderita hanya karena masalah ini, semua yang terjadi padaku bukan salah dia."ujar Alina.

"Jelas salah dia karena dia wanita itu nekad ingin bunuh kamu apa? kejadian kemarin masih belum bisa untuk membuka matamu."ujar Arthur yang sangat kesal.

Arthur langsung pergi menuju ke luar ruangan dia benar-benar dibuat kesal kenapa bisa ada wanita yang terlalu naif padahal dia sudah hampir kehilangan nyawa nya sendiri.

Sementara itu Jenny tiba-tiba menghubungi Arthur karena dia tidak mendapati Arthur di dalam kamarnya saat ini.

"Sayang kamu dimana? Bunda mencari kamu di kamar juga tidak ada."ujar Jenny.

"Sedang memenuhi permintaan Mommy."ujar Arthur.

"Bunda tidak meminta apa-apa?sama kamu sayang."ujar Jenny.

"Alina."ujar Arthur.

Jenny terdiam sejenak dia tersenyum kecil, tapi dia kembali teringat jika saat ini ada yang lebih penting. Daniel ada di sana meskipun Jenny belum mau menemuinya dia tau dari pelayan.

Pria itu datang disaat malam telah larut.

"Je, buka pintu aku tau kamu didalam."ujar pria itu dengan logat bule nya.

Arthur yang mendengar itu dia langsung meminta petugas jaga dan seorang satpam untuk mengawasi ruangan Alina sampai dia kembali besok.

Sementara itu dia sendiri langsung berlari menuju lobby rumah sakit tersebut dengan menggunakan lift dia ingin cepat sampai di rumah Bundanya karena yang dia tau Bundanya juga dalam bahaya jika Daniel datang bersama dengan Tiana.

"Je honey,,, apa? kamu masih membenci ku setelah dua puluh tahun berlalu, apa? tidak cukup menghukum ku."ujar tuan Daniel.

Jenny masih terdiam karena kini air mata itu terus bercucuran.

"Dia bilang menghukum nya, apa? itu bukan kebalikannya. dua puluh tahun perceraian itu digantung hingga tidak ada satupun yang mau membantu dirinya untuk terlepas dari pernikahan yang berakhir nestapa.

Tuan Daniel tidak mau menyerah tujuan dia datang ke Indonesia juga sebagian besar alasan itu karena ingin bertemu dengan istrinya itu.

Hingga Arthur tiba di rumah pria itu buru-buru masuk.

"Daddy jangan ganggu Mommy dia tidak pernah bersalah yang bersalah itu Arthur."ujar Arthur.

"Cukup panggil Mommy mu keluar Daddy akan pertimbangkan."ujar Daniel.

"Cukup Daddy, biarkan Mommy istirahat karena dia sedang tidak baik-baik saja saat ini."ujar Arthur yang tahu jika saat ini Jenny sedang tidak baik-baik saja.

Sampai saat suara pintu dibuka perlahan tampak wanita cantik yang terlihat sembab mungkin habis menangis.

"Honey,,, lirih Daniel pria itu mematung di tempatnya saat melihat Jenny yang masih sangat awet muda dan cantik berdiri di hadapan.

Wanita yang setiap detik dia rindukan meskipun saat ini ada Tiana.

"Kau sudah datang nak segeralah masuk dan istirahat."ujar Jenny.

Wanita itu tidak ingin perdebatan nya dengan pria yang merupakan suami yang bisa dibilang adalah suami tersimpan karena pengkhianatan yang ia buat sendiri.

Ya,,, cinta dari Jenny padanya dibalas dengan pengkhianatan. karena diam-diam dia melakukan perjanjian untuk menikah lagi dengan wanita lain.

Tuan Daniel masih setia berdiri di samping mereka berdua. awalnya Arthur tidak ingin meninggalkan Bundanya karena dia takut jika Daddynya menyakiti wanita yang paling berharga dalam hidupnya selama ini.

"Jenny,,,."lirih pria paruh baya itu.

"Ikut saya tuan Daniel saya tidak bisa berbicara dengan anda disini karena saya tidak ingin putra saya mendengar semua keburukan yang anda ciptakan, lebih tepatnya dusta yang diciptakan oleh kalian semua."ujar Jenny tegas.

