Bab 4

Alina sudah kembali biasa, setelah dokter memberikan obat pereda nyeri.

Wanita itu kini tengah menatap punggung seorang pria yang sudah menolongnya.

"Tuan, maaf sudah merepotkan Anda pasti bukan orang yang tidak punya kegiatan. silahkan jika anda ingin bersibuk lebih dulu."ujar gadis itu.

"Heumm,,, Anda benar nona saya memang harus segera berangkat bekerja saat ini."ujar Arthur sambil menunggu sang Bunda datang.

"Lalu tuan sedang menunggu apa? lagi."ujar Alina.

"Bunda,,, dia bilang akan menjenguk anda kesini."ujar pria itu .

"Heumm,,, Aunty pasti sudah sangat repot gara-gara aku disini."ujar Alina yang tidak se formal tadi.

"Hi Alina..."ujar wanita paruh baya itu sambil tersenyum.

"Hi Aunty,,, apa? kabar."ujar Alina.

"Aunty baik nak kamu sendiri apa? kabar hari ini."ujar Jenny lembut.

"Heumm,,, masih begini Aunty. padahal aku harus segera kembali kasihan anak-anak di rumah."ujar wanita itu.

"Mereka baik untuk sementara mereka ada di rumah Aunty."ujar wanita itu lembut.

"Aunty,,, sudah terlalu baik entah bagaimana caranya aku membalas semuanya."ujar wanita itu.

"Cukup hidup dengan baik seperti yang selama ini kamu jalani sudah membuat Aunty tenang."ujar Jenny.

"Heumm,,, Aunty sudah sangat baik terhadap ku sejak ibu dan ayah pergi."ujar wanita cantik itu.

"Mereka sudah seperti saudara bagiku, Owh iya ngomongin soal kamu siapa? yang berani menyakiti mu."ujar Jenny.

"Kemarin mas Akmal kembali mengajakku rujuk. tapi seperti biasa Aunty aku tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain, cukup dengan ketidak tahu an ku dulu sehingga aku mau menikah dengan dirinya untuk sekarang tidak lagi Aunty aku juga sama-sama wanita tidak ingin dikhianati."ujar gadis itu.

"Heumm,,, kamu benar nak ehh... tunggu sebentar Aunty sampai lupa dengan pria tampan yang ada di dunia ini."ujar wanita paruh baya itu.

"Bun,,, aku sudah hampir terlambat untuk berangkat ke kantor, apa? bunda masih mau disini."tanya Arthur.

"Bunda di sini saja lagipula Bunda tidak ingin melihat putra bunda yang seperti kulkas dua pintu jika berada di kantor."ujar Jenny.

"Heumm,, Arthur berangkat dulu Bunda."pamit pria itu.

"Heumm baik'lah sayang ku, Bunda akan selalu menjaga bidadari surga mu. owh iya satu lagi perlengkapan mu sudah siap di mobil sayang."ucap Jenny yang kini tersenyum manis.

"Terimakasih Mom,,,."ujar Arthur.

"Bunda sayang."ujar Jenny melarat perkataan Arthur.

Arthur pun pergi setelah mencium pipi ibunya itu.

Alina, sempat tertegun saat melihat perlakuan Arthur pada ibunya yang begitu terlihat istimewa.

Meskipun pria itu berasal dari negara barat tapi dia tidak bersikap seenaknya.

"Dia putra Aunty satu-satunya, sejak usianya tujuh tahun Aunty meninggalkan dia pergi ke negara ini karena problem rumah tangga."ujar Jenny yang berusaha tersenyum meskipun sesungguhnya itu sangat menyakitkan.

"Aunty tidak pantas untuk disakiti Aunty berhak untuk bahagia jadi jangan diingat lagi masalalu yang menyakitkan itu."ujar Alina.

"Heumm,,, kau tau."ujar Jenny sambil tersenyum kecut.

"Sejak dulu aku tau karena tanpa sengaja mendengar percakapan Aunty dengan ibu."ujar Alina.

"Ah,, sudahlah Aunty memang sangat pelupa tidak seharusnya Aunty membahas itu lagi cukup tau bahwa Aunty memiliki putra

"ujar Jenny.

"Ya,, Aunty, benar putra Aunty memang sangat tampan dan juga baik ."ujar Alina.

