ISTRI BONEKA ( part 2)

" Apa yang harus Aku lakukan mbak?" ucap Megan untuk menghibur hati Raisa,

"putuskan hubungan dengan dia mbak, jangan pernah menemui nya lagi, Aku mohon dengan sangat, biarkan dia melupakan mbak, dan fokus pada keluarga nya!" pinta Raisa,

" baiklah, jika itu memang yang terbaik, Aku berjanji!" ucap Megan sembari mengelus elus rambut Raisa yang basah oleh air hujan.

" terima kasih mbak!" Raisa memang gadis terhormat yang tumbuh di lingkup keluarga yang serba ada, dia adalah perempuan yang nyaris sempurna, dengan wajah yang cantik dan perilaku yang sopan kepada siapa saja yang ditemui nya,dia tak pernah memandang orang dari strata sosial nya, hal itu membuat banyak laki laki di buat tergila gila oleh nya, namun, meskipun begitu, hati nya hanya terpaut pada Rudi, pria yang sudah di cintai nya sejak masih duduk di bangku SMA.

Namun, sebuah kejadian memilukan terjadi pada nya, dia mengalami kecelakaan, sehingga membuat wajah nya yang cantik mengalami sedikit kerusakan di kening nya, hal itu yang membuat Rudi enggan memandang wajah nya, dia laki laki yang mencintai kesempurnaan,

" oh ya? siapa namamu mbak? dari tadi Aku belum mengetahui nya!" seru Megan

" Aku Raisa!" ucap Raisa lirih.

Mereka pun saling bercerita tentang kisah kisah mereka, dan hanyut terbuai malam.

***

Rudi yang terjaga dari tidur nya, dengan mata yang setengah terbuka, meraba raba ranjang disebelah nya, dia mendapati Megan yang sudah tidak ada lagi di sisi nya, tubuh nya yang masih setengah mengantuk, sontak langsung terbangun dari posisi tidur nya.

" sial...!" teriak nya, sembari memukul ranjang tempat tidur nya itu, kemudian dia bergegas mencari Hand phone nya untuk segera menghubungi Megan, lantaran dia masih sangat merindukan perempuan yang di cintai nya itu.

Disaat dia mencoba menghubungi nomor telpon nya, tiba tiba dia mendengar suara deringan HP milik Megan yang tertinggal di sofa kamar tersebut.

"se benci itu kah kamu kepadaku? Sehingga kau bergegas pergi, sampai lupa membawa telpon genggam mu!" ucap nya, wajah nya layu, menahan kesedihan di hati nya.

Plum

Sebuah pesan masuk ke no WA perempuan itu, Rudi yang penasaran, memeriksa siapa yang mengirim pesan itu kepada Megan.

mbak,di mana? Tidak sedang dengan Rudi kan?

Di lihat nya nama pengirim pesan tersebut yang terpampang jelas di layar HP itu,

RAISA

"apa? Lancang sekali perempuan itu mengirim pesan ke Megan!" ucap nya dengan penuh amarah, dilihat nya lagi isi percakapan percakapan sebelum nya, yang inti nya Raisa masih memohon agar Megan tidak tidak lagi menemui Rudi, sontak laki laki itu terbakar emosi yang semakin memuncak, dengan nafas yang tersengal sengal, dia segera keluar dari kamar hotel tersebut, dan bergegas untuk pulang ke rumah nya menemui Raisa yang di nilai nya sudah sangat keterlaluan itu. Wajah nya yang merah padam, seperti monster yang hendak memakan mangsa nya. Di sepanjang perjalanan nya, dia hanya menahan emosi yang sudah sangat membuncah, dia tidak sabar untuk segera sampai ke rumah nya, dan menghajar habis habisan perempuan yang sudah 5 tahun di nikahi nya itu.

" kau sudah bermain main dengan ku Raisa!" dia mengepalkan tangan nya, dengan emosi yang berapi api .

Hujan kembali mengguyur kota ini, di tengah petir yang menyambar nyambar, Raisa begitu gusar, menunggu suami nya yang tak kunjung pulang.

tok tok tok

Suara pintu di ketuk, Raisa sangat bahagia, barangkali itu suami nya, meskipun sudah pukul 2 dini hari, dia masih dengan setia menunggu suami nya pulang.

" iya, sebentar!" ujar nya, yang segera mengaplikasikan lipstik dan bedak di wajah nya, dia tidak ingin terlihat jelek di mata suami nya, meskipun Selma ini Rudi tidak pernah menyentuh nya sama sekali, dengan baju tidur yang masih dikenakan nya, dia menuruni anak tangga menuju ke lantai bawah rumah nya, segera dia membukakan pintu untuk suami yang amat di cintai nya tersebut.

" selamat da" belum sempat Raisa melanjutkan ucapan selamat datang nya, Rudi sudah melayangkan sebuah pukulan di wajah istri nya tersebut,

" a,ada apa mas?" suara nya tersendat sendat menahan sakit dan air mata nya,

" dasar wanita tidak tahu di untung, siapa yang menyuruh mu meminta Megan untuk menjauhiku!" Rudi menjambak rambut nya dengan kasar,

" ampun mas, ampun.. Aku tidak pernah menyuruh Megan menjauhi mu!" teriak Raisa, yang lagi lagi menahan sakit akibat jambakan Rudi yang sangat kasar itu,

" lalu ini apa?" Rudi mendorong tubuh Raisa hingga tersungkur, sembari menunjukan HP milik Megan yang tertinggal.

"i, itu!" Raisa, sudah tidak bisa mengelak,

" itu apa? Tidak bisa mengelak lagi kan kamu?" bentak nya, sembari menendangi tubuh Raisa yang kecil itu, dia menghajar nya habis habisan, tanpa peduli jika dia seorang wanita yang lemah.

" cukup, Aku tidak tahan lagi dengan semua ini, Aku bukan istri boneka mu, yang rela kau perlakukan seperti apapun, Aku juga punya harga diri mas!" teriak Raisa dan berusaha bangkit dari tempat nya tersungkur tadi.

" berapa harga mu? Akan Aku bayar sekarang juga!" teriak Rudi di wajah Raisa. Dia tidak menyangka, Rudi Setega itu, melukai tubuh dan menghina harga diri nya, dengan terseok Seok, dia berjalan menuju laci, yang ada di bawah Televisi di ruangan tersebut.

" ini harga diriku!" Raisa merobek buku nikah yang diambil nya dari laci tadi, dihadapan Rudi suami nya.

" wanita sialan!" Rudi hendak memukul nya lagi, namun Raisa dengan gesit menghindari nya, dan berlari keluar dari rumah nya,

" mau kemana kau wanita sialan? Jangan coba coba lari dariku!" teriak Rudi, namun Raisa tak mengindah kan nya, dia terus berlari sekuat tenaga di tengah guyuran hujan, dengan wajah yang penuh babak belur, dan menggunakan baju tidur, dia kabur dari rumah nya, dia berlari tanpa melihat Ke kanan atau pun ke kiri,

" Raisa, kau akan menyesal sudah lari meninggalkan ku, tidak ada laki laki yang kau cintai di dunia ini selain diriku, Aku bersumpah akan membuat mu menyesal!" terbesit sebuah penyesalan di hati Rudi, yang sudah terlampau emosi kepada istri nya itu,

Raisa masih terus berlari pergi dari rumah itu, meskipun tidak tahu kemana arah dan tujuan nya, sambil mengisi di bawah guyuran hujan, wanita yang masih berdarah ningrat itu tidak tau lagi kemana jalan yang dia tuju, tak ada satu pun orang yang berlalu lalang disana, apa lagi taksi, ditambah dia tidak membawa apa apa sama sekali, termasuk handphone dan juga uang meskipun hanya selembar, dia berjalan tanpa alas kaki di tengah dingin nya aspal jalanan itu.

Saat dia benar benar putus asa atas kebingungan nya, dia mengingat sesuatu, sebelum Rudi datang tadi, dia sempat melihat lihat kartu nama yang di berikan oleh Angga Wijaya untuk nya, di acara pesta ulang tahun nya tadi, sembari meraba raba saku di baju tidur yang di kenakan nya, dia menemukan sebuah kertas kecil, bertuliskan nama dan alamat galeri seni, yang di tempati Angga.

"apakah Aku harus kesini?" gumam nya, pikiran nya sudah sangat buntu, dia tidak tau lagi apa yang ada di Fikiran nya, dengan langkah yang gontai, dia berjalan menuju alamat galeri yang diberikan oleh Angga kepada nya tadi malam,

Sudah tidak ada pilihan lagi bagi nya, pulang kerumah orang tua nya pun tidak mungkin, mereka tidak akan percaya dengan apa yang dikatakan nya, Rudi pandai memanipulasi keadaan, dia selalu berpura pura mesra di hadapan mertuanya itu, kini Raisa sudah benar benar muak dan benci melihat wajah Rudi, meskipun dia sangat mencintai nya selama ini, namun usaha nya untuk mencintai Rudi, tak pernah membuahkan hasil, sampai kejadian ini terjadi, yang terekam di memori nya hanyalah, Rudi yang sudah seperti monster bagi nya, yang selalu menyiksa hati dan raga nya, bahkan sampai harga diri nya.

Setelah sekian lama berjalan, dia sampai di sebuah galeri seni lukis yang tidak begitu besar, galeri itu dari luar tampak sederhana.

Tok tok tok tok

Raisa mengetuk pintu galeri tersebut dengan menahan sakit di sekujur tubuh nya,

" siapa ya?" teriak seorang pemuda yang belum juga tidur selarut ini.

" tolong Aku!" suara Raisa lirih, laki laki itu kenal betul dengan suara perempuan yang meminta tolong itu, dengan segera dia membuka pintu galeri nya, dan mendapati tubuh Raisa yang sudah lemas.

" nyonya Raisa?" teriak nya, kemudian membopong tubuh Raisa yang basah kuyup itu kedalam galeri nya,

" nyonya tidak apa apa kan?" teriak pemuda itu sekali lagi, namun Raisa tak menanggapi, tubuh nya sudah tak sadarkan diri, di karenakan mendapat pukulan yang bertubi tubi dari Rudi tadi, tubuhnya dingin oleh paparan air hujan yang terus menerus menerpa nya, sepanjang perjalanan menuju galeri seni tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!