Keluarga

Seorang pria paruh baya yang masih menggunakan kemeja kerja, memasuki kamar yang kini sudah mulai menggelap.

Jendala kamar yang masih terbuka, menerbangkan gorden ungu muda itu.

Pria paruh baya itu menyalakan lampu dan menutup jendela dan gordennya. Kemudian ia berjalan ke arah tempat tidur, ia tersenyum saat melihat seorang gadis tengah tertidur lelap disana.

Ia berjalan mendekat ke arah gadis itu, tangannya menyentuh lembut rambut panjang gadis tersebut.

Merasakan sentuhan dikepalanya, Intan menggeliat dan berusaha membuka matanya. Ia mengerjap beberapa kali untuk mengumpulkan kesadaran. Sampai ia benar-benar tersadar dan menatap wajah pria paruh baya yang sangat ia sayangi tengah tersenyum menatapnya.

"Ayahhh!!!" seru Intan, seraya bangun dan memeluk sang ayah dengan erat. Ia sangat merindukan pria kesayangannya itu, sudah seminggu ayahnya ada dinas luar kota. Intan yang memang sangat dekat dengan ayahnya, benar-benar sangat merindukannya.

"Ayah kapan pulang? Dinasnya lama banget sih ayah. Intan uda kangen banget sama ayah" ucap Intan sambil menatap ayahnya.

"Baru aja sayang, terus ayah langsung ke sini buat nengokin tuan putri ayah" ucap lembut ayah sambil mengelus rambut panjang putrinya.

"Masih capek sekarang?" ucap ayah menanyakan kondisi putrinya.

"Sudah agak mendingan ayah. Emang sekarang sudah jam berapa yah?" tanya Intan, melirik jam tangan dipergelangan tangan sang ayah. Ia cukup terkejut melihat jam sudah menunjukkan pukul 5 lebih. Padahal, ia merasa baru saja memejamkan matanya.

"Ya sudah, kamu mandi dulu. Bentar lagi kita sholat maghrib berjama'ah yaa" ucap ayahnya lembut.

"Siap paduka Raja" ucap Intan dengan senyum yang mengembang.

Kemudian, ayah keluar kamar putrinya ia juga ingin bersiap.

"Mana tuan putri manja kesayangan ayah itu?" tanya Dika yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Kakakmu masih mandi, dia kelihatan lelah. Tapi, dia gak apa-apa" ucap ayah berjalan mendekat ke putranya dan memberikan kecupan lembut dipuncak kepala putranya itu.

Ia tahu, putra bungsunya itu sedang mengkhawatirkan kakaknya. Karna, semenjak ia sampai rumah, ia yang memberitahu pada ayahnya bahwa kakaknya itu sedari pulang uda jadi putri tidur.

"Apa'an sih ayah, aku kan gak tanya keadaan putri manja itu" ucap Dika sembari membuang muka.

Melihat kelakuan putranya itu ia hanya tersenyum.

"Iya-iya deh. Ya sudah, ayah mandi dan siap-siap dulu. Kamu bantuin Bunda aja sana" ucap ayahnya mengalah. Ia sudah terbiasa dengan gengsi kedua anaknya ini yang sama-sama tak mau mengakui kalau mereka saling sayang.

Setelah sholat magrib berjama'ah, kini mereka tengah duduk dimeja makan untuk makan malam.

Mereka makan sembari mengobrol dan bercanda, keluarga Intan memang keluarga yang penuh dengan kehangatan.

Ayah menatap keluarga kecil yang sangat ia rindukan selama ini, melihat kedua anaknya yang berlomba mengambilkan lauk untuk sang ayah, membuat senyum ayah mengembang.

Ia bersyukur diberikan keluarga yang penuh kasih sayang ini dan ia berdo'a dalam hati, agar keluarganya ini selalu bahagia seperti sekarang.

Setelah selesai makan besar, kini mereka tengah memakan puding coklat buatan ibu. Makanan kesukaan Intan, Intan memang sangat suka makanan yang berbau coklat. Ibu sengaja membuatnya hari ini agar membuat Intan kembali bersemangat untuk menghilangkan lelah seharian ini.

"Intan, kata Bunda kamu tadi pingsan di sekolah ya?" Tanya Ayah pada putrinya yang sedang memakan puding coklat dengan lahap.

Mendengar pertanyaan dari ayahnya, Intan pun mengangguk.

"Kenapa bisa sayang?" tanya ayahnya khawatir.

Intan tahu bahwa orang tuanya tengah menanti penjelasannya. Maka ia menghentikan aktivitas makannya dan mulai menjelaskan.

"Intan tadi kesiangan dan telat datang ke sekolah, waktu Intan sampai, gerbang uda ditutup. Awalnya Intan gak dibolehin masuk sama pak satpam, walau Intan uda mohon-mohon. Terus ada kakak kelas yang nolongin Intan buat masuk, tapi dengan hukuman tentu saja. Intan dihukum lari keliling lapangan 10 putaran, tapi yah cuma 7 putaran uda disuruh berhenti sih. Lapangan sekolah Intan gedhe banget ayah. Kaki Intan rasanya kebas, mau lepas aja rasanya. Apalagi dari rumah ke halte dan dari halte ke sekolah Intan uda lari-lari. Apalagi Intan juga gak sempet sarapan. Setelah dihukum kaya gitu, Intan kan juga masih harus ikut upacara dan yah, akhirnya Intan pingsan" jelas Intan panjang lebar dengan nada manja.

"Mangkannya, jangan jadi pemalas. Bangun siang mulu" tegur Dika sinis, setelah mendengar cerita kakaknya itu, Intan langsung melotot tajam ke arah adiknya itu.

"Banyak banget sampai 10 putaran. Kakak kelas kamu itu uda berlebihan sayang. Besok anterin ayah buat ketemu kakak kelasmu itu, ayah mau marahin dia, karna uda nyiksa tuan putri ayah" ucap ayah geram. Ia tak terima melihat putrinya dihukum kayak begitu.

"Uda ayah, Intan gak apa-apa. Toh, itu kan memang salah Intan karna Intan terlambat. Awalnya cuman 5 putaran aja, tapi karna Intan yang nawar-nawar jadinya ditambah, itu memang salah Intan. Jadi, ayah jangan marah yaa" rayu Intan pada ayahnya dengan pandangan mengiba, Ia tahu ayahnya sangat menyayanginya, tapi ia juga gak mau memperbesar masalah.

"Baiklah" ucap ayah mengalah.

"Dasar manja" ucap Dika mengejek, Intan kembali melotot pada adiknya itu.

"Kamu ngapain aja sih sayang kok sampai kesiangan semalem?" tanya Ibu pada Intan.

"Intan kemarin tuh gak bisa tidur karna kepikiran gimana hari pertama orientasi sekolah . Terus Intan baca novel karna gak bisa tidur, Intan kira nanti Intan bisa ketiduran, eh ternyata malah nerus. hehe. Intan baru tidur setelah sholat shubuh deh akhirnya" ucap Intan menjelaskan dengan cengirannya, ia meggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kamu mana bisa ngantuk kalau lagi baca novel, yang ada kamu malah gak akan tidur sayang" ucap ibu sambil menggelengkan kepala. Ia tahu kebiasaan putrinya itu, kalau sudah membaca maka dia bisa betah dan lupa waktu.

"Iya Bunda, gak akan lagi deh" ucap Intan sambil tersenyum malu.

"Ya uda makan lagi itu pudingnya" ucap ayah lembut.

Kemudian, malam itu mereka habiskan dengan saling bercerita dan bercanda melepas rindu.

---------------

Keesokan harinya Intan tak telat bangun. Setelah sholat shubuh dan bersiap-siap ia membantu sang bunda yang tengah menyiapkan sarapan. Walau tak bisa memasak, ia sedikit-sedikit membantu sang bunda sebisanya.

Setelah sarapan siap, ia menatanya diatas meja. Kemudian, ayah dan adiknya mendekat ke arah meja makan.

Intan menyerahkan kopi buatannya ke ayah kesayangannya dan susu ke adiknya.

"Paduka Raja, ini kopi spesial buatan putri" ucap Intan sembari tersenyum ceria ke arah ayahnya.

"Dan ini susu untuk bocah kecil ku, biar tumbuh tinggi gak pendek terus" ucap Intan yang diakhiri dengan tawa mengejek.

Mendengar perkataan dari kakaknya Dika melotot tajam. Tapi tak urung juga ia tetap meminum susu buatan kakaknya itu.

Ayah dan ibu yang melihat mereka berdua hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum. Sudah biasa mendengar pertengkaran kedua anaknya.

"Hari ini ayah antar kalian ya" ucap ayah pada kedua anaknya.

"Siap" ucap keduanya serempak.

.

.

.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like mendarat d karya mu yg manis thor

2021-02-13

1

Reanza

Reanza

baca sampai sini dulu

2021-01-03

1

alien

alien

barh bangun abis solat subuh, intan intan

2020-12-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!