Ariel membawa tiga buku kuno yang tadi ia baca di perpustakaan kerajaan ke kamarnya. Kamar dengan nuansa cat abu tua dan putih memang sangat cocok dengan kepribadian Ariel.
Tatapan mata Ariel tertuju pada buku di tangannya tapi fikirannya tertuju pada kejadian tadi siang, di mana ia melihat Leona sedang mencium pipi Daniel.
Hati Ariel memang sakit, tapi ia lebih memilih jika menghargai perasaan Leona agar bisa berbahagia dengan Daniel.
Ariel tidak pernah membicarakan tentang isi hatinya kepada siapa pun namun entah mengapa Alice dan Ibunya mudah sekali untuk membaca perasaannya.
Tok
Tok
Tok
Ariel bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamar.
Krieeett
Seorang wanita paruh baya dengan wajah yang sangat cantik tersenyum lebar di hadapaan Ariel.
"Ibunda." Ariel tersenyum dan langsung memeluk tubuh Ibunya.
"Kau tidak mempersilah Ibunda masuk nak?" Tanya Clare Theodor kepada putranya setelah Ariel memeluknya cukup lama.
Ariel segera melepaskan pelukannya dan tersenyum penuh rasa bersalah kepada Ibunya. "Maafkan aku Ibunda." Ariel memberikan jalan untuk Ibunya masuk kedalam kamarnya. "Silahkan masuk ke kamarku Ibunda."
Clara masuk ke dalam kamar putra yang selalu membuatnya merasa heran setiap masuk ke dalam sana, karena kamar Ariel di desain seperti kamar kaum manusia di bumi. "Ibu selalu menyukai kamarmu yang berbeda dengan ruangan lain."
"Terimakasih Ibunda. Ibunda ingin minum apa?"
Clara memilih duduk di sofa panjang warna abu muda di kamar itu. "Tidak perlu putraku, kemarilah." Clara menepuk sofa di sebelahnya.
"Baiklah." Jawab Ariel lalu duduk di sebelah Ibunya.
"Apa tidak ada yang ingin kau katakan pada Ibu putraku?" Tanya Clara dengan menaikkan sebelah alisnya.
Ariel terkekeh pelan lalu ia menggenggam tangan Clara. "Ayahanda menugaskanku untuk pergi ke Bumi dan membereskan masalah yang sedang terjadi saat ini. Aku akan berangkat besok pagi Ibunda."
Wajah Clara terlihat lesu. "Ayahanda mu yang memberikan tugas atau kau sendiri yang kemarin menngusulkan hal tersebut kepada Ayahanda mu kemarin? Padahal kau baru saja pulang dari membereskan masalah di perbatasan dan baru berada di istana selama sepuluh hari."
"Nanti aku akan sering pulang dan mengunjungi Ibunda, aku janji." Kata Ariel mencoba menghibur Clara.
Clara menghembuskan nafas panjang. "Hemmm baiklah." Clara tau belakangan Ariel putra bungsunya enggan berada di kerajaan dan memilih tugas-tugas yang keluar dari istana. Hanya karena sedang ingin menata hatinya dan menjauhi dari seseorang yang perlu ia jauhi.
Clara tersenyum lembut kepada Ariel. "Ibu yakin kelak kau akan bertemu dengan gadis yang mampu membuatmu bahagia anakku."
Ariel tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih doanya Ibunda."
"Kau tidak berpamitan dengan Leona? Biar bagaimanapun kalian adalah teman baik sedari kecil. Sapalah dia sebentar sebelum kau pergi."
"Tentu Ibunda."
Setelah kepergian Clara dari kamarnya, Ariel memutuskan untuk pergi ke rumah Leona. Ariel keluar dari kamarnya dan berjalan keluar istana, dalam perjalanannya ia bertemu dengan banyak penjaga yang memberikan hormat padanya. Setelah sampai di depan istana Ariel menatap langit yang cerah lalu keluarlah sepasang sayap hitam besar yang mengepak dengan indah dari punggung Ariel.
Ariel terbang ke atas langit menuju rumah Leona, rumah yang tadinya sering ia kunjungi sebelum Leona menjadi kekasih Daniel. Ariel bisa saja melakukan teleportasi, namun teleportasi namun ia juga suka terbang karena bisa melihat suasana wilayah kerajaan Alam Kegelapan dari atas langit.
Ariel turun dan menginjakkan kakinya di tanah saat ia telah sampai di rumah besar milik menteri perdagangan yaitu Ayahnya Leona, Jourel Sebastian. Sayap hitam Ariel langsung menghilang begitu saja.
Para pengawal dan penjaga di kediaman rumah memberikan hormat kepada Ariel, selain karena Ariel seorang pangeran, Ariel juga seorang Jenderal yang hebat. Ariel sudah sering keluar masuk ke rumah Menteri perdagangan karena hubungan persahabatannya dengan Leona sehingga para pengawal dan penjaga tidak merasa heran dengan kehadiran Ariel termasuk si pemilik rumah itu sendiri, Jourell Sebastian.
"Selamat malam paman Jourell." Sapa Ariel dengan ramah meskipun wajah Ariel tetap terlihat datar saat bertemu dengan si pemilik rumah di ruang tamu.
"Selamat malam juga pangeran, apakah ada hal yang bisa saya bantu?" Tanya Jourell Sebastian kepada Ariel.
"Saya hanya ingin bertemu dengan Leona sebentar paman untuk menyampaikan sesuatu hal sebelum saya pergi menjalankan tugas." Jawab Ariel dengan sopan.
"Leona ada di taman halaman samping pangeran, anda bisa langsung pergi ke sana. Dan saya doakan semoga tugas yang di berikan kepada pangeran bisa terlaksana dengan baik dan cepat selesai."
Ariel tersenyum tipis. "Terimakasih paman, saya akan segera menemui Leona di taman halaman samping."
"Silahkan pangeran." Jorell Sebastian mempersilahkan Ariel pergi menemui Leona karena putrinya memang berteman baik dengan semua anak Raja.
Setelah Ariel pergi menuju halaman samping, Jourell baru ingat jika ia belum memberitahu Ariel bahwa Daniel juga datang ke sini dan sedang bersama Leona.
Langkah Ariel terhenti saat melihat Leona dengan Daniel sedang berciuman di sebuah gazebo yang ada di taman tersebut.
Ariel segera membalikkan tubuhnya dan memilih pergi dari tempat ini sekarang jugaa. Ia ingin berpamitan kepada Jourell namun pria tersebut sudah tidak terlihat berada diruang tamu seperti tadi.
"Tolong katakan kepada paman Jourell, aku memiliki urusan penting sehingga aku harus kembali saat ini juga." Pesan Ariel kepada salah satu pelayan yang ada di sana.
"Baik pangeran." Jawab pelayan tersebut.
"Terimakasih." Ariel segera pergi dari rumah menteri Jourell Sebastian dan kembali terbang di atas gelapnya langit malam. Ariel memilih untuk terbang mengelilingi wilayah alam kegelapan dari atas langit sebelum ia pergi esok pagi.
.
.
* * *
"Apa yang kau lakukan Leona?!!!" Hardik Daniel kepada Leona karena berani mencium bibirnya.
"Maaf Daniel, aku melakukannya karena mencintaimu." Leona terlihat menunduk sedih sambil menahan air matanya.
Daniel menghembuskan nafas panjang. "Sudahlah jangan menangis, aku hanya terkejut saja." Entah karena dorongan apa tiba-tiba Daniel memperhatikan bibir Leona yang di poles dengan warna merah membuat darah kelelakian Daniel menjadi panas, serta gaun malam yang di pakai Leona sungguh memanjakan mata setiap pria yang memandangnya.
Nafas Daniel menjadi berat karena dorongan nafsu melihat dada Leona yang sudah mencuat separuh dari gaun yang dipakainya lalu kaki putih mulus yang tampak dari belahan panjang gaun Leona yang hampir sebatas pinggang.
Gleg
Daniel menelan ludah kasar. Leona terus melihat Daniel yang dengan intens menatap dada dan kaki mulusnya. Diam-diam Leona tersenyum miring merasa senang karena rencananya berhasil.
Tangan Daniel terulur hendak menggapai dada sekal yang terlihat di depan matanya, ada keinginan kotor untuk meremasnya namun Daniel berusaha berfikir dengan jernih lagi dan menekan nafsunya sehingga gerakan tangannya terhenti padahal tangan itu tinggal sedikit lagi bisa menyentuh dada Leona.
"Masuklah ke dalam kamar Leona. Aku pulang dulu, karena harus mengerjakan sesuatu." Daniel segera berdiri dan berjalan meninggalkan Leona.
Leona ikut berdiri hendak mengejar Daniel namun Daniel langsung menghilang menggunakan teleportasi. "DANIEL!!!" Teriak Leona yang ingin menghentikan Daniel.
Wajah Leona merah menahan amarah melihat Daniel yang sudah pergi begitu saja, Leona kembali ke gazebo dan melemparkan gelas minuman yang tadi di pakai oleh Daniel.
"SIAL!!! INI TIDAK BERHASIL."
Trangg
.
.
* * *
Ariel semakin mantap untuk pergi ke alam manusia hari ini, saat sarapan dengan seluruh anggota keluarga kerajaan Ariel berpamitan kepada keluarganya.
Mereka mendoakan Ariel agar tugasnya bisa cepat selesai dan kembali ke alam kegelapan, tidak tahu akan berapa lama Ariel akan berada di bumi yang jelas memberantas para pengkhianat kaum kegelapan bukan perkara yang mudah karena mereka akan bersembunyi d berbagai tempat. Sementara Ariel meninggalkan panglima dan seluruh pasukannya untuk menjaga ketentraman alam kegelapan saat ia tinggal.
Ariel pun sudah melapisi pelindung alam kegelapan agar tidak mudah di tembus oleh siapapun, dan kini ia terbang menuju bumi dengan sayap hitamnya yang gagah dan indah untuk memulai tugasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments