Dua hari kemudian, di kediaman Romanov tampak ramai. Zavia dan keluarga kecilnya datang. Zarina tentu saja senang, dia bisa bermain dengan keponakan tampan nya yang bernama Alister.
Gadis itu langsung mengajak sang keponakan jalan jalan. Namun niatnya terhenti kala melihat pria yang kemarin dia temui di kantor daddy nya.
"Tuan Mesvm? "
"Untuk apa kamu ada di sini. " ketus Zarina dengan mata melotot.
"Tentu saja atas undangan daddy mertua, Nona. " Morgan mencolek dagu Zarina. Zarina menepisnya, bibir tipisnya terus menggerutu atas kehadiran Morgan. Dia memilih kembali, membawa keponakannya ke ruang tengah.
Zarina duduk di sofa, dia hanya diam saja saat sang daddy mengobrol dengan Morgan. Zavia turut menggoda adiknya itu namun Zarina tak bergeming.
"Zarin sayang, Morganlah yang akan mengawasi dan menjaga kamu saat kamu liburan dengan sahabatmu nanti. " ungkap Daddy Alvan. Zarina membulatkan mata mendengar pengakuan sang daddy.
"Tapi Dad? "
"Sst Daddy tak mau mendengar bantahan dari kamu nak. " tegas Daddy Alvan. Zarina kembali diam, entah apa yang tengah gadis itu pikirkan saat ini.
Gadis itu memilih kembali bermain dengan keponakan tampannya. Morgan tersenyum kecil, manik kelamnya terus memperhatikan Zarina. Seperti serigala jantan yang tengah mengawasi mangsanya.
"Aunty Zarin, sepertinya Uncle tampan menyukai aunty. " ucap Alister dengan polosnya.
"What? " Zarina langsung menoleh, benar saja Morgan tengah menatapnya. Gadis itu memilih memalingkan wajahnya,dia tak boleh terpesona dengan ketampanan yang Morgan miliki.
Alister memilih bangkit, bocah tampan itu menghampiri Morgan dan mengajaknya bermain. Morgan tentu saja mengiyakannya, sebelum menyusul Alister dia menatap Zarina dengan senyuman menggoda.
"Dasar menyebalkan. " gerutu Zarina sebal akan tingkah Morgan barusan. Dia pun mencari tahu tentang Morgan Brighton di sosial media. Terdengar helaan nafas panjang ke luar dari bibir Zarina.
Siangnya Morgan mengajak Zarina pergi jalan jalan, tentu saja telah mendapatkan izin dari orang tua Zarina sendiri. Pria tampan itu sesekali melirik kearah gadis pujaannya itu. Dia kembali fokus ke depan hingga mereka sampai di danau.
Keduanya turun dari mobilnya, Morgan yang melihat penjual es krim segera membeli dua kemudian menyerahkan pada Zarina.
"Makanlah es krim ini siapa tahu mood kamu bagus plus lihat wajah tampan ku. " cetus Morgan dengan seringai miringnya. Zarina mendengus pelan mendengar ucapan narsis Morgan.
Gadis cantik itu langsung memakan es krimnya sampai habis. Morgan tertawa pelan melihat sudut bibir Zarina terdapat sisa es krim, dia berniat menghapusnya namun Zarina lebih dulu menepis jarinya.
"Enggak usah pegang pegang dan modus. " ketus Zarina dengan galak.
"Kau sangat galak nona, tapi aku suka kamu my little cat. " gumam Morgan. Zarina hanya diam tak menanggapi bualan Morgan. Keduanya kini duduk di sebuah bangku di dekat danau.
Terdengar suara helaan nafas berat, pandangannya tetap lurus ke depan. Kenangannya bersama Davian kembali berputar dalam memori otaknya. Zarima membenci fakta jika dia sempat mencintai Davian dengan tulus dan berharap pria itu berubah suatu saat ini. Namun ternyata realita tak seindah ekspektasi.
"Bagaimana jika orang yang kamu sayangi mengkhianati dirimu Morgan? " tanya Zarina tanpa menoleh.
"Get away and forget about it. " balas Morgan dengan santai.
(Menjauh dan melupakannya)
"Tapi semuanya butuh waktu. Menjalani tak semudah membalikkan telapak tangan Morgan! " sela Zarina.
Morgan menoleh, menatap dalam kearah Zarina dengan tatapan sulit sir artikan. Pria itu menyentuh tangan Zarina membuat gadis itu tersentak dan menoleh kearahnya.
"Move on, aku yakin kau pasti bisa melupakannya nona galak. " ucap Morgan di sertai ledekan di dalamnya.
Zarina menghempas tangan Morgan. Tak ada lagi obrolan di antara keduanya. Gadis itu mengusap wajahnya perlahan. Dering ponsel nya menyita perhatian mereka. Zarina lantas mengeluarkan kemudian menekan tombol hijau.
"Iya Faras, ada apa? " tanya Zarina santai.
"Kamu ada di mana sekarang? " tanya Farasya mendesak tanpa membalas pertanyaan sang sahabat.
"Di danau. " balasnya singkat. Sambungan terputus begitu saja, Zarina mengerutkan kening merasa heran dengan sikap sahabatnya itu.
Tring
Perempuan itu langsung membuka pesan berisi sebuah video. Zarina mengepalkan kedua tangannya, Sasha kembali berbuat ulah dengan cara mencemarkan nama baiknya.
Zarina langsung bangkit, dia meminta Morgan untuk mengantarnya. Keduanya langsung masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana. Gadis itu telah menemukan keberadaan Sasha saat ini.
Skip
Cafe Melati
Zarina lantas masuk ke dalam Cafe, perempuan itu mengedarkan pandangannya. Dia menemukan keberadaan Sasha saat ini. Dengan wajah menahan emosi, Zarina langsung menghampiri Sasha dan teman temannya.
Brak
Sasha dan temannya terkejut melihat kehadiran dari Zarina.
"Apa apaan kamu? "
Plak
Semua orang terkejut dengan tingkah Zarina barusan. Gadis itu meluapkan kemarahan nya pada Sasha. Morgan langsung mendekat, menarik gadis pujaan nya menjauh.
"Kenapa kamu menahan ku Morgan, aku ingin mencakar wajah Sasha si pikmi itu. " amuk Zarina dengan emosi meledak ledak.
"Gadis itu cuma carmuk doang, gimana gak kesel dia selalu buat masalah dengan aku. " Zarina terus memberontak, berusaha melepaskan pelukan Morgan.
Morgan menjauhkan gadisnya, tatapannya tertuju kearah Sasha dengan sorot mata tajam nya. "Kupastikan perusahaan papimu akan hancur setelah itu. " desis Morgan. Pria itu langsung ke luar dan mengajak Zarina bersamanya.
Morgan membiarkan Zarina tenang, saat ini dia tak berbicara apapun. Pria itu fokus melajukan roda empatnya, memilih mengantarnya pulang.
Zarina benar benar kesal dan marah akan kelakuan Sasha. Dia merasa Sasha sudah gila, sepertinya dia perlu berbicara dengan daddy agar membuat keluarga Sasha menderita.
Tiba di kediaman Romanov, Zarina langsung ke luar. Gadis itu langsung masuk ke dalam begitu saja. Dia masih dalam keadaan marah, enggan berbicara dengan siapapun saat ini. Zarina langsung pergi ke kamarnya, mengabaikan panggilan sang kakak.
Cklek
Dia masuk ke kamarnya, menaruh tasnya di atas meja kemudian pergi ke Kamar mandi. Di dalam sana. Zarina banyak mengumpat Sasha, meluapkan kekesalannya.
"Pikmi si4l4n. " maki ya kesal. Zarina kini tengah berendam di dalam jakuzzie. Dia memejamkan mata sejenak, berusaha membuat dirinya rileks.
"Morgan juga, harusnya dia membiarkan aku mencakar dan menampar Sasha bolak balik bukannya malah di tahan. " gerutu Zarina.
Gadis itu menghela nafas panjang. Beberapa menit kemudian dia ke luar mengenakan jubah mandi. Zarina segera mengganti pakaiannya dengan piyama kemudian duduk di sofa.
Dia langsung bangkit, meraih ponselnya kemudian kembali ke sofa. Zarina mulai mengirim status di sosial medianya dengan berisi umpatan yang tertuju pada Sasha.
"Sasha sudah beneran kelewat batas. Selama ini aku sudah banyak diam mrnghadapi gadis itu. Bagaimana bisa dia memfitnahku dengan video palsunya itu. Dasar playing victim! "
"Ck awas kau Sasha! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lydia
😁
2023-12-05
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
masih nyimak👍
2023-10-06
0
Molive(virgo girl)♍
aku curiga sama si farasya🤔
2023-08-22
0