BEAUTY

BEAUTY

BAB 1

Beberapa minggu belakangan ini, media televisi di hebohkan dengan pemberitaan seputar operasi plastik. Para artis tanah air berbondong-bondong menyambangi Negeri Gingseng untuk melakukan operasri plastik.

"Sepertinya oplas sudah menjadi trend saat ini," gumam Nadi Djiwa, seorang wanita berusia 24 tahun yang baru saja empat bulan lalu berhenti membantu suaminya di kantor lantaran ia ingin fokus menjalani program kehamilan.

Ya, sudah hampir dua tahun mereka menikah namun sayangnya mereka belum juga memiliki momongan, untuk itulah ia menyerahkan pengelolaan perusahaan, sepenuhnya kepada suaminya. Perusahaan kontraktor itu ia bangun bersama suaminya sejak mereka masih sama-sama duduk di bangku kuliah, kini perusahaan tersebut sudah mulai berkembang, hal ini dapat di lihat dari banyaknya project yang tengah mereka kerjakan dan laba yang terus meningkat.

Suara tawa riang dari ruang tamu, membuyarkan lamunan Nadi, ia bergegas memasukan wortel yang telah ia potong ke dalam panci berukuran besar. "Kak Nadi, sup pesananku semalam sudah jadi belum?" Bintang, bersama ibu dan kakaknya mendekat ke arah Nadi.

"Sebentar lagi, Dek." Nadi mengambil sepotong daging dari dalam panci, memastikan bahwa daging sapi tersebut sudah empuk. "Tinggal menunggu sayurnya matang saja kok."

"Ayam bakar pesanan ibu, sudah matang?" Mentari, sang ibu mertua pun ikut bertanya makanan pesanannya. "Ibu sudah lapar nih."

"Sudah bu, hanya tinggal sambalnya saja yang belum di ulak."

Senja sang kakak ipar nampak memperhatikan televisi yang di tempel di dinding ruang makan, ia melihat televisi tersebut menyiarkan acara gosip. "Pantas saja makanan kita belum siap, kau pasti nonton televisi terus dari tadi."

"Nadi, bukankah semalam ibu sudah mengingatkamu, jika pagi ini kami bertiga akan ke mall membeli gaun pesta, jadi kau jangan sampai telat menyiapkan makan siang, kami bisa kelaparan habis mengelilingi mall," ucap Mentari ketus.

Nadi menghela napas beratnya, sebetulnya ia sudah berusaha secepat mungkin menyiapkan makan siang untuk ipar-iparnya, hanya saja tadi sempat ada insiden kecil yang menimpanya. "Tadi gasnya habis bu, Koh Ahong yang biasa jual gas tutup. Jadi aku keluar sebentar untuk mencari warung." Nadi mengatakan apa adanya, namun sepertinya dari raut wajah ibu mertua serta ipar-iparnya tidak ada yang mempercayainya.

"Tubuhmu terlalu besar, Nadi sehingga kau lambat," cetus Senja, ia berputar memamerkan bentuk tubuh indahnya di hadapan Nadi. "Kau lihat tubuhku," ucapnya. "Aku sudah melahirkan dua kali tapi terlihat seperti gadis remaja, bahkan anak-anakku sudah berusia sembilan tahun, kami terlihat seperti kakak adik."

"Aku tak bisa membayangkan jika Kak Nadi nanti hamil," sahut Bintang. "Pasti akan terlihat seperti beruang besar yang sedang menggendong anaknya."

Mentari hampir terkekeh mendengar pernyataan putri bungsunya. "Aku rasa hal itu tidak akan terjadi," Senja berjalan ke meja makan dan mulai menarik kursi, lalu duduk dengan nyaman. "Menurutku dia tidak akan punya anak, seorang wanita yang sehat tidak mungkin rahimnya kosong selama dua tahun, apa lagi dia sudah menjalani program kehamilan berkali-kali."

Selama ini Nadi tak mengerti mengapa sepertinya Senja tak menyukai dirinya, setiap kata-kata yang di lontarkan selalu membuatnya sakit, namun kali ini ia tak ingin rasa sakit menggerogoti hatinya, sebab kata dokter stres dapat menghambat proses program kehamilannya.

Nadi tersenyum sembari menghidangkan ayam bakar dan sambal bawang pesanan ibu mertuanya ke meja makan. "Supku mana Kak Nadi, aku sudah lapar," protes Bintang.

"Sebentar ya dek, akan aku ambilkan." Nadi kembali ke dapur untuk melihat supnya, setelah matang ia langsung kembali ke meja makan dengan membawa semangkuk besar sup pesanan Bintang.

"Yeee..." sorak Bintang, ia selalu menyukai sup buatan Nadi, sehingga dalam seminggu ia bisa dua sampai tiga kali meminta Nadi membuatkan untuknya.

Nadi tak langsung ikut bergabung makan bersama, ia memilih membereskan perkakas masaknya, agar bisa makan dengan tenang. Surya datang ketika Nadi selesai mencuci piring, awalnya ia ingin menghampiri dan menyambut kedatangan suaminya, namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar Surya pulang tak seorang diri, ia membawa seorang wanita pulang bersamanya.

Nadi tak asing dengan wanita tersebut, dia adalah Cindy staf administrasi kantornya. Yang membuat Nadi terkejut hingga tak bisa menahan amarahnya, ketika ia melihat tangan Cindy melingkar di pinggang suaminya.

Nadi yang tak terima pun langsung berjalan menghampiri mereka berdua, saat melewati ibu mertua serta ipar-iparnya, tak ada raut keterkejutan pada wajah mereka. Sehingga membuat tanda tanya besar dalam benak Nadi, apa yang sebenarnya terjadi?

Plakk..

Satu tamparan keras mendarat di wajah Surya. "Sungguh kau tidak tahu malu. Beraninya kau selingkuh di depanku dan membawanya ke rumah ini!!" teriak Nadi, hilang sudah semua kesabaran yang sedari tadi ia tahan atas perlakuan iparnya.

Surya memegang wajahnya yang merah akibat tamparan dari Nadi. "Kau maunya aku selingkuh di belakangmu? Aku tidak suka main belakang, makanya aku bawa kemari, sekalian aku ingin mengenalkan calon istriku kepada ibu."

"Pria brengsek!" Nadi hendak menamparnya kembali namun Surya menahannya, ia mencengkram erat tangan istrinya. "Jangan berani-beraninya memukulku!"

"Sudahlah Nadi," Mentari menghentikan keributan yang terjadi. "Kau biarkan saja suamimu menikah lagi, dengan wanita yang sudah pasti memiliki anak."

"Lagi pula Surya sudah muak tidur dengan buntalan karung sepertimu," sahut Senja, ia hampir terkekeh dengan kalimatnya sendiri.

Nadi menggelengkan kepalanya, ia menatap tajam ke arah ibu mertua dan iparnya, kemudian beralih ke Surya dan Cindy. Ia menudingkan jari telunjuk ke wajah Cindy. "Aku tidak sudi di madu oleh janda gatal sepertimu!!"

Cindy terlihat tak menunjukan rasa bersalahnya, ia justru tersenyum penuh kemenangan ketika Surya menjatuhkan talak, pada Nadi setelah Nadi menolak untuk di madu.

Surya bukan hanya menceraikan Nadi demi Cindy, ia juga mengusir Nadi dari rumah yang mereka bangun bersama, mengambil alih perusahaan yang mereka rintis bersama atas nama Surya tanpa membaginya sedikitpun dengan Nadi.

Belakangan, saat proses perceraian berjalan, Nadi mengetahui bahwa perselingkuhan itu terjadi sudah sejak lama dan perselingkuhan itu di dukung oleh keluarga Surya. Selama ini Surya meminta Nadi resign dari kantor bukan semata untuk program kehamilan, melainkan agar bisa lebih bebas berpacaran bersama Cindy. Selama ini keluarga Surya seolah tak menyukainya, sebab mereka lebih memilih Cindy.

Aku tidak akan membiarkan mereka semua bersenang-senang di atas penderitaanku, aku tidak akan membiarkan mereka semua menikmati hasil jirih payahku selama ini. Aku harus mendapatkan kembali semua hakku, mereka semua harus menerima pembalasanku.

Perlahan Nadi mulai hilang kesadarannya, sebelum menutup mata ia melihat lampu ruang operasi menyala di atasnya, kemudian ada beberapa dokter berpakaian hijau yang siap bekerja untuk merubah penampilannya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan mau undur Nadi.. rampas kembali hak mu kecuali Surya

2023-12-19

0

Daisha 😘

Daisha 😘

aku mampir ceritanya 💗

2023-08-01

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

astaga berhenti kerja eeeeh malah jadi koki untuk orang seisi rumahnya laaluuuu mana bisa istirahat tuuuh

2023-07-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!