Satu Bulan Kemudian
Dengan langkah penuh percaya diri, Nadi bersama dengan Sofia berjalan memasuki gedung Global Group. Mereka berdua di arahkan oleh salah seorang dari staf Global Group untuk masuk ke ruang meeting. "Pak Harry akan tiba dalam waktu lima menit, di mohon bersabar menunggu sebentar," ucap staf itu sembari mempersilahkan Nadi dan Sofia masuk ruangan.
Nadi dan Sofia tersenyum ramah pada staf tersebut. "Terima kasih," mereka berdua masuk dan mengambil tempat yang sudah di sediakan. Sesuai dengan dugaan Nadi sebelumnya, Surya akan datang bersama Cindy dan mereka sudah datang lebih dahulu. "It's show time," bisik Sofia. Nadi hanya sekilas tersenyum pada Sofia, kemudian ia mengangkat dagunya berjalan menyusuri bangku kosong ruang meeting, dan dengan anggunnya ia duduk bersebrangan di hadapan Surya.
Bak melihat hantu di siang bolong, Surya terperanjat ketika melihat Sofia datang bersama mantan istrinya. Untuk sesaat ia mengagumi kecantikan dan perubahan penampilan Nadi, dalam benaknya mengakui bahwa ini adalah penampilan terbaik Nadi selama ia mengenal Nadi.
Nadi terlihat sangat anggun, cantik dan sexy dengan balutan short dress formal bermotif batik khas Nusa Tenggara. "Bagaimana dia bisa secantik itu sekarang?" gumamnya, Surya tak hentinya memandangi Nadi, ada keinginan yang begitu besar untuk menghampiri wanita itu dan memeluknya dengan erat. Ia penasaran bagaimana sekarang rasa Nadi? apa masih sama dengan yang dulu? Dengan tubuhnya yang begitu langsing dan kulitnya yang begitu terlihat segar dan kenyal, Surya membayangan tubuh Nadi akan lebih nikmat dari yang dulu.
Surya hampir saja beranjak dari tempat duduknya, sebelum akhirnya Cindy menyentuh lengan Surya. "Kamu lihat apaan sih?" wajah Cindy terlihat sangat kesal, sekilas ia melirik ke arah Nadi dengan sinis. "Kamu inget ya mas, aku lagi mengandung anakmu, jadi kamu jangan macem-macem," ia melingkarkan tangannya di lengan Surya, kemudian menyandarkan kepalanya seolah menujukan keromantisan di antara mereka.
Surya membiarkan Cindy berbuat semaunya, sementara dirinya kembali fokus pada laptopnya. Ia sadar bahwa kedatangan Nadi merupakan ancaman besar bagi bisnisnya, sebab sudah tentu Nadi mengetahui segala kelemahan perusahaannya dan bisa dengan mudahnya mengalahkannya dalam project ini.
"Mas kenapa datanya di ganti? Apakah kita tidak rugi jika menurunkan harga serendah itu?"
Surya menggeleng. "Kita tidak punya jalan lain, lawan kita sepertinya memberikan tawaran yang terbaik. Jika tidak, kita tentu sudah memenangkan project ini dari pra-tender kemarin."
"Tapi?"
"Tenanglah, kita tetap masih mendapatkan keuntungan dari diskon yang di berikan toko bangunan, dan kalau kita berhasil memenangkan project ini tentu nama perusahaan kita akan lebih terkenal dan dari situ kita bisa memperoleh keuntungan lebih banyak lagi."
"Kau memang pria paling hebat di dunia," puji Cindy, ia mencondongkan tubuhnya dan mengecup pipi Surya hingga membuat Sofia yang tak sengaja melihatnya, ingin muntah.
"Gue jijik banget melihat mereka berdua," bisiknya pada Nadi. "Tak bisakah mereka berzina di tempat lain?"
"Kalau begitu jangan di lihat," Nadi memeriksa ulang data yang ia buat bersama Sofia dan timnya.
"Gue cuma penasaran dengan ekspresi Surya ketika dia melihat loe, tadi yang gue lihat dia kaget gitu."
"Ya pastilah, dia pasti kaget karena ternyata tender ini belum final dan ada gue satu tim sama loe untuk melawan perusahaannya."
"Bukan, bukan itu. Sepertinya loe berhasil membuat dia nanti malam susah tidur."
Obrolan mereka terhenti saat Harry selaku, COO Global Group bersama dua orang timnya datang. "Maaf saya agak telat sedikit," ucapnya saat memasuki ruangan.
