Bagian 2

Al-Qur'an adalah anugrah terbesar dari Allah SWT untuk umat nabi Muhammad Saw. Dan hanya umat nabi Muhammad yang Allah izinkan bisa menghafal kitab sucinya.

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi kedua orang tua ku, ketika mendengar kabar dari pesantren bahwa aku telah menyelesaikan hafalan Qur'an nya 30 juz. Alhamdulillah.

Setelah penantian panjang mereka yang penuh dengan perjuangan dan doa, akhirnya keinginan mereka terwujud.

"Jika engkau ingin menyenangkan Allah maka senang kan lah hati saudaramu".

"Ya Allah aku telah menyenangkan hati kedua orang tua ku. Aku merelakan cita ku pupus tak tergapai demi keinginan kedua orang tua ku, aku ikhlas dengan semua takdir yang telah Engkau tentukan untuk ku.

Ya Allah jika lah masih ada kesempatan untuk ku menggapai cita-cita ku kembali, aku mohon pada Mu ya Allah, mampu kan lah aku untuk bisa mewujudkannya". Aamiin.

Doa yang selalu aku selipkan di setiap sholat wajib juga waktu sepertiga malam ku.

Masya Allah, tanpa terasa lima tahun telah berlalu dengan begitu cepatnya.

Memasuki usia ku yang ke 17 tahun. Usia remaja yang menjelang dewasa, usia dengan jati diri yang sebenarnya. Angka yang sangat spesial bagi para remaja. Begitu juga dengan diri ku sendiri.

Jika saat ini aku berada di sekolah menengah, mungkin tinggal selangkah lagi aku bisa kuliah di fakultas kedokteran, sepeti apa yang pernah ku cita-cita kan.

Tapi semua sudah menjadi ketentuan Allah.

Akan ada waktunya nanti Allah sendiri yang memudah kan segalanya.

Selesai dengan hafalan ku 30 juz, bukan berarti selesai pula tanggung jawabku atas nya. Ini adalah langkah awal untuk ku mempelajarinya, menyampaikannya dan insyallah mengamalkannya.

Seperti dalam hadist Rasulullah yang berbunyi. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya".

Itu adalah panutan hidupku saat ini.

Sampai pada umurku yang ke 19 tahun, aku sama sekali belum memikirkan apa kelanjutan tujuan hidupku untuk kedepannya.

Menjalani takdir ku yang sekarang, masih di pesantren dengan tujuan mengabdi serta melancarkan hafalan sampai mutqin luar kepala, insya Allah.

Menjadi seorang dokter? Aku tidak ingin lagi berangan angan tinggi dengan sesuatu yang belum tentu Allah takdir kan untukku.

"Masih ingin menjadi dokter?"

Aku hanya terdiam dan tersenyum saat di hadapkan dengan pertanyaan seperti itu oleh ibuku.

"Nggak tau Bu. Saat ini Fia belum ada pleining apapun untuk hidup Fia kedepannya. Fia hanya menjalani apa yang sudah ada. Tidak ingin bermimpi terlalu tinggi lagi".

Tangan lembut ibu menggapai punggung ku lalu mengusapnya dengan perlahan.

"Maafin ibu sama Abah ya, karena mengikuti keinginan Abah sama ibu, kamu Samapi harus kehilangan impian dan cita-cita mu nduk".

"Jangan di pikirin Bu, Fia sudah bahagia dengan hidup Fia yang sekarang. Jauh lebih bahagia lagi kalau lihat senyuman ibu dan Abah untuk Fia".

Kebahagiaan ku adalah senyuman kedua orang tua ku. Mereka tidak pernah salah dalam menentukan pilihannya untuk ku, selagi itu masih hal yang baik dan berhubungan dengan agama Allah.

Keadaan telah merubah segalanya, sejak aku masuk pesantren.

Rezeki Abah dan ibu mengambil lancar bagai derasnya aliran air, Alhamdulillah.

Perlahan dengan perlahan Abah sudah bisa membeli tanah dan memiliki kebun sendiri sebanyak 2 hektar lahan sawah.

Ibu juga begitu, sampai sekarang sudah memiliki usaha laundry sendiri dan ibu sebagai pemiliknya bukan lagi pekerja nya.

Sedikit demi sedikit mereka mengumpulkan uang untuk biaya kuliah di bidang kedokteran.

Mungkin perrtanyaan itu diajukan karena mereka merasa bahwa uang yang mereka kumpulkan sudah cukup untuk membiayai kuliahku.

"Kalau kamu masih minat untuk menjadi dokter, bilang sama ibu ya, insya Allah ibu sanggup biayai nya".

Tanpa menjawab, aku hanya mengangguk dengan senyuman kecil di bibirku.

Jika melihat keadaan ekonomi mereka sekarang jauh lebih baik dari beberapa tahun yang lalu. Bahkan biaya untuk kuliah kedokteran pun mereka mampu untuk menebusnya.

Tapi kenapa keraguan datang kepada diriku sendiri, bukan karena biaya ataupun restu dari keduanya.

Aku ini seorang Hafizah yang menghabiskan masa belajarnya full di pesantren tahfidzul Quran, tanpa adanya campur kian dengan pelajaran formal. Apa ada orang yang seperti ku langsung diterima di perguruan tinggi tanpa adanya ijazah SMA? Pertanyaan yang membuatku maju mundur untuk kembali mewujudkan cita-cita kecilku. Namun di balik itu, ada satu nasihat Abah yang selalu kuingat sampai sekarang.

"Fia, Alquran itu sudah menyatu dengan dirimu. Kemana kamu melangkah, maka dia juga akan ikut denganmu, begitu juga sebaliknya. Jangan pernah takut dengan keadaan hidupmu ataupun masa depanmu nanti, karena Allah sendiri yang akan menjaga dan menjamin kehidupanmu".

Ya, aku masih sangat mengingatnya.

Jangan pernah takut kehilangan sesuatu yang belum tentu bisa memberi manfaat untuk hidupmu, tapi takutlah jika harus kehilangan sesuatu yang sudah pasti jelas memberi manfaat di kehidupanmu, yaitu Al

quranul Karim.

...****************...

Di pesantren........

"Fia....Fia..."

Tampak seseorang dari kejauhan sedang berlari menghampiriku dengan membawa beberapa kertas di tangan kanannya.

Dia adalah Ulya. Biasa aku memanggilnya dengan sebutan Lya. Dia adalah sahabatku di pesantren, satu angkatan dan satu alumni yang kini mengajar di tempat yang sama dengan Fia, atau diriku sendiri.

"Ada apa Lya? Sampai tergesa gesa gitu larinya".

Tanya aku yang saat itu sedang menyimak hafalan mereka.

"Ana dapat brosur ini dari umi, kata beliau suruh tunjukin sama anti".

Aku pun mengambil brosur nya dari tangan Ulya.

Brosur itu berisi tentang penerimaan mahasiswa atau mahasiswi baru fakultas kedokteran dengan beasiswa full bagi hafiz atau Hafizah 30 juz melalui tes hafalan.

"Masih ingin jadi dokter kan?"

Aku hanya menatap wajah Ulya tanpa berkata apapun.

"Nanti aja ya, biar pikirin lagi".

"Jangan kelamaan mikirnya, soalnya itu kan pendaftarannya terbatas. Ada waktu 3 hari lagi, kalau memang Anti masih berminat bisa diurus secepatnya oleh umi".

Aku hanya menghela nafas lega.

"Insya Allah Lya".

Aku menjawabnya dengan senyuman.

Ya Allah apakah ini adalah jawaban dari doa doa ku selama ini? Beasiswa full tanpa biaya apapun, hanya dengan tes hafalan saja aku sudah bisa kuliah di fakultas kedokteran.

Masya Allah sungguh indah cara Mu ya Allah dalam memberikan yang terbaik untuk hamba Mu.

Jalan sudah terbuka di depan mata, tapi kenapa aku merasa ragu untuk menerimanya.

Ada apa ini ya Allah? Bukan kah ini adalah permintaan ku sendiri? Tapi kenapa aku ragu?

Aku menghela nafas panjang sembari menenangkan pikiran ku sendiri.

Bangga dan bahagia dengan kabar ini, ternyata seseorang yang selalu mendahulukan Allah dengan Alquran akan lebih mulia dari apapun.

Sekarang aku paham dengan alasan Abah selama ini yang memintaku untuk lebih mendahulukan belajar Alquran dari pada belajar ilmu yang lainnya.

"Al-Qur'an adalah gudangnya segala ilmu. Jika ingin faham dengan ilmu yang lainnya, maka belajarlah dan fahami lah Al-Qur'an terlebih dulu". kata Abah sebelum aku melangkah ke pesantren.

Aku pergi menenangkan pikiran ku dengan menghadap kepada Dzat yang maha segalanya.

Aku meminta ketenangan hati dari sang pemilik hati manusia.

"Ya Allah, jika memang ini adalah jalan yang terbaik yang telah Engkau tentukan untuk ku, berikanlah aku kekuatan dan keyakinan untuk menerimanya juga menjalankannya ya Rabb".

Aamiin.

Sore itu, umi kembali memanggilku untuk menghadap pada beliau di rumah beliau yang tak jauh dari pesantren.

Aku sudah punya firasat bahwa ini berkenaan dengan brosur yang semalam dia bawa untuk ku.

Dan ternyata firasatku saat itu benar adanya, beliau memberikan nasihatnya kepadaku seperti ibuku sendiri.

"Nak Fia, umi tahu mungkin pilihan ini cukup berat untuk diri kamu, tapi apa salahnya kalau dicoba dulu. Jalan sudah terbuka, jika dilihat dari umur kamu itu masih muda dan masih banyak waktu untuk kembali belajar. Menurut umi kamu sudah pantas untuk mendapatkannya".

Aku masih diam tanpa berkata apapun dengan wajahku yang menunduk.

"Kata orang tua nak Fia, nak Fia sangat ingin menjadi dokter. Cita-cita dan impian nak Fia dari kecil. Dan umi lihat sepertinya nak Fia punya potensi besar untuk menjadi seorang dokter".

Mendengar ucapan umi yang kedua aku langsung mengangkat wajahku.

"Apa umi meridhoi jika Fia keluar dari pesantren ini untuk kuliah jurusan kedokteran. Lalu bagaimana dengan tanggung jawab Fia sebagai seorang guru?

Apa pantas jika Fia meninggalkan tanggung jawab Fia begitu saja untuk kepentingan diri Fia sendiri? Apa yang harus Fia jawab jika nanti Allah mempertanyakannya pada Fia?"

"Mengejar cita-cita itu bukan berarti lari dari tanggung jawab. Insya Allah umi meridhoi setiap langkah nak Fia, selama itu masih di jalan kebaikan dan tidak melanggar syariat Allah ta'ala. Jangan pikirkan tanggung jawab, selama anak Fia masih di bawah umi, tanggung jawab mengajar itu tidak sepenuhnya dipikul nak Fia sendiri. Masih ada umi di sini dan umi akan menggantikan nak Fia bersama dengan Ulya".

Mendengar ucapan dari umi, setidaknya aku bisa bernafas lega. Tapi kenapa masih ada keraguan dalam hatiku untuk kembali melangkah. Bukannya ini adalah permintaanku sendiri di setiap doaku.

Ya Allah kuatkan lah hamba......

"Tapi dunia luar itu kan keras umi, Fia takut terlena dan lalai dengannya. Sedangkan Fia sendiri mempunyai tanggung jawab yang besar dengan hafalan Fia dihadapan Allah.

Bagaimana jika Fia terlalu fokus dengan urusan baru Fia dan merupakan hafalan Fia?"

"Nah itu dia, tanggung jawab. Jiika nak Fia selalu ingat dengan tanggung jawab nak Fia di hadapan Allah ta'ala, insyaallah umi yakin nak Fia tidak akan berani keluar dari jalur nak Fia sendiri sebagai seorang Hafizah. Allah akan jaga anak Fia sampai kapanpun jika nak Fia masih mendengarkan alarm yang selalu mengingatkan nak Fia, melalui hafalan Qur'an nak Fia".

Jawaban umi begitu membuat diriku semakin kuat dengan pendirian ku. Keraguan itu seakan hilang dan membuatku tidak takut lagi untuk melangkah menggapai cita-citaku yang tertunda.

Terima kasih ya Allah, aku semakin yakin jika ini adalah takdir yang telah Engkau siapkan untukku.

"Bismillah, dengan nama Allah, aku akan memulai semuanya.

Ya Allah tolong jaga dan bantu Fia untuk segala urusan yang ada di dunia ini. Aamiin".

...****************...

Itu adalah sekilas ingatanku tentang masa kecil sampai aku menyelesaikan hafalan quranku 30 juz dan berlanjut studi kedokteran sampai ke luar negeri (Jerman).

sebelum aku pergi meninggalkan kota ini dan kembali lagi ke Indonesia, aku ingin mengingat kembali saat awal perjalananku bekerja di rumah sakit Seoul Korea Selatan, di mana saat itu aku dipertemukan oleh seorang pemuda yang ingin memperkerjakan ku sebagai seorang dokter pribadi keluarganya.

Terpopuler

Comments

Delis sapariah

Delis sapariah

masya allah keren

2023-11-05

0

E Dnisa

E Dnisa

jujur, aku adalah seorang yg gampang trsentuh, entah itu menonton ataupun membaca. hari ini aku baru Nemu bacaan yg dari awal aku mulai baca sdah langsung bikin mata bengkak karena nahan tangis.💖💖💖💖

2023-08-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Extra Part
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!