Nadi menghembus napas beratnya ketika melihat Surya berada di depan pintu kamar mandi, ia mencoba berpikir positif jika Surya juga ingin menggunakan toilet, sebab hanya ini toilte yang baru jadi. "Silahkan jika kau mau pakai," ia berusaha menghindar namun Surya justru menghalangi Nadi keluar. "Aku tidak ingin ke toilet, aku ingin bicara denganmu," Surya menatap tajam ke arah Nadi.
Nadi berusaha untuk terlihat santai, sebab ia merasa tak memiliki kepentingan dengan Surya. "Maaf saya rasa sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan," ia mencoba menerobos tubuh Surya, tapi Surya mendesak Nadi hingga kembali masuk ke kamar mandi.
"Surya, apa maumu?" suara Nadi mulai tergengar gemetar, sebab ia melihat pancaran kemarahan dalam sorot mata Surya yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Nadi menoleh ke belakang sembari melangkah mundur sebab Surya kian medesaknya. "Surya apa yang ingin kau bicarakan? Apa tidak bisa kita bicara baik-baik di luar?"
"Nadi, aku tak menyangka kau begitu licik," Surya menatap Nadi dengan sinis, ia mendesak Nadi hingga tubuh Nadi merapat pada dinding di samping wastafel. "Kau merayu pria bersuami demi memenagkan project ini. Apa kau menggunakan cara yang sama untuk merebut semua project di perusahaanku? Dasar janda murahan, kau tak ingat jika masa idahmu belum selesai?"
Plak...
Satu tamparan keras mendarat di pipi Surya, Nadi memang berhasil merebut beberapa project dari perusahaan Surya, itu semua karena Nadi memberikan tawaran yang lebih menguntungkan di bandingkan dengan tawaran yang di berikan Surya, lagi pula banyaknya masalah yang terjadi di perusahaan Surya akhir-akhir ini membuat clientnya beralih haluan ke perusahaan Sofia. Nadi sama sekali tak pernah merayu clientnya dengan cara yang menjijikan seperti yang di tuduhkan oleh Surya.
"Jaga ucapanmu, Surya!" kali ini giliran Nadi yang menatap Surya dengan penuh kemarahan sebab pria itu sudah merendahkannya. "Aku tidak pernah merayu siapa pun termasuk Pak Aaron, aku dan Sofia bahkan baru bertemu dengan Pak Aaron setelah kami berhasil memenangkan project ini. Jika client-clientmu berpindah haluan, seharusnya kau melakukan evaluasi bukan malah menyalahkan kompetitormu. Dasar tidak waras."
"Apa kamu bilang?" Surya pun tak terima Nadi mengatakan dirinya tak waras. "Kau pencuri licik yang gatal," ia menagkup wajah Nadi dengan kedua tangannya, tubuhnya semakin merapat ke tubuh Nadi hingga membuat wanita itu tak bisa bergerak, dan ia mencium bibir Nadi dengan paksa.
Berada sedekat itu dengan Nadi, membuat Surya kembali bisa merasakan aroma tubuh Nadi yang selalu membangkitkan gairahnya, ia ingin kembali merasakan tubuh Nadi, sudah beberapa hari ini setelah pertemuannya dengan Nadi di Global Group, Surya selalu memimpikan bisa kembali meniduri Nadi.
Satu tangan meraih tangan Nadi dan menggenggamnya dengan erat ke atas, agar Nadi tak bisa berontak, lemudian satu tangannya lagi mulai meraba dada Nadi. "Tidak Surya, jangan..." Surya membekap mulut Nadi dengan mulutnya.
Nadi benar-benar tak bisa berkutik, ia menekuk lututnya dan mendesak ******** Surya dengan sekuat tenaganya. "Dasar pria brengsek," akhirnya Nadi bisa lepas dari jeratan Surya.
Surya meringis sembali memegang selangkangannya. "Janda gatal, beraninya kau. Tunggu saja pembalasanku!!"
