Sudah dua jam sejak Nadi di pindahkan ke ruang rawat inap, Sofia terus mengamati wajah sahabatnya. Gadis berusia 24 tahun itu nampak heran karena sepengetahuannya Nadi akan menjalani operasi plastik bagian wajahnya.
Seperti yang ia ketahui dari sosial media, orang-orang yang menjalani operasi plastik akan di perban di seluruh wajahnya, namun yang ia lihat saat ini satu-satunya bagian wajah Nadi yang di perban hanya-lah bagian hidung saja.
Nadi melirik kesal ke arah Sofia, ia nyaris mendorong gadis itu karena terlampau dekat memperhatikan wajahnya. "Loe ngapain sih ngeliatin muka gue terus?"
"Itu," tunjuk Sofia pada hidung Nadi. "Kenapa cuma hidung loe doang yang di perban? Bukannya kalau operasi plastik semua muka loe diperban juga ya? Jangan-jangan loe operasinya nyicil lagi."
"Tas Her*es selingkungannya Surya kali, nyicil."
Sofia tertawa terbahak-bahak kala mengingat Cindy yang gemar mengkredit barang demi bisa mengenakan barang-barang brand ternama dunia. "Ya udah enggak dong, kan sekarang sudah jadi nyonya Permana."
"Brengsek loe," Bukan Nadi belum move on dari mantan suaminya, namun sebelum ia berhasil membalaskan dendamnya, rasa sakit hati dan marah masih bersarang di hatinya. "Jangan sebut nama itu di depan muka gue," ia melempar bantal ke arah Sofia.
"Kalau loe emang mau balas dendam sama dua orang itu. Kenapa yang loe operasi cuma hidung loe doang?" Sofia menekan bantal tadi di paha Nadi.
"Gue cuma gendut bukan jelek, jadi gue rasa gue cuma butuh diet bukan operasi. Lagian dosa tau operasi-operasi begituan, tanda orang yang tidak bersyukur."
"Kalau loe inget dosa, kenapa ini loe operasi?" Sofia kembali menjunjuk ke arah hidung Nadi. "Sampe minta temenin gue ke Korea segala."
"Ini itu septum deviation, gue udah ngerasa sulit napas sejak setahun yang lalu, saat gue ada kerjaan di Busan. Ya udah deh gue periksa di sini, tapi waktu itu gue nolak buat operasi karena gue masih bisa napas. Nah kemaren gue udah bener-bener keganggu sama pernapasan gue, karena gue enggak mau ribet mesti cek ulang kalau berobat di Indonesia, makanya gue balik lagi ke Korea buat operasi. Ya sekalian healing dan cari skin care yang bagus."
Sofia mengangguk mengerti, ia pernah baca tenatang septum deviation, sebuah kondisi di mana tulang rawan pembatas yang memisahkan rongga hidung tidak lurus, sehingga menyebabkan pasien sulit bernapas.
"Udah ah gue masih istirahat, napas gue masih enggak enak lama-lama ngoceh."
Sofia menyelimuti tubuh Nadi, setelah Nadi terlelap ia membuka laptopnya untuk memantau kondisi perusahaan yang baru di bangunnya.
...****************...
Setelah melewati masa pemulihan akhirnya Nadi siap untuk memulai perubahan besarnya!!!
Pagi hari ia mulai dengan lari keliling di kawasana apartemet yang di sewanya selama satu bulan di Korea selatan. Nadi sangat menikmati udara sejuk Korea di pagi itu, meski dengan iringan kotekan yang keluar dari Sofia.
"Gila ya loe, jam segini ngajakin lari!!!" suara Sofia terdengar ngos-ngosan setelah ia lari sepanjang 1km bersama Nadi. "Di dalem ada tempat gym, untuk apa keluar jam lima subuh hanya untuk lari??"
Nadi mengangkat tangannya sembari menghirup udara segar. "Udara di sini sangat bagus, sayang jika di lewatkan. Lagi pula tidak baik habis shalat subuh tidur lagi," ia lari di tempat, untuk memberikan Sofia waktu istirahat.
"Loe kenapa baru diet dan olahraga sekarang sih?" Tanya Sofia hati-hati. "Bukannya dari dulu loe tahu kalau Surya pemuja cewek bertubuh sexy? Sorry ya kalau ucapanku terdengar jahat, tapi itu kan kenyataannya?!" Meski tak begitu mengenal Surya, namun beberpa kali ia kedapatan memergoki Surya tengah menggoda wanita lain, bahkan Surya pernah menggoda dirinya.
