4 Jam kemudian Rashia kembali lagi ke hutan.
"Woe gagak jelaman kelinci... Laksita jelmaan kucing garong di mana kalian?" Teriak Rashia.
Melihat kesana kemari,mencari keberadaan Laksita dan Novika.
Laksita dan Novika mendengar suara Rashia yang memanggil nama mereka berdua pun kesal.
Laksita memanjat pohon, Ia berhenti tepat dia atas kepala Rashi, ia pun melompat tapi di pukul oleh Euric.
"Ahkk" Laksita terlempar.
"Sitaa" Novika berlari ke arah Laksita.
"Kucing" Rashia juga berlari ke arah Laksita.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya mereka berdua.
Euric menghampiri mereka.
"Maafkan saya, saya hanya mau melindungi Rashia" Menunduk.
Laksita dan Novika menatap Euric, lalu mereka saling memandang.
"Kamu memungut monster?" Ujar Laksita sambil berdiri.
Rashia berdiri lalu menatap Laksita dengan tajam.
Laksita melihat Rashia "Dia memang monster" Tatap.
Euric mundur kebelakang.
"Dia bangsa Iblis" Ujar Novika.
"Iblis!!?" Batin Rashia kaget.
Rashia melihat Euric yang sedang menunduk.
"Jika dia hanya Iblis biasa tidak apa-apa, tapi dia berasal dari Iblis bangsawan" Lanjut Laksita sambil menatap Euric.
Rashia mengeluarkan makanan Laksita dan Novika.
"Kalian makan dulu, nanti kita bicara" Mengeluarkan makanan dari dalam cincin.
Rashia berjalan menjauh dari Novika dan Laksita, Rashia menatap Euric.
Euric dan Rashia duduk di sebuah pohon yang roboh, mereka duduk saling berhadapan.
"Hahh... Siapa nama aslimu?" Tanya Rashia.
Euric menunduk "CASSIUS VLAD LIONCOURT" Menatap Rashia.
Rashia mengangguk "Namamu bagus juga" Senyum "Cassius Vald... Vlad.. Vlad... " Berfikir.
"Vlad Dracula, tapi matanya berwarna hitam bukan merah?" Batin Rashia menatap mata Euric.
"Hahaha ngk mungkin lah.. Tapi kalo benar bagaimana? Sial banget sih, hidup udah susah mana ketemu ama Dracula pula" Batin Rashia sambil menundukkan kepala.
"Huft.. " Menatap Euric "Vlad.. Bukannya mereka harus bermata merah?" Tatap.
"Aku merubahnya" Jawab Euric santai.
Rashia terkejut dengan perubahan Euric.
"Aaa ok" Canggung.
"Maafkan saya" Euric menunduk.
"Ha ha ha tidak apa-apa santai saja" Senyum.
"Tapi.. " Tatap
"Kamu tidak takut?" Bingung.
"Takut?" Berfikir.
"Sedikit... Aku lebih terkejut dari pada takut" Jawab Rashia santai.
"Mungkin karena aku sudah pernah mati,belum lagi aku masuk di tubuh yang hampir mati, jadi aku tidak terlalu takut jika mati lagi" Batin Rashia.
Euric menatap ke atas, Tiba-tiba sesuatu jatuh dan di tangkap Euric.
"Mendengar percakapan orang itu tidak baik" Tatap tajam.
Novika ketakutan dengan tatapan Euric, ia pun melompat ke pangkuan Rashia.
"Ohoo" Rashia terkejut melihat Novika.
Rashia melihat Euric, Euric juga melihat Rashia mata mereka bertemu.
"Uhuk.. Uhukkk"
Rashia terkejut dengan mata Euric yang berubah menjadi merah.
Euric menunduk, ia merubah warna matanya lagi menjadi hitam, lalu melihat Rashia lagi
"Maaf"
"Ha ha ha ha, tidak apa-apa,tidak apa-apa" Canggung.
Rashia melihat Laksita "Oee, belum kenyang"
Laksita sibuk makan.
"Ahhh" Melihat Rashia sambil tersenyum.
Laksita menghampiri Rashia lalu melompat ke pangkuan Rashia "Terima kasih"
Rashia tersenyum.
"Rindu peliharan ku yang di tabrak orang" Batin Rashia sambil melihat Laksita yang sedang bermanja-manja di pangkuannya.
"Siapa namamu?" Tanya Novika pada Rashia.
"Hmm...?" Berfikir.
"Rashia" Jawab Euric.
Novika menatap datar Euric "Aku bertanya padanya, bukan padamu"
Euric menatap balik Novika, Ia terkejut berbalik melihat Rashia.
Rashia meletakkan Novika di sebelah kirinya diantara Ia dan Euric, sedangkan Laksita di sebelah kanan, Rashia berdiri.
"Mau kemana?" Tanya Laksita.
"Mau membersihkan itu" Melihat tempat makan yang berserakan.
Laksita menunduk "Maaf"
"Biar aku saja" Ujar Euric.
Euric berjalan cepat ke arah tempat makan.
Rashia terkejut.
"Hahh.. Di beneran vampir" Merinding.
Euric merapikan tempat makanan dengan cepat.
Prok.. Prok.. Prok.. Rashia bertepuk tangan melihat kecepatan Euric,Euric tersenyum malu.
Rashia dan ketiga temannya mencari tempat untuk mereka tinggali.
Blarrr... Suara gemuruh.
"Sebentar lagi akan turun hujan" Ujar Novika yang berada di pelukan Rashia.
Mereka semua melihat langit yang mulai gelap.
"Di sekitar sana ada rumah" Ujar Euric.
"Rumah? Milik siapa?" Tanya Rashia.
"Panti asuhan" Tatap.
"Aku menolak" Melihat kearah lain.
"Kenapa?" Tanya Laksita yang berada di pelukan Euric.
"Aku tidak suka dengan anak kecil" Jawab Rashia ketus
Laksita menatap Rashia dengan datar.
"Lalu menurut mu, kamu bukan anak kecil begitu"
"Tentu saja, aku ini sudah berumur.... " Berfikir.
"29 tahun" Batin Rashia.
"8 tahun" Jawab Rashia sambil melihat kearah lain.
Laksita tertawa terbahak-bahak.
"Hey Iblis, berapa umur mu?" Tanya Laksita sambil menatap Euric.
Mereka semua menatap Euric, Euric melihat kearah lain.
"200 tahun?" Tanya Rashia.
Euric menatap Rashia.
"Beneran" Ujar Rashia kaget
"105 tahun" Jawab Euric.
"Heeeeee!!" Mereka bertiga terkejut.
"Dia lebih tua dariku" Ujar Laksita kaget.
Rashia melihat Euric dari atas sampai bawah "Tapi kamu lebih pendek dariku?" Bingung.
"Apa kamu merubahnya?" Tanya Novika.
"Tidak, ini tubuh asli ku" Jawab Euric.
"Tapi... " Lanjut Rashia terhenti karena hujan mulai turun.
Mereka pun bergegas mencari tempat untuk berteduh.
Mereka sampai di depan pantai asuhan yang dikatakan Euric.
Rashia hanya melihat panti asuhan itu, dia tidak mengetuk ataupun masuk.
"Ada apa? Cepat hujan akan semakin deras" Ujar Laksita khawatir bulunya akan basah.
"Ada apa Rashia?" Tanya Euric.
"Kita pergi saja, kita cari tempat yang lain" Jawab Rashia yang mundur perlahan-lahan.
"Sepertinya dia merasakan sesuatu?" Batin Euric yang melihat Rashia tampak cemas.
Laksita dan Novika menatap Rashia
"Ada apa dengannya?" Batin mereka.
Novika berubah menjadi Gagak, lalu dia pergi ke dalam panti melalui cela yang ada di atas pintu.
"Heyy kamu mau kemana?" Panggil Rashia pada Novika yang sudah masuk ke dalam.
Laksita mendengar langkah kaki "Mereka keluar"
Rashia terkejut, Euric memegang tangan Rashia lalu pergi menjauh dari pintu panti dengan cepat.
Mereka bersembunyi di bawah pohon besar di sebelah panti, menunggu Novika kembali.
Dua orang pria bertubuh besar keluar dari panti.
"Mereka!!" Ujar Rashia kaget melihat kedua pria berbadan besar.
"Kamu mengenalnya?" Tanya Laksita.
"Tidak, tapi aku pernah melihat mereka" Jawab Rashia.
"Warna hitam di sekitar mereka sangat pekat" Batin Rashia, merinding.
Novika datang, ia berubah menjadi seekor kelinci lalu duduk di pangkuan Rashia.
"Kita harus menyelamatkan mereka" Ujar Novika.
"Mereka siapa?" Tanya Rashia.
"Anak-anak yang ada di dalam" Menatap Rashia.
"Tapi kita tidak bisa melawan mereka" Jawab Rashia melihat kedua pria yang bertubuh besar yang masih berdiri di depan pintu.
"Siapa bilang kita tidak bisa"
Laksita melihat Euric, Euric tersenyum.
"Kamu mau kami apakan mereka?" Tanya Euric.
Rashia melihat Euric.
"Warnanya menjadi banyak.Orange, hitam pekat, dan abu-abu, ada juga warna mereh. Ini sebenarnya warna apa?" Batin Rashia.
Euric tersenyum, Rashia melihat Laksita.
"Oh, dia juga memiliki warna. Biru tua, Merah tua dan hitam" Batin Rashia.
Rashia melihat ekor Laksita berubah menjadi biru.
"Hahh... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Kania Rahman
semangat dan sukses selalu 👍👍
2023-08-04
0