Belum selesai dengan luka Clara yang didapatkan oleh guru kedua kakaknya. Malam setelah Clara kembali dia ditengah malam setelah semua orang tertidur. Clara mendaptkan tikus pembunuh datang ke kamar Clara di usia 8 tahun. Clara yang mendapatkan luka tidak bisa berdiri saat itu. Mori yang ingin melihat kondisi Clara mendengar suara aneh yang terjadi.
Tampak pembunuh sudah siap untuk membuanuh Clara dengan pisau yang dia pegang. Clara yang saat itu yang tidak bisa bergerak hanya bisa menggunakan kedua tangan yang tidak terluka untuk menahan pisau itu. Tangan Clara yang tidak memakai apa-apa sudah tersayat oleh pisau tajam pembunuh.”Tuan putri,”ucap Moro segera berlari ke arahnya dengan sebuah benda keras yang ada dia ambil sekitarnya.
Barang yang dibawa Mori dia gunakan untuk memuluk pembunuh itu dan menggendong Clara sampai keluar dari vila tulip. Pembunuh itu masih mengejar Clara dan Mori hingga mereka masuk ke dalam hutan yang penuh ular.
Di perjalanan mereka kabur Clara yang digendong oleh Mori melihat ke belakang. Tanpa pembunuh itu tidak mengejar mereka berdua. Setelah masuk lebih dalam lagi mereka berdua melihat sekumpulan ular yangg datang ke arah mereka. Mori yang mengendong Clara terkena patok ular, tapi Mori masih menggendong Clara yang terluka karena hukuman.
“Mori apa kamu baik-baik saja,”ucap Clara.
“Tuan Putri tidak usah khawatir saya baik saja,”ucap Mori yang terlihat pucat. Setelah kondisi dan lingkungan aman dari ular Mori menurunkan Clara. Clara yang melihat kaki dari Mori terlihat membiru karena terkena racun ular tadi mereka temui.”Mori kamu baik-baik saja,”ucap Clara yang menahan air matanya. Tap Mori yang terlihat pucat mencoba tersenyum kepada Clara didepannya.
Mori yang tidak bisa menahan lagi pinsan, Clara melihat luka di kaki Clara mencoba mencari cara. Tapi melihat sekitar yang gelap dan tidak ada cahaya. Clara mencoba melakukan penangan pertama saja mengeluarkan racun dari kaki Mori. Clara menghisap racun itu dengan mulutnya, dengan kaki yang dia tahan karena sakit masih dirasakannya bersama dengan tangannya.
Malam sudah berlalu matahari sudah terlihat. Clara yang terlihat pucat karena racun masuk sedikit di tubuhnya dan tangan yang masih terasa perih karena pisau pembunuh itu. Tapi Clara tidak ingin menyarah dengan kondisi dirinya. Clara mencari tanaman yang bisa dia gunakan untuk menghilangkan racunya.
“Aku harus kuat dan aku harus hidup,”guman Clara dalam kondisi tidak baik saja. Setalah lama mencari tanaman yang dia butuhkan Clara menemukan obat penawat dari racun ular yang mereka dapatkan. Hanya dengan batu dan air dan tumbuhan disekitarnya Clara sudah bisa membuat obat penawar.
Dia berikan obat itu kepada Mori yang sudah tidak bisa bertahna lagi setelah itu baru dia meminum obat untuk dirinya. Clara juga tidak lupa untuk mengobati tangan dan kakinya yang masih memerah. Tapi hatinya juga masih bertanya,”Kenapa mereka membunuhku apa salahku.”
Tapi setelah kejadian malam itu dan mereka yang tersesat di dalam hutan tidak ada yang mencari mereka. Tapi ditempat lain Ratu Erlaka yang sudah mendapatkan kabar dari pembunuh yang menyereng Clara. Kalau pelayan dan Clara sudah masuk ke hutan ular. “Itu bagus lebih baik mereka segera mati di dalam hutan saja,”ucap Ratu Erlaka.
Raja Ezan yang mendapatkan kabar dari ksatria yang berjaga memberitahukan kepada raja kalau Putri Clara sudah tiga hari tidak terlihat di vila tulip. Raja Ezan yang bersama dengan Ratu Erlaka hanya diam saja.”Untuk apa mencari putri Clara mungkin saja dia sedang bermain-main saja,”ucap ratu Erlaka.
Tapi sebaliknya Raja Ezan melihat ksatria itu berkata,”Biarkan saja jangan cari dia. Jika mau dia akan kembali dengan sendirinya.” Ksatria itu segera kembali ke posko dan hanya bisa diam menjalankan tugasnya tanpa berkata.
Tapi disisi lain setelah seminggu Clara dan Mori bisa keluar dari hutan ular. Wajah mereka yang pucat dan kelelahan tapi mereka masih hidup.”Tuan putri apa anda baik saja, tapi kenapa tidama da yang mencari kita sudah seminggu ini,”kata Mori sambil berjalan.
“Untuk apa kamu berharap kalau mereka akan mencari kita Mori. Bukan mereka sudah mebuang aku,”kata Clara yang sudah sakit hati dengan mereka berdua. Setelah mereka kembali di vila tulip Mori dan Clara dikejutkan dengan ratu Erlaka yang bersama dengan pelayan dikamar Clara.
“Dari mana saja kamu?,”ucap Ratu Erlaka dengan dingin. Tanpa berkata apa-apa pelayan dari ratu Erlaka menyerat Clara didepan ratu.
“Kamu tahu sudah seminggu kamu tidak datang ke kelas. Apa kamu ingin aku hukum kamu karena sudah melalahikan tugas kamu,”kata Ratu Erlaka. Tapi Clara yang melihat dengan wajah dingin tidak merespon ratu Erlaka sampai pelayan memberikan campuk rotan.
“Angkan rok kamu,”ucap ratu Erlaka. Mori yang melihat campuk rotan yang dibawa oleh Ratu Erlaka segera ingin menghampiri Clara. Tapi pelayan di sekitar ratu Erlaka menahan Mori, ia yang sudah memberontak tapi tidak bisa melawan. Apa lagi kondisi dirinya yang baru saja keluar dari hutan ular. Clara melirik ke belakag dimana Mori berada dengan senyuman biasa dia berkata,”Aku tidak apa-apa Mori jadi kamu tunggu dengan baik ya disana.”
Setelah Clara berkata seperti itu ratu mulai mencabuk Clara tanpa ampun baru dua campukan dengan keras kulit Clara sudah memereah. Apa lagi Ratu Erlaka yang terlihat menikmati itu membuat Clara menahan rasa sakit dan berharap semua ini akan bisa selesai. Setelah 30 campukan Ratu Erlaka berkata,”Mulai sekarang jangan pernah kamu tampakan diri kamu di istana utama apa kamu mengerti.”
Setelah berkata seperti itu Ratu Erlaka dan para pelayan yang mendampinginya segera pergi dari ruang kumuh tempat tinggal Clara. Mori yang sudah dilepaskan segera berlari ke arah Clara dengan darah dikakinya dan kulit yang sudah melupas. Mori yang melihatnya tampak sakit hatinya dan memeluk Clara.
“Mori Kenapa kamu menangis kamu baik saja, mungkin saja setelah ini aku tidak akan di panggil lagi oleh mereka,”ucap Clara yang dengan kuat dia menahan rasa sakit yang dia dapatkan. Mori mencoba tenang dan segera membawa Clara dia atas kasur. Dimana Mori mencoba mengolesi obat yang ada di kaki Clara. Tampak kaki kecil yang mulus dan belum sembuh dari luka pertama mendapatkan luka lagi.
Mori hanya bisa menangis saat memberikan obatkan. Waktu terus berlalu satu minggu telah berlalu luka masih ada tapi setelah demam yang panjang Clara tidak memilki tenaga untuk bisa bangun.”Tuan putri kamu jangan bergerak dulu nanti luka terbuka lagi,”kata Mori yang selalu menjaganya. Clara hanya tersenyum saja sampai Clara bosan membuat kerajinan dari kain yang dibawa oleh Mori.
Setelah beberapa hari kaki Clara sudah mulai membaik dan disela Clara sakit dia juga membuat banyak kerajinan sampai keranjang penuh.”Mori, apa keranjang penuh renda dan sulaman ini kamu jual saja untuk mendapatkan uang,”kata Clara.
“Tapi Nona, apa tidak sayang itukan hasil dari kerja keras anda apa tidak anda simpan saja,”kata Mori.
“Untuk apa disimpan lebih baik kamu jual saja, bisakan nanti obatkan untuk kamu beli obat dan bahan makanan saja. Jika bisa kamu belikan aku kain yang murah. Aku mau menjual hasil rendan dan sulamanan kain ini nanti,”kata Clara yang tersenyum. Mori hanya bisa melakukan perintah dari Clara. Tapi setelah ini apa yang akan berubah dari Clara dan kehidupan Mori?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
X'tine
sadis banget nie ratu ular,, Keji banget masa anak kecil di cambuk ... 😡 semoga raja bodoh lebih bijaksana...
2023-10-16
0