Terpaksa pergi ke rumah nya

"Marco, mau kemana kamu pakai bawa tas P3K seperti itu? Mau ikut bakti sosial kamu?" Tegur Ratna heran melihat putra nya membawa tas yang berisi obat-obatan itu.

Marco menghela napas berat nya. Ia duduk di meja makan tempat di mana keluarga nya melakukan kegiatan makan di sana.

"Aku harus ke ruma Alicia ma. Harus bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan sama dia" Ujar Marco dengan memalas.

Nurdin yang tadi nya fokus melihat ke arah makanan yang ada di piring nya seketika tersentak langsung menatap Marco dengan tatapan kaget.

"Bertanggung jawab bagaimana maksud kamu? Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah menghamili dia? Kamu jangan mengada-ngada ya Marco. Kamu itu sudah bertunangan sama Dea. Dan sebentar lagi kalian akan menikah. Jangan mencari gara-gara kamu" Ujar Nurdin marah kepada putra bungsu nya.

"Wow, wow, pa. Jangan salah sangka seperti itu dong pa. Aku gak melakukan apa yang papa bilang tadi"

"Terus apa jika tidak melakukan hal itu? Bertanggung jawab bagaimana yang kamu maksud?" Tanya Nurdi lagi menghenti kan kegiatan sarapan nya. Seketika nafsu makan nya hilang mendengar putra bungsu nya seperti ini.

"Aduh papa ini apa-apaan sih. Masud aku itu harus bertanggung jawab karena kemarin aku gak sengaja menabrak Alicia hingga membuat nya terluka. Untung saja tidak ada luka parah di tubuhnya. Ya hanya luka ringan di bagian luar saja. Karena itu tante Susi meminta aku untuk bertanggung jawab. Dimana aku harus setiap hari datang ke rumahnya untuk mengobati Alicia hingga dia sembuh nantinya " Jelas Marco.

Nurdin menghela napas lega karena apa yang dia pikirkan kepada putra bungsu nya itu salah. Ternyata putra nya itu tidak melakukan hal yang memalukan.

"Oh gitu, bagus dong. Mama sangat mendukung kamu jika harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada Alicia. Yah sebagai laki-laki kamu memang harus bertanggung jawab" Ujar Ratna tampak senang mendengar Marco mau menuruti permintaan Susi. Itu arti nya Marco dan Alicia mempunyai kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain. Siapa tahu setelah ini Marco bisa mengubah pilihan nya dimana ia memilih Alicia bukan Dea.

"Papa pikir kamu membuat hal yang memalukan tadi. Terus Dea sudah tahu kamu akan mengobati Alicia hingga dia sembuh? Nanti malah terjadi salah paham lagi di antara kalian" Ujar Nurdin.

"Sudah kok pa. Aku sudah memberitahu nya kemarin. Dia sama sekali tidak keberatan" Jelas Marco.

"Bagus lah jika begitu"

"Apa-apaan sih papa. Gadis kampung itu masih juga di pikirin. Biarin saja lah dia mau salah paham atau apa pun itu. Justru malah bagus jika dia salah paham dan membuat mereka bertengkar. Arti nya akan ada kesempatan untuk Alicia mendekati Marco" Batin Ratna.

"Selamat pagi semua" Sapa Jordy langsung duduk di meja makan nya.

"Lo, Marco mau kemana bawa tas P3K segala?" Tanya nya sambil mengoleskan roti yang ada di tangan nya dengan selai.

"Kamu sudah berubah profesi ya? Dari seorang CEO menjadi seorang dokter?" Canda Jordy sambil menyodorkan sepotong roti ke dalam mulut nya.

"Yah seperti nya begitu bang. Aku harus menjadi seorang dokter beberapa hari ke depan" Jawab Marco cuek.

"Oh ya Marco, kamu sudah pergi ke butik langganan keluarga kita untuk memesan gaun pengantin?"

"Belum sih bang. Aku sedikit sibuk beberapa hari ini. Jadi nya gak ada waktu deh ke sana" Jelas Marco.

"Ya sudah bagaimana kita pergi ke butik itu lusa saja. Kamu luangkan waktu sebentar lusa ya untuk ke butik itu. Pernikahan kita tidak lama lagi lo. Masa ia kita belum fitting baju pengantin kita" Ujar Jordy apa ada nya.

"Iya juga sih bang. Ya sudah lusa kita akan pergi bersama-sama ke butik itu untuk fitting baju pengantin kita. Aku bersama Dea dan abang bersama Sonia"

"Oke"

Mendengar kedua putranya yang akan fitting baju pengantin, Ratna menatap mereka dengan kesal. Yah ia sama sekali tidak mengharapkan pernikahan ini terjadi Bukan pernikahan antara Jordy dan Sonia. Melainkan pernikahan antara Marco dan Dea karena dari awal wanita paruh baya itu tidak menyukai Dea.

"Ya sudah aku berangkat ke kantor dulu ya" Ujar Jordy beranjak dari tempat itu tak lupa ia berpamitan dengan kedua orang tuanya sebelum pergi.

"Aku juga mau berangkat ya ma, pa. Nanti malah telat ke kantor mana harus mampir ke rumah Alicia dulu lagi" Ujar Marco merasa keberatan.

"Udah jangan ngeluh gitu dong. Ini semua kan karena kamu juga yang kurang berhati-hati dalam berkendara. Harus bertanggung jawab dong dengan apa yang terjadi kepada Alicia" Ujar Ratna terdengar sangat mendukung.

"Iya ma"

Ratna tersenyum senang mendengar Marco akan pergi ke rumah Alicia.

***

"Hallo Alicia, tadi Marco bilang dia nggak sengaja nabrak kamu ya? Terus bagaimana keadaan kamu?" Tanya Ratna khawatir kepada gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu. Dimana ia menghubungi Alicia secara diam-diam di belakang halaman rumah nya agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Iya tante, tapi gak apa-apa kok tan. Hanya luka ringan saja. Lagian Marco juga datang ke rumah untuk mengobati ku setiap hari nya" Jelas Alicia.

"Aduh, tante jadi khawatir deh sama keadaan kamu. Maka nya tante telfon kamu ini"

"Gak apa-apa kok tante. Lagian ini semua memang yang ku mau" Ujar Alicia.

Ratna mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang dimaksud oleh gadis itu.

"Apa maksud mu?"

"Tante ini semua terjadi memang sesuai rencana ku. Aku yang merencana kan kecelakaan ini. Yah meski pun aku sedikit terluka sih. Tapi tidak masalah asal kan aku bisa dekat-dekat sama Marco" Ujar Alicia.

"Oh ternyata ini rencana kamu. Wah ternyata kamu gadis yang nekat juga ya. Kamu rela melukai dirimu sendiri hanya demi mendapatkan apa yang kamu mau" Ujar Ratna kagum dengan gadis yang ada di seberang sana karena berhasil membuat Marco mau tidak mau harus terus saja datang ke rumah nya untuk mengobati nya.

"Iya tante, ini semua memang rencana ku. Tante aku tutup dulu ya telpon nya. Sepeti nya Marco sudah tiba du rumah ku" Ujar Alicia.

"Oke oke" Merekapun mengasihi percakapan mereka di telpon. Alicia duduk di atas sofa yang berada di ruang tamu nya yang memang dari tadi menunggu kedatangan Marco ke rumahnya.

Ia pun memasang wajah seolah-olah sedang menahan sakit pada luka yang ia alami saat itu.

Terpopuler

Comments

Siti Mastura

Siti Mastura

semangat Menulis Author

2023-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!