Apa yang dilakukan oleh Adji memang sangat berbanding terbaik dengan apa yang dilakukan oleh Clarissa. Bagaimana tidak, walau Clarissa tidak dapat bicara. Dia selalu bersikap angkuh juga sangat arrogant pastinya.
Adji menghabiskan makan siangnya didalam mobil saja. Karena dia tidak ingin jika Nona Muda nya akan semakin marah padanya.
Setelah selesai, Adji membawa Clarissa menuju perusahaan lagi. Karena waktu makan siang sudah selesai, dengan begitu mereka berdua bisa menghabiskan waktu berdua saja. Karena urusan pekerjaan.
"Kau tunggu saja didalam mobil, jangan masuk kedalam" ucap Clarissa menggunakan bahasa isyarat.
"Baik Nona Muda, saya permisi sekarang" ucap Adji pada Clarissa.
Clarissa langsung masuk kedalam perusahaan Papa nya. Dia mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh Papa nya.
"Apa kamu bisa melakukan ini sendiri sayang?" tanya Papa Nadi yang melihat kearah Clarissa sedang sibuk.
"Lumayan Pa, semoga saja aku bisa Pa" jawab Clarissa menggunakan bahasa isyaratnya.
"Berusahalah nak, Papa akan membantu kamu. Jika butuh bantuan dan tidak tahu, kamu bisa bertanya pada Papa" ucap Papa Nadi sambil mengusap kepala Clarissa.
Clarissa hanya mengangguk dan dia segera mengerjakan pekerjaan nya. Membuat Papa Nadi merasa bangga akan putrinya itu.
'Ya Allah, semoga saja putriku bisa berbicara kembali. Dan melupakan traumanya terhadap berbicara pada semua orang, ini demi kebaikan nya juga' ucap Papa Nadi dalam hati saat menatap putrinya yang sedang bersibuk.
Papa Nadi segera masuk kedalam ruangan nya sendiri untuk mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda, karena ingin melihat Clarissa bekerja dan tidak merasa kesulitan untuk mengerjakan nya.
.
Sedangkan didalam mobil, Adji sedang Melainkan ponselnya. Dia merasa jika ponselnya ini sudah cukup untuk dia bisa belajar dan melakukan apa yang dia bisa lakukan.
"Ya Allah, apa mungkin aku bisa menjadi orang besar dan memiliki perusahaan? Semoga saja bisa Ya Allah, karena Engkau pasti mendengarkan ucapan hambaMU yang mau berusaha" gumam Adji yang bergumam dan dia sedikit tersenyum.
"Bismillah, semoga saja memang bisa melakukan nya. Aku akan berusaha Pak, Bu" gumamnya lagi yang menatap ponselnya sambil menghela nafasnya.
Dia kembali keluar dari mobil dan bergabung dengan para supir perusahaan disana. Mereka merasa bingung akan adanya pria muda berada ditengah-tengah mereka.
"Kamu supir baru nak?" tanya salah seorang pria yang mungkin seumuran dengan Bapak nya.
"Iya Pak, saya baru. Dan ini pertama kalinya saya bekerja disini, lebih tepatnya untuk Tuan Wigunadi" jawab Adji yang menunduk sopan saat mengatakan nya pada mereka.
"Loh, apa Budi sudah tidak bekerja lagi pada Tuan Wigunadi?" tanya seorangnya lagi padanya Adji.
"Iya Pak, beliau sudah pensiun dan sekarang hanya dirumah saja" jawab Adji sopan pada mereka.
"Wah, kami jadi tidak bisa bertemu lagi dengan nya. Padahal dia belum tua-tua sekali, tapi dia memang sering mengeluhkan sakit pada pinggangnya. Jadi itu lebih baik untuknya" ucap seorang lagi.
Baru Adji akan mengatakan sesuatu padanya mereka. Tapi sekarang security menghampirinya dan memberitahukan, jika dia dipanggil untuk bertemu dengan Tuan Wigunadi sekarang juga.
Adji mau tidak mau meninggalkan mereka semua yang sedang berbicara. Adji sebenarnya merasa tidak enak ada mereka, karena ini adalah perintah langsung dari big Bos. Jadi, dia tidak bisa menolaknya.
TOK...
TOK...
TOK...
"Permisi Tuan, apa anda memanggil saya?" tanya Adji saat sudah masuk kedalam ruangan Tuan Wigunadi.
"Silahkan duduk Ji" ucap Tuan Wigunadi pada Adji.
"Terimakasih Tuan" jawab Adji yang segera duduk dihadapan Tuan Wigunadi.