Jenny berlalu diikuti oleh Daniel menuju rooftops rumah tiga lantai itu.

"Silahkan anda bicara tuan."ujar Jenny dingin.

"Honey,,, apa? begini caramu memperlakukan ku"ujar Daniel.

"Maaf tuan, tolong jangan panggil saya seperti itu lagi, saat ini kita sudah tidak punya hubungan apapun."ujar Jenny datar.

...*************...

"Jen,,, please honey jangan katakan itu, kamu tau sendiri aku tidak pernah mengusir mu

"ujar Daniel.

"Kau memang tidak pernah mengusirku secara langsung tuan tapi dengan memilih dia untuk kau nikahi itu sudah lebih dari jelas aku sudah disingkirkan dari hidupmu. sekarang setelah dua puluh tahun lamanya kau baru datang untuk mengatakan itu sebagai pembelaan diri apa? kau pikir aku anak kecil yang bisa kamu bohongi, sekarang dimana surat cerai itu jika memang kamu benar-benar datang untukku."ujar Jenny yang kini menatap tajam pada Daniel.

Namun pria itu tidak sedikitpun bersikap kasar bahkan hingga saat ini sifatnya masih tetap lembut seperti Arthur.

Daniel akan bersikap tegas untuk sebuah aturan tapi tidak dengan cara dia memperlakukan Jenny.

Jenny selalu dia perlakukan secara istimewa, itulah kenapa? dia sangat mencintai Daniel tapi pernikahan kedua Daniel dan kebohongan dia sejak awal membuat Jenny menyerah dan pergi dari kehidupan Daniel.

Tuan Daniel hendak meraih tangan Jenny tapi wanita itu bahkan tidak mau memberikan kesempatan.

"Apa? aku terlalu melukai mu honey hingga kau tak lagi mau memaafkan ku."ujar Daniel.

"Aku rasa kamu tahu segalanya."ujar wanita itu

"Baiklah mungkin kamu masih perlu waktu lagi tidak apa-apa aku akan terus menunggumu."ujar tuan Daniel.

"Heumm,,, sayang nya aku tidak akan pernah kembali, aku hanya meminta surat cerai yang selama dua puluh tahun ini kau gantung."ujar Jenny.

"Maka tunggulah sampai seumur hidup mu, karena aku tidak akan pernah melakukan hal itu."ujar pria paruh baya itu.

"Aku sudah menunggu selama dua puluh tahun dan itu bukan masalah besar untukku."ujar Jenny.

"Kau salah honey,,, justru dengan begitu kau telah menyiksa putramu sendiri seperti yang selama ini kamu lakukan."ujar Daniel.

"Dia bukan hanya putra ku, tapi dia juga putra mu, kau tidak bisa melakukan hal itu.*ujar Jenny.

"Jen, kamu salah mengira jika kamu pikir aku akan diam saja jika kamu tetap seperti ini honey. bersiaplah untuk kehilangan segalanya termasuk putra mu sendiri."ujar pria itu.

"Jangan coba-coba untuk melakukan hal itu, karena aku tidak akan pernah memaafkan mu seumur hidupku."ujar wanita itu.

"Apa? kau tau menantu kita tengah hamil dan putra kita mencampakkan dia,,, saat ini dia sudah berada di hotel."ujar tuan Daniel.

"Heumm,,, apa? kau percaya."ujar Jenny.

"Tentu saja,,, aku mengenal dia sejak kecil."ujar pria itu.

"Mirisnya,,, kau bilang mengenal dia sejak kecil, hingga kau tau sifat aslinya. sementara putramu sendiri kau tidak pernah mengenali dia sejak dia berada di dalam rahimku."ujar Jenny diakhiri dengan senyuman kecut.

"Sayang apa? maksud mu."ucap tuan Daniel.

"Percuma aku jelaskan pun kau tetap tidak akan pernah mau peduli jadi tetaplah buta hanya karena cinta dan kenikmatan yang dia berikan hingga putramu kau jadikan pion untuk balas dendam mu padaku."ujar Jenny yang kini membuat Tuan Daniel mematung di tempatnya.

"Aku tidak pernah dendam padamu honey karena kamu tidak punya salah apapun padaku tapi jika kamu tetap ingin kita berpisah, maka aku akan melakukan semua yang kau ucapkan tadi ."ujar tuan Daniel.

"Kau tidak akan pernah bisa melakukan hal itu, karena putra ku akan tetap berada di sampingku."ujar Jenny tegas.

"Jen, sayang aku tau, kamu tahu bagaimana sikap ku bukan dan oleh karena itu aku meminta mu untuk memikirkan apa? yang aku ucapkan tadi."ujar tuan Daniel.

Tuan Daniel pergi begitu saja, dan Jenny langsung terduduk di lantai rooftops tersebut dengan tangis yang pecah saat ini.

Arthur langsung menghadang langkah sang Daddy.

"Jangan pernah sakiti Mommy lagi, sudah cukup perbuatan Daddy padanya selama ini."ujar Arthur.

"Itu tergantung padamu nak,,, temui istri dan anak mu di hotel dia begitu terluka dengan kepergian mu yang tiba-tiba."ujar tuan Daniel.

"Tidak ada anak atau pun istri,,, wanita pengkhianat tidak pantas untuk disebut sebagai istri. dia adalah ****** yang sudah seharusnya disingkirkan."ujar Arthur.

"Tapi Daddy percaya padanya, jika pun dia pernah melakukan kesalahan itu manusiawi."ujar Daniel.

"Tidak Daddy, aku sudah menceraikan dia. dan itu masih di proses."ujar Arthur.

"Tidak akan pernah ada proses perceraian sampai kapanpun. besok Daddy akan antar dia kesini perlakuan cucu dan menantuku dengan baik jika tidak maka kamu akan melihat Mommy mu menderita."ujar Daniel.

"Daddy! aku bilang."

"Kau tidak punya pilihan nak."ujar pria tampan itu.

Arthur langsung mengacak rambut nya frustasi, sementara Jenny yang melihat itu semakin dibuat menangis oleh keadaan itu.

Suaminya yang sangat lemah lembut padanya itu tidak pernah berani menyakiti hati dia selama ini, tapi kini Daniel yang dia kenal sangat baik hati dan pengertian itu seakan lenyap entah kemana?.

Jika dulu dia mampu bertahan hidup dengan suaminya meskipun keluarga besarnya tidak pernah ada yang mau menerima dirinya dan selalu memperlakukan dia seperti pembantu maka saat ini Jenny pun melihat sifat mereka dalam diri Daniel.

"Maafkan Bunda sayang jika saja Bunda mau mengalah dengannya mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi."ujar Jenny yang kini terduduk di sofa.

"Tidak Mommy jangan pernah berpikir seperti itu, karena biar bagaimanapun Mommy tidak punya salah apapun pada Arthur, jika itu yang dia inginkan maka baik'lah Arthur akan melakukan hal itu asal dia tidak menyakiti Mommy lagi. aku juga akan menukar surat perceraian kami dengan perceraian Mommy dan Daddy."ujar Arthur.

"Tidak anakku jangan pernah lakukan hal itu, masadepan mu masih sangat panjang jangan sia-siakan hidupmu hanya demi hidup Bunda yang mungkin tidak akan lama lagi."ujar Jenny.

"Jangan berkata seperti itu Mom, aku sungguh tidak bisa melihat Mommy diperlukan tidak adil oleh nya. ayo Mommy istirahat dulu Arthur akan temani Mommy."ujar pria tampan dan gagah itu.

"Sayang,,, Bunda,,, maafkan Bunda nak, Bunda tidak pernah bisa membahagiakan dirimu.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak.
aku baca sampai sini dulu.
ceritanya keren kak.
5 like mendarat buatmu ya. semangat kak

2024-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 #Rumah baru#
20 Bab 20
21 Bab 21
22 #Hukuman#
23 #Bab 23#
24 Bab 24
25 #Dikira hamil#
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 episode 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 pengumuman
79 Bab 78
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 1118
119 Bab 19
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Pengumuman
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
#Rumah baru#
20
Bab 20
21
Bab 21
22
#Hukuman#
23
#Bab 23#
24
Bab 24
25
#Dikira hamil#
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
episode 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
pengumuman
79
Bab 78
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 1118
119
Bab 19
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Pengumuman
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!