"Ini karena pengaruh obat penyubur kandungan yang setiap hari gue minum selama menjalani program kehamilan," wajah Nadi mendadak terlihat muram, ia masih tak habis pikir usahanya untuk memperoleh keturunan justru di balas pengkhianatan oleh mantan suaminya.
"Loe yakin yang bermasalah itu loe? Karena setahu gue yang namanya program kehamilan itu di lakukan oleh suami istri bukan hanya istrinya, maksud gue bisa aja kan yang bermasalah justru dari pihak Surya?"
Nadi mengangkat bahunya, ia sendiri pun tak tahu sebab selama menjalani program kehamilan Surya enggan ikut memeriksakan dirinya, di tambah keluarganya yang memiliki pandangan bahwa sulit mendapat keturunan mutlak kesalahan istri, sehingga membuat Surya semakin enggan untuk memeriksakan diri.
"Entahlah! Satu putaran lagi yuk!" ajak Nadi, ia merasa sudah cukup memberikan Sofia waktu istirahat. "Setelah ini gue bikinin sop buntut buat loe."
"Asssik!!"
Seketika Sofia berubah menjadi bersemangat, sebab sogokan sop buntut yang di tawarkan Nadi untuknya, ia tahu sop buntut buatan Nadi tidak pernah gagal dan rasanya sama seperti sop buntut hotel bintang lima Jakarta dan ia akan mendapatkannya sepuasnya jika Nadi yang masak.
"Di sogok makanan baru semangat," gumam Nadi, ketika ia melihat sahabatnya berlari mendahuluinya.
Tak hanya berolahraga, demi mendapatkan tubuh idealnya kembali, Nadi pun melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan ternama yang menjadi langganan selebritas ternama Korea.
"Wow, ini kan klinik yang pernah di kunjungi oleh aktor yang terkenal itu. Loe yakin duit loe cukup?" Sofia meyakini bahwa klinik itu pasti mahal dan sepengetahuannya saat bercerai, Surya tak memberikan apa pun kepada Nadi padahal Nadi-lah yang selama ini bekerja keras membangun perusahaan suaminya.
"Aman," Nadi menunjukan black cardnya, hal itu membuat Sofia melongo. "Loe juga boleh kok ikut perawatan."
Sofia menggelengkan kepalanya, kini ia sudah tak ragu lagi dengan kehebatan sahabatnya. Benar kata orang jangan meremehkan diamnya orang sabar, karena sekali bergerak pasti akan di luar dugaan, seperti itu-lah yang kini ia lihat dari Nadi.
Saat menikah dengan Surya, Sofia melihat Nadi hanya-lah istri yang lemah, dia hampir tak membantah apa pun yang di katakan oleh suami dan keluarga suminya. Namun setelah lepas dari keluarga toxic itu, Sofia kembali melihat Nadi yang dulu.
Ia sendiri bingung harus bersyukur atau bersedih atas perceraian Nadi, tapi apa pun itu ia bahagia melihat Nadi kembali bersemangat menjalani harinya. "Gue boleh ambil semua paket perawatan yang di sarankan dokter nanti?"
"Boleh dong, kita glow up bersama agar calon client kita nanti memberikan projectnya kepada kita," ucap Nadi sembari tertawa.
Sofia pun ikut tertawa, ia sudah tidak sabar melihat ekspresi Surya ketika nanti melihat perubahan pada diri mantan istrinya ketika tender project di bulan Maret mendatang.
Ya di bulan Maret mendatang perusahaan Sofia yang kini di bantu oleh Nadi, akan bersaing dengan perusahan Surya untuk memenangkan project pembanguan mall di Jakarta Utara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ 🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
mending langsung operasi bariatrik aja tuuuuh kayak Melly Goeslow gitu...
2023-07-24
2
☠ᵏᵋᶜᶟ 🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
waah saya kok jadi yakin jika Surya tak mau diperiksa maka yang sebenarnya bermasalah itu ada di Surya noooh
2023-07-24
2
☠ᵏᵋᶜᶟ 🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
ooooh dasar Surya aja tuuuh yang agak gak normal noooh....
uda tau istrinya lagi program hamil supaya pernikahan terasa lengkap dengan hadirnya buah hati eeeeh malah Surya suka lirik-lirik wanita lain 🤦🤦🤦
2023-07-24
2