Ingatan Masa Lalu

Gila! suaranya kenapa jadi kayak terompet sangkakala? Bikin merinding, gumam Andreas menatap takut gadis di depannya yang tengah memainkan pisau.

Andreas mencoba menetralkan debaran di dadanya saat Cherry sejak tadi memainkan benda tajam tersebut. Ia bahkan terjingkat kaget ketika pisau itu terjatuh di atas meja, membuat si perempuan menatap heran.

"Kenapa? Takut dengan benda kecil ini?" tanya Cherry tersenyum dengan tatapan tajamnya.

"Mama!" Tubuh Andreas loncat saat tiba-tiba Cherry menancapkan pisau itu dengan sangat keras hingga melubangi meja di depannya. Beruntung meja itu terbuat dari kayu, andai dari kaca, sudah dipastikan akan pecah berkeping-keping.

Tubuh lelaki itu gemetar saat tiba-tiba si gadis berdiri, lalu menarik pisau tersebut dan langsung kembali duduk. Benda tajam itu ia masukkan ke dalam tas kecil miliknya. Gila, dia benar-benar membawa pisau di tasnya.

"Tenang, Dreas." Alumni mahasiswa Oxford tersebut mengatur emosinya. Belum satu jam berhadapan dengan Cherry, ia sudah kena mental. Ia tak bisa membayangkan seberapa rusak mentalnya saat mereka benar-benar menikah dan hidup bersama.

Setelah dirasa tenang, Andreas kembali tersenyum menatap Cherry. Gadis itu tengah meneguk anggur merah dengan gaya yang elegant.

"Cher, kamu pasti tau kan, kenapa kita berdua ada sini?" tanya Andreas pada sang gadis.

Cherry menaruh gelas wine-nya, lalu kembali menatap lelaki di hadapannya.

"Kkhhmmm, Tuan Raharsya ingin kita kenal satu sama lain sebelum ke jenjang yang serius. Jadi—"

"Kita sudah bertemu dan itu sangat cukup. Jadi, pernikahan kita akan dilaksanakan bulan depan dan lamaran minggu depan. Persiapkan dirimu." Setelah mengucapkan itu, Cherry berdiri, lalu memutar tubuh dan pergi meninggalkan Andreas yang masih terbengong-bengong layaknya kambing conge.

"Hey! Kita belum selesai bicara!" pekik Andreas saat kesadarannya kembali. Ia langsung beranjak dan mengejar Cherry yang sudah keluar dari restoran. Apa wanita itu tidak waras? Dia tadi bilang apa? Menikah bulan depan? Oh hell! Bahkan mereka baru bertemu kurang lebih empat puluh menit dan belum mengobrol. Tapi, tiba-tiba saja gadis itu langsung menembaknya dengan pernikahan? Sungguh tidak waras.

"Cher, tunggu!" Akhirnya Andreas berhasil menyentuh tangan gadis itu.

Cherry menatap tajam ke arah Timothy. Lelaki itu pun paham dan langsung menepuk tangan Andreas. "Sebelum pernikahan, Anda tidak boleh menyentuh Nona Cherry."

Lelaki muda itu meringis mengusap tangannya yang dipukul cukup keras. Timothy pun meraih hand sanitizer dan menyeprotkan pada tangan Cherry. Gadis itu pun mengusap lengan yang dipegang Andreas tadi.

"Kau pikir aku kuman, apa?" gumam Andreas kesal. Melupakan kejadian menyebalkan itu, ia berusaha untuk kembali fokus pada tujuannya.

"Cher, apa aku gak salah denger? Menikah bulan depan? Bukankah itu terlalu cepat? Bahkan kita belum kenal satu sama lain. Ini menikah loh, Cher. Bukan ngajak lomba makan seblak," kata Andreas kesal.

Sedangkan si gadis hanya menatapnya dengan tangan terlipat di atas perut. "Apa tujuan dari pertemuan ini?" tanyanya pada lelaki itu.

"Pernikahan?" jawab Andreas sedikit ragu.

"That's the point. See you in purpose day." Cherry berbalik saat Timothy membukakan pintu mobil, lalu wanita itu masuk.

"Lah, Cher! Ini belum selesai. Gimana, sih? Cher! Cherry!" pekik Andreas saat mobil sedan putih milik wanita itu melaju. "Aaahhhhh! Damn!" Ia menjambak rambutnya dengan emosi. "Dasar si Paling Dominan! Lo pikir lo siapa!" teriak Andreas dengan kesal.

...****************...

Dengan lesu, Andreas kembali ke rumah. Jas yang ia pakai tadi ia seret hingga menyapu lantai. Baru duduk, sang mama sudah menghampiri dengan wajah sumringah.

"Kamu emang anak Mama! Barusan Om Raharsya menelepon dan berkata bahwa Cherry meminta untuk menikah bulan depan dan minggu depan lamaran secara resmi. Bukan cuma itu, Om Raharsya juga sudah bergerak untuk membantu perusahaan kita. Kini, perusahaan akan baik-baik saja. Ah, Mama sangat bahagia!" seru Citra dengan senyuman lebarnya.

"Ma, apa gak kecepetan nikah bulan depan? Aku belum siap, Ma," ujar Andreas memelas. "Lagian kenapa harus Cherry, sih? Kan bisa sama Sakura, Ma. Dia lebih manusia ketimbang Cherry. Aw! Sakit, Ma!" Lelaki itu mengaduh mengusap bibirnya yang ditabok sang mama.

By the way, Cherry memang memiliki adik bernama Sakura. Jika ditanya kenapa nama mereka sama meski beda bahasa, itu karena Raharsya menyukai bunga musim semi tersebut. Ia berharap kedua anak perempuannya akan seindah bunga sakura.

"Kamu pikir Cherry kelomang?" tanya Citra kesal.

"Lah, mending kelomang, dia tuh titisan srigala kayaknya. Udah rambut putih kayak nenek-nenek, terus mata biru dengan tatapan membunuh. Mbak Kun kayaknya lebih mending ketimbang si Cherry. Nama doang manis Cherry Blossom. Tapi kelakuan sebelas dua belas mirip dakjal. Aku meragukan kalau dia anak Om Raharsya dan Tante Widuri." Andreas bergidig ngeri membayangkan pertemuannya tadi dengan gadis psikopat itu.

"Omongan dijaga! Gitu-gitu dia calon istrimu!" omel Citra menepuk kepala sang anak. Bisa-bisanya ia menghina calon menantunya. Ya, meski yang dikatakan Andreas benar semua.

Andreas yang notabene laki-laki saja ngeri dengan Cherry, bagaimana Citra? Meski ia calon mertuanya, tetapi Cherry memperlakukan Citra dengan sangat dingin. Widuri dan Raharsya sampai meminta maaf padanya sebab kelakuan Cherry.

"Tau, ah! Dreas pusing," keluh lelaki itu beranjak. "Aku ke kamar dulu," ujarnya lalu meninggalkan sang mama.

"Besok kamu harus ke toko perhiasan, Dre! Jangan lupa beli cincin untuk Cherry. Kamu hubungi dia juga untuk pergi bersamamu!" teriak Citra.

"Iya, Mama Sayang," sahut Andreas pasrah.

Sampai di kamar, lelaki itu merebahkan tubuh di ranjang. Ia tatap langit-langit dengan tatapan kosong.

Kembali teringat kejadian beberapa tahun silam saat pertama kali Andreas bertemu Cherry. Saat itu, mereka satu SMU. Andreas kelas satu dan Cherry kelas tiga. Pertama kali melihat gadis itu, tak bisa dipungkiri bahwa Cherry membuatnya terpana. Memiliki rambut unik berwarna putih yang selalu dikepang indah, memiliki kulit seputih susu. Bibirnya tipis kemerahan ditambah kacamata hitam yang membuatnya makin menawan.

