Paginya raut Zarina berubah masam melihat kehadiran pria yang tak dia inginkan.
"Untuk apa kamu ke sini Davian? " tanya Zarina dengan nada datar nya.
"Aku ingin menjemput kamu Rin, masuklah ke dalam mobil. " pinta Davian.
Zarina tentu saja menolak, dia tak ingin berurusan dengan mantan lagi. Davian tentu saja tak menolak penolakan, pria itu berusaha memaksa Zarina.
Bug
Zarina menghantam wajah Davian dengan kepalan tangannya. Gadis itu merasa muak dengan tingkah Davian yang otoriter.
"Tolong jangan paksa aku Dav, aku enggak suka. " desis Zarina dengan nada sinisnya. Davian mengumpat pelan, dia menyentuh pipinya yang memar.
Zarina langsung masuk ke mobil, sopir langsung jalan. Dia pun mengabaikan teriakan Davian. Davian tentu saja tak tinggal diam, pria itu mengejar sang mantan hingga ke kampus Zarina.
Gadis itu menghela nafas berat, dia tak suka dengan pria yang suka memaksa dan bersikap kekerasan. Seketika pagi cerahnya menjadi pagi yang menyebalkan karena kehadiran sang mantan yang tak ada akhlak.
Zarina segera turun dari mobilnya. Davian juga turun dari mobil dan segera mengejarnya. Mahasiswi lain langsung membicarakan berdua, salah satu dari mereka langsung memberitahu Sasha.
"Kamu tuh apa apaan sih Dav? " geram Zarina menghempas kasar tangan Davian.
"Aku ingin kita balikan Rin, aku masih sayang sama kamu. " ujar Davian menggenggam tangan sang mantan lagi.
"Tapi aku tidak mau Dav, sikap kamu yang suka celap celup sana sini bikin aku illfeel tahu gak sih! " ungkap Zarina dengan nada datar nya.
"Please beri aku kesempatan, aku bakal berubah demi kamu Rina. Lagipula aku cuma ciuman dan making out aja kok, gak lebih dari
itu. " pungkas Davian.
Zarina menghela nafas panjang, dia tetap menggeleng. Gadis itu menarik tangannya dan pergi dari sana. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Sasha. Dia melenggang pergi dengan sengaja menyenggol Sasha dengan santainya.
Dia telah sampai di kelasnya, Zarina benar benar kesal akan tingkah Davian yang menyebalkan. Raut wajah gadis itu tampak datar, dia mengabaikan bisikan dari teman temannya yang membicarakan tentang dirinya dan Davian.
Zarina mengeluarkan ponselnya, dia langsung memblokir nomor Davian. Kemudian mengirim pesan pada Sasha dengan pesan mengejek.
to Sasha
Rantai saja pria idaman mu, si tukang sasimo itu. Jangan biarkan dia terus mengejar ku, kamu enggak mau kan jika aku lebih populer?
"Dasar si pick me, pasti kepanasan sekarang. " gumam Zarina terkekeh pelan membayangkan ekspresi Sasha. Gadis itu menyimpan ponselnya ke dalam tas.
Setelah beberapa jam berlalu, Zarina pamit pulang setelah mendapatkan izin. Gadis itu langsung pergi di antar sopir menemui sang daddy di kantornya.
Skip
Perusahaan Romanov corp
Kini Zarina berada di ruangan sang daddy. Dia merasa tak kenal dengan sosok pria dewasa yang mencuri pandang kearahnya.
"Kenapa wajah kamu di tekuk Rin? " tanya Daddy Alvan pada putrinya.
"Tadi Davian mengajakku balikan Dad. " ungkap Zarina dengan wajah malasnya.
"Daddy akan memberi pelajaran padanya. " ujar Tuan Alvan pada sang anak. Pria paruh baya itu langsung mengenalkan putrinya dengan teman dari koleganya.
Zarina hanya diam setelah mendengat nama pria di hadapan nya saat ini. Sepertinya dia tak tertarik dengan pria setelah putus dari Davian.
Melihat respon yang di tunjukkan putrinya membuat Tuan Alvan merasa tak enak hati dengan Morgan.
"Mungkin Zarin ada masalah nak, maafin putri Uncle ya. " ujar Tuan Alvan pada Morgan Brighton.
"Its oke Uncle, putri uncle sangat cantik dan seksi. " Morgan mengedipkan sebelah mata kearah Zarina. Zarina melototkan matanya, gadis itu langsung melempar tisu yang ada di meja kearah Morgan.
Tuan Alvan tergelak kencang mendengar pernyataan Morgan barusan. Sementara Zarin sendiri memilih ke luar dari sana setelah mencium pipi sang daddy. Lagi lagi Zarina di buat kesal oleh Morgan sebelum gadis itu pergi dari sana.
Sore harinya Zarina baru pulang ke mansion setelah puas jalan jalannya. Gadis itu langsung menjatuhkan dirinya di sofa. Mommy datang membawakan jus kesukaan sang anak. Wanita paruh baya itu langsung mengobrol dengan Zarina.
"Mom kayaknya aku mau cuti kuliah dulu sementara. Aku pingin pergi liburan bareng Farasya. " ungkap Zarina mengatakan keinginannya pada sang mommy.
"Nanti kita bicarakan dengan daddy dulu ya sayang. " ungkap Mommy yang dia angguki putrinya. Zarina lantas meminum jus buatan sang mommy tercinta. Gadis itu langsung memakan kue kering yang di bawakan sang mommy.
Zarina langsung pergi ke kamar sebentar untuk mengganti pakaiannya. Tak lama gadis itu kembali, dia menyandarkan tubuhnya ke sofa. Zarina berbaring di sofa, mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.
Mommy hanya menggeleng pelan melihat kelakuan putrinya. Gadis itu telah tertidur di sofa, hingga kepulangan sang daddy pin dia tak tahu.
Mommy langsung menyambut kedatangan sang suami. Dia menarik Daddy Alvan mendekat, segera memberitahu suaminya mengenai permintaan sang anak.
"Memangnya mau liburan ke
mana? " tanya Daddy Alvan.
"Entahlah Dad, mommy juga tak tahu. " balas Mommy Hera. Tuan Alvan menghela nafas panjang, dia melepaskan jas yang dia pakai. Pria paruh baya itu menatap lurus ke depan, memperhatikan putrinya yang tertidur di atas sofa.
"Baiklah nanti di bicarakan lagi saat Zarin sudah bangun dari tidurnya. " gumam Tuan Alvan. Keduanya kembali mengobrol dengan santai, canda tawa mewarnai obrolan mereka.
Beberapa jam berlalu
Zarina terbangun, meregangkan tubuhnya yang terasa pegal. Dia pun menguncir rambutnya, gadis itu langsung bicara dan meminta izin pada sang daddy.
"Kamu boleh pergi liburan asal membawa bodyguard. Daddy sudah tahu siapa yang pantas menemani dan menjaga kamu Zarin. " tukas Daddy Alvan.
"Aku bukan anak anak lagi Daddy, please. " pinta Zarin sambil memohon.
"Setuju atau tidak pergi sama
sekali. " tekan Daddy memberikan pilihan pada sang anak. Zarina mengatupkan bibirnya rapat, entah apa yang tengah di pikirkan gadis itu sekarang.
Terdengar suara helaan nafas panjang ke luar dari bibirnya. Zarina kali ini dia memilih mengalah, gadis itu mengangguk setuju. Tuan Alvan tersenyum senang melihat putrinya yang penurut.
Mommy hanya bisa menggeleng melihat kelakuan suami dan anaknya. Namun tak jarang terjadi perdebatan di antara daddy dengan Zarina. Zarina sendiri tentu saja harus mengikuti pirntah sang dady agar fasilitas dirinya tak di cabut.
"Baiklah Daddy pergi ke kamar dulu, ayo mom ikut Daddy. " Kedua paruh baya itu pergi meninggalkan anak mereka. Zarina mencebik pelan, melihat kepergian orang tuanya. Melihat kemesraan mommy dan Daddy membuat jiwa jomblo nya meronta ronta.
"Dasar Daddy tak peka, enggak kasihan apa pada anaknya yang cantik jelita lagi jomblo. " gerutu Zarina sebal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lydia
👍🏻
2023-12-05
0
Ramlah Herman
/Heart/
2023-10-18
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
masih lanjut baca👍
2023-10-06
0