Seperti yang diucapkan sang mama kemarin, hari ini dengan sisa tenaga setelah berperang mengalahkan Ratu Iblis dalam mimpi, Andreas turun dari kamarnya dengan menguap. Sepanjang malam ia terjaga sebab mengalami mimpi buruk disiksa habis-habisan oleh calon istriny. Setelah terbangun, ia tak bisa tidur lagi sampai menjelang subuh. Andreas memang lelaki beranjak dewasa, tetapi ia adalah orang yang penakut dalam hal apa pun. Bayangkan saja, ia baru bisa lepas tidur sendiri saat berusia dua belas tahun. Sebelumnya, ia selalu tidur dengan kedua orang tuanya dengan alasan ia takut diculik Mbak Kun kalau tidur sendirian.
Lelaki itu terus terbayang-bayang kasus pembunuhan yang melibatkan calon istrinya. Meski ia divonis tak bersalah, tetapi pikiran Andreas mengatakan bahwa Cherry-lah yang membunuh lelaki itu. Secara saat mereka remaja saja Cherry berniat membunuhnya, apalagi kini ia telah dewasa dengan karakter yang lebih kuat. Andai bukan demi mamanya, dia ogah sekali berhadapan dengan gadis psikopat itu.
"Ya Tuhan, ini udah jam berapa, Dre! Kamu kenapa masih kusut gini, sih? Jangan buat Cherry menunggumu, ya! Dia cuma ada waktu sebentar. Dia itu orang sibuk, gak kayak kamu, pengangguran! Cepet siap-siap!" seru Citra kesal melihat anaknya yang masih menggunakan kaus oblong dengan celana kolor bergambar Keroppi. Dengan gemas, Citra mendorong anaknya untuk kembali naik ke lantai atas.
"Ma, aku laper. Aku mau makan dulu," ucap Andreas memelas. Menghadapi Ratu Kelomang harus punya tenaga, 'kan?
"Siap-siap dulu! Habis itu makan! Lihat saja, kalau dalam 20 menit belum siap, Mama buang si Samantha!" ancam Citra yang membuat Andreas melongo.
"Mama kok gitu? Jangan bawa-bawa Samantha, dong! Dia berharga buat aku!" seru Andreas tak terima.
"Kalau mau dia aman, cepetan siap-siap. Cherry gak boleh sampai duluan dan menunggu kamu! Mau ditaruh di mana muka Mama di hadapan Om Raharsya dan Tante Widuri kalau belum apa-apa aja, kamu nyari masalah dengan Cherry!"
"Cherry aja teroooosss! Lama-lama aku formalin itu si Cherry terus aku kantongin dan bawa ke mana-mana!" umpat Andreas kesal kambali naik ke kamarnya.
"Mama ulek, ya, mulut kamu kalau gak bisa jaga omongan!" omel Citra yang tak terima gadis penolongnya itu dijelek-jelekkan.
...****************...
Di sebuah mansion megah bergaya Eropa klasik, empat penghuninya tengah duduk di meja makan. Sepasang suami-istri bahagia dengan dua anak perempuannya itu tampak begitu menikmati sarapan mereka. Sesekali sang tuan rumah melayangkan candaan yang membuat keluarga tertawa geli. Namun, ada satu yang jauh kontras dari ketiganya. Siapa lagi kalau bukan Cherry Blossom. Gadis itu tampak menikmati makanannya tanpa suara dan ekspresi. Ia bahkan tak terusik dengan canda tawa orang tua serta adik satu-satunya itu.
"Sumpah lucu banget sih. Bayangin aja, Om Hansen kan perutnya gede, terus mau ngangkat barbel 20 kg, yang ada bukan terangkat, justru badannya gelinding," ujar gadis berusia tujuh belas tahun itu yang membuat kedua orang tuanya terbahak.
Sakura Laverna Kusuma namanya. Dia adalah anak bungsu dari Raharsya Kusuma dan Widuri Tanjung. Sama seperti namanya, gadis itu seindah musim semi. Memiliki karakter yang hangat, baik, serta begitu manis. Berbeda dengan Cherry yang terkesan bagai badai topan bukan lagi mendung. Gadis itu berbeda delapan tahun dengan sang kakak. Kini, gadis pemilik manik kecokelatan seperti sang ayah itu seorang mahasiswi kedokteran semester tiga. Jangan ditanya mengapa sebab Sakura memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yang membuatnya mendapat ekselerasi ketika bersekolah.
Sakura dan Cherry mungkin memiliki arti nama yang sama. Namun, keduanya memiliki karakter yang berbeda, seperti bumi dan neptunus. Bahkan wajah mereka saja sangat berbeda yang membuat orang-orang menyangka bahwa Cherry bukanlah anak dari Raharsya dan Widuri. Padahal, Cherry memang terlahir istimewa, di mana ia memiliki kelainan genetik yang membuatnya memiliki visual spesial seperti rambut putih, mata biru dengan kulit seputih susu. Meski begitu, kedua orang tuanya tak membedakan rasa sayang untuk Cherry dan Sakura.
"Aku sudah selesai," sahut Cherry setelah menyelesaikan sarapannya. "Aku pamit."
"Mau pergi ke toko perhiasan?" tanya Widuri pada anak sulungnya itu yang dijawab anggukan. "Baiklah, hati-hati di jalan. Titipkan salam pada Andreas dari kami." Cherry hanya mengangguk menanggapi. Lalu, ia meraih tangan kedua orang tuanya untuk dicium. Bagitu juga Sakura yang mencium tangan sang kakak.
"Sekali-kali ajak Bang Andre ke sini dong, Kak. Aku penasaran gimana orangnya," sahut Sakura dengan senyuman manisnya.
"Tidak ada waktu. Aku pergi dulu."
Sakura mencebik mendengarnya. Kakaknya itu sungguh tak seru.
"Udah, jangan ngambek gitu. Nanti saat lamaran juga ketemu. Bang Andre orangnya baik, kamu pasti suka punya kakak ipar seperti dia," ujar Widuri mengusap bahu Sakura yang cemberut.
"Semoga saja, Ma. Kak Cherry terlalu kaku jadi seorang Kakak. Aku juga pengen ngerasain gimana serunya punya Kakak yang bisa diajak bercanda." Sakura menghela napas dengan berat. Sungguh, ia ingin sekali dekat dengan sang kakak. Namun, sifat Cherry yang pendiam membuat hubungan Keluarga terasa sangat asing.
Sakura ingin sekali bisa bercanda bareng, ngobrol, jalan-jalan bareng, bahkan tidur bersama Cherry. Namun, itu semua seperti mimpi yang sulit sekali ia dapat. Kini, ia berharap calon kakak iparnya adalah manusia normal yang tidak seperti sang kakak. Setidaknya, ia akan memiliki kakak laki-laki yang mungkin bisa ia jadikan teman.
...****************...
Andreas melirik jam di tangannya. Setelah drama dipukul penggorengan oleh sang mama, akhirnya lelaki itu berhasil sampai di toko perhiasan sebelum gadis itu sampai. Andreas mencebik setelah menunggu satu jam tetapi Cherry masih tak kunjung datang.
"Ke mana sih ni cewek! Ngaret banget. Sengaja kayaknya mau ngerjain gue!" seru Andreas berdecak kesal.
"Anak singa!" Andreas terjingkat kaget saat berbalik ke belakang melihat Cherry yang berdiri bersedekap.
"Selamat pagi, Tuan Andreas," sapa Timothy sedikit menunduk.
"Astaga, Cherry! Bikin kaget aja." Lelaki dengan hoodie hitam itu mengusap dadanya. "Pagi, Timothy,", sapa Andreas balik pada orang kepercayaan sang calon istri.
"Minggir! Kamu membuang waktuku dengan menghalangi jalanku," ujar wanita itu tanpa memedulikan si lelaki yang sejak tadi menunggunya.
"What?! Oh hello, Miss Cherry Blossom. Apa aku gak salah denger? Aku membuang waktumu? Bukannya kebalik? Aku di sini sudah sejak satu jam lalu, loh, justru kamu yang membuang waktuku yang berharga!" protes Andreas tak terima. Bisa-bisanya gadis titisan reog ini playing victim.
Cherry hanya memutar bola matanya, lalu mendorong bahu Andreas untuk masuk hingga lelaki itu hampir terjungkal.
"Busyet, badan doang kurus tenaga udah nyaingin Hulk. Cherry, tunggu!" Andreas pun berjalan masuk menyusul calon istrinya yang sebelas dua belas dengan Nyi Roro Kidul. Sama-sama bikin merinding.
Visual Sakura
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Andreas jangan hanya pake ulek n penggorengan Bu...🤭
kalau ada pakai sapu juga😜
Cherry bagi Andreas seperti setan yg lewat bikin bulu kuduk berdiri 🤣🤣
Sakura yg ingin punya kaka yg bisa diajak ngobrol😁
Tetapi gak menemukan itu pada Cherry🙈
Semoga kelak Sakura n Andreas hanya menjalin hubungan antara adik ipar n kaka ipar saja🧐
Gak menjurus yg lebih dalam lagi😲
2023-07-02
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
visualnya cherry ma sakura chantik banget,,, bang andreas juga cakep ganteng thorrr,,,secangkir coffe hangat biar makin semangattt up ya thorrr 😘😘😘
2023-07-02
2