Dengan kompak keempatnya berdiri untuk menyambut dan menghormati kedatangan pak Harry. "Silahkan duduk kembali," ia duduk di depan di antara Sofia dan Surya.
Tanpa menunggu lama, Harry langsung membuka meeting pagi itu dan menjelaskan maksud dirinya mengundang Surya dan Sofia. "Kami sungguh tertarik dengan penawaran yang perusahaan kalian berikan, sehingga kami mengundang kalian kembali datang agar kami bisa memutuskan tender ini."
Harry memberikan kesempatan pada Surya untuk terlebih dahulu memprsentasikan penawaran terbarunya, sebelum ia beranjak dari tempat duduknya, ia kembali menatap Nadi, namun kali ini bukan tatapan untuk mengagumi kecantikan mantan istrinya melainkan tatapan tajam persaingan.
Sepanjang Surya presentasi, Nadi sudah bisa menebak strategi yang di akan di gunakan Surya. "Loe yakin kita bisa memenangkan tender ini? Penawaran dia jauh di bawah penawaran kita loh?" bisik Sofia, tak bisa ia pungkiri jika kini Sofia agak sedikit khawatir, namun di sisi lain ia juga tak banyak berharap sebab perusahaan yang ia dirikan masih seumur jagung tentu masih banyak keraguan dalam diri clientnya.
Nadi mengelus lengan Sofia dengan lembut. "Udah loe tenang aja. Bismillah, kita bisa memenangkannya."
Setelah Surya selesai mempersentasikan penawarannya, kini giliran Nadi yang maju sebagai perwakilan dari perusahaan Sofia. Sebelum memulai presentasinya, Nadi melebarkan senyumnya yang memikat.
'Sial' batin Surya, ia semakin ingin merengkuh tubuh mantan istrinya.
Nadi menjelaskan bahwa perusahaannya tidak akan menurunkan harga penawaran, sebab harga yang ia berikan merupakan harga wajar untuk kualitas terbaik yang ia berikan, namun ia memberikan garansi yang lebih panjang dari yang perusahaan Surya tawarkan, sebab ia berani menjamin kualitas bahan bangunan yang ia pakai.
Sekilas Sofia tersenyum ketika melihat Pak Harry dan timnya terlihat begitu bersemangat saat Nadi presentasi, hal itu setidaknya memberikannya secercah harapan akan kemenangan tendernya.
Selesai Nadi mempresentasikan penawarannya, Pak Harry langsung mengumumkan hasil tender. Untuk bangunan utama ia mempercayakan pada perusahaan Soe Karya milik Sofia, sementara untuk lahan parkir mereka serahkan pada perusahaan Permana Persada milik Surya Permana.
Hal itu tentu membuat Surya merasa tidak puas, ia menatap tajam ke arah mantan istrinya yang terlebih dahulu keluar ruangan bersama Sofia. 'Brengsek, rupanya ia ingin bermain-main denganku. Kau tunggu saja pembalasanku!'
Tak cukup sampai di situ, hati surya kembali panas ketika ia dan Cindy keluar dari ruang meeting. Surya melihat Nadi dan Sofia nampak akrab dengan CEO Global Group, "Dasar wanita-wanita gatel, pantas saja mereka yang memenangkan tender ini, rupanya mereka telah menggoda sang CEO." tak tahan melihat mantan istrinya mengobrol dengan sang CEO, Surya bergegas mengajak Cindy pulang.
"Hari ini jadi kau jadi antar aku periksa kandungan kan?" tanya Cindy ketika mereka masuk ke lift
"Aku capek, tapi kalau kau mau tes DNA akan aku antar"
Wajah Cindy merah padam, namun ia mencoba menahan dirinya utuk tidak bertengkar dengan Surya "Test DNA saat di dalam kandungan sangat beresiko sayang," ia melingkarkan tangannya di lengan Surya. "Kamu enggak mau kan terjadi apa-apa dengan anak kita? Kalau kamu enggak mau ke rumah sakit, bagaimana kalau kita ke butik aja, untuk fitting baju pernikahan kita?"
"Cindy, sudah kukatakan aku capek. Aku mau pulang dan istirahat!!" Surya mempercepat langkahnya ketika pintu lift terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Surya tak dapat buat keputusan... pasti fikiran nya tertuju pada mantan isteri nya
2023-12-19
0
Ibuk'e Denia
aq mampir thor ke karyamu
2023-07-26
2
Diaz
kenapa tes DNA, apa itu bukan anak Surya 🤭
2023-07-22
2