3.Preman

Dengan menggunakan jaket kulit berwarna hitam yang dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam dan tak lupa juga menggunakan topi berwarna hitam pula, Ruby sudah sampai di Bandara international dengan ditemani Zack dan beberapa anak buahnya yang sudah siaga untuk mengawal Ruby disana.

Walau lengannya masih terasa sedikit nyeri, namun Ruby tetap memaksakan diri untuk kembali ke tanah air, daripada Ibunya nanti benar-benar membuat huru-hara disana.

"Pesawat mengalami sedikit keterlambatan Bos, apa kamu mau kami mengantarmu menggunakan Helikopter saja? Aku akan menyiapkan segalanya." Ucap Zack setelah pergi keruang informasi tadi.

"Yang benar saja kamu, Ibu dan ayahku sekarang tinggal di pedesaan, bisa geger nanti orang sekampung kalau ada Helikopter mendarat didepan rumah kami." Ruby tahu betul bagaimana suasana di kampung kedua orang tuanya, jangankan melihat Helikopter turun, ada Topeng Monyet lewat saja mereka heboh dan langsung berkerumun untuk menyaksikannya, apalagi ada Helikopter turun didepan rumahnya, bisa-bisa rumahnya menjadi kawasan wisata dadakan dan gosip heboh ketika melihat dirinya keluar dari Helikopter itu pikirnya.

"Aish... kenapa kamu tidak jujur saja tentang siapa kamu yang sebenarnya, biar nggak ribet urusannya, karena sampai kapanpun juga kamu tetap akan terlibat dalam setiap urusan kita disini." Ucap Zack yang memang tahu betul konsekwensi menjadi seorang anggota Gangster.

"Woah... Ibuku bisa marah besar, mungkin juga kamu tidak akan bisa bertemu denganku lagi, karena mungkin aku akan dikurung dilantai bawah tanah dan tidak diizinkan pergi kemanapun karena hal itu."

Baru membayangkan ekspresi wajah Ibunya saja dia sudah merinding duluan, saat ini dia bahkan tidak sanggup untuk memikirkannya, karena baginya Ibu adalah sosok orang terpenting dihidupnya, walau dia berhasil melawan puluhan musuh, namun untuk melawan ibunya seorang dia tidak akan sanggup.

"Mana ada seorang Ibu yang kejam sekali seperti itu, bahkan Harimau si Raja Hutanpun tidak akan tega memangsa anaknya sendiri tau nggak?" Umpat Zack yang langsung tidak percaya.

"Sudahlah, aku tidak ingin Ibuku mati muda karena memikirkan aku, karena aku sudah cukup membuat mereka pusing kepala, sebenarnya aku hanya ingin mereka tersenyum bangga atas pencapaianku, masalah hidupku, biar aku yang akan menanggungnya sendiri, Ibuku tidak boleh tahu soal pekerjaanku disini dan jangan coba-coba kamu berkeinginan untuk memberitahunya, mengerti?" Ruby pun awalnya tidak menyangka jika dirinya akan terjerumus begitu dalam saat bergabung dalam salah satu komunitas Gangster.

"Hmm... terserah kamu sajalah, tapi kamu juga harus tetap bersiap dengan segala kondisi disini, karena sewaktu-waktu aku bisa menjemput kamu kalau terjadi situasi yang urgent." Zack sudah mencegahnya berulang kali namun dia pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena Ruby adalah ketuanya.

"Lakukan saja semua hal yang terbaik, aku percayakan semuanya kepadamu Zack!" Ruby menepuk bahu Zack, seolah menyerahkan posisinya sementara kepada Zack, karena dia juga belum tahu berapa lama dia akan berada ditanah air kelahirannya.

"Siap Ketua." Zack langsung memberikan tanda hormat kepada wanita yang selalu punya trick jitu untuk mengelabuhi musuh.

"Biasa aja manggilnya, nanti ada yang dengar, jangan lupa laporkan semua yang terjadi disini, aku akan memantaunya dari Kampung, okey?" Ruby memang tidak pernah mau diexpose terlalu banyak, bahkan yang mengenali wajah aslinya mungkin hanya orang-orang tertentu yang pernah berurusan dengannya saja.

