Chapter 2: sebuah bisikan

Yuda masih kepikiran akan kejadian disekolah sebelumnya, mengenai lubang dan cahaya biru didalamnya. Dia jelas-jelas melihat semua itu dengan mata kepalanya sendiri, dan itu semua terasa nyata, tetapi saat dia melirik kembal, lubang tersebut lenyap begitu saja, bahkan Mirna sang siswi baru memang wajah terkejut kearah lubang yang dilihat Yuda, tetapi wajah itu luntur dan kembali menjadi wajah datar saat Pak Sukma membagikan soal ulang

 Ketika jam istirahat Yuda berusaha mengecek lubang yang dia lihat, di rabah-rabah berkalikali, tidak ada lubang atau pun retakan, hanya dinding polong dan datar, jika dia mencoba bertanya kepada teman-temannya perihal tersebut pastinya jawaban mereka akan sama seperti Andre, atau mungkin Yuda dianggap aneh oleh teman-temannya.

            “Yud” panggil Andre

         Yuda masih tenggelam dalam pikiran

      “Yudaaa” panggil Andre

             Masih tidak jawab

  Sela menginjak kaki Yuda.

          “aaawwww sakit tau!” Yuda naik pital

         “dari tadi kami panggil loh!” Sela protes

         “eh maaf” jawab Yuda

  “kamu lagi mikirin apa sih, ini udah jam pulang kita lagi dijalan lagi” kata Andre

                “maaf-maaf hanya kepikiran sesuatu” kata Yuda.

 Karena kepikiran lubang tersebut, Yuda tak sadar sekarang mereka sedang ditengah jalan mau pulang, lebih tepatnya disepanjang jalan Cihampelas. Jalanan yang penuh outlet kaos khas Bandung yang terkenal sampai luar kota, hari biasa pun masih tetap ramai pembeli.

 “hari-hari jangan kebanyaran bengong, tar kesambet sesuatu, tau-tau udah ditengah jalan” kata Sela, bercanda dengan wajah serius.

     “candaanmu enggak lucu tau” kata Yuda.

Tapi jika Yuda, pikir-pikir dia memang terlalu memikirkan soal lubang tersebut terlalu dalam, aga enggak baik jika terlalu dipikirkan.

 Tiba-tiba saja Sela menarik kedua sahabatnya tersebut masuk kedalam outlet terdekat, tentunya Andre dan Yuda masuk dengan menghela napas panjang, sedangkan Sela mata dia berbinar-binar, pastinya dia ingin membeli baju atau mencoba baju keluaran terbaru. Sebagai pria Yuda dan Andre hanya menunggu Sela sampai selesai, tetapi jika sudah masuk outlet baju dia pastinya akan memakan waktu lebih dari 30 menit untuk Sela selesai memilih atau mencoba baju yang dia inginkan. 

 Tangan Andre ditarik oleh Sela, dia meminta pemuda tersebut untuk menemaninya memilih baju, dengan sangat terpaksa Andre menerima permintaan tersebut. Yuda yang tak ingin jadi korban kedua, melangkah pelan keluar outlet tanpa disadari oleh kedua sahabatnya tersebut. 

 Dari luar Yuda memperhatikan kedua sahabatnya tersebut, rasanya dia ingin ketawa sendiri, sebab jika teman satu sekolahnya melihat mereka berdua sedang memilih baju bersama yang adalah mereka bisa disangka pacaran, untung sejauh ini tak ada siswa dari sekolahnya yang lewat sini, mungkin sebagian mereka sudah pulang atau main ke mall dekat sini.

Tina dinteun dieu

(dihari ini)

 Entah cuman perasaan Yuda, tetapi dia mendengar suara seseorang berbicara, padahal tak ada seseorang didekatnya, mungkin Cuman perasaan dia saja

Parantos engkeu

(nanti)

 Lagi-lagi terdengar suara orang bicara, samar-samar terdengar seperti bahasa sunda, tapi siapa? Bahkan segitu Yuda melirik sana-sini, dia tak mendengar suara siapapun. Rasanya Yuda merasa dia tambah aneh, dari kejadian lubang dikelas sekarang suara orang berbicara bahasa sunda. Jika Yuda melirik setiap orang didekatnya, orang-orang bersikap seperti biasa, apa mungkin Cuman perasaan dia saja.

   Tetapi ucapan selanjutnya, membuat bulu kuduk Yuda merinding hebat.

Teu aya nu bisa salamet

(tidak ada yang bisa selamat)

Padahal cuman suara misterius entah darimana, tetapi rasa merinding Yuda ini terasa sangat nyata, dia amati jari-jari tangan kanannya yang tak henti gemetar hebat, suara terakhir yang dia dengar begitu terasa sangat seram, bukan hanya rasa gemetar, dadanya pun terasa sangat sesak.

Apa maksudnya ini.

             “hei Yuda”

 Tiba-tiba Andre memanggilnya dari belakang dan langsung menyentuh pundak, yang membuat Yuda melompat karena terkejut.

         “Astafiruloh, kaget ih”

          “sorry-sorry, habisnya kamu diluar sendiri sih”

             Yuda terdiam sejenak, dia melihat wajah Andre dan Sela, mereka terlihat ‘biasa saja’, apa mungkin cuman Yuda yang mendengar suara tersebut.

   “hei apa kalian mendengar suara orang ngomong sunda enggak?” Tanya Yuda.

      “denger” jawab Sela dan Andre

    Yuda merasa ada sercerah harapan.

          “yang bener dimana?”

         “tuh pemilik outlet, dia berbicara bahasa sunda” jawab Sela.

   “bukan sunda kasar” Yuda menggeleng-geleng “sunda lemes”

             Andre dan Sela silih pandang.

   “enggak tuh” jawab Andre

 Pupus harapan Yuda, kenapa cuman dia saja yang merasakan hal tersebut, Andre dan Sela memandang pemuda tersebut dengan perasaan cemas, sebab sahabatnya dari tadi terasa aneh. Hingga mereka pun memutuskan untuk pulang dan tetap berpikir positif mungkin karena habis ulangan jadinya banyak pikiran.

 

Dari sebrang jalan seorang perempuan berpakayan putih abu memperhatikan mereka, dia tak bergerak sedikit pun, bahkan tak ada niatan untuk dia menyebrang jalan, suara telp berbunyi dari saku rok, dia mengangkat panggilan dari telp.

   “iya aku tau, iya, tandanya sudah keluar, paham”

 Setelah menjawab telepon, dia simpan kembali dalam saku rok. Mobil hitam muncul dari kanan menuju jalan cihampelas bawah, melewati sosok perempuan tersebut. mobil hitam sudah lewat, diikuti sosok perempuan yang ikut menghilang. Sosok Mirna yang disembrang jalan, tak diketaui oleh Yuda sama sekali.[]

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Batu itu….
3 Chapter 2: sebuah bisikan
4 Chapter 3: Mencoba Akrab
5 Chapter 4: Peringatan
6 Chapter 5: Teka Teki
7 Chapter 6: Malam Misterius dan Cahaya Biru
8 Chapter 7: Makluk yang tak terduga muncul
9 Chapter 8: Markas Rahasia dibawah Gedung
10 Chapter 9: Penjelasan dan Situasi
11 Chapter 10: Pembagian Posisi dan asrama
12 Chapter 11: Latihan dan pembelajaran
13 Chapter 12: Misi Pertama : Tuyul di Studio Foto part 1
14 Chapter 13: Misi pertama: Tuyul di Studio Foto Part 2
15 Chapter 14: Misi Pertama: Tuyul di Studio Foto Part 3
16 Chapter 15: Teater Dansa Penuh Darah dan Pisau
17 Chapter 16: Misi Baru
18 Chapter 17: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 1
19 Chapter 18: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 2
20 Chapter 19: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 3
21 Chapter 20: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 4
22 Chapter 21: Motivasi
23 Chapter 22: “Mengembalikan Part 1
24 Chapter 23: Mengembalikan Part 2
25 Chapter 24: Mengembalikan Part 3
26 Chapter 25: Permata Misterius
27 Chapter 26: Misi di Kampus
28 Chapter 27: Anak Kecil
29 Chapter 28: Anak Kecil dan Rambut Hitam
30 Chapter 29: Anak Kecil dan Sarang Penuh Rambut
31 Chapter 30: Anak Kecil dan Boneka
32 Chapter 31: Boneka
33 Chapter 32: Keluarga Mirna
34 Chapter 33: Matis Jelmaan
35 Chapter 34: Keajaiban Teknologi
36 Chapter 35: Tantangan dan Taruhan
37 Chapter 36: Matis Pangeran Harimau
38 Chapter 37: Bukan Kali Pertama
39 Chapter 38: Mimpi Buruk
40 Chapter 39: Cantik tapi Mengerikan
41 Chapter 40: seperti tidak ada tempat untuk sembunyi
42 Chapter 41: Wajah Tertutup Topeng
43 Chapter 42 : Jangan Sampai Gagal!
44 Chapter 43: Hukuman
45 Chapter 44: Situasi Saat Ini
46 Chapter 45: Pengalaman Berbeda
47 Chapter 46 : Matis Misterius
48 Chapter 47 : Sebuah Pesan
49 Chapter 48: Gedung Sekolah part 1
50 Chapter 49: Gedung Sekolah Part 2
51 Chapter 50: Gedung Sekolah Part 3
52 Chapter 51: Gedung Sekolah Part 4
53 Chapter 52 : Gedung Sekolah Part 5
54 Chapter 53 : Gedung Sekolah Part 6
55 Chapter 54 : Matis Independent
56 Chapter 55 : Ide Perangkap
57 Chapter 56 : Berhasil atau ?
58 Chapter 57: Justru Inilah Kesempatan
59 Chapter 58: Diatas Jalan Layang, Prajurit Hitam Berdiri
60 Chapter 59 : Hanya Main-Main
61 Chapter 60: Pedang Hitam
62 Chapter 61: Kemunculan Hutan dan Pohon Keramat
63 Chapter 62: Persiapan
64 Chapter 63 : Masuk Kedalam
65 Chapter 64: Sosok Duduk Manis Diatas Pohon
66 Chapter 65 : Matis Kesayangan Pepohonan
67 Chapter 66: Mengalahkan Sang Matis Hutan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Batu itu….
3
Chapter 2: sebuah bisikan
4
Chapter 3: Mencoba Akrab
5
Chapter 4: Peringatan
6
Chapter 5: Teka Teki
7
Chapter 6: Malam Misterius dan Cahaya Biru
8
Chapter 7: Makluk yang tak terduga muncul
9
Chapter 8: Markas Rahasia dibawah Gedung
10
Chapter 9: Penjelasan dan Situasi
11
Chapter 10: Pembagian Posisi dan asrama
12
Chapter 11: Latihan dan pembelajaran
13
Chapter 12: Misi Pertama : Tuyul di Studio Foto part 1
14
Chapter 13: Misi pertama: Tuyul di Studio Foto Part 2
15
Chapter 14: Misi Pertama: Tuyul di Studio Foto Part 3
16
Chapter 15: Teater Dansa Penuh Darah dan Pisau
17
Chapter 16: Misi Baru
18
Chapter 17: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 1
19
Chapter 18: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 2
20
Chapter 19: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 3
21
Chapter 20: Bayangan dalam Stasiun Kereta Api part 4
22
Chapter 21: Motivasi
23
Chapter 22: “Mengembalikan Part 1
24
Chapter 23: Mengembalikan Part 2
25
Chapter 24: Mengembalikan Part 3
26
Chapter 25: Permata Misterius
27
Chapter 26: Misi di Kampus
28
Chapter 27: Anak Kecil
29
Chapter 28: Anak Kecil dan Rambut Hitam
30
Chapter 29: Anak Kecil dan Sarang Penuh Rambut
31
Chapter 30: Anak Kecil dan Boneka
32
Chapter 31: Boneka
33
Chapter 32: Keluarga Mirna
34
Chapter 33: Matis Jelmaan
35
Chapter 34: Keajaiban Teknologi
36
Chapter 35: Tantangan dan Taruhan
37
Chapter 36: Matis Pangeran Harimau
38
Chapter 37: Bukan Kali Pertama
39
Chapter 38: Mimpi Buruk
40
Chapter 39: Cantik tapi Mengerikan
41
Chapter 40: seperti tidak ada tempat untuk sembunyi
42
Chapter 41: Wajah Tertutup Topeng
43
Chapter 42 : Jangan Sampai Gagal!
44
Chapter 43: Hukuman
45
Chapter 44: Situasi Saat Ini
46
Chapter 45: Pengalaman Berbeda
47
Chapter 46 : Matis Misterius
48
Chapter 47 : Sebuah Pesan
49
Chapter 48: Gedung Sekolah part 1
50
Chapter 49: Gedung Sekolah Part 2
51
Chapter 50: Gedung Sekolah Part 3
52
Chapter 51: Gedung Sekolah Part 4
53
Chapter 52 : Gedung Sekolah Part 5
54
Chapter 53 : Gedung Sekolah Part 6
55
Chapter 54 : Matis Independent
56
Chapter 55 : Ide Perangkap
57
Chapter 56 : Berhasil atau ?
58
Chapter 57: Justru Inilah Kesempatan
59
Chapter 58: Diatas Jalan Layang, Prajurit Hitam Berdiri
60
Chapter 59 : Hanya Main-Main
61
Chapter 60: Pedang Hitam
62
Chapter 61: Kemunculan Hutan dan Pohon Keramat
63
Chapter 62: Persiapan
64
Chapter 63 : Masuk Kedalam
65
Chapter 64: Sosok Duduk Manis Diatas Pohon
66
Chapter 65 : Matis Kesayangan Pepohonan
67
Chapter 66: Mengalahkan Sang Matis Hutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!