Siangnya Sasha datang ke mansion keluarga Romanov. Ternyata gadis itu memiliki nyali besar ya hingga berani datang.
"Zarina brengshake ke luar kau. " teriak Sasha dengan keras. Dua bodyguard berusaha menghalangi gadis itu untuk tak membuat kerusuhan.
Sepasang paruh baya justru ke luar setelah mendengar suara keributan. Mommy Hera menghampiri gadis yang seumuran dengan putrinya itu.
Plak
Plak
"Jadi kau yang bernama Sasha, berani beraninya kamu menganggu putri kesayanganku. " ujar nyonya Hera dengan emosi meledak ledak.
Wanita paruh baya itu mencengkram dagu Sasha, dia mengabaikan ringisan yang ke luar dari bibir Sasha.
"Putriku tak pernah mengusikmu
Tapi kenapa kamu selalu mengganggu nya hah. " Nyonya hera langsung menghempas tubuh Sasha.
"Awh hiks. " Sasha tampak menangis kesakitan. Gadis itu langsung menghubungi kedua orang tuanya, menyuruhnya datang.
Tak lama nyonya dan Tuan Handoko datang. Mereka berdua terkejut melihat keadaan sang anak yang mengenaskan. Keduanya langsung membantu Sasha bangun.
Nyonya Retha begitu tak terima, menoleh dan menatap tajam kearah Nyonya Hera.
"Apa yang kamu lakukan pada putriku Hera. " bentak nyonya Retha dengan nada kerasnya. Nyonya Hera terkejut mendapati kenyataan jika Sasha putri dari mantan rivalnya dulu.
"Jadi gadis perusuh itu putrimu, pantas saja kelakuan seperti kamu Retha. " ketus Nyonya Hera dengan nada sinisnya.
"Kau. " Nyonya Retha melayangkan tangannya namun nyonya Hera mencekalnya kemudian menghempasnya dengan kasar.
Nyonya Hera langsung mengusir kedua tamu tak di undangnya dari kediamannya. Melihat kehadiran nyonya Retha justru mengingatkan dirinya di masa lalu. Wanita paruh baya itu mengabaikan umpatan dari nyonya Retha padanya.
Dia memilih kembali ke dalam. Saat ini wanita paruh baya itu tengah sendirian, suami dan anaknya ada di luar. Terdengar suara helaan nafas panjang ke luar dari bibirnya.
"Enggak anak, enggak emak sama aja kelakuannya. " gerutu Nyonya Hera dengan kesal. Wanita paruh baya itu segera mengirim pesan pada suaminya. Dia perlu berbicara dengan sang suami mengenai Retha dan Sasha.
Beberapa menit berlalu
Tuan Alvan pulang dari kantor dengan buru buru. Pria paruh baya itu menemui istrinya di ruang tamu, dia begitu penasaran dengan apa yang ingin di bicarakan sang istri.
"Mommy, Ada apa? " tanya Daddy Alvan dengan kening berkerut.
"Kau tahu Dad, Retha. Wanita yang dulunya menjadi simpanan kamu ternyata ibunya Sasha. " ungkap nyonya Hera dengan emosi menggebu gebu. Wanita itu menjelaskan kejadian tadi pada suaminya.
"Ralat mom, wanita itu bukan simpanan aku. " protes Daddy dengan raut kesalnya.
"Lalu apa namanya saat dulu, mentang mentang kita dijodohkan, daddy masih melanjutkan hubungan dengan Aretha. " ketus nyonya Hera.
Tuan Alvan menghela nafas panjang. Pria paruh baya itu memilih pasrah kala istrinya mengungkit masa lalu mereka. Dia berniat menenangkan sangat istri namun di tepis istrinya.
Nyonya Heran mencebikkan bibirnya, wanita itu melipat tangannya di dada. Kini suasana terasa dingin, sepasang suami istri itu kini perang dingin.
Tepat pukul tiga sore, Zarina pulang. Gadis itu mengerutkan kening melihat kedua orang tuanya tak saling bicara.
"Mom, Dad kalian kenapa tak saling berbicara? " tanya Zarina heran. Biasanya kedua orang tuanya selalu bermesraan namun tidak kali ini.
"Ibunya Sasha ternyata mantan kekasih daddy kamu nak. " jawab mommy Hera dengan nada ketusnya.
"Apaaa?? " Suara pekikan keras membuat orang tuanya menutup telinga. Mommy langsung menegurnya yang di balas cengiran oleh Zarina.
Gadis itu langsung duduk di sofa, meminta penjelasan dari sang mommy tercinta. Setelah mendengar ceritanya, Zarina langsung melirik kearah sang daddy.
Daddy Alvan menatap tajam putrinya agar tak berbicara macam macam.
"Bagaimana bisa Daddy memiliki mantan yang sikapnya seperti nenek lampir. " ceplos Zarina. Mommy Hera tertawa mendengar ucapan anaknya barusan. Daddy Alvan mendengus sebal, dua orang tersayangnya kini tengah mengolok dirinya.
Zarina menghentikan tawanya, gadis itu berusaha memberikan jalan ke luar untuk kedua orang tuanya. Dia tentu saja tak ingin kedua orang tuanya bertengkar hanya karena perihal masa lalu.
"Maafin mommy ya Dad, mommy terbawa emosi. Aku tak terima saat Sasha begitu merendahkan putri kita. Di tambah kehadiran ibu dari gadis itu. " sesal mommy.
"Iya Mommy. " Tuan Alvan memeluk istrinya dengan erat. Zarina tentu saja bernafas lega melihat orang tuanya telah baikan.
"Baiklah aku ke kamar dulu. " Zarina lekas bangkit, meninggalkan orang tuanya yang asyik berpelukan dengan mesra.
Daddy melepaskan pelukannya, pria paruh baya itu mencium kening istrinya dengan mesra. Nyonya Hera tampak lebih tenang setelah tadi marah marah. Pria paruh baya itu hanya bisa menenangkan sang istri dengan sabar.
Sementara di kamarnya, Zarina tengah asyik menonton Drakor di laptopnya. Sambil memakan kripiknya, dia tengah asyik sendirian. Gadis itu mengabaikan dering ponsel yang terus berbunyi sejak tadi.
"Ish ganggu aja. " Zarina menaruh keripiknya kemudian mengambil ponsel canggihnya itu.
"Halo Ras ada apa? " tanya Zarina.
"Kau di mana Rin? "
"Di Kamar, nonton Drakor. " jawabnya singkat. Sambungan terputus, Zarina menaruh kembali ponselnya di sebelahnya. Gadis itu bernafas lega, dia kira Morgan yang menghubungi dirinya namun ternyata bukan.
Satu jam berlalu, Zarina memilih ke luar dan pergi ke taman belakang. Gadis itu di salah satu ayunan sambil bersenandung kecil.
Farasya datang, gadis itu langsung duduk di ayunan satunya. Sambil mengobrol, keduanya saling bertukar pikiran.
"Oh ya Rin, aku dengar kamu dekat dengan seorang pria tampan. Aku penasaran siapa pria itu? " tanya Farasya mendesak.
"Morgan, dia anak dari teman Daddy. " jawab Zarina dengan malas.
"Kenapa kamu tidak terima saja dia, supaya Davian tak mengganggumu lagi Rin! " cetus Farasya. Zarina mengatupkan bibirnya rapat, entah apa yang tengah gadis itu pikirkan.
Melihat respon sahabatnya membuat Farasya menghela nafas berat. Dia pun berusaha menyakinkan sang sahabat agar mau menerima Morgan.
Zarina mengusap wajahnya pelan, dia melirik kearah sang sahabat. "Aku belum bisa menjalin hubungan dengan pria lain Ras! " ungkap Zarina.
"Aku ingin menikmati kesendirianku, lagipula aku tak ingin terjebak dalam rayuan pria. " tegasnya. Farasya hanya menggeleng mendengar jawaban dari Zarina. Namun dia menghargai keputusan sahabatnya itu.
Kini keduanya membahas rencana liburan mereka nanti. Kedua gadis itu tampak bersemangat terutama Zarina dengan segala kehebohannya.
"Memangnya kita mau berlibur berapa hari Zarin? " tanya Farasya.
"Seminggu sih, sudah lama aku tak pergi liburan. " cetus Zarina sambil tersenyum lebar. Farasya setuju dengan ide sang sahabat.
Pelayan datang membawakan camilan untuk keduanya. Zarina lekas bangkit, mengambil tikar kemudian mengolernya ke lantai. Pelayan menaruh camilan dan minumannya di atas meja. Dua gadis cantik itu memilih duduk di atas tikar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lydia
Lanjut
2023-12-05
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
lanjut
2023-10-06
0
Miss Apple 🍎
Seru banget
2023-08-25
0