"Apa? kau suka."tanya wanita paruh baya itu.

...****...

"Siapkan semua nya kita berangkat ke Indonesia sekarang juga."ujar seorang pria berusia matang itu.

Tuan Daniel yang kini mengetahui keberadaan putranya itu dia langsung meminta asisten pribadi dan orang-orang suruhan nya untuk menyiapkan keberangkatan nya dengan menggunakan jet pribadi.

Tidak hanya itu dia juga membawa Ririn kesana bersama dengan nya.

Tuan Daniel benar-benar tidak terima jika saat mendengar Arthur mencampakkan istri dan anak keturunan nya.

Mereka semua seakan tutup mata dengan apa? yang sebenarnya terjadi, padahal untuk mengetahui semua itu bukan hal yang sulit bagi tuan Daniel Namun ternyata semua itu tidak berguna jika menyangkut menantu pilihan nya itu.

Wanita itu bahkan terlihat begitu bahagia saat mertuanya tidak mencari tahu tentang semua, bukan tanpa alasan Ririn tidak ingin berpisah dengan Arthur, selain karena kesehatan ayahnya. dia juga tidak ingin kehilangan sentuhan dari pria perkasa yang slalu membuat dia tidak pernah puas jika hanya bercinta satu kali dalam semalam karena Arthur selalu bisa membuat dia melayang ke nirwana.

Namun sayang semua itu tidak ia dapatkan setiap malam karena kesibukan pria itu yang begitu padat dan Arthur juga sering melakukan perjalanan bisnis.

Dan hal itu yang menyebabkan Ririn sering bergonta-ganti pasangan karena tidak ada yang bisa menutupi kebutuhan nya bahkan selama berpetualang. dengan pria lain di luar sana tidak ada satupun yang bisa memuaskan hasrat bercinta nya seperti Arthur.

Selama mereka berada di perjalanan, Ririn terus terlihat murung dihadapan ayah mertuanya itu agar mendapatkan simpatik dari pria paruh baya itu.

Tuan Daniel yang masih terlihat sangat gagah perkasa itupun menjadi sorotan mata Ririn yang entah penyakit apa? yang dia idap selama ini, entah kejiwaan atau semacamnya.

Yang jelas saat ini wanita itu pergi ke toilet dan melakukan hal yang gila dengan otaknya yang terus traveling kemana-mana, hingga suara de sa han itu terdengar sangat memabukkan beruntung tidak ada orang di sekitar area kamar jet pribadi itu.

Wanita itu menggila dengan otak yang terus berpetualang. hingga suara gedoran pintu terdengar begitu nyaring.

"Ririn,,, apa? kau baik-baik saja nak."ujar Daniel.

Seketika itu suara syahdu itu menghilang dari dalam toilet pribadi tersebut.

Tuan Daniel kembali mengetuk pintu.

Tok ....

Tok....

"Ririn apa? kau baik-baik saja."ujar tuan Daniel.

"Daddy aku baik-baik saja."ujar wanita yang kini terlihat sedang menggunakan bathrobe.

"Kau mandi di jam segini."ujar tuan Arthur.

"Ya daddy rasanya sangat gerah."ujar Ririn.

Kening tuan Daniel berkerut, dia tidak habis pikir dengan ucapan Ririn yang mengatakan bahwa dia kegerahan padahal pendingin ruangan itu masih dengan suhu normal.

Tapi meskipun begitu pria tampan yang tidak habis dimakan usia itu meninggalkan tempat itu.

Dia tidak ingin berdebat untuk urusan kecil seperti itu.

Sampai saat Ririn kembali duduk di samping ayah mertuanya dia terlihat sudah sangat fresh.

...***********...

Sementara itu di kediaman Arthur, pria yang baru saja kembali dari kantor itu disambut oleh nyonya Jenny yang baru selesai mandi dan sudah terlihat sangat cantik.

"Sayang,,, sudah pulang bagaimana apa? semuanya lancar."tanya nyonya Jenny.

"Heumm,,, lancar Mom, tapi ada sedikit masalah yang harus aku bahas dengan Mommy saat ini."ujar Arthur.

"Bunda sayang,,, bukan Mommy."potong Jenny yang sedari dulu tidak suka dengan panggilan itu.

"Ya,,,, Bunda."ujar Arthur.

"Duduklah,,, katakan ada apa? nak."tanya Jenny.

"Wanita sialan itu datang bersama dengan Daddy kemari mungkin masih berada di dalam perjalanan."ujar Arthur.

"Tidak apa-apa sayang,,, kita akan menghadapi semuanya bersama."ujar Jenny.

"Bunda tau sendiri Daddy tidak bisa dibantah."ujar Arthur.

"Tidak usah pedulikan dengan itu kamu punya hak untuk menentukan keputusan apapun itu. karena biar bagaimanapun kamu berhak bahagia putraku sayang ."ujar Jenny.

Arthur pun masuk kedalam kamar, dia akan mandi dan berganti pakaian sebelum kembali ke bawah untuk makan malam bersama dengan Jenny.

Sampai dia selesai dengan urusannya itu dia melirik ke arah dinding kaca itu. saat ini dia merasa ada yang kurang karena tidak melihat apapun.

Sampai dia turun ke bawah dia mendapati Bundanya itu tengah meminta asisten rumah untuk memberikan makan malam pada ketiga anak asuh Alina yang tak lain tiga ekor anjing yang kini dibawa ke halaman rumah nya yang luas itu bersama dengan kandang portabel milik mereka.

"Mom,,, apa? anjing itu disini."ujar Arthur.

"Bunda membawa mereka kesini."ujar Jenny menekankan kata panggilan tersebut.

"heumm,,, ya."ujar Arthur.

"Anaknya di sini karena ibunya masih di rumah sakit, kasihan mungkin saat ini dia kesepian."tutur Jenny dengan nada sendu.

"Dia sudah biasa sendiri kan Bunda, jadi aku rasa tidak akan ada masalah."ujar Arthur tidak peka dengan apa? yang diinginkan oleh Jenny.

"Ahh,,, sudahlah."ujar Jenny dengan cueknya dia meninggalkan Arthur sambil bergumam tak jelas.

Arthur bukan tidak mengerti dengan perkataan ibunya itu, dia hanya tidak ingin melanjutkan pembahasan soal Alina.

Karena Arthur tidak ingin memberikan harapan kepada kedua wanita cantik itu.

Hidup Arthur masih dalam kendali keluarganya yang ada di negara Eropa.

Keluarga besar sang daddy yang sejak dulu mengendalikan dirinya.

Bukan tidak mau dia dekat dengan Alina wanita cantik itu yang ternyata sudah sangat dekat Jenny dan Jenny berharap putranya mau melakukan pendekatan dengan wanita itu meskipun Jenny tidak memaksa. hanya saja ibunya itu memang mengidamkan Alina untuk menjadi menantunya.

Arthur mengikuti ibunya menuju meja makan. karena sudah. waktunya untuk makan malam.

"Arthur sayang kamu mau makan apa?."ujar Jenny.

"Apapun yang Mommy siapkan itu sudah pasti sangat lezat."jawab Arthur.

"Bunda sudah tua jika harus terus mengurus rumah ini. jika saja Mommy punya menantu mungkin lain ceritanya."ujar Jenny.

"Mommy sudah pernah punya menantu tapi dia wanita kurang waras yang kini berada di dalam perjalanan bersama suami Mommy."ujar Arthur.

"Bunda lupa siapa? pria itu."ujar Jenny berkilah.

"Heumm,,, Mommy tidak pernah melupakan dia. Mommy masih menyimpan dia di hati Mommy. jika Mommy benar-benar melupakan dia mungkin Mommy sudah mencari pengganti dirinya."ujar Arthur.

"Bunda tidak lakukan itu karena bagi Bunda semua laki-laki sama dia tidak akan pernah bisa puas dengan satu wanita kecuali putra Mommy."ujar Jenny sebelum putranya itu protes.

Jenny memberikan piring yang sudah berisi makanan kesukaan putranya sejak kecil yaitu semur daging sapi.

"Ini masih yang terlezat Mom."ujar Arthur yang selalu merindukan makan tersebut tentunya buatan sang Mommy.

"Sayang masih ingat apa? yang Bunda ajarkan saat kamu kecil dulu."ujar Jenny.

"Maafkan Arthur Mom."ujar pria itu yang tak lagi bicara dan tetap fokus pada makanan itu.

Arthur ingat jika sedang makan tidak boleh berbicara dan tidak lupa berdoa di awal atau pun di akhir, meskipun itu menurut kepercayaan masing-masing karena sejak lahir Arthur sudah dipilihkan agama oleh keluarga suaminya.

Arthur seorang katolik, meskipun Jenny ibunya beragama Islam.

Jenny tidak diberikan hak apapun selain menikmati fasilitas yang suaminya berikan saat itu. Jenny masih bisa bertahan dengan semua itu karena dirinya sangat mencintai Daniel begitu juga Daniel yang selalu memperlakukan dirinya seperti ratu. sampai saat pria itu mengatakan akan menikah lagi karena semua itu adalah sebuah tebusan atas pernikahan mereka yang tidak pernah direstui oleh kedua belah pihak.

Sejak hari itu senyuman di bibir Jenny menghilang dan berganti dengan air mata.

Jenny bahkan sudah tidak lagi mau berinteraksi dengan suaminya hingga puncaknya dia pergi di malam pernikahan Daniel dengan Tiana.

"Mom,,,"ujar Daniel saat melihat ibunya tidak menyentuh makanan itu sama sekali.

"Ah,,, maafkan Bunda sayang tadi bunda teringat dengan Alina, apa? dia sudah makan atau belum."kilah Jenny.

Arthur pun menghela nafas panjang.

"Dia ada suster yang akan membantunya."ujar Arthur yang sebenarnya tau apa? yang jenny pikirkan saat ini.

"Heumm,,, baik'lah sayang."ujar Jenny yang kini melanjutkan makan malam nya.

Sementara itu di rumah sakit, wanita cantik yang baru dua hari melewati operasi dari luka tusuk yang ia dapatkan kini dia tengah terjaga setelah dirinya keluar dari dalam toilet.

Alina melakukan semua itu sendiri karena tidak ingin merepotkan siapapun meskipun luka jahitan itu belum sepenuhnya kering.

"Maafkan aku."ujarnya lirih.

Dia teringat dengan mantan suaminya yang mengajak dia untuk rujuk karena rasa cinta yang ia miliki begitu besar tapi Alina tetap dengan pendiriannya.

Alina tidak ingin menjadi orang ketiga.

Meskipun pria itu bilang akan bercerai dari istri pertamanya yang ia nikahi lebih dulu, setelah perjanjian dengan kedua orang tua Alina.

Alina mungkin masih memiliki rasa pada pria itu tapi dia tidak bisa menerima semua ketidak jujuran suaminya itu.

Alina, mungkin akan menolak perjodohan itu jika dia tau bahwa dia akan dijadikan istri kedua oleh pria itu, tapi setidaknya pria itu masih bisa berusaha untuk mendapatkan Alina dengan cara baik-baik.

Alina pun kembali memejamkan matanya.

Sampai pintu terbuka seseorang yang tadi pamit untuk pergi ke kantor, berjalan masuk menghampirinya.

"Maafkan aku jika aku telah membuat mu terbangun aku datang karena Mommy meminta ku untuk memastikan keadaan mu."ujar pria itu.

"Heumm,,, tidak apa-apa, aku baik-baik saja."ujar wanita itu berusaha bersikap biasa. karena siapapun sudah pasti akan merasa canggung pada orang asing yang baru dikenal.

"Bunda memang selalu khawatir berlebihan jika begitu aku pulang dulu ini dari Bunda jika butuh sesuatu silahkan minta suster untuk menghubungi nomor rumah."ujar Arthur yang terlihat tak nyaman saat harus berbicara dengan wanita yang baru ia kenal.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 #Rumah baru#
20 Bab 20
21 Bab 21
22 #Hukuman#
23 #Bab 23#
24 Bab 24
25 #Dikira hamil#
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 episode 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 pengumuman
79 Bab 78
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 1118
119 Bab 19
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Pengumuman
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
#Rumah baru#
20
Bab 20
21
Bab 21
22
#Hukuman#
23
#Bab 23#
24
Bab 24
25
#Dikira hamil#
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
episode 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
pengumuman
79
Bab 78
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 1118
119
Bab 19
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Pengumuman
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!