Dia yang baru masuk sekolah pun belum tahu siapa gadis unik tersebut. Cherry sangat pendiam. Beberapa kali Andreas melihatnya selalu duduk sendiri tanpa ada teman menemani. Taman belakang yang sepi menjadi tempat favorit gadis itu. Di sana, ia selalu sibuk membaca buku atau sekadar duduk menikmati suasana. Melihat betapa berbeda Cherry dari gadis lainnya membuat ia memiliki perasaan khusus pada Cherry. Seperti remaja lainnya yang tengah merasakan pubertas, Andreas pun mencoba mendekati si gadis. Awalnya memperhatikan dari jauh, lalu mencoba mendekati dari dekat.

Berbagai cara lelaki itu lakukan untuk dekat dengan Cherry. Masa bodo dengan ucapan-ucapan orang yang berkata bahwa Cherry adalah sosok iblis berwajah malaikat. Nyatanya, Andreas tak pernah melihat gadis itu melakukan hal buruk seperti yang teman-teman katakan.

Hingga suatu hari, Andreas memberanikan diri untuk menyatakan rasa sukanya. Dengan bunga mawar merah di tangan dan boneka singa putih, lelaki itu menghampiri Cherry yang tengah duduk sendiri di tempat favoritnya. Lelaki itu tersenyum ketika Cherry mendongak ke arahnya.

"Hi, aku Andreas Wijaya. Anak kelas 10 B," ujar Andreas tersenyum sumringah. "Ini, buat kamu. Aku ... suka sama kamu, Cher. Kamu mau jadi pacarku?" tanya bocah remaja yang tengah kasmaran itu.

Cherry hanya diam dengan mata tertuju pada dua benda yang disodorkan padanya. Andreas mundur saat melihat gadis itu berdiri. Wajahnya masih penuh senyuman apalagi saat Cherry meraih kedua benda itu. Namun, setelah itu Andreas menjerit saat tiba-tiba Cherry menyabet tangan lelaki remaja itu. bukan sekali, tapi tiga kali hingga pergelangan tangan Andreas terluka dan mengeluarkan banyak darah.

"Kau monster!" teriak Andreas berlari meninggalkan Cherry dengan perasaan ketakutan.

Bayangan itu sungguh membuat Andreas ngeri. Ia angkat tangan sebelah kiri, menatap tiga bekas luka jahitan yang dulu gadis itu berikan padanya. Ia merinding membayangkan dulu dengan kejamnya Cherry melukai dirinya hingga harus dibawa ke rumah sakit. Sejak saat itu juga ia tak pernah melihat Cherry lagi. Katanya, karena melukainya, Raharsya mengirim sang anak ke luar negeri dan setelah itu ia tak tahu kabar si gadis hingga beberapa tahun tiba-tiba terdengar kabar bahwa anak sulung pemilik Perusahaan besar itu membunuh seorang laki-laki muda dengan cara dilempar dari gedung pencakar langit.

Andreas bergidig ngeri membayangkannya. Apa jangan-jangan gadis itu akan melakukan hal sama seperti pada lelaki yang dibunuhnya?

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

waaaoooowwww ngeri juga ya ternyata cherry banyak di gibahin orng'' d belakangnya,,,bang andreas jgn takut ya,coba kamu mengenal lebih dalam lagi sosok cherry yg sebenarnya setelah menikah nanti pasti dech kamu jadi bucin akut ma cherry,krn yg terlihat dan kamu dengar blm tentu yg sebenarnya 😍😍😘😘😘

2023-07-02

2

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

Hanya rumor kan,belum tentu itu benar😝😝😝
Andreas kamu terlalu takut ya🤭🤭🤭
takut dikuliti hidup-hidup 🤣🤣🤣

2023-07-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!