Jika Yuda dikasih pilihan, dia memilih untuk tidur dikelas. Tetapi teman-teman kelasnya malah menggunakan layar proyektur yang menayangkan pertandingan pes dikelas, sehingga terdengar teriakan gol berkali-kali, jadi usaha untuk tidur menjadi sia-sia, jadinya yang dia lakukan hanyalah bengong. Andre yang tempat disebelah Yuda malah keasikan main game multiplayer di hp, begitu pula dengan Sela yang asik main hp, pasti main tok tok. Yuda melirik kearah siswa baru, dia tengah mengobrol dengan teman disebelahnya.
GOOOLLLL
Padahal suara teriakannya terdengar 1 kelas, tetapi herahnya belum ada guru yang datang untuk marah-marah, mungkin nanti.
Sekarang harusnya jam pelajaran ketiga setelah jam istirahat, namun guru yang harusnya mengajar pelajaran b.indonesia datang kekelas dan memberi pengunguman kalau kelasnya hari ini ditiadakan sebab ada rapat diruang guru. Jadi bisa dibilang selama 2 jam mata pelajarang guru enggak datang makanya para siswa memanfaatkan jam ini untuk bebas, walau pun sudah dikasih tugas untuk dikerjaan, nyatanya sudah selesai dikerjakan, walaupun dikerjakan bersama sehingga selesai cepat.
“hei kalian berdua lihat ini deh”
Sela menunjukan hp ke Yuda dan Andre.
“ada apa? Aku lagi ngerank ini” jawab Andre masih fokus ke hp.
“dijalan sudirman sampai bunderan ada sebuah retakan hebat padahal semalam enggak ada gempa”
“yang bener?” Yuda tak percaya.
“nih baca deh” Sela memperlihatkan hpnya, sebuah artikel berita tersebut hari ini yang diposting 3 jam lalu
“Retakan Misterius di Jalan Sudirman
Terjadi sebuah retakan misterius yang tiba-tiba muncul begitu saja, sepanjang jalan sudirman dari apartemen sudirman sampai bunderan, rekatan yang lebarnya sekitar 2 meter tersebut diperkirakan sepanjang jalan ukurannya berubah-ubar, warga mengaku pertama melihat retakan tersebut sekitar pukul 5:17 subuh. Tak ada bukti terjadi gempa disekitar kota bandung, saat ini pihak berwajib sedang menyeliki penyebab retakan tersebut, karena retakan tersebut sangat membahayakan pengguna jalan. Maka polisi terpaksa menutup akses jalan sudirman guna membantu proses penyelidikan”
“gede banget 2 meter” Yuda tak percaya.
“makanya”
“rasanya enggak mungkin dari pengikisan deh, soalnya itu terlalu besar. Kalau pun dari kendaraan berat, butuh ratusan dan itu pun tak henti” kata Andre menjelaskan.
“iya kesannya aneh”
Dilihat dari artikel yang Sela tunjukan, semua itu terasa sangat aneh dan misterius, seharusnya kalau ada retakan besar pasti sebelumnya ada gempa. Tetapi tidak ada sama sekali, bahkan handphone Yuda dari kemaren sampai sekarang tidak ada peringatan terjadi gempa, jika terjadi gempa pasti handphone berdering alarm. Lantas apa penyebabnya? Benar-benar sebuah teka-teki.
Seorang guru laki-laki datang kekelas, dia tidak masuk hanya sekadar menampakan wajahnya saja. Jelas sekali itu bukan guru b.indonesia. tetapi kedatangannya membuat seisi kelas kaget terpingkal-pingkal, terlebih laki-laki yang asik main pes sampai berlarian menuju bangku masing-masing, layar proyektor yang sembulah menayangkan game pertandingan bola langsung menjadi putih kembali dalam sekejam.
“rame enggak ada guru?” Tanya si guru laki-laki tersebut.
“rame pak”
Seorang siswa laki-laki duduk paling belakang jawab dengan jujur tanpa ada rasa apa-apa. Sontak membuat sebagian siswa tertawa dan ada juga yang langsung melirik kebelakang.
Guru tersebut memberitaukan kepada seluruh kelas kalau seluruh siswa dipulangkan dari awal, karena rapat guru lama selesai, apalagi nanti akan ada tamu dari dinas, sehingga lebih baik siswa dipulangkan.
Sontak satu kelas bersorak gembira, tak luput mereka semua berkemas dari berlari cepat menuju gerbang sekolah. Tak hanya sekolah yang dipulangkan lebih awal, kegiatan ektra kurikuler pun sama diliburkan.
Sela mengajak Andre dan Yuda untuk main bareng ke mall dekat sekolah, dia bilang males kalau langsung pulang. Kedua cowok tersebut setuju dengan ajakan Sela. Jika mereka pulang pun mau ngapain selain mengerjakan PR dan membantu pekerjaan rumah.
Saat ketiga keluar dari gerbang sekolah, Yuda melihat Mirna murid baru sedang duduk dibangku depan gerbang sekolah sendirian, dia berkali-kali mencoba telepon dari handphonenya. Yuda tertarik untuk mendekati gadis tersebut.
“hei”
“hmmmm” jawab Mirna dengan wajah datar seperti biasa.
“enggak pulang?” Tanya Yuda
Sela dan Andre berdiri dibelakang Yuda.
“aku nunggu dijemput”
“udah ada jemputan?”
Mirna menggelengkan kepala
Sela langsung menyela Yuda “kalau gitu mau enggak Mirna ikut kita main ke mall?”
