Setibanya Evan dan Senja di mansion, mereka turun dari mobil. para pengawal dan para asisten rumah tangga pun berjejer menyambut tuan mereka.
Evan dan Senja pun berjalan berdampingan ke dalam mansion. Evan menghentikan langkahnya dan
” Tidak perlu aku perjelas siapa wanita di sampingku. dia adalah istriku, nona muda disini. layani dia dan hormati dia ” ucap Evan.
” baik tuan ” jawab kompak semua para pelayan.
Assisten Senja, Ela pun maju untuk menanyakan dimana kamar nona muda nya.
” Dimana kamar nona Senja tuan, biarkan saya mengantar nona ke kamar” Tanya Ela
Evan pun langsung memberikan kode kepada kepala pelayan agar mengantarkan mereka berdua.
Kepala pelayan pun mengerti dan langsung menunjukan arah untuk Ela dan Senja menuju kamar.
Salsabiela Hanum
24 tahun
Salsabiela Hanum dalam Asisten pribadi Senja, Ayah Ela, Prayoga adalah tangan kanan dan sekaligus orang yang sangat di percayai Tuan Bagas Maheswari. Ela dan Senja adalah teman mulai dari mereka Kecil, dan saat ibu kandung Senja pun tiada, Ela lah yang menjadi tempat dimana Senja menangis dan meluapkan semua perasaan yang ia pendam. Ela menjadi asisten pribadi Ela saat masih SMK dan Senja sendiri yang merekrut Ela menjadi orang kepercayaan nya. Mereka tumbuh bersama bersekolah bersama hingga masuk kuliah pun bersama .
Para pelayan membawa semua barang barang Senja masuk ke dalam kamar, mereka menata satu persatu baju senja ke dalam wardrobe. Bukan hanya baju, tas dan sepatu branded pun mereka tata dengan sangat rapi.
Ela pun mengamati satu persatu pelayanan yang ada di kamar itu, dan Ela sendiri yang memberikan arahan tatanan tersebut.
” Apa pun yang menyangkut nona Senja itu harus melalui ku terlebih dahulu, mengerti semua ” Ucap Ela
” baik nona ” jawab serentak pelayan
” kalian bisa keluar sekarang ” perintah Ela.
Para pelayan pun keluar dari kamar tersebut, kini hanya tinggal Senja dan Ela yang berada dalam kamar tersebut.
” Apa seperti ini yang kau mau ” Tanya Ela
” aku pun tidak tau ” jawab Senja dengan datar
” lalu kenapa kau mengambil keputusan seperti ini ” tanya Ela lagi
Senja hanya diam tidak menanggapi pertanyaan Ela, senja hanya membaca buku yang dia bawa dari rumahnya sebelum acara pernikahan.
”Keluarlah, dan istirahat lah. Kau pasti juga lelah ” ucap Senja
Ela pun hanya membuang nafas pelan, dan Ela pun membungkuk kan badan nya, Ela sangat profesional dalam pekerjaan nya, walau pun terkadang Senja tidak suka dengan sikap formal nya, dan menyuruh nya untuk bersikap informal ketika hanya berdua, tetapi Ela tetap profesional. Ela pun keluar dari kamar tersebut.
" keputusan ku sudah benar bukan " tanya senja dalam hati sendiri
Ela keluar dari kamar dan berpapasan dengan Evan dan Asisten nya, Ela pun membungkuk kan badan nya,
” istirahat lah, kamar mu ada di bawah ” suruh Evan
” baik tuan ” Jawab Ela
Ela pun turun dan memasuki kamarnya. Evan dan asisten nya hanya beradu pandang.
” Apa ini keputusan yang sangat tepat Arnold? ” tanya Evan ke asisten nya
” tuan muda, mungkin ini adalah keputusan yang bagus untuk anda, Mungkin nona Senja memang adalah takdir dari tuhan untuk anda ” Jawab Arnold
Arnold Mahendra
30 Tahun
Arnold Mahendra adalah asisten pribadi dari Evan, Kenapa nama belakang nya Mahendra, Arnold adalah anak yang di adopsi oleh mama Rita, Arnold yang kecil waktu itu sedang berteduh di dalam gubuk kecil, tubuh kecil nya yang kedinginan karena hujan yang lebat dan angin yang kencang, ketika mobil mama Rita lewat, mama Rita melihat Arnold sedang meringkuk kedinginan, dia sedang meringkuk menghangatkan badan nya, dan mama Rita pun langsung mendekat kan diri nya lalu membawa Arnold pulang, di situlah Arnold di asuh dan besar kan. Arnold di besarkan dan diangkat menjadi anak dan adik dari Evan. Evan sendiri pun memiliki seorang adik kandung yang bernama Steven Mahendra yang sedang berada di luar negeri untuk melanjutkan S2 nya, tapi Evan justru yang lebih dekat dengan Arnold.
...----------------...
Malam ini dikamar, Evan dan Senja sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Evan yang bergelut degan laptopnya dan senja pun asyik dengan tabloid nya. Evan yang sedari tadi mata nya fokus ke laptop Kini mengubah pandangan nya ke arah kasur, arah dimana istri nya Senja sedang duduk manis dengan tabloid majalah di tangan.
Merasa ada yang memandang, Senja pun membuka suara.
” Katakan, ada apa ” Tanya Senja tanpa mengubah pandangan nya di majalah
” Aku akan keluar sebentar lagi, jadi kau tidur saja dulu ” Jawab Evan
” Kau tidak akan pulang? ” tanya Senja yang menoleh ke arah Evan
” Aku pulang, setelah menyelesaikan pekerjaan ku ” Jawab Evan
Evan pun berdiri dan memungut jas nya. Evan pun keluar dari kamar tersebut. Senja hanya menatap kepergian Evan.
Senja menaruh tabloid majalah nya dan bergegas untuk tidur.
Saat dimana malam hari itu... Sorang wanita cantik sedang berjalan di pinggir pantai dengan menggandeng tangan mungil seorang putri, dia menggandeng dan tertawa begitu bahagia. dia melihat putri nya berlari lari, dia melihat putrinya tersenyum dengan sangat bahagia.
” Sayang jangan lari jauh jauh ” teriak rantih
” ayo ma kejar senja ” teriak Senja kecil
Ratih dan Senja berlarian di pinggir pantai hingga tertawa lepas
” aah kena... hhmm putri mama skrang mau main apa lagi ” tanya Rantih
” Aku mau mama tutup mata dan aku bersembunyi ” ucap Senja
” hhmm bermain petak umpet? ” tanya Rantih
” iyaa maa ” jawab Senja dengan mengangguk-anggukkan
” Oke siap, mama hitung sampe 10 yaa. ” tawar Rantih
” iya ma ” jawab Senja
” satu , dua ,tiga ,empat , lima ”
Senja berlari mencari tempat persembunyian, Senja berlari ke arah semak semak untuk bersembunyi.
” enam, tujuh , dela --”
Dor. Dor. Dor
” MAMA..... ” Teriak Senja
Senja terbangun dengan tubuhnya yang bergetar hebat,wajah nya penuh dengan keringat dengan nafas yang memburu. Di melihat sekitar kamarnya gelap.
” Ela....Ela...Ela....” Senja berteriak histeris
” AHHKK MAMA.. MAMA ”
...----------------...
...----------------...
Saat ini Evan dan Arnold sedang berada di hotel, dia bertemu dengan klien nya, Evan pun melihat arloji nya yang menunjukkan waktu sudah pukul 23:00. Evan dan kliennya pun mengakhiri percakapan mereka.
” Tuan Evan senang bisa berbincang bincang dengan anda dan semoga semua rencana kerjasama kita bisa Segera berjalan ” ucap klien
” Pasti tuan Reno, anda tidak perlu khawatir dengan kerja sama kita, setelah ini kontrak kerja kita akan segara saya kirim ke kantor anda ” balas Evan
” dan satu lagi tuan Evan, saya ucapkan selamat atas pernikahan anda, maaf saya tidak bisa hadir di waktu pernikahan anda, saya sedang berada di jepang ” ucap tuan Reno
” Tidak apa apa tuan Reno, saya tau anda adalah orang sibuk, terimakasih atas ucapan anda ” Jawab Evan
Evan dan Reno pun berjabat tangan pertanda telah mengakhiri pertemuan tersebut, Evan dan Arnold mengantarkan tuan Reno keluar dari hotel.
” Apa kita langsung pulang tuan ” tanya Arnold
” heem iya, kita langsung pulang ” jawab Evan
Evan dan Arnold pun masuk ke dalam mobil dan menuju ke mansion, di perjalanan Evan hanya memejam kan mata nya.
Sesampainya di mansion Evan pun langsung masuk ke dalam rumah, langkah Evan dan Arnold terhenti ketika mendengar teriakan di kamarnya.
Evan dan Arnold langsung berlari, dan sampai nya di tangga dia bertemu dengan Ela berlari dari arah kamarnya, Ela berlari ke arah atas menuju kamar Senja. Evan dan Arnold pun berlari menuju ke atas.
Pintu terbuka dan suasana kamar yang gelap, Ela pun langsung menyalakan nya. Evan yang baru sampai depan kamar begitu kaget melihat keadaan Senja yang menangis histeris dengan wajah yang penuh keringat dan air mata.
Evan pun mendekatkan dirinya dan langsung memeluk Senja, senja memberontak dan masih berteriak histeris.
” Senja tenang, hustt tenang Senja kau aman disini, tenang ” Evan menenangkan Senja dalam pelukannya
Beberapa menit Senja pun tenang dan jatuh pingsan dalam pelukan Evan. Evan pun langsung membopong tubuh Senja atas atas kasur. Evan merasakan tubuh Senja yang masih bergetar hebat dalam keadaan pingsan.
” ada apa ini ” tanya Evan
” Gelap. Nona Senja benci gelap dan takut gelap ” jawab Ela yang masih menatap Senja
” lalu kenapa lampu di matikan ” tanya Evan dengan sedikit membentak
Ela tanpa menjawab pun langsung keluar kamar, Ela turun dan memanggil semua para pelayan.
Dikamar Evan dan Arnold masih terdiam melihat keadaan Senja yang berantakan, Senja yang jauh dari kata Angkuh dan dingin itu, Senja yang ini terlihat begitu memprihatinkan.
” Tuan apa perlu saya memanggil dokter putra untuk datang ke mansion ” tanya Arnold
” heem panggil dia kesini ” jawab Evan yang sambil membenarkan selimut
” Baik tuan ” ucap Arnold
Evan masih memandangi Wajah pucat Senja, wajah yang menyimpan begitu banyak penderitaan. Evan pun berdiri dan keluar kamar, dia turun dan melihat para pelayan yang sudah berkumpul.
” Siapa yang mematikan lampu kamar nona Senja ” Tanya Ela dengan begitu Emosi
” sa- saya nona ” jawab pelayanan yang di belakang
Ela pun maju dan menampar pipi pelayan tersebut
plak.. plak..plak..plak
” BUKANKAH AKU SUDAH BILANG, APA PUN YANG MENYANGKUT NONA SENJA, SEMUA HARUS BERTANYA DULU PADAKU ” Sentak Ela.
” Maaf nona ” ucap pelayan dengan tertunduk
Arnold yang melihat kejadian tersebut pun mendekat dan menahan tangan Ela yang akan menampar pelayan lagi.
” Cukup..” Cegah Arnold
Ela manarik tangan nya yang di tahan oleh Arnold
” Jangan ikut campur ” ucap Ela
” Apa kau tidak menghargai tuan Evan yang melihat kelakuanmu ” tanya Arnold
Ela pun menoleh ke arah tangga melihat Evan yang berdiri di sana. dan Ela pun pergi ke arah kamar nya.
” bubar semua ” perintah Arnold
para pelayan tersebut pun bubar. Arnold pun menghampiri Evan yang berdiri di tangga.
” saya sudah telfon dokter putra tuan, mungkin 15 menit lagi dokter putra akan Sampai ” lapor Arnold
Evan hanya menjawab dengan anggukan. Ela yang keluar dari kamar nya pun langsung menaiki tangga dan berhenti di depan Evan.
” Nona Senja tidak perlu dokter, nona Senja hanya perlu ini ” ucap Ela dan menyodorkan sebotol obat
” Apa ini? ” tanya Evan yang mengambil botol tersebut
” obat penenang ” jawab Ela dan mengambil alih botol obat
Ela pun langsung naik dan menuju ke arah kamar, Evan dan Arnold pun mengikuti Ela.
Dengan telaten Ela membangun kan Senja dan nahan nya agar duduk, dia memasukkan 1 butir obat ke dalam mulut senja dan langsung memberikan air putih untuk mendorong obat masuk kedalam tenggorokan nya. setelah selesai Ela menidurkan kembali tubuh Senja dan Merapikan rambut dan selimutnya.
” Saya mohon jangan bercerita apa pun tentang kejadian malam ini kepada nona Senja tuan ” pinta Ela
” kenapa? ” tanya Evan
” Nona tidak suka ada orang lain yang melihat sisi dirinya yang seperti ini ” jawab Ela
” kalau begitu kau ceritakan semuanya padaku ” ucap Evan
Ela hanya menjawab dengan anggukan.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments