Rashia melihat panti.
"Kelinci, ada berapa banyak anak di dalam sana dan sekitaran umur berapa?" Tanya Rashia.
"Sekitar 6 orang, dua orang semuran dengan mu dan lainnya sekitar 9 atau 10 tahun" Jawab Novika.
"Mungkin" Batin Novika ragu.
"Salah satu anak ada yang sedang sakit keras" Lanjut Novika khawatir.
"Hahh... " Rashia berfikir.
"Baiklah" Menatap Euric dan Laksita.
Euric dan Laksita tersenyum dan penuh semangat.
"Lakukan apa pun tapi tidak membunuh, paham" Tatap.
"Heyy, itu tidak seru" Cerutu Laksita.
Tiba-tiba ada bayangan besar menutupi mereka.
"Sudah ku bilang kan, ada uang yang datang kemari" Ujar salah satu pria berbadan besar yang tidak terlalu tinggi.
Hitam pekat yang di rasakan Rashia mengelilingi mereka.
Rashia merinding, tubuhnya bergetar
"Aku mau muntah" Batin Rashia.
Novika, Laksita dan Euric melihat Rashia yang gemetaran.
Shatt
Shatt
Shatt
Sebuah bayangan hitam dan sangat cepat melumpuhkan para pria bertubuh besar.
Kedua pria bertubuh besar itu pun terbaring di sebelah Rashia sambil menahan sakit.
Rashia melepaskan Novika, ia berlari menjauh dari tempat itu.
"Uuekkkkk"
"Uueekkk"
"Rashia, kamu baik-baik saja?" Tanya Laksita sambil berlari ke arah Rashia.
Euric dan Novika juga berlari ke arah Rashia.
"Sial" Batin Rashia.
"Uuekkkkk"
"Ambilkan air" Ujar Novika pada Euric.
Euric dengan cepat masuk ke dalam panti lalu mengambil air.
Euric kembali.
"Minum ini Rashia" Memeberikan air pada Rashia.
Rashia mengambil air yang di berikan Euric.
"Hah.. Ha.. Mereka.. " Melihat dua pria bertubuh besar yang masih terbaring.
"Tenang saja, mereka tidak mati, aku hanya melumpuhkan mereka" Ujar Euric sambil menepuk pelan belakang Rashia.
Rashia mengangguk.
"Ayo kita masuk" Ujar Novika.
Mereka pun masuk ke dalam panti.
Euric memopong Rashia yang lemas.
Anak-anak panti terkejut melihat mereka.
"Siapa? Siapa kalian?" Tanya salah satu anak laki-laki.
Karena Rashia habis muntah, Ia tidak dapat menjawab pertanyaan anak laki-laki itu sedangkan Euric hanya menatapnya dengan dingin tanpa mengatakan apa-apa.
"Ini kamar yang cukup bersih" Ujar Novika yang pertama masuk ke dalam panti mencari kamar untuk membaringkan Rashia yang lemas.
Anak-anak panti hanya melihat Rashia dan Euric.
"It..tu.. Kamar pria seram" Ujar anak perempuan dengan takut.
"Ternyata kamarnya bersih juga" Batin Rashia sambil melihat sekitar.
"Urik... Euric" Panggil Rashia pelan.
"Ya" Jawab Euric.
"Sing..kirakan pa-ra pri-a it-tu" Ujar Rashia lemas.
Euric mengangguk, Ia keluar dari panti menuju ke arah dua pria bertubuh besar.
"Dada ku sakit" Batin Rashia.
Laksita dan Novika khawatir melihat kondisi Rashia.
Anak-anak panti berkumpul di kamar Rashia, Laksita melihat mereka.
Warna mata sebelah kiri Laksita berubah menjadi ungu.
"Ngeong (Kau) " Ujar Laksita melihat seorang anak perempuan yang bersembunyi di belakang salah satu anak laki-laki.
"Apa yang kamu lakukan, mereka tidak akan mengerti" Ujar Novika.
Euric kembali.
"Bagus" Ujar Laksita melihat Euric kembali.
Euric melihat Laksita.
"Dia..." Menunjuk anak perempuan yang berambut coklat, ujung rambutnya berwarna putih.
"Dia memiliki kekuatan penyembuhan" Menatap Euric.
Euric dengan cepat menarik anak perempuan itu.
"Sembuhkan dia" Tatap.
Anak itu ketakutan.
"Hey lepas... " Ujar salah satu anak laki-laki yang tiba-tiba terdiam karena tatapan Euric.
Euric melihat anak perempuan yang ada di depannya.
"Cepat atau ku bunuh kau" Tatap.
"Bukan gitu cara minta tolong nya" Batin Rashia yang terbaring lemas sambil melihat Euric.
Rashia memaksakan diri untuk bicara "To..long ya" Senyum.
Anak perempuan itu sedikit tenang.
"Jangan lakukan itu Mia" Ujar salah satu anak perempuan.
Laksita dan Euric menatap anak perempuan itu dengan kesal.
Warna di sekitar tubuh Euric dan Laksita menjadi hitam pekat.
"Ku mohon berhenti" Batin Rashia yang tidak berdaya.
Rashia melihat Novika dengan lesu.
"Haa.. Hentikan kalian berdua" Ujar Novika.
Novika menatap anak perempuan yang di sebelah Euric.
Mata Novika yang berwarna hitam pun berubah menjadi pink.
"Tolong sembuhkan dia"
Novika berbicara melalui pikiran dengan anak perempuan yang ada di depannya.
Anak perempuan itu mengangguk, Ia pun menyembuhkan Rashia.
Kekuatan Rashia pun berangsur-angsur pulih.
"Hahhh.... " Segar.
Rashia bangun, tapi anak perempuan yang mengobati Rashia pingsan.
Euric menahan anak perempuan itu.
"MIA" Teriak anak-anak panti.
"Tenanglah" Ujar Rashia.
Mereka semua menatap Rashia dengan marah.
Tiba-tiba di belakang anak-anak itu memancarkan warna orange yang begitu terang juga warna hitam(hanya bisa dilihat Rashia).
Laksita berubah menjadi Kucing besar yang berwarna biru tua(Dongker), lalu melihat ke arah anak-anak panti.
Mereka semua terkejut, Rashia pun terkejut.
Euric membaringkan Mia di sebelah Rashia.
Rashia turun dari tempat tidur.
"Oi.. Oi tenang" Ujar Rashia sambil melihat Laksita.
Laksita menatap tajam anak-anak panti "Ada aura jahat dari anak-anak itu"
"Aku tau" Jawab Rashia pelan.
Rashia melihat anak-anak panti.
"Huft..baiklah" Batin Rashia.
"Sebelum aku menjelaskan semuanya, tolong biarkan aku mengganti pakaian" Ujar Rashia.
Anak-anak panti itu hanya diam.
Euric maju ke depan.
"Keluar" Tatap.
Mereka semua terkejut, mereka pun keluar.
Euric berbalik melihat Rashia.
"Apa! Anda juga keluar" Ujar Rashia.
"Apa!? Kenapa?" Bingung.
"Huftttt" Pusing.
Laksita dan Novika tertawa kecil, Laksita kembali pada wujud awalnya.
"Kamu seorang pria, jadi kamu harus keluar" Ujar Laksita.
"Ah benar" Menunduk
"Maaf" Berbalik pergi
Laksita dan Novika tertawa.
Rashia mengeluarkan satu pasang pakaian dari cincinnya.
"Bawa ini" Memberikan pada Euric.
Euric mengambil pakaian yang di berikan Rashia.
"Kamu juga harus mengganti pakaian mu" Tatap.
Euric mengangguk.
Rashia menutup pintu kamar.
Euric masuk di salah satu kamar.
Anak-anak panti hanya diam melihat Euric masuk di kamar milik anak-anak perempuan.
"Bagaimana ini clay?" Tanya salah satu anak perempuan.
Clay terdiam.
Salah satu anak laki-laki maju ke arah pintu kamar Rashia, anak laki-laki itu mengeluarkan pedang kecil dari cincinnya.
"Hey apa yang kamu lakukan?" Tanya salah anak laki-laki yang kaget melihat anak laki-laki dengan pedang kecilnya.
"Clay, hentikan dia" Ujar anak laki-laki lainnya.
"Biarkan saja" Jawab Anak perempuan.
"Kau" Kedua anak laki-laki menatap anak perempuan itu dengan kesal.
Krak.. Rashia membuka pintu bersamaan dengan Eurik.
Rashia melihat seorang anak dengan pedang di tangan kanannya juga sekeliling anak itu mengeluarkan warna orange.
"Mau apa kau?" Tanya Rashia.
Buk....
Rashia kaget, anak yang di depannya menjadi Eurik.
"Phobussss" Teriak anak-anak panti sambil berlari ke arah anak yang memegang pedang kecil yang sedang duduk menahan sakit di pojok karena di dorong keras oleh Eurik.
Rashia menatap Eurik.
Plak.. Rashia memukul pundak Eurik.
"Ahk" Jerit Rashia
Eurik menatap Rashia.
"Kamu tidak apa-apa?"
"Apa tubuhmu terbuat dari batu?" Tatap.
Eurik tersenyum.
Eurik memegang tangan Rashia lalu melihat tangan Rashia.
"Apa sakit?" Tanya Eurik lembut sambil menatap Rashia.
Rashia memalingkan wajahnya sambil menarik tangannya.
"Aku baik-baik saja" Blushing.
"Hufttt, tampan tidak maksud ku tenang" Batin Rashia.
Novika melihat Rashia, Ia tersenyum kecil.
Rashia melihat anak-anak panti.
"Hey, kau baik-baik saja?"
Anak-anak panti melihatnya dengan marah.
"Haa.." Kesal.
Novika dan Laksita duduk di kursi yang ada di ruang tamu, Rashia memeluk mereka lalu memangku mereka berdua.
Eurik duduk di sebelah Rashia.
Anak-anak panti melihat mereka.
"Kak Lola, aku lapar" Ujar seorang anak yang baru keluar dari sebuah ruang.
Mereka semua melihat kearah anak itu.
"Hey Kelinci, bukannya kamu bilang ada yang sakit di antara mereka?" Ujar Rashia pelan.
"Ya!! Iya seharusnya ada" Melihat anak-anak panti.
"Jika anak itu sehat, mereka juga akan sehat" Ujar Laksita.
"Benar,mau mereka tidak makan sehari atau dua hari pun tapi jika anak itu ada dan dalam keadaan sehat, mereka tetap akan hidup" Lanjut Eurik sambil melihat Mia yang baru bangun dan keluar dari kamar.
Anak-anak panti berlari ke arah anak kecil.
"Portia kamu kenapa di sini, aku sudah melarang mu untuk keluar kan" Ujar Lola.
"Aku lapar kak" Sedih.
"Hey Eurik, tidak Cass.. " Panggil Rashia yang terputus
"Eurik" Tatap.
"Ha!?.. Ah, iya Eurik" Gugup.
Laksita dan Novika tertawa kecil.
"Ada apa?" Tanya Eurik
"Ah, apa kamu tau arti nama anak itu?"
Eurik melihat anak kecil(Portia)
"Tidak"
"Ah, ok"
Rashia berfikir.
"Heyy, apa kalian lapar?"
Anak-anak panti melihat Rashia yang sedang tersenyum.
"Tidak" Jawab salah satu anak laki-laki yang membawa pedang kecil.
"Hey nak, aku belum membuat perhitungan dengan mu yang berencana menyerang ku" Tatap.
Warna mata Rashia berubah menjadi kuning yang sangat terang, juga warna hitam,coklat juga kuning di sekitar Rashia memenuhi ruangan.
Eurik, Novika dan Laksita kaget dengan aura yang di keluarkan Rashia.
Tatapan yang penuh dengan tekanan.
Anak-anak panti terkejut juga takut dengan tatapan Rashia.
Eurik dan Laksita tersenyum sedangkan Novika merinding.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments