Adji bukan tidak berani menceritakan semuanya pada kedua orang tuanya. Karena dia berencana akan langsung mengenalkan pada kedua orang tuanya saat Fania Putri, wanita cantik pilihan hatinya.
"Bismillah Ya Allah. Semoga saja apa yang aku rencabakan ini bisa Engkau kabulkan" gumam Adji sambil memejamkan matanya dan terlelap dengan cepat.
.
Sedangkan ditempat lain, lebih tepatnya didalam rumah keluarga Wigunadi. Tuan Nadi langsung menghampiri Clarissa yang malah mengurung diri didalam kamar dan tidak mau keluar sama sekali.
"Kemana Clarissa Ma?" tanya Papa Nadi saat makan malam dan tidak melihat putrinya ada disana, ikut bergabung.
"Katanya dia tidak ingin makan malam. Memangnya kenapa Pa? Apa dia membuat ulah lagi?" jawab Mama Dania sambil bertanya pada Papa Nadi.
"Iya, Mama tahu Adji?" Papa Nadi balik bertanya pada Mama Dania.
"Iya Pa, dia anaknya Pak Budi dan Bu Nining kan? Yang menggantikan posisi Pak Budi menjadi supir kita. Memangnya kenapa Pa?" jawab Mama Dania yang menyiapkan makanan untuk Papa Nadi.
"Dia berbuat kasar padanya. Bahkan sampai memutuskan tangan nya, Papa malu dan merasa gagal mendidiknya. Mama tahu kan, betapa berjasanya keluarga mereka pada kita? Apa lagi kedua orang tua mereka dulu pada kedua orang tuaku. Aku sangat malu Ma" ucap Papa Nadi yang menghela nafasnya sedikit berat dan dia hanya bisa diam saja.
"Apa Papa memarahi Clarissa didepan mereka Pa?" tanya Mama Dania yang sangat tahu watak dan sifat putrinya.
"Papa terpaksa Ma, Papa melakukan itu supaya Clarissa mau meminta maaf dan tidak akan melakukan hal yang kasar seperti itu lagi. Papa juga sangat menyesal telah membuatnya malu dan membuatnya marah. Tapi Papa bisa apa? Papa memang harus melakukan itu semua" jawab Papa Nadi yang langsung mendapatkan anggukan oleh Mama Dania.
"Papa tidak salah. Cara mendidik kita saja yang salah. Kita terlalu memanjakan nya semenjak dia trauma dan tidak mau mengeluarkan suaranya selama belasan tahun ini" ucap Mama Dania yang mendukung dan selalu bisa membuat Papa Nadi lebih tenang.
"Kita akan mencoba untuk mendidik Clarissa lebih baik lagi. Bila perlu kita jodohkan saja Clarissa dengan mitra bisnis Papa, dengan begitu mungkin dia bisa berubah dan tidak arrogant lagi" ucap Mama Dania memberikan saran pada Papa Nadi.
"Apa Mama yakin? Karena Papa takut, yang ada mereka menolak dan mempermalukan Clarissa yang tidak dapat bicara bagaimana? Apa tidak membuat mentalnya semakin terluka dan mungkin saja bisa membuatnya menjadi semakin arrogant dan angkuh dari sekarang" tanya Papa Nadi yang membuat Mama Dania mulai berfikir dan mengiyakan ucapan Papa Nadi.
"Iya juga, Mama tidak berfikir kesana. Mama tidak memikirkan itu sama sekali, Mama hanya ingin supaya Clarissa bisa berubah dan bila perlu bisa bicara kembali" ucap Mama Dania sambil menghela nafasnya.
"Kita fikirkan ini nanti saja Ma, lagi pula, jika kita melakukan ini dengan cepat, yang ada Clarissa malah marah padanya kita jika dia mendapatkan perlakuan buruk dari pria yang akan kita jodohkan. Mungkin bukan hanya marah saja, bisa lebih dari itu" ucap Papa Nadi mengingatkan Mama Dania.
"Baiklah Pa, kita fikirkan nanti saja" ucap Mama Dania.
Mereka berdua hanya diam dan mulai masuk kedalam kamar mereka. Sedangkan didalam kamar lain, lebih tepatnya didalam kamar Clarissa. Dia sedang mengerjakan pekerjaan nya dengan penuh kekesalan.
'Apa maksud mereka? Kenapa Mama dan Papa ingin menjodohkan aku dengan anak mitra Papa. Papa kira aku ini tidak laku dan tidak bisa mencari pria ku sendiri. Menyebalkan' gerutu Clarissa dalam hati dan dia mengepalkan tangan nya yang sedang menggenggam mose.