"Apa benar, kamu kuliah mengambil jurusan bisnis? Jika iya, saya ingin tahu dan ingin melihat ijazah kamu. Besok kamu bawa kemari dan saya yang akan memeriksanya langsung" ucap Tuan Wigunadi menatap Adji yang selalu menunduk dihadapan semua orang.
"Bisa Tuan. Tapi setelah itu apa yang akan saya lakukan setelah anda melihatnya? Maaf, jika saya lancang menanyakan ini pada anda" jawab Adji. Dia juga balik bertanya pada Tuan Wigunadi.
"Kamu bawa saja semuanya perlengkapan dan juga lamaran kerja kamu. Dengan begitu kamu bisa melanjutkan pendidikan kamu sambil bekerja disini. Jadi, apa kamu faham dengan semua yang saya katakan ini Ji?" tanya Tuan Wigunadi lagi pada Adji.
"Insya Allah Tuan. Tapi, jika saya bekerja dilantor. Apa anda akan mempekerjakan Bapak saya? Jika iya, saya lebih baik memilih menjadi supir anda saja Tuan. Karena anda sudah tahu, jika saya mau melakukan apa saja untuk kedua orang tua saya" jawab Adji yang masih menunduk dan sekarang memberanikan diri untuk menatap kearah Tuan Wigunadi.
"Awalnya saya memang berencana akan melakukan apa yang kamu katakan. Tapi setelah mendengar jawaban kamu, saya jadi tidak bisa menawarkan itu pada kamu. Jadi kau fikirkan saja dulu, apa yang saya tawarkan pada kamu" ucap Tuan Wigunadi yang membuat Adji mengepalkan tangan nya hingga buku-buku jarinya memutih.
"Maaf Tuan, saya langsung menolak saja tawaran anda. Karena saya tidak mau membuat beliau merasa terbebani dan tidak bisa beristirahat. Sekali lagi maafkan saya Tuan, maaf" ucap Adji yang langsung menolak tawaran Tuan Wigunadi. Tanpa memikirkan nya dulu.
"Baiklah nak, saya menerima keputusan yang kamu katakan tadi. Tapi jika kamu berubah fikiran, saya akan selalu siap untuk membantu anda" ucap Tuan Wigunadi yang menghela nafasnya pelan dan beliau masih ingin jika Adji mau bekerja diperusahaan ini.
Dengan begitu, dia bisa merasa lebih tenang. Karena sudah ada yang membantu semua pekerjaan nya. Apa lagi jika Adji mau bekerja juga.
"Jika tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, saya permisi Tuan" ucap Adji yang insurance diri dari hadapan Tuan Wigunadi.
"Baiklah, kamu jangan jauh-jauh Ji. Karena Clarissa, mungkin saja akan membututuhkan kamu nanti" ucap Tuan Wigunadi yang merasa dia merasakan sesuatu nantinya.
Adji langsung mengundurkan diri. Dia segera keluar dan sekarang sudah berada didepan ruangan Clarissa. Bahkan tidak ada sekertarisnya duduk didepan meja dan kursi saja.
"Apa ini sudah tidak bisa digunakan lagi?" tanya Adji pada dirinya sendiri saat melihat komputer dihadapan nya sekarang.
"Jangan, lebih baik aku diam dan mengerjakan nya di ponsel saja" gumam Adji lagi. Yang mulai mengeluarkan ponselnya.
Baru akan mengerjakan tugasnya. Clarissa malah keluar dan meminta tolong padanya untuk mengkopi beberapa berkas menjadi rangkap dua semua. Jadi Adji menunda ponselnya diatas meja. Tanpa disadari oleh Adji, Clarissa menatap kearah Adji yang sedang menatap kearah ponselnya.
"Kamu potokopi semuanya dengan benar dan harus rangkap dua. Jika kurang, kamu yang akan mendapatkan nya" ucap Clarissa yang menggunakan tangan nya dan juga memberikan beberapa berkas pada Adji.
"Baik Nona. Apa ada lagi?" tanya Adji yang melihat Clarissa menggelengkan kepalanya pada Adji.
Adji segera pergi dari sana dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Clarissa. Setelah menunggu beberapa saat, berkas yang sudah dikopi oleh Adji akan diberikan pada Clarissa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ🍾⃝ᴄͩнᷞıͧᴄᷠнͣı📴
anak yg berbakti bgt sama ortunya🥰🥰🥰
jangan aneh² dech Sa... kamu tuh beda bgt sih sama papamu 😤
2023-08-21
2
Ney Maniez
luluhkn cwe angkuh itu ji💪💪
2023-08-05
1
Ney Maniez
adji ank soleh🤗🤗
2023-08-05
1