Dengan tubuh yang masih gemetar, Nadi berlari keluar dari kamar mandi, hingga tak sengaja ia menabrak Aaron. Aaron datang bersama Cindy untuk menghampiri Nadi dan Surya ke kamar mandi sebab mereka berdua tak kunjung kembali. "Kamu baik-baik saja?" tanya Aaron cemas melihat wajah Nadi yang begitu pucat dan tubuh yang gemetar.
"Tadi di dalam ada tikus, jadi dia ketakutan," sahut Surya sebelum Nadi berkata yang sebenarnya. "Sepertinya hari ini cukup sampai di sini, untuk lahan parkir yang berada di bawah gedung akan aku beri fasilitas tambahan seperti kamar mandi dan musola. Aku permisi dulu, selamat siang."
Surya berlalu meninggalkan Nadi dan Aaron, di ikuti oleh Cindy yang belari di belakangnya.
"Nadi kamu baik-baik saja?" tanya Aaron sekali lagi, dari raut wajahnya Aaron begitu mengkhawatirkan Nadi.
Nadi menganggukan kepalanya, rasanya kurang tepat jika ia menceritakan apa yang telah Surya tadi kepada Aaron. "Aku baik-baik saja, Pak. Terima kasih atas perhatiannya. Aku mau pulang."
"Baiklah kalau begitu aku antar ya, supir kantormu tadi izin pulang duluan karena sedang tidak enak badan katanya."
Nadi mengerutkan keningnya. 'Sepertinya tadi pagi Mang Ujang baik-baik saja,' batinnya. "Tidak perlu pak Aaron, aku bisa naik taxi online saja."
"Die.. Wajahmu pucat sekali, aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian. Izinkan aku mengantarmu, aku janji tidak akan macam-macam denganmu."
Nadi tahu berurusan dengan orang seperti Aaron tidak akan bisa menerima penolakan, sehingga untuk kali ini ia setuju dengan ajakan Aaron, tapi lain kali ia akan mengingatkan Aaron jika dia memiliki istri dan seharusnya sebagai suami lebih memahami perasaan istrinya untuk tidak terlalu baik dengan wanita lain.
Nadi mengangguk setuju.
Aaron tersenyum sumringah saat Nadi setuju di antar pulang olehnya. "Mari, mobilku di parkir di depan."
Sepanjang perjalanan Nadi nampak gelisah, perlakuan Surya terhadapnya tadi membuatnya sangat takut, ia takut jika Surya mengulangi perbuatannya sebab terakhir Surya mengatakan akan membuat perhitungan padanya.
"Die, kamu yakin kamu baik-baik saja?" tanya Aaron ketika ia menepikan kendaraannya di depan kediaman Nadi, ia ingin memastikan jika Nadi memang baik-baik saja.
Belum sempat Nadi menjawab, dering handphone di balik jas yang di kenakannya menghentikan obrolan mereka. "Sebentar ya," Aaron pun mengankat panggilan tersebut.
Hening cukup lama, hingga akhirnya Aaron berkata. "Boleh sayang, tapi jangan banyak-banyak ya," senyum mengembang di wajah Aaron. Kemudian sebelum menutup teleponnya Aaron berkata. "Love you too, Babe." ia menaruh kembali handphonenya di saku jasnya dan beralih kepada Nadi.
"Terima kasih Pak Aaron atas tumpangannya, tapi untuk lain kali aku rasa Pak Aaron tidak perlu menawariku tumpangan lagi, sebab aku tidak ingin memiliki masalah dengan istri bapak. Sekali lagi terima kasih, permisi." Nadi membuka sabuk pengamannya dan turun dari mobil Aaron.
Aaron mengerutkan keningnya. Istri?
...****************...
Hi, Readers
Terima kasih sudah mmembaca Beauty, hari ini aku juga menerbitkan 1 judul lagi novel yang berjudul SAMPAI DISINI. Jangan lupa mampir di karya terbaruku ya.
Happy Reading😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
seperti nya Nadi salah faham..
2023-12-19
0
Diaz
Surya 😡😡😡
2023-07-22
2
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
emang Aaron belum menikah yaaa
2023-07-09
2