Clarissa tidak bisa memejamkan matanya, karena dia masih kesal dan dia semakin kesal saat ada laporan yang membuatnya bertambah kesal.
'Apa dia tidak berfikir? Kenapa mengerjakan pekerjaan semudah ini saja tidak becus! Besok akan aku buat dia menyesal seumur hidupnya, karena dia sudah merugikan perusahaan yang sudah membuatnya bisa bekerja dengan tenang' gumam Clarissa yang terus saja memeriksa berkas dan laporan.
Hingga pagi menjelang, baik Papa Nadi maupun Clarissa sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Dan menunggu jemputan datang.
Adji seperti biasa akan menjemput Tuan Nadi dan Nona Clarissa. Dia sudah rapih dengan pakaian nya dan akan berangkat.
"Pergi sekarang nak?" tanya Ibu Nining pada putranya.
"Iya Bu, Assalamualaikum" jawab Adji sambil mencium punggung tangan Ibunya dan Bapak nya dengan takjim.
"Wa'allaikumsalam, hati-hati nak" jawab Ibu Nining dan Pak Budi.
Tidak membututuhkan waktu lama, Adji sudah sampai didepan rumah keluarga Wigunadi, untuk menjemput mereka berdua dan dia juga akan pergi bekerja.
Mereka langsung bersiap, sedangkan Clarissa menatap Adji dengan tatapan penuh kebencian. Sepertinya ingin sekali menelan Adji bulat-bulat.
"Akhirnya kamu mau kembali Ji, semoga betah dan mana berkas yang aku minta kemarin? Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Tuan Nadi pada Adji.
"Sudah Tuan, saya sudah menyiapkan semuanya sesuai dengan apa yang anda minta" jawab Adji.
"Bagus, nanti langsung berikan saja pada HRD dia yang akan mengantarkan kamu ke ruangan kamu nanti" ucap Tuan Nadi yang memberikan arahan pada Adji.
"Baik Tuan" jawab Adji dengan semangat dan dia merasa sangat bersyukur akan hal itu.
Hari-hari berakhir dengan baik dan Adji juga sudah bekerja dengan nyaman. Bahkan posisinya sudah semakin bagus, walau dia kariawan baru. Dia bisa menjadi yang terbaik dari area kariawan yang baik.
Hingga suatu ketika, Adji harus bertemu dengan klien mewakili Clarissa yang memang tidak mau menemui orang lain. Karena orang lain belum tentu mengerti dengan keadaan nya yang tidak bisa bicara.
"Kau harus selalu melaporkan apa saja yang klien kita bicarakan. Karena saya tidak mau semuanya gagal hanya karena cara kerjamu yang tidak becus" ucap Clarissa menggunakan bahasa isyaratnya.
"Akan saya lakukan yang terbaik Nona" ucap Adji sambil mengangguk dan dia segera keluar dari dalam mobil untuk menemui klien.
Sedangkan Clarissa hanya menunggu didalam restaurant saja sambil terus mengerjakan pekerjaan nya. Dia memang sangat suka dengan segala sesuatu yang sempurna dan tanpa cela.
Maka dari itu, mereka berdua sangat cocok jika disandingkan dalam masalah pekerjaan. Yang satunya perfectionist dan yang satunya lagi gila kerja, menginginkan yang terbaik.
'Aku lupa untuk memintanya memesankan makanan untuk ku. Terpaksa aku harus menulis pesanan ku pada pelayan' gumam Clarissa yang memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minuman.
"Permisi Nona, apa anda ingin memesan sesuatu?" tanya seorang pelayan sambil memyodorkan buku menu pada Clarissa.
Clarissa hanya diam dan melihat menu didalam buku menu tersebut. Dia akhirnya menuliskan apa pesanan nya dan memberikan nya pada pelayan tersebut.
Sang pelayan hanya diam dan mengangguk saja akan apa yang dilakukan oleh Clarissa. Dia langsung pergi setelah menerima catatan dari Clarissa untuk pesanan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi
kalian nyakin, PP n mm Clarissa ingin menjodoh kan Clarissa dengan teman mitra PP Clarissa, memang ada yg mau menerima kekurangan Clarissa yg gk bisa berbicara, apalg Clarissa egois, arrogan, walaupun dari sisi yg lainnya si Clarissa adalah wanita yg smpurna
2023-08-08
2
Ney Maniez
sabarrr atuhh cla💪🤗
2023-08-07
2
🍒⃞⃟🦅🥑⃟kelapaklepon𝐕⃝⃟🏴☠️
Clarisa trllu dimnja awlny, org yg bnyk uang psti akn mlkukn hal yg sma sih mmnjakan ank yg mmbuat ank mnjdi smbong😒
2023-08-06
2