" Syafiraaaa, Rendraaaa " Pagi pagi sekali Raesa sudah memanggil kedua anak nya, untuk sarapan bersama.
Syafira asyik dengan Handphone nya, Sedangkan Rendra fokus berolah raga.
" Ada apa Umik " Jawab Rendra sopan
" Ajak adik mu untuk sarapan bersama, nenek dan kakek sudah menunggu "
" Baik Umik "
Raesa kembali ke dalam rumah, Rendra menghampiri Syafira.
" Let's have breakfast, everyone's waiting "
( ayo kita sarapan, semua sudah menunggu) Ajak Rendra.
" good my sister dear " ( Baik kakak ku sayang)
Syafira dan Rendra langsung pergi menuju ke ruang makan.
" Selamat pagi kakek, nenek "
" Pagi, duduk lah kalian sarapan bersama , karena ini adalah hari pertama Rendra mengurus perusahaan Abi mu "
" Iya kek "
Tak lama, Sandy datang dan duduk di dekat Rendra
" Rendra, hari ini awal kamu kerja Nak , Abi harap kamu bisa menjalankan semua bisnis Abi, dan ajari juga adik mu agar bisa berbisnis, Abi hanya titip Umik mu dan Adik mu juga kakek dan nenek , karena kamu adalah anak laki laki disini, dan ingat jangan jadi anak pemarah nak, jika di sakiti maka harus memaafkan, jika di hina kamu jangan balik menghina , semua masalah pasrah kan kepada Allah dan ingat jangan berharap apapun dari manusia , berharap lah hanya kepada Allah, kamu paham ? apa yang Abi bicarakan " Rendra mengangguk kan kepalanya.
" Abi pesan nya kok kayak orang mau pergi jauh aja "
" Ya gak lah Umik hanya saja , Abi harus memberikan pesan pada anak kita "
" Raesa benar Nak Sandy , ibu merasa kamu seperti mau pergi jauh saja, main pesan pesan gituan "
" Baik lah terkhir kalinya Sandy tidak bicara seperti itu lagi ibu , ayah "
" Sudah makan ini sudah jam 07.00 "
Mereka pun sarapan bersama, selesai sarapan Sandy dan Rendra berangkat ke kantor.
Syafira berangkat ke kampus untuk menyelesaikan skripsi nya.
Raesa menghampiri Ibu Ani dan Pak Anas, yang sedang duduk di taman belakang.
" Ibu , Ayah, Dua puluh hari lagi, Kita ke indonesia kan ? apa ibu ikut ? "
" Ibu ingin ikut tapi ibu capek menempuh perjalanan jauh "
" Ya sudah tidak apa apa , Raesa cuma sebentar saja kok bu di sana, kan cuma mau ke makam Zidan "
" Maafin ibu ya Nak "
" Tidak apa apa bu, sekalian mau ke makan kiai Jakfar, dan ke Nando juga, Rendra kan sudah tidak di sana ya setidak nya saya juga pamit kan Rendra "
" Harus itu Nak, meski kita tidak lagi di Indonesia, tapi adat kita, dan tatakrama kita tetap harus di jaga " ujar Pak Anas
" Iya Yah, tapi Mas Sandy tidak bisa ikut bu, saya dengan Syafira saja yang ke indonesia "
" Jangan lupa mampir ke ibu Nafisah Nak, dia adalah mertua mu juga pengganti dari ibu Vely dan Bapak Samuel "
" Bu, jujur meski sudah 28 tahun aku tidak menginjak rumah itu, tapi kenapa aku masih tidak sanggup kerumah itu, karena saya akan teringat Zidan "
" Ibu tahu kamu memang menjauh dari rumah itu, tapi lihat perubahan Nak Syaif , dia mau kerumah ini bertemu kamu dan Sandy, kamu harus bisa melupakanmu kejadian itu Nak "
" Ibu , aku tidak dendam sama mas Syaif, hanya saja aku ingat Zidan, dan mama Nafisah juga sudah tahu jika Aku tidak kesana karena teringat Zidan, sedikit pun aku tidak membenci mas Syaif "
" Syukurlah Nak , jangan lupa belilah kembali rumah kita Nak , bangun rumah itu, karena jika kamu sudah bosan di sini, kamu bisa tinggal di sana "
" Sudah ibu, Mas Sandy sudah membangun juga rumah itu bahkan rumah yang berdampingan dengan rumah kita sudah di beli oleh mas Sandy " Ibu Ani terkejut mendengar kan Raesa, karena ibu ani mengira rumah itu masih di tangan orang lain, rumah yang sangat dekat dengan kediaman ibu Nafisah .
" Maksih nak , apakah rumah itu sudah di ubah "
Raesa mengambil Handphone nya dan memperlihatkan Video rumah yang di tempati Pak Anas dan Ibu Ani juga Raesa dulu, ketika masih kecil dan ketika masih bekerja di rumah Syaif.
" Bagus sekali Nak "
" Rumah itu ada sepuluh kamar bu di lantai dua ada enam kamar di lantai satu, ada empat kamar dan ada musholla dua, juga ada taman, ada kolam renang luasnya hampir dua ribu meter , Mas Sandy membeli rumah yang dekat dengan rumah kita dengan harga yang mahal, Karena Mas Sandy juga ingin rumah itu menjadi tempat kita istirahat ketika berkunjung ke rumah Mama Nafisah "
" Kalian jangan banyak banyak beli rumah , eman uang nya Nak , mending banyak menyumbang pada Anak fakir miskin "
" Iya Ibu, Kalau begitu Raesa ke kamar dulu bu , hari ini gajian pelayan di rumah ini, Raesa mau transfer dulu ke mereka"
" Ya sudah pergi cepat lakukan, karena kasian keluarga nya menunggu gajian nya "
Raesa pergi meninggalkan Ibu Ani, masuk ke kamar dan langsung menuju laptopnya nya, Raesa mentransfer ke satu persatu pelayan nya , jumlah pelayan yang lumayan banyak ada empat puluhan, karena rumah Sandy yang sangat besar, gaji nya pun bisa puluhan juta pembagian, kedermawanan Raesa membuat semua pelayan yang bekerja sangat betah, Raesa menganggap semua yang bekerja adalah saudara bagi nya.
Tok tok tok
terdengar pintu di ketuk, Raesa membuka pintu kamar nya , Berdiri pak Anas dengan wajah yang muram dan sedih.
" Ayah , ada apa , kenapa dengan ayah "
Pak Anas memeluk Raesa , membuat Raesa bingung dengan sikap pak Anas.
" Ada Apa Yah " Tanya Raesa lagi.
" Nak Sandy , dia "
Pak Anas tidak sanggup mengatakan apapun, semakin memeluk Anak kesayangan.
Raesa semakin tidak mengerti dengan Apa yang di sampaikan Pak Anas.
" Ayah sekarang ayah tenang, ayo duduk dulu, kenapa dengan Mas Sandy? Apa dia marah sama ayah atau kenapa "
Raesa semakin penasaran dan Cemas, pak anas pun duduk di kursi dekat kamar Raesa .
" Nak jangan bersedih ya semua pasti berlalu......"
lagi lagi Pak Anas berhenti berkata membuat Raesa bingung.
" Ada Apa Ayah ? "
Pak Anas memeluk anak nya kembali , seakan sulit mengatakan , entah kabar apa yang di bawa oleh pak Anas , kenapa Pak Anas sangat sedih dan membuat Raesa Bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-05-03
0
🍁Maulida🍁
🙄🙄🙄🙄🙄jangan2n
2021-02-06
1
ice trisnawati
???????????¿???
2021-02-01
0