“main” Mirna terheran-heran
“iya main kemall, deket kok tinggal jalan, sekalian aja kamu minta jemput disana”
“ayo ikut kita aja” Andre juga ikut mengajak Mirna.
Mirna berpikir sejenak “yaudah boleh, tapi aku chat kakak dulu”
“ok, oh iya kita belum kenalan dari kemaren. Aku Andre” andre mengulurkan tangannya kepada
Mirna. Mereka berjabat tangan
“Sela” selanjutnya Sela
“kalau aku Yuda, salam kenal ya”
Setelah selesai berjabat tangan, mereka berempat pun berjalan menuju mall, yang letaknya tak jauh dari sekolah. Rupanya bukan hanya mereka juga yang pergi ke mall, beberapa siswa lain pun ada yang berpikiran main ke mall.
Selama diperjalanan, Sela, Andre dan Yuda menanyakan banyak hal kepada Mirna seperti sudah nyaman sekolah di SMA Mutiara Langit, alesan pindah kebandung, dulu dijakarta sekolah dimana. Sebuah pertanyaan umum yang selalu ditanyakan ke siswa baru. Dari jawaban Mirna, dia bilang kalau dia belum bisa menjawab nyaman atau enggak di SMA Mutiara Langit karena baru dua hari sekolah, alesan pindah karena ada urusan keluarga, SMA dia dulunya SMA Langit Jakarta. Pertanyaan berikutnya, soal Mirna tinggal, Mirna tinggal di apartemen perempatan dago sama kakaknya. Tetapi saat Yuda Tanya kenapa tinggal sama kakaknya, Mirna hanya terdiam. Sela yang peka Mirna enggak membicarakan hal tersebut langsung menginjak kaki Yuda, dan mencubit Andre sebagai kode mengubah topi.
“oh iya Mirna kamu mau masuk ekskul enggak, kalau mau ekskul aku aja, sanggar budaya” ajak Andre.
“sanggar budaya?”
“itu ekskul yang tar kamu belajar alat music tradisional, malah bisa tampil keluar loh”
“malah promosi ekskul sendiri” komentar Sela “disekolah kita ada banyak ekskul kok, kalau kamu mau aku bisa kenalin satu-satu”
Mirna menggelengkan kepala “kayanya enggak deh, aku udah ada kegiatan diluar”
“ekskul luar?” Tanya Yuda, sudah sembuh dari rasa sakit.
“iya, Anggar”
Yuda, Andre dan Sela terkejut kalau Mirna mengikuti kegiaan Anggar diluar jam sekolahnya.
Mall sudah terlihat didepan mata, karena hari ini hari rabu dan masih jam 11 siang, mall masih terkesan seperti baru buka, sehingga penginjungnya belum datang. Sela ingin mengaja ketiganya makan makanan Korea yang baru saja buka disana. Andre aga ragu, dia tidak terlalu suka masakan korea terlebih kimchi. Tetapi Sela meyakinkan Andre kalau ini enak.
Mereka semua ikuti saja kemauan Sela. Tempat makan yang Sela maksud rupanya stret food khas korea yang membuat mereka semua tergoda, Sela dan Mirna memesan Chicken Spicy Korea, ayam crispi yang dipotong kecil-kecil dengan saus pedas khas korea, Yuda memilik milk brown sugar, sedangkan Andre dia pesan rameyon. Disana juga disediakan tempat duduk dengan pemandangan pepohonan ada area tengah mall bagian luar yang biasanya digunakan untuk event-event. Jika saja ini hari minggu pasti suka ada pertunjukan live musik disana.
Ditengah-tengah keempatnya sedang asik makan dan mengobrol (Mirna masih aga malu dan terkadang diam saja), tiba-tiba handphone dia bordering, ada panggilan. Mirna mengangkat panggilan tersebut, ternyata dari kakak dia. Kakaknya sudah menjemput, dan menunggu didepan mall.
Sela, Yuda dan Andre ikut menemani Mirna sampai depan mall. Didepan mall, arena penjemputan ada sebuah mobil sedan hitam, awalnya merek ragu apakan itu mobil yang menjemput Mirna, tetapi gadis itu rupanya langsung jalan ke mobil sedan tersebut, lantas membuat teman-temannya terkejut habis karena itu adalah mobil mewah mahal. Jendela mobil depan terbuka, seorang lakilaki muda sekitar berumur 20an, rambutnya hitam dengan wajah manis tampan seperti artis, dia berpakayan kemeja abu celana hitam.
“Mirna ayo pulang” ajak laki-laki didalam mobil
“iya kak”
“kalian teman-teman satu sekolah Mirna ya, makasih ya udah ajak dia main”
Mirna masuk mobil kursi depan. Yuda memperhatikan kakak Mirna, yang entah kenapa pemuda tersebut menatap Yuda dengan sangat tajam, kesannya terasa aneh dan aga enggak sopan.
Mirna melanbaikan tangannya “bye semuanya”
“bye Mirna” ucap Sela.
“sampai jumpa besok” sambung Andre
Mobil sedan hitam melaju ke jalan Cihampelas bawah.
“yuk balik masuk mall, aku belum puas nih” ajak Sela.
Andre dan Yuda mengikuti Sela dari belakang
Tetapi Andre tiba-tiba berbisik ke Yuda
“Yud” ucap Andre pelan
“apa?”
“itu, kakaknya Mirna loh”
“kenapa emangnya?”
“gimana ya, aku merasa kakaknya itu enggak ada miripnya sama sekali”
Yuda terbengong dengan ucapan Andre, masa kakaknya Mirna enggak ada miripnya sama sekali sama dia.[]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments