Yuda masih kepikiran akan kejadian disekolah sebelumnya, mengenai lubang dan cahaya biru didalamnya. Dia jelas-jelas melihat semua itu dengan mata kepalanya sendiri, dan itu semua terasa nyata, tetapi saat dia melirik kembal, lubang tersebut lenyap begitu saja, bahkan Mirna sang siswi baru memang wajah terkejut kearah lubang yang dilihat Yuda, tetapi wajah itu luntur dan kembali menjadi wajah datar saat Pak Sukma membagikan soal ulang
Ketika jam istirahat Yuda berusaha mengecek lubang yang dia lihat, di rabah-rabah berkalikali, tidak ada lubang atau pun retakan, hanya dinding polong dan datar, jika dia mencoba bertanya kepada teman-temannya perihal tersebut pastinya jawaban mereka akan sama seperti Andre, atau mungkin Yuda dianggap aneh oleh teman-temannya.
“Yud” panggil Andre
Yuda masih tenggelam dalam pikiran
“Yudaaa” panggil Andre
Masih tidak jawab
Sela menginjak kaki Yuda.
“aaawwww sakit tau!” Yuda naik pital
“dari tadi kami panggil loh!” Sela protes
“eh maaf” jawab Yuda
“kamu lagi mikirin apa sih, ini udah jam pulang kita lagi dijalan lagi” kata Andre
“maaf-maaf hanya kepikiran sesuatu” kata Yuda.
Karena kepikiran lubang tersebut, Yuda tak sadar sekarang mereka sedang ditengah jalan mau pulang, lebih tepatnya disepanjang jalan Cihampelas. Jalanan yang penuh outlet kaos khas Bandung yang terkenal sampai luar kota, hari biasa pun masih tetap ramai pembeli.
“hari-hari jangan kebanyaran bengong, tar kesambet sesuatu, tau-tau udah ditengah jalan” kata Sela, bercanda dengan wajah serius.
“candaanmu enggak lucu tau” kata Yuda.
Tapi jika Yuda, pikir-pikir dia memang terlalu memikirkan soal lubang tersebut terlalu dalam, aga enggak baik jika terlalu dipikirkan.
Tiba-tiba saja Sela menarik kedua sahabatnya tersebut masuk kedalam outlet terdekat, tentunya Andre dan Yuda masuk dengan menghela napas panjang, sedangkan Sela mata dia berbinar-binar, pastinya dia ingin membeli baju atau mencoba baju keluaran terbaru. Sebagai pria Yuda dan Andre hanya menunggu Sela sampai selesai, tetapi jika sudah masuk outlet baju dia pastinya akan memakan waktu lebih dari 30 menit untuk Sela selesai memilih atau mencoba baju yang dia inginkan.
Tangan Andre ditarik oleh Sela, dia meminta pemuda tersebut untuk menemaninya memilih baju, dengan sangat terpaksa Andre menerima permintaan tersebut. Yuda yang tak ingin jadi korban kedua, melangkah pelan keluar outlet tanpa disadari oleh kedua sahabatnya tersebut.
Dari luar Yuda memperhatikan kedua sahabatnya tersebut, rasanya dia ingin ketawa sendiri, sebab jika teman satu sekolahnya melihat mereka berdua sedang memilih baju bersama yang adalah mereka bisa disangka pacaran, untung sejauh ini tak ada siswa dari sekolahnya yang lewat sini, mungkin sebagian mereka sudah pulang atau main ke mall dekat sini.
Tina dinteun dieu
(dihari ini)
Entah cuman perasaan Yuda, tetapi dia mendengar suara seseorang berbicara, padahal tak ada seseorang didekatnya, mungkin Cuman perasaan dia saja
Parantos engkeu
(nanti)
Lagi-lagi terdengar suara orang bicara, samar-samar terdengar seperti bahasa sunda, tapi siapa? Bahkan segitu Yuda melirik sana-sini, dia tak mendengar suara siapapun. Rasanya Yuda merasa dia tambah aneh, dari kejadian lubang dikelas sekarang suara orang berbicara bahasa sunda. Jika Yuda melirik setiap orang didekatnya, orang-orang bersikap seperti biasa, apa mungkin Cuman perasaan dia saja.
Tetapi ucapan selanjutnya, membuat bulu kuduk Yuda merinding hebat.
Teu aya nu bisa salamet
(tidak ada yang bisa selamat)
Padahal cuman suara misterius entah darimana, tetapi rasa merinding Yuda ini terasa sangat nyata, dia amati jari-jari tangan kanannya yang tak henti gemetar hebat, suara terakhir yang dia dengar begitu terasa sangat seram, bukan hanya rasa gemetar, dadanya pun terasa sangat sesak.
Apa maksudnya ini.
“hei Yuda”
Tiba-tiba Andre memanggilnya dari belakang dan langsung menyentuh pundak, yang membuat Yuda melompat karena terkejut.
“Astafiruloh, kaget ih”
“sorry-sorry, habisnya kamu diluar sendiri sih”
Yuda terdiam sejenak, dia melihat wajah Andre dan Sela, mereka terlihat ‘biasa saja’, apa mungkin cuman Yuda yang mendengar suara tersebut.
“hei apa kalian mendengar suara orang ngomong sunda enggak?” Tanya Yuda.
“denger” jawab Sela dan Andre
Yuda merasa ada sercerah harapan.
“yang bener dimana?”
“tuh pemilik outlet, dia berbicara bahasa sunda” jawab Sela.
“bukan sunda kasar” Yuda menggeleng-geleng “sunda lemes”
Andre dan Sela silih pandang.
“enggak tuh” jawab Andre
Pupus harapan Yuda, kenapa cuman dia saja yang merasakan hal tersebut, Andre dan Sela memandang pemuda tersebut dengan perasaan cemas, sebab sahabatnya dari tadi terasa aneh. Hingga mereka pun memutuskan untuk pulang dan tetap berpikir positif mungkin karena habis ulangan jadinya banyak pikiran.
Dari sebrang jalan seorang perempuan berpakayan putih abu memperhatikan mereka, dia tak bergerak sedikit pun, bahkan tak ada niatan untuk dia menyebrang jalan, suara telp berbunyi dari saku rok, dia mengangkat panggilan dari telp.
“iya aku tau, iya, tandanya sudah keluar, paham”
Setelah menjawab telepon, dia simpan kembali dalam saku rok. Mobil hitam muncul dari kanan menuju jalan cihampelas bawah, melewati sosok perempuan tersebut. mobil hitam sudah lewat, diikuti sosok perempuan yang ikut menghilang. Sosok Mirna yang disembrang jalan, tak diketaui oleh Yuda sama sekali.[]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments