Pengkhianatan Amran

Kayla mengikuti arah yang ditunjuk oleh Zavira dan benar saja, ada Amran dan seorang perempuan yang sedang bergandengan tangan masuk ke restoran.

Tiba-tiba Kayla merasa dadanya sesak melihat itu semua. Manik mata Kayla tidak lepas dari senyuman Amran yang ditujukan pada perempuan yang digandengnya. Mereka tampak seperti pasangan bahagia dengan sesekali Amran yang mengacak puncak kepala gadis itu dengan lembut dan kemudian membuat si gadis menjadi cemberut lucu.

Apa ini jawaban atas segala kepercayaan Kayla selama ini? Apakah ini juga termasuk balas yang harus diterima Kayla karena berani berbohong pada keluarganya hanya untuk menutupi hubungan bersama sang kekasih? Betapa mirisnya hidup Kayla yang berusaha memperjuangkan orang yang dicintai, tapi orang itu justru memberi luka yang entah kapan akan sembuh.

Hati Kayla terasa semakin sesak dan cemburu ketika mendengar obrolan mereka yang tidak diragukan lagi bahwa perempuan yang datang bersama Amran adalah kekasihnya.

"Sayang, kamu mau pesan apa?" Tanya perempuan itu sambil mengecek daftar menu yang diberikan oleh salah satu pelayan restoran.

"Samain aja sama punya kamu, sayang." Jawab Amran dengan begitu manis dan lembut.

"Jadi ini kesibukan yang selama ini kakak maksud?" Batin Kayla dengan tatapan masih tertuju pada kedua pasangan itu.

Rasa sakit hati yang dirasakan Kayla membuat Gadis itu lupa dengan keberadaan Ali dan Zavira yang duduk di meja yang sama dengannya. Dengan gerakan cepat Kayla menghampiri Amran dan perempuan yang bersamanya.

"Kak Amran?" Panggil Kayla dengan sedikit nada bentakan.

Amran menoleh dengan cepat mendengar suara yang tidak asing di telinganya.

"K-kayla?" Mata Amran melotot melihat Kayla ada di restoran yang sama dengannya.

"Sayang, dia siapa? Kamu kenal sama perempuan ini?" Amran diam saat mendapat pertanyaan dari perempuan yang duduk didepannya.

"Kenalin aku Kayla, pacar kak Amran." Ucap Kayla memperkenalkan dirinya. Pengakuan dari Kayla membuat Zavira dan Ali yang mendengarnya dibuat kaget. Pasangan suami istri itu tidak menyangka bahwa selama ini Kayla diam-diam memiliki seorang kekasih.

"Maksud kamu apa? Amran ini pacar aku. Kita berdua udah pacaran 2 bulan." Bentak perempuan tersebut sambil menatap Kayla tajam.

"2 bulan?" Kayla tersenyum sinis dan memutar bola matanya malas. Takdir seperti apa yang harus Kayla terima saat ini. Rasanya gadis itu ingin memaki dan berteriak kencang kearah Amran yang tega-teganya mengkhianati gadis itu.

"Kamu tahu? Aku sama kak Amran udah pacaran selama 3 bul---"

"Sayang, jangan percaya sama perempuan ini. Dia ini terobsesi sama aku dan selalu ngaku-ngaku jadi pacar aku." Amran memotong dengan cepat ucapan dari Kayla.

Kayla menatap tidak percaya pada Amran. Gadis itu adalah korban pengkhianatan yang dilakukan oleh Amran dan lagi-lagi Amran memberi luka yang dalam dengan mengatakan bahwa Kayla terobsesi dengannya? Apakah Kayla sudah jatuh cinta dengan laki-laki yang tidak memiliki hati hingga tega mengatakan semua itu di depan orang banyak?

"Tenang sayang, aku nggak mungkin percaya sama perempuan kayak dia." Ucap perempuan itu sambil menunjuk kearah Kayla.

"Kasian, ya, kamu saking cintanya ke pacar aku jadi halu sendiri dan bangga ngakuin diri kamu sebagai pacarnya." Ejek perempuan itu dengan tatapan sinis dan tajam.

"Kak, apa maksud kakak ngomong kayak gitu? Kak Amran sendiri yang pernah bilang kalau kakak benar-benar cinta sama aku." Bantah Kayla dengan mata berkaca-kaca.

"Kayla, kamu itu polos atau terlalu bodoh sih sampai susah bedain antara serius dan cuman main-main aja."

"Dengar, ya, kamu itu cuman mainan untuk aku. Perempuan kayak kamu nggak pantas buat dijadiin pacar. Jadi, nggak usah mimpi ketinggian." Lanjut Amran dengan nada tinggi membuat semua orang menatap kearah mereka. Jujur, Kayla sangat malu saat ini. Amran dengan tak berperasaan membentak Kayla di tempat umum dan gadis itu kini menjadi tontonan gratis bagi para pengunjung yang ada direstoran.

Ali yang melihat semua kejadian itu tidak terima dengan perlakuan Amran yang dengan gampangnya membentak sang adik. Tangan Ali mengepal kuat, nafasnya memburu. Ali memejamkan matanya sejenak setelah usapan lembut yang diberikan Zavira dilengan kanan Ali. Karena, sudah tidak sanggup melihat air mata Kayla yang turun begitu saja, akhirnya Ali dengan cepat menggandeng tangan Zavira untuk menghampiri Kayla, Amran dan perempuan yang bersamanya.

"Apa maksud kamu bicara seperti itu sama adik saya?" Suara tegas dan datar Ali serasa menusuk tajam untuk Amran yang mendengarnya.

"Lho, memangnya apa yang salah dengan ucapan saya barusan. Memang benar kan, perempuan bodoh seperti Kayla ini nggak pantas jadi pacar sa---"

Bugh...

Sebuah pukulan mendarat tepat di pipi kanan Amran. Ali sama sekali tidak bisa menahan emosinya melihat sang adik yang di hina didepan banyak orang. Apalagi yang menghinanya adalah orang yang jelas-jelas mengkhianati Kayla.

"Astaghfirullah. Istighfar kak." Ucap Zavira dengan segera menghampiri Ali yang akan kembali melayangkan pukulan kearah Amran.

"Ingat, ya, bukan adik saya yang tidak pantas bersanding dengan kamu, tapi justru kamu yang tidak pantas untuk adik saya. Apa kamu bangga menjadi laki-laki yang dengan gampangnya menyatakan cinta pada semua perempuan? Apakah kamu pikir laki-laki seperti kamu pantas untuk dijadikan suami? Oh, jangankan suami, menjadi seorang kekasih pun kamu tidak pantas untuk adik saya." Ucap Ali dan segera membawa Zavira dan Kayla keluar dari situasi itu.

Tatapan semua orang tentu tertuju pada Kayla yang menangis tersedu-sedu. Saat sampai di parkiran, Kayla segera masuk ke dalam mobil dan menumpahkan segala emosi yang dirasakannya. Sedangkan Ali masih berusaha mengontrol emosinya sendiri. Melihat Kayla menangis membuat hatinya ikut sakit. Ali sungguh kecewa dengan Kayla yang tega-teganya berbohong pada keluarganya terutama pada abi dan uminya. Namun, melihat sang adik tampak kacau, Ali kembali mengurungkan niatnya. Semuanya sudah terjadi, tidak ada yang perlu di sesali. Mungkin dengan cara ini Allah menegur Kayla untuk tidak lagi memiliki niat untuk pacaran.

Di sepanjang jalan pulang, hanya ada suara tangis Kayla yang masih terdengar. Zavira hanya mampu menatap secara diam-diam Ali dan Kayla bergantian. Zavira hanya ingin memberi waktu pada sahabatnya untuk menumpahkan segala rasa sakit hatinya, dia ingin membuat Kayla tenang lebih dulu sebelum mengajak gadis itu berbicara. Ali juga ikut diam dan hanya fokus pada jalanan saja. Laki-laki terlihat tidak ada niatan untuk menghentikan tangis Kayla.

"Lebih baik kamu berhenti menangis untuk laki-laki itu. Orang seperti dia tidak pantas ditangisi. Lebih baik kamu memikirkan bagaimana caranya supaya Abi dan Umi tidak melihat mata bengkak kamu nanti." Ucap Ali datar dengan tatapan tetap fokus pada ramainya kendaraan.

Kayla mencoba meredam tangisnya saat mendengar ucapan sang kakak. Karena terlalu sibuk menangisi Amran, Kayla sampai lupa bahwa abi dan uminya pasti akan bertanya-tanya jika dia sampai pulang dengan mata sembab karena menangis sepanjang jalan.

Suara azan berkumandang pertanda sudah masuk waktu dzuhur. Ali kemudian menghentikan mobilnya tepat di pekarangan masjid. Ali turun tanpa sepatah kata dan diikuti oleh Kayla dan Zavira. Dengan mata yang sembab, Kayla mengikuti langkah Zavira untuk masuk ke tempat wudhu khusus wanita.

Selesai melaksanakan salat, hati Kayla terasa lebih tenang dari sebelumnya. Kayla tampak termenung sejenak memikirkan kejadian di restoran tadi. Zavira yang melihat Kayla melamun kemudian mendekat kearah gadis itu.

"Kay, apa yang terjadi sama kamu hari ini adalah cobaan. Kita sebagai manusia hanya bisa mengambil hikmah dari setiap cobaan yang menimpa hidup kita. Mungkin, dari kejadian tadi, kamu bisa menyadari kalau pacaran itu sama sekali tidak memiliki manfaat dan hanya berakhir sakit hati."

"Tapi, apa semua cobaan itu harus aku tanggung sendiri, Zav? Sementara kak Amran yang jelas-jelas khianatin aku justru hidupnya bahagia? Apa itu adil buat aku?" Ucap Kayla dengan lirih.

"Cobaan hidup yang mendekatkan kita kepada Allah itu jauh lebih baik dari pada kesenangan yang justru membuat kita lupa pada Allah, Kay." Balas Zavira dengan tutur kata lembut.

"Ingat, jangan sibukkan diri kamu memikirkan orang yang jelas-jelas tidak mencintai kamu. Sekarang waktunya kamu fokus memperbaiki diri dan meminta maaf pada Abi dan Umi serta kak Ali. Mereka pasti kecewa dengan sikap kamu yang diam-diam berpacaran."

Kayla menoleh kearah Zavira dengan tatapan sendu. "Apa mereka mau maafin aku, Zav?"

Zavira tersenyum lalu mengangguk. "Mereka yang mencintai kamu akan selalu memaafkan kesalahan kamu, Kay. Apalagi ketika kamu memiliki niat untuk berubah menjadi lebih baik lagi pasti mereka akan tetap setia mendukung kamu. Jadi, kamu nggak perlu takut untuk itu."

Ali dan Zavira kemudian mengantar Kayla pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Kayla menceritakan semua kejadian yang menimpanya di restoran. Umi Nafiza dan abi Umar sempat kaget mendengar itu semua ditambah lagi ketika sang putri bungsu menceritakan kebohongan yang dilakukannya selama ini. Kayla meminta maaf dengan wajah yang berlinang air mata. Penyesalan itu semakin terasa ketika kedua orang tuanya hanya bisa diam tanpa merespon permintaan maaf Kayla.

"A-abi, U-umi, maafin Kayla." Ucap Kayla sambil berusaha meraih tangan umi Nafiza dan abi Umar.

"Sayang, jangan menangis lagi. Umi dan Abi sudah memaafkan kamu. Umi harap setelah kejadian ini kamu bisa memperbaiki diri." Nasihat umi Nafiza sambil menghapus air mata yang masih membasahi pipi Kayla.

"M-makasi Umi, Abi. Kayla janji setelah ini Kayla akan berubah dan nggak akan kecewain Umi dan Abi lagi." Ucap Kayla dengan sungguh-sungguh.

"Iya, sayang. Umi percaya sama Kayla."

Terpopuler

Comments

Herry Murniasih

Herry Murniasih

syukurlah Kayla sadar kalau pacaran itu banyak mudharatnya, tu benar kata Ali buat apa menangisi laki2 seperti Amran, jadi mulai sekarang nurut deh sama Abah Umi dan Ali.

2023-08-15

1

sri hasan basri, S.Pd.

sri hasan basri, S.Pd.

pacaran emang sangat tdk ada manfaatnya, jika dianggap sbg pedekate utk memahami sipat dan tabiat pasangan, g juga mesti pacaran yg g jelas itu dg cara menggali infirmasi dari org2 terdekatnya. pacaran cuma ajang berkamuflase seseorang yg berusaha supaya dianggap baik, setelah sah, maka sifat aslinya akan keluar, jdi g perlu pacaran buat mengetahui sifat calon pasangan.

2023-08-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!