King of BUAYA

Di sebuah kantin. Terdapat tiga orang pria yang baru saja keluar dari kelasnya. Ketiga pria itu berjalan dengan santai. Melewati beberapa siswi yang terpesona dengan ketampanan mereka semua. Mereka sudah seperti artis papan atas yang sedang naik daun. Tetapi nyatanya, memang itu yang sedang terjadi untuk saat ini.

“Lihat Bro! Kita jadi pusat perhatian,” ujar salah seorang dari mereka.

“Yoi dong! Kita ‘kan tamvan. Udah jelas kita jadi idola mereka semua.”

Ya, mereka adalah Cakra dan Davin. Tentu saja dengan ketua geng mereka, yaitu Galang Elvan Adhitama. Seorang playboy tingkat dewa. Hampir seluruh siswi yang ada di sekolah ini telah menjadi mangsanya. Dia telah dijuluki sebagai ‘King of BUAYA’.

Sesuai dengan julukannya, sedikit senyuman yang diberikan olehnya mampu membuat para wanita jatuh hati. maka dari itu, mereka mudah untuk masuk ke dalam perangkapnya. Bahkan dengan sekali kedipan saja, mereka sudah seperti cacing kepanasan.

“Lo mau minum apa, Gal?” tanya Cakra.

“Terserah.” Galang masih terfokus pada ponsel yang ada di tangannya.

“Eh Gal, lo udah ganti pacar lagi? Anak sekolahan mana?” Davin penasaran dengan berita yang tengah beredar.

“Tahu dari mana?”

Davin berdecak pelan, “Ck, berita tentang lo itu selalu update. Udah jelas gue pasti tahu.”

“Anak sekolahan kita,” balasnya singkat.

“Gue dengar-dengar, kemarin lo abis ditampar sama cewek? Siapa? Beraninya dia nampar lo?”

Galang menatap Davin dengan tajam. Membuat pria itu terbungkam dan tidak ada keberanian untuk bertanya lebih lanjut.

“Biasa, dia nggak terima kalau temennya gue sakitin.”

“Lagian, lo aneh-aneh aja. Udahlah, jangan jadi buaya lagi. Kasihan mereka itu, mending kasih ke gue aja. Bakal gue kasih perhatian lebih.”

“Siapa yang kasih perhatian lebih?” Cakra telah kembali dan ikut menimpali.

“Ikut aja lo, dasar Bambang.”

Cakra mendengus kasar tatkala mendapat ocehan dari Davin.

Tidak berapa lama kemudian, pesanan mereka telah sampai. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, mereka bertiga segera menyantap makan siangnya dengan lahap. Siang ini Galang sedang tidak fokus pada makanannya. Dia lebih terfokus pada ponsel yang sedari tadi dimainkan olehnya.

Tentu saja hal itu membuat Cakra menjadi penasaran. Dia berusaha untuk menyintip, apa yang sedang dilakukan oleh temannya itu. Namun, Galang berhasil mencegahnya. Dia menutup ponselnya, dan menjauhkan dari edaran mata Cakra.

“Yaelah, baru aja gue mau lihat,” gerutu Cakra seraya mengaduk minuman miliknya.

“Dia ada pacar baru. Lagi seru-serunya, jadi jangan diganggu,” sahut Davin.

Mendengar hal itu, Cakra menganggukkan kepala. “Pantesan, fokus ke Hp terus. Rupanya ada yang baru.”

Davin membenarkan ucapan Cakra.

“Bagi satu lah Gal. Tega amat lo sama temen sendiri. Coba aja kalau gue tampan kayak lo, udah pasti gue juga jadi pusat perhatian ciwi-ciwi.”

“Jangan ngehalu tinggi-tinggi.” Davin menegur Cakra.

Membuat Cakra sedikit kesal dan membungkam mulutnya. Sedangkan Galang, tidak merespon apa pun. Dia sudah terbiasa melihat momen seperti ini setiap harinya. Sudah bukan hal baru bagi dirinya.

Selagi menikmati makan siang, tiba-tiba saja segerombolan gadis datang dan menghampiri meja ketiga pria itu. Para gadis itu membawa sesuatu di tangan masing-masing. Mulai dari cokelat, sampai bunga berbagai macam warna juga ada. Awalnya Galang terkejut. Sebab, tidak biasanya mereka datang dengan tergesa-gesa seperti ini.

“Santai… Ada apa ini?” tanya Cakra.

“Ini hadiah untuk Kak Galang,” balas salah seorang dari mereka seraya memberikan hadiahnya kepada Galang.

“Buat gue mana?”

“Beli sendiri!” ketusnya.

Cakra menyernyitkan dahi kebingungan, “Kita ‘kan ada bertiga. Kenapa kalian cuma bawa buat Galang aja?”

“Kak Galang, tolong terima hadiah dari aku ya.”

Mereka semua meletakkan hadiah di atas meja. Sampai-sampai, meja itu dipenuhi oleh cokelat dan juga bunga. Galang kemudian menoleh ke arah mereka. Dia lalu memberikan senyuman terbaiknya. Tentu saja, senyuman itu berhasil membuat semuanya menjadi kelabakan. Bahkan mereka menjadi salah tingkah.

“Ya ampun, senyuman Kak Galang itu benar-benar sangat manis. Jadiin aku pacarnya Kak Galang, dong…” rengek mereka semua.

“Tenang, Baby. Kalian bakalan dapat gilirannya kok,” sahut Galang.

Semua berteriak kegirangan.

“Kalian nggak perlu cemas. Kalian itu gadis-gadis cantik, nggak mungkin gue nolak kalian.”

“Aaaahhh…. Kak Galang, hatiku hanya untukmu Kak.”

Ketampanannya yang tidak biasa, membuat para gadis itu makin bersemangat. Bahkan mereka rela menjadi selingkuhan Galang. Tidak hanya menjadi kekasih saja, tetapi mereka numpang tenar. Sebab, menjadi kekasih Galang adalah anugerah tersendiri bagi para gadis tersebut.

“Sekarang, sebaiknya kalian balik ke kelas masing-masing. Gue pasti bakal terima hadiah kalian dengan senang hati para wanita cantik.” Galang melanjutkan bicaranya.

Mendapat balasan seperti itu, mereka merasa gembira. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

Sekarang, Galang harus membersihkan banyak sekali hadiah yang berada di atas meja. Sebagian dia berikan kepada Cakra dan juga Davin. Dia tidak mungkin bisa menghabiskan itu semua seorang diri.

Cakra dan Davin gembira dengan itu. Hadiah yang diberikan oleh fans Galang itu sungguh beragam. Tentunya tidak main-main harganya. Sudah menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Galang jika berhasil merebut hati para gadis cantik.

“Eh Gal, lo sama Eliana yang sekolah di SMA Suryatama itu apa udah putus?” tanya Davin.

Galang menjawab dengan anggukan.

“Gila ya lo, dia cantik bego! Kenapa kamu putusin?”

“Gue udah bosan,” balas Galang dengan santai.

“Tapi, gue pernah lihat Eliana itu jalan sama teman sekolahnya. Temannya itu cantik sekali cuy,” timpal Cakra.

“Oh ya?” Galang menoleh seraya memainkan kedua alisnya.

Cakra mengubah raut wajahnya, “Jangan macam-macam lo ya. Dia udah gue incar, jangan sampek lo deketin juga.”

“Kita lihat aja nanti.”

**

Tibalah waktunya pulang sekolah. Galang bersama dengan kedua temannya itu tengah berjalan santai menuju parkiran. Kebetulan hari ini ketiganya akan pergi ke suatu tempat. Selagi melangkahkan kaki, Galang terhenti karena segerombolan siswi berlari ke arahnya. Dalam sekejap Galang berlari dan mengajak kedua temannya agar segera pergi dari tempat itu.

Akhirnya mereka bisa melarikan diri dari para fans fanatik Galang. Sampailah mereka di sebuah tempat yang terlihat rimbun. Sebuah tempat yang dipenuhi oleh pohon rimbun di sekitarnya. Ya, mereka datang ke markas geng motor. Galang merupakan seorang ketua geng motor yang bernama “WARRIORS”. Geng motor yang disegani oleh banyak orang.

“Hello Bro!” sapa Tiger, salah satu anggota Warriors.

Galang menjabat tangan seraya mengangkat kedua alisnya.

“Keliatan seger lo Gal, abis ngajak kencan berapa cewek?”

“Tinggal lo lihat aja nanti di sosmed,” balasnya singkat.

Galang kemudian duduk di singgasananya. Suasana tempat itu tidak terlalu buruk. Tampak beberapa hiasan dinding dan tulisan Warriors yang sangat besar, lengkap beserta foto para anggotanya. Ketika sedang bersantai, Tiger datang dan memberikan secarik kertas kepada Galang.

“Apa ini?” tanya Galang.

“Tadi gue lihat surat itu udah ada di depan pintu.”

Kemudian Galang membuka dan membacanya dengan seksama, “Menarik.” Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!