Malam sudah semakin larut, para undangan pesta berbondong bondong untuk pulang, sebagian dari mereka yang datang dari luar kota atau pun luar pulau, sudah di sediakan kamar untuk menginap bagi mereka yang bersedia.
Hari ini, Rudi menghabis kan malam nya dengan Megan, dia yang biasa nya jarang tertidur lelap, kini terbenam dalam pelukan Megan yang hangat, seperti anak kecil yang terbuai dalam pelukan Ibu nya, Rudi tertidur dengan sangat lelap, Megan yang sedari tadi menepuk-nepuk punggung Rudi, menghentikan aktivitas nya dan memastikan laki laki tersebut apakah benar benar sudah tertidur dengan lelap?
Perlahan lahan dia menurunkan kaki nya dari tempat tidur, dia memutar otak, agar tak sedikitpun menimbulkan suara yang bisa membuat Rudi terjaga dari tidur nya, dengan kaki yang berjinjit, dia mengambil tas nya yang ada di sofa dekat tempat tidur, dengan langkah yang nyaris tak terdengar, dia menyegerakan diri untuk keluar dari kamar itu.
" maafkan Aku Rud!" gumamnya, kemudian menutup kembali pintu kamar, dan beranjak pergi dengan setengah berlari, Rudi yang benar benar tertidur lelap, sama sekali tak menyadari kepergian Megan.
Dengan tergesa gesa, dia menuju lobi hote, dilihat nya, masih banyak orang orang dari Even Organizer yang menangani pesta tadi, sibuk berlalu lalang membersihkan sisa sisa dekorasi dari acara pesta yang di gelar cukup meriah itu, Megan yang berjalan cepat, sesekali menolehkan kepala nya kebelakang, dia takut Rudi menyadari kepergian nya, dan membuntutinya begitu saja, disaat seperti itu, dia sama sekali tidak menyadari, ada seorang wanita yang sedang bersusah payah membawa tumpukan kardus berisi peralatan peralatan pesta, berjalan di depan nya, pandangan nya yang tertutupi oleh tumpukan kardus itu, juga membuat nya tidak bisa melihat, bahwasanya ada Megan yang berjalan tepat dihadapan nya.
Brukk
Mereka saling bertabrakan, sehingga kardus kardus berisi peralatan pesta yang di bawa oleh perempuan tadi terlempar dan jatuh berceceran di lantai.
" maaf mbak, saya tidak sengaja!" ucap Megan, sembari membantu wanita itu untuk berdiri,
" nggak papa mbak, santai saja! Mbak mau kemana tengah malam begini?" tanya perempuan muda itu, ber basa-basi,
" saya mau pulang, ibu ku sakit di rumah!" ujar nya sedikit berbohong kepada perempuan yang tidak di kenal nya itu.
" owh, begitu, ya sudah mbak pulang saja, biar semua nya saya bereskan sendir, hati hati di perjalanan ya mbak, malam malam gini itu rawan perampokan!" perempuan itu berbaik hati untuk mengingatkan Megan,
" terima kasih ya mbak, sekali lagi maafkan saya!" Megan membungkuk kan badan nya,kemudian dengan langkah yang kembali tergesa gesa, dia segera pergi dari lobi, untuk mencari taksi yang masih beroperasi di tengah malam begini.
Melihat barang bawaan nya berceceran di lantai, perempuan itu berkacak pinggang, sembari menghela kan nafas panjang.
" huft, harus menata dari ulang lagi, haduh!" gumamnya.
" mana si Yuni absen lagi, emang dasar anak itu y!" sembari memasuk kan barang barang yang berceceran tadi kembali ke dalam kardus,
"ibuk, ibuk gak papa kan?" seorang laki laki yang sudah melihat nya dari kejauhan atas insiden tadi, datang untuk membantu nya,
" gak papa kog!" jawab perempuan pemilik EO tersebut.
" mau saya ambilkan minum Buk?"
" boleh deh, kebetulan lagi haus!" ucap perempuan yang bernama Laras itu. Dia memutuskan untuk istirahat sejenak lantaran merasa capek harus menata ulang barang barang yang sudah di tata nya sedari tadi, biasa nya dia tidak melakukan nya sendiri, asisten nya yang bernama Yuni itu kebetulan absen dari acara kali ini, dia berdalih ada kepentingan keluarga.
Sesaat kemudian, laki laki yang membantunya tadi datang membawa segelas air putih di tangan nya,
" ini Buk air nya!" sembari menyodorkan nya kepada Laras,
" kog kamu tau sih Aku suka nya minum air putih?" ucap Laras, dia segera mengambil gelas berisi air itu untuk di minum nya.
" saya perhatikan ibuk jarang minum minuman manis, di meja kantor ibuk hanya ada air putih saja" ujar nya, sembari meneruskan pekerjaan Laras untuk menata barang barang yang berceceran tadi ke kardus.
" oh ya? Jadi kamu karyawan di kantor ku juga y? Siapa namamu? Kok Aku nggak pernah lihat kamu y?" ucap Laras, yang masih duduk di dekat kardus kardus tadi.
" saya Jaka Buk, sudah setahun ini saya kerja di kantor ibuk!" laki laki itu berbicara sambil menundukkan kepala nya, untuk menghormati atasan nya tersebut.
" oh, begitu y?" ujar nya, sedikit terheran dengan dirinya sendiri, yang benar benar jarang mengenal karyawan nya, maklum sekali memang, dia adalah pengusaha Even Organizer paling sukses, dengan cabang nya yang ada dimana mana, banyak perusahaan perusahaan besar yang menggunakan jasa nya setiap ada acara acara besar di perusahaan mereka,boleh di bilang dia memang sangat sukses dalam membangun karir, tetapi tidak dengan urusan cinta, di usia nya yang sudah cukup matang itu, dia belum juga menemukan tambatan hati untuk ke jenjang yang lebih serius, di tambah lagi sering nya dia tidak cocok dengan pasangan yang di kencani nya, sejauh ini tidak ada yang membuat nya terkesan, banyak dari mereka yang malah memanfaatkan kekayaan dan ketenaran nya, bahkan ada yang tak segan segan untuk memoroti nya dengan menjadi parasit di hubungan mereka, hal itulah yang membuat dirinya merasa jerah saat mencoba membangun hubungan dengan lawan jenis nya.
***
Di tengah dingin nya malam, Megan yang sudah sampai di cafe milik sahabat nya, yang memang selalu menjadi tujuan nya ketika dalam keadaan kalut seperti ini.
Rina, selaku sahabatnya pemilik Cafe tersebut, sengaja membiarkan Megan untuk menyendiri di atas rooftop, dia memberi kesempatan untuk Megan, agar mampu berfikir jernih di tempat favorit nya itu, saat sedang galau.
Megan membenamkan wajah nya menengadah ke langit, dia mengingat ingat kejadian sebelum dia bersumpah untuk tidak mau disentuh atau pun di beli dengan harga berapa pun, oleh Rudi laki laki yang pernah menjadi kekasih nya selama 3 tahun itu. Dalam lamunan nya, dia teringat tentang Raisa yang memohon mohon kepada nya.
~~
Malam itu, hujan turun dengan lebat membasahi seisi kota yang semula keronta, seorang wanita dengan menggunakan jas hujan, berjalan kaki menuju apartemen yang di tempati nya. Tubuh nya yang kurus, wajah nya yang layu, berjalan dengan gontai menuju pintu apartemen nya,
tok tok tok
Terdengar seseorang mengetuk pintu apartemennya. Megan yang kebetulan berada disana, melihat dari kamera yang terpasang di handel pintu apartemen tersebut, di lihat nya seorang wanita muda, berdiri didepan pintu kamar nya,tak biasa nya seorang wanita bertandang ke apartemen nya, lagi pula tidak sembarang orang tau alamat asli tempat tinggal nya, dengan sedikit ragu, dia membukakan pintu untuk wanita itu.
" mbak Megan ya?" tanya perempuan tersebut.
" iya!" jawab Megan sedikit ragu,
" boleh Aku bertamu ke sini mbak?" perempuan itu sangat sopan, menghancurkan kecurigaan Megan tentang nya.
" silahkan masuk!" Megan mengajak nya untuk masuk ke dalam, seraya mengunci kembali pintu apartemen itu.
" silahkan duduk, Aku akan membuatkan mu secangkir teh,untuk menghangatkan tubuh mu!" Megan menuju ke dapur nya, untuk membuatkan Raisa secangkir teh hangat,
Sembari menunggu Megan menyiapkan teh untuk nya, dia melihat lihat sekeliling ruangan apartemen yang di kunjungi nya tersebut, dilihat nya beberapa foto Megan bersama Rudi yang sedang berjalan jalan keluar negri, atau pun sekedar menikmati makan bersama di dalam apartemen itu, banyak sekali koleksi foto mereka berdua yang terpampang dengan mesra saling bergandengan tangan atau pun berpelukan dalam beberapa momen, Raisa yang melihat nya tak mampu berkata apa apa, kenapa Rudi lebih mencintai wanita ini dibanding dengan diri nya selaku istri sah nya, mata nya terfokus pada satu foto yang menunjukan Rudi dan Megan sedang berada di atas ranjang bersama saat liburan ke Pulau Dewata Bali, dia yang semula duduk langsung berdiri untuk memastikan keaslian foto itu.
" ada apa mbak?" suara Megan yang datang sembari membawa secangkir teh hangat membuyarkan lamunan nya.
Raisa yang semula berdiri melihat foto itu sedikit tersentak, kemudian kembali duduk di sofa apartemen itu,
" jadi, laki laki itu kekasih mbak?" Raisa menyeruput teh hangat itu, sembari melontarkan pertanyaan seolah olah tidak mengenal orang yang berada di dalam foto itu.
" lebih tepat nya kami sudah bertunangan,sebentar lagi kami akan melangsungkan pernikahan mbak!" yang juga menyeruput secangkir teh hangat yang ada di depan nya, Megan tersenyum manis, ke arah Raisa,
" apa mbak sudah tau seluk buluk keluarga nya?" tanya Raisa yang memendam luka teramat dalam di hati nya, dia bersusah payah menahan air mata di pelupuk mata nya, agar tak jatuh menghujani pipi nya yang tirus,
" kebetulan, saya belum di perkenalkan dengan keluarga nya, rencana nya Minggu depan dia mengajak saya menemui keluarga nya!" ujar Megan, yang masih belum mengetahui siapa Raisa yang sebenar nya.
" mbak, apa mbak tau foto siapa ini?" dia sudah tidak tahan lagi menahan rasa kecewa yang bergejolak, Raisa menunjukan sebuah buku pernikahan yang dia bawa di dalam tas nya sedari tadi, dari buku itu, terpampang jelas wajah Raisa dan Rudi yang disejajarkan dalam satu buku pernikahan.
" jadi, selama ini Rudi sudah punya istri?" Megan terkejut bukan main, dia merasa sangat terpukul karena Rudi telah membohongi nya, sekaligus malu dengan perempuan yang ada di hadapan nya kini.
" kami menikah karena perjodohan beberapa bulan yang lalu mbak, Ayah saya adalah sahabat baik dari Ayah Rudi, sejak kecil kami sudah saling mengenal!" ucap Raisa yang sama sekali tak marah atau pun menaruh benci kepada Megan.
" wah, kalau begitu selamat ya mbak, atas pernikahan kalian!" Megan mulai salah tingkah, sembari menahan tangis di wajah nya, tapi dia merasa tidak pantas menangis, sebab bagi nya orang yang paling tersakiti adalah Raisa selaku istri sah nya, bukan diri nya yang hanya menyandang status pacar.
" mbak, Aku mohon, jangan ucap kan selamat kepadaku, Aku tau perasaan mbak yang sebenar nya seperti apa?" Raisa memegang tangan Megan yang sudah mulai dingin itu, Megan yang sedang Menahan airmata nya, tiba tiba terfokus pada sekujur tangan Raisa yang penuh dengan bercak ungu kebiruan, seperti lebam lebam habis terkena hantaman benda keras,
" mbak, kenapa dengan tangan mbak?" Megan segera bangkit dari duduk nya, kemudian memeriksa tangan Raisa, yang ternyata memiliki lebam Sampai di pangkal kedua lengan nya, tak hanya di tangan dan lengan nya, wanita itu memiliki beberapa luka lebam di leher dan wajah nya,
" astaga, kenapa sampai seperti ini?" Megan semakin terkejut, Raisa berusaha menyembunyikan luka luka itu, namun tak berhasil, Megan lebih dulu mengetahui nya,
" ini adalah buah cinta ku kepada Rudi mbak, semakin dia memikirkan mbak, semakin Aku di buat tersiksa!" ucap nya,tersendat sendat, pada akhir nya, airmata yang semula di tahan nya, kini jatuh bercucuran, membasahi wajah nya yang polos itu.
" jadi, Rudi yang melakukan ini semua?"
Raisa menganggukkan kepala nya, Megan dengan penuh rasa iba, memeluk tubuh Raisa yang ringkih, dia tidak habis pikir, ada perempuan sebaik Raisa, yang berani menemui kekasih Suami nya tanpa amarah sedikit pun di wajah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments