Ruby sudah seperti orang pasrah tanpa ingin melakukan perlawanan, namun ketiga preman itu seolah masih tidak percaya.
"Pasti kamu sembunyikan didalam tas milikmu itu kan, cepat serahkan kepada kami, selagi aku memintanya dengan baik-baik, karena kalau aku sudah turun tangan, bisa patah semua tulang-tulang ditubuhmu itu, mengerti kamu!"
Ingin sekali Ruby tertawa dan mengajaknya duel bareng saat ini, namun sebisa mungkin dia tahan, walau tubuhnya terlihat langsing, namun untuk membalikkan tubuh ketiga pria itu bukan hal yang sulit baginya.
"Hei... lepaskan dia! jangan beraninya hanya menyerang wanita saja kalian."
Tiba-tiba disaat orang-orang disekeliling Ruby kabur dan bersembunyi karena ketakutan, ada seorang pria yang berpostur tinggi memakai masker hitam dan memakai topi berwarna coklat dengan tulisan Security datang mendekat kearah Ruby yang masih dikelilingi tiga preman sangar itu.
Dan hal itu sempat mencuri perhatian Ruby, karena tidak banyak orang yang punya mental pemberani untuk menolong orang tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri, apalagi dia hanya seorang saja.
"Apa urusanmu, apa kamu mau menyerahkan nyawamu sendiri demi wanita ini, atau jangan-jangan dia kekasihmu?" Salah satu preman disana mendekat kearah pria itu dnegan senyuman meremehkan, karena baru kali ini mereka seolah ditantang, biasanya orang sudah takut duluan.
"Itu bukan urusan anda, tapi sebaiknya kalian lepaskan dia, jangan jadi pria cemen yang hanya bisa menganiaya seorang wanita, lemah kalian!" Ucap Pria itu dengan wajah yang teelihat meyakinkan.
Menarik sekali ini?
Ruby tersenyum simpul saat mendengar ucapan pria itu, ada rasa senang namun lebih mendominasi rasa kasihan jika nanti pria itu terluka karena membela dirinya, dan Ruby harus berhutang budi dengannya.
"Woahaha... dia nantangin kita Bos!" Ketiga Preman itu langsung tertawa karena merasa diremehkan begitu saja oleh pria itu.
"HAJAAAR!" Teriak bos Preman itu yang langsung memberikan isyarat untuk menyerang.
Bugh
Bugh
Bugh
Akhirnya terjadi perkelahian diantara mereka, kedua preman itu langsung menyerang pria itu secara bergantian, namun pria itu masih bisa menangkis dan melawannya.
"Hadeh... kenapa aku selalu dihadapkan dengan orang-orang yang hanya bermodalkan otot tapi minim otak seperti ini sih, gimana mau hidup tenang, menyusahkan aja." Umpat Ruby perlahan.
Ruby hanya bisa menghela nafasnya saja sambil mengamati perkelahian dua lawan satu dihadapannya kini.
Namun saat dua preman itu hampir kalah, Bos Preman itu langsung menarik dan memiting leher Ruby, sedangkan Ruby saat itu masih terhanyut dengan tontonan perkelahian ketiga orang itu yang terlihat seru baginya, jadi dia tidak memperhatikan pergerakan dari Bos preman itu.
"Kalau kamu berani menghabisi kedua anak buahku, aku habisi wanita ini." Ancam bos Preman itu dengan bengisnya, awalnya dia meremehkan pria itu, namun ternyata dua lawan satu pun dia masih bisa menghadapinya.
"Hedeh.. kenapa aku bisa lena tadi." Umpat Ruby yang hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar.
"DIAM KAMU!" Teriak Bos Preman itu sambil mengeratkan pitingan lengannya.
"Haish... Baiklah! sekarang lepaskan wanita itu!" Ucap Pria itu yang langsung menghentikan hantamannya.
Bugh
Bugh
Saat Pria bermasker hitam itu terdiam, gantian kedua anak buah preman itu yang bertindak, walau tenaganya sudah menurun banyak.
"Argh... dasar preman cemen, beraninya hanya dengan wanita saja." Pria itu akhirnya menggangkat kedua tangannya keudara, dan memilih diam saat diserang, agar Bos preman itu tidak melukai Ruby.
"Kita apain mereka Bos!"
Kedua preman yang sudah berwajah memar itu langsung memegang lengan Pria yang menyerahkan diri demi Ruby tadi untuk mendekat kearah Bosnya.
"Kita bawa saja mereka ke Markas!" Jawab Bos itu dengan tatapan kebencian, karena baru kali ini ada yang berani melawan mereka dan hampir mengalahkannya, jika sampai mereka kalah saat ini dan banyak orang yang melihat kearahnya, bisa turun nanti pamor mereka sebagai Preman yang paling menakutkan didaerah itu, dan sudah pasti penghasilannya akan hilang.
"Wuidiih... Gilak! ada wanita seksi nggak pakai baju itu!" Teriak Ruby seketika dan menunjuk sesuatu dengan ekspresi wajah yang terlihat terkejut.
"Hah mana?" Ketiga preman itu dan juga pria bermasker hitam itu pun sontak menoleh serentak kearah dimana jari telunjuk Ruby berada sekarang.
Bugh
Bugh
Bugh
Saat kedua mata para lelaki itu mencari keberadaan wanita seksi tanpa busana yang dibilang Ruby, dengan kecepatan tangan yang tidak terluka dan juga kedua kaki tangkasnya, Ruby langsung melumpuhkan ketiga preman itu tanpa membutuhkan waktu yang lama.
"Argh.. lenganku sakit sekali." Bos Preman itu langsung mengaduh kesakitan, seolah tanpa tahu apa yang terjadi.
"Kaki kami juga sakit Bos!" Rintih kedua anak buah preman itu yang terlihat meringis.
"Aish... kita kembali ke Markas saja, sial!" Teriak Bos Preman itu sebelum banyak pasang mata melihat kegagalan mereka disana.
"Hah?" Dan Pria bermasker hitam itu terbengong sendiri saat ketiga preman itu tiba-tiba tumbang dalam hitungan detik dan memilih kabur dari sana.
Prok
Prok
Prok
"Woaaah... Abang hebat sekali, bisa mengalahkan ketiga preman itu dalam sekejab saja, keren loe Bang."
Dengan hebohnya Ruby bertepuk tangan kearah pria itu seolah memberikan ucapan selamat karena telah berhasil melumpuhkan lawan, padahal dia sendiri yang mengatasinya.
"Hah, ahehe... iya terima kasih atas pujiannya, ini tidak seberapa kok!" Ucap Pria itu sambil membuka maskernya.
Walau awalnya kebingungan namun dia mengiyakan saja, karena hanya ada mereka berlima disana tadi pikirnya.
Boleh juga tampangnya, He's not bad!
"Haiyah... dasar pria mesum yang satu ini." Umpat Ruby sambil tetap pura-pura kagum, dia memang tidak ingin pamer kalau dirinya kuat, apalagi pamer kalau dia menjadi ketua Gangster, karena jauh didalam lubuk hatinya, dia pun ingin hidup damai selayaknya gadis-gadis seumurannya yang masih bersenang-senang menikmati masa-masa mudanya.
"Siapa yang mesum?" Tanya Pria itu yang tidak begitu jelas mendengar keseluruhan ucapan dari Ruby.
"Tidak ada, ini ganti rugi untuk mengobati luka Abang, terima kasih atas pertolongannya dan Bye-Bye!" Ruby langsung mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang, karena wajah pria itu terlihat memar, bahkan lengannya ada yang lecet dan berdarah.
"Eh.. tunggu dulu!" Teriak Pria itu yang kembali dibuat bingung, dia bahkan sejenak seperti orang yang sedang mimpi buruk dan tiba-tiba terbangun begitu saja.
Namun Ruby hanya menoleh kearah pria itu sekilas saja, sambil melepaskan kaca mata hitam miliknya, namun dia tidak melepas maskernya sama sekali sedaritadi, setelah tadi menyelipkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah ke saku jacket milik pria itu, tanpa ingin tahu apalagi mengenal siapa pria itu.
Sejatinya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua yang terjadi di alam ini atas izin dan kehendak Allah.
Bahkan tidak ada daun yang jatuh, atau pasir yang bergeser di lautan tanpa izin Allah. Semuanya ada dan dalam genggaman Allah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
seru nih satu gengster satu ustadz 🤣🤣🤣🤣
2023-10-13
0
gemar baca
kan...kan..kan...sama calon jodoh 😀 aku tu gak cma ngasih jempol kak iska hadiah juga sdh vote bintang 5 juga sdh
2023-07-10
1
Anik Trisubekti
keren lah Rubi
2023-06-30
2