"Okey, sekarang sudah waktunya kamu masuk kedalam ruang tunggu, save flight dan jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampai dikampung." Zack lah yang selama ini menjadi kaki tangan terpercaya.

"Bye."

Ruby melambaikan tangannya ke arah Zack, sedangkan beberapa anak buahnya langsung membungkukkan tubuh mereka dengan serempak, untuk memberikan penghormatan kepada Ruby.

Perjalanan yang Ruby lewati cukup panjang dan melelahkan, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum mencari kendaraan travel untuk pulang kerumah orang tuanya di Kampung.

"Wah... sepertinya makanan di mobil keliling itu enak, buktinya banyak banget yang rela mengantri, aku harus mencobanya." Ucap Ruby yang langsung melebarkan senyuman, dia memang sangat merindukan makanan ditanah kelahirannya itu.

Saat diluar negri Ruby memang memiliki banyak pengawal, jadi dia tidak perlu repot-repot harus mengantri jika menginginkan apapun, tapi kalau disini dia kembali kehabitatnya yang dulu, tak banyak yang kenal apalagi banyak musuh yang mengintai, jadi walau semua dia lakukan sendiri tapi dia lebih merasa tenang dan aman.

Dan setelah lama mengantri akhirnya giliran dia mendapatkan pesanannya, namun saat ingin membayar ada seseorang yang langsung mendekat dan ingin merampas dompet miliknya.

"Hei bawa sini dompetmu!" Tiga orang pria bertubuh kekar dan berwajah sangar langsung mengelilingi Ruby yang terlihat terbengong karenanya.

Yang lebih membuat Ruby tercengang lagi, penjual makanan itu langsung melompat ke kursi kemudi dan tancap gas untuk segera pergi dari sana meninggalkan diriilnya dan pembeli yang lainnya yang masih mengantri dibelakangpun sudah pasti langsung lari tunggang langgang, seolah tidak ingin berurusan dengan Preman yang terkena menakutkan didaerah sana.

"Astaga, baru juga menginjakkan kaki beberapa jam di negara ini, kenapa sudah ada manusia yang model beginian." Umpat Ruby yang menatap jengah kearah mereka, hal seperti ini sebenarnya paling dia hindari, karena dia tidak ingin ada orang yang melihat kekuatan aslinya.

Disini dia ingin hidup damai, tanpa ada perkelahian dan tanpa ada orang yang takut dengan keberadaan dirinya.

"Bawa kemari juga tas milikmu!" Teriak salah satu pria yang brewoknya sudah seperti rumput ilalang yang berserakan di Ladang.

"Aku nggak punya uang banyak Bang, kalian kalau mau merampok salah orang." Celetuk Ruby dengan santainya, tidak ada wajah panik atau rasa takut sedikitpun, apalagi mereka yang hanya bermodalkan tubuh sangar dan wajah mengerikan, tanpa membawa senjata.

"Jangan banyak ngomong kamu, keluarkan barang berharga milikmu, atau nyawamu akan melayang saat ini juga." Kalau hanya suara gertakan saja tidak berpengaruh baginya, bahkan ditodong dengan pistol saja dia sering sekali, namun dia tetap bisa mengatasinya.

"Haduh.. nyawaku itu tak sebanding dengan harta kekayaan, lagian Abang ini kalau mau ngrampok lihat-lihat orang dong, jangankan barang berharga, emas aja aku nggak punya Bang, coba lihat dulu?"

Ruby masih tetap terlihat santai saja, bahkan menunjukkan pergelangan tangan, jari jemarinya dan leher jenjang miliknya untuk menunjukkan bahwa dia memang tidak punya barang kemas maupun permata yang berharga, karena dia memang tidak suka memakai barang seperti itu dalam kesehariannya, dia lebih memilih memakai pakaian casual dan jauh darikata feminim.

Namun tak lama kemudian ada sesosok pria yang datang mendekat, dan berhasil mengejutkan Ruby kala itu.

To Be Continue...

Terpopuler

Comments

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

aku dah seyum2 sendiri

2023-10-13

0

gemar baca

gemar baca

nah..lo sapa hayo....apa calon suaminya ya??? dia kan scurity

2023-07-10

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

siapa itu🤔

2023-06-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!