Rashia menatap Phobus
"Melihat tatapan dan aura anak itu menginginkan aku pada pengkhianat itu" Batin Rashia.
"Duduk" Perintah Rashia pada anak-anak panti.
"Kenapa? Kenapa kami harus duduk dan mengikuti perintah mu?" Tanya salah satu anak laki-laki dengan takut.
"Hahh.... Inilah kenapa aku sangat tidak suka dengan anak kecil" Kesal.
"Dia juga kan anak kecil" Batin Lola.
Mia duduk.
Rashia dan ketiga temanya menatap Mia yang sedang tersenyum melihat ke arah mereka.
"Mia apa yang kamu lakukan?" Tanya Lola.
"Duduklah kak, tidak apa-apa" Jawab Mia pelan.
"Hijau dan biru langi?" Batin Rashia yang melihat warna yang ada di sekitar Mia.
"Tapi.... " Jawab seorang anak laki-laki takut.
Clay berjalan mendekati Mia, lalu duduk di sebelahnya yang lain pun mengikuti.
Mereka semua duduk.
"Bukannya kurang satu orang?" Ujar Laksita.
Rashia dan Novika terkejut.
"Mana satunya lagi?" Tanya Eurik.
Anak-anak panti terkejut.
"Dia.. Dia sedang sakit" Jawab Lola.
Rashia menatap Mia.
"Kau bisa menyembuhkannya kan?"
"Benar, tapi tidak dengan rasa lapar" Tatapan sedih.
Rashia menatap Eurik.
"Bawa dia kemari"
"Ok" Berdiri.
"Tunggu"
Eurik melihat Rashia.
"Peluk dia bukan menyeretnya" Tatap.
"A.. Baiklah"
Laksita dan Novika tertawa kecil.
Phobus berdiri.
"Aku saja" Tatap.
"Ok" Eurik kembali duduk.
Phobus pergi ke arah kamar anak laki-laki.
"Eurik pergilah ke tempat madam Gilda. Minta tolong pada Leofric untuk membeli makanan kau juga ikut dengannya" Mengeluarkan 3 koin emas.
Anak-anak panti terkejut.
"Dan panggil Leofric kemari" Tatap.
"Untuk apa?" Tidak suka.
"Ada yang ingin ku tanyakan padanya" Tatap.
"Tanya apa, kamu bisa bertanya padaku" Tatap.
"Aishh anak ini" Kesal.
"Apa arti nama mereka semua jawab cepat, 3,2.."
"Heyy tunggu"
"1, waktumu habis. Pergi" Tatap.
"Kau" Kesal.
Sebelah mata Eurik berubah menjadi merah dan ia mengeluarkan warna abu-abu.
Rashia menatap Eurik dengan datar.
"Apa yang kau tunggu?"
"Kamu tidak mau pergi?"
Eurik hanya diam.
Rashia melihat Kelinci dan Laksita.
"Kelinci, kucing kalian berdua pergilah" Tatap.
Eurik kaget.
"Kelinci, kau kan tau menulis jadi.. "
"Aku pergi" Eurik berdiri.
"Ok" Memeberikan koin pada Eurik.
Rashia tersenyum.
"Jangan lupa makanan kami berdua juga" Ujar Laksita.
Eurik tambah kesal.
"Ah, matamu" Tatap.
Eurik merubah matanya.
Eurik pun pergi.
Phobus keluar bersama anak kecil di pelukannya.
"Kelinci pergilah kejar Eurik, aku khawatir dia akan buat masalah"
"Baiklah, sejujurnya aku juga agak khawatir"
Rashia dan Novika tertawa, Laksita juga ikut tertawa.
Mia dari tadi melihat Rashia.
Phobus duduk sambil memangku anak kecil yang kurus.
Novika pergi, saat dia keluar dari rumah dia berubah menjadi Gagak.
Rashia berdiri melihat anak yang di pangkuan Phobus.
"Ada apa denganya?" Khawatir.
Anak-anak panti diam.
"Dia belum makan berapa lama?" Tatap.
"Tunggu bukanya.. "
Rashia melihat Laksita yang sedang menjilati tangannya.
"Apa?" Ujar Laksita yang menyadari tatapan Rashia.
Laksita melopat ke arah salah satu anak yang duduk di sebelah Phobus, lalu melihat anak yang di pangkuannya.
"Bagaimana pun manusia tetap harus makan bukan" Menatap Rashia.
"Jadi maksud mu dia lemah karena tidak makan?"
"Benar, tapi dia sehat hanya lemas aja" Tatap.
Laksita kembali ke tempat duduk, Rashia jua kembali duduk.
"Oh iya" Rashia mengeluarkan sesuatu dari cincinnya.
"Roti" Anak-anak panti terkejut.
"Kalian makan ini dulu, sambil menunggu makanan datang" Tatap.
Mia dengan cepat mengambil sedangkan anak-anak lain masih ragu.
"Tenang saja, aku tidak tertarik meracuni orang. Jika aku berniat membunuh, aku langsung membunuh kalian dengan benda tajam agar cepat mati" Datar.
Mereka semua terkejut, Laksita juga terkejut.
Mereka mengambil roti.
"Berikan dia padaku" Ujar Rashia sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil anak yang di pangkuan Phobus.
Mereka terkejut.
"Tenang saja, aku tidak akan membunuhnya. Aku malah punya rencana untuk membunuhmu" Tatap.
Glek... Phobus terkejut.
Laksita tertawa.
Phobus berdiri, lalu memberikan anak kecil itu pada Rashia.
"Ya ampun, dia sangat ringan" Terkejut.
Anak-anak panti menunduk.
Rashia melihat Roti.
"Dia tidak akan bisa memakan itu"
Rashia melihat anak-anak panti.
"Apa kalian punya air hangat?"
Mia berdiri.
"Aku akan memanaskan air"
Rashia tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Mia pergi ke dapur, di ikuti oleh Lola.
Tring.. Tring.. Eurik membuka pintu masuk ke dalam toko milik Madam Gilda.
"Selamat datang"
Madam Gilda berbalik.
Eurik melihat kesana kemari mencari Leofric.
"Di mana bocah itu" Batin Eurik Kesal.
"Ouh kau!! Siapa?"
Eurik menatap Madam Gilda dengan dingin.
"Wajahmu terlihat tidak asing" Berfikir.
"Ouh, kau anak laki-laki yang mengikuti anak perempuan tadi ya" Senang.
Eurik tidak menjawab, di melihat-lihat sekeliling.
Berbalik.
"Di mana dia?" Tanya Eurik.
"Dia!? Siapa?"
"Anak laki-laki mu" Dingin.
"Ah, itu.. "
Tring... Tring.. Tring... Leofric masuk.
"Ibu, aku pulang"
Leofric terdiam juga kaget melihat Eurik.
Eurik melihat kantong yang berisi makan yang di pegang Leofric.
"Kau, mau apa?" Tanya Leofric datar.
Eurik mendekati Leofric.
"Rashia minta tolong untuk membeli makanan" Datar.
"Rashia?" Madam Gilda bingung.
Eurik dan Leofric saling memandang.
"Makanan?" Tatap.
"Hm" Jawab Eurik malas.
"Kenapa bukan perempuan itu yang datang?"
Eurik menatap Leofric.
"Dia sibuk" Malas.
Leofric kesal.
"Kau... " Tatap.
"Apa?" Datar.
Madam Gilda menghampiri mereka.
Tring... Novika masuk.
"Eurikkkk" Panggil Novika yang masuk dengan kecepatan penuh sampai dia tidak tau bagaimana caranya berhenti.
Eurik terkejut, lalu menangkap Novika.
"Aduh, aku pusing" Ujar Novika lemas di pelukan Eurik.
"Kau baik-baik saja?" Tatap.
Novika diam.
Leofric melihat Novika.
"Seorang iblis memiliki binatang Beast?" Batin Leofric.
"Oh, ya ampun apa itu peliharaan mu?" Tanya Madam Gilda.
Eurik melihat Novika yang hanya diam.
"Bukan, dia... Bukan milikku" Jawab Eurik.
"Ouh, tapi dia langsung terbang ke arah mu" Senyum.
"Kau baik-baik saja kelinci?" Tanya Eurik melalui pikiran.
"Pu.. sing" Jawab Novika lemas.
"Memalukan, padahal aku sudah hidup cukup lama di dunia ini dan juga memiliki kekuatan ini, tapi masih saja belum bisa mengendalikannya" Batin Novika.
NOVIKA NAURA, Ia juga seorang wanita dari abad 21,Ia meninggal karena sakit.
"Hey" Panggil Leofric.
"Eurik" Tatap.
"Namaku Eurik bukan Hey" Kesal.
"Ya terserah lah, jika kau tidak membeli apapun pergi dari sini" Kesal.
"Leofric" Tegur Madam Gilda.
Novika membuka matanya.
Eurik menatap Leofric dengan marah, matanya mulai berubah.
"Sabar Eurik" Novika terbang ke atas kepala Eurik.
Novika menatap Leofric, warna mata Novika berubah menjadi warna pink.
"Dasar sombong" Tatap.
"Jika bukan karena Rashia, dia sudah membunuhmu dasar manusia sombong" Marah.
Eurik menatap Leofric dengan marah.
Leofric tekejut.
Madam Gilda tidak mengerti apa yang di bicarakan Novika, karena tujuan Novika hanya berbicara dengan Leofric, jadi hanya Leofric lah yang bisa mendengar suara Novika.
Warna mata Novika berubah lagi menjadi warna hitam.
"Ayo pergi Eurik" Ujar Novika.
"Baik,tapi makannya?"
"Aku yang akan mengatakan apa yang harus di beli"
"Ok, baiklah. Tapi Rashia juga membutuhkan anak itu"
"Tidak perlu, aku yang akan bicara dengan Rashia. Ayo cepat pergi, aku benci berada di sini"
"Baiklah"
Eurik pergi.
"Hey, tunggu nak. Nak Eurik" Tahan Madam Gilda.
"Bilang pada wanita itu dengan lembut KAMI PERMISI"
Eurik berbalik lalu menatap Madam Gilda.
Leofric terdiam.
"Kami permisi" Bungkuk.
Novika tersenyum.
"Bagus, ayo pergi"
Eurik dan Novika pun keluar dari toko Madam Gilda.
Madam Gilda menatap Leofric.
"Apa yang kamu lakukan, dan tingkah laku tidak sopan dari mana itu" Marah.
"Maafkan aku bu" Menunduk.
"Pergi cari mereka dan minta maaf. Aku tidak pernah mengajarkan mu berbicara kasar seperti itu"
Madam Gilda berbalik.
"Jangan pulang sebelum kamu minta maaf pada mereka.. Uhuk.. Uhuk"
Leofric melihat ibunya.
"Baik bu"
Leofric pergi keluar mencari Eurik dan Novika.
Tring.. Leofric membuka pintu.
"Di mana? Di mana mereka?" Batin Leofric.
Eurik dan Novika sudah tidak ada.
Leofric pergi mencari Eurik dan Novika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments