Kediaman Duchess Asadel.
Seorang pelayan berlari dari kamar putri ke arah ruang kerja Duchess Asadel.
"Nyonyaaaa" Teriak pelaya sambil membuka pintu.
Mereka semua melihat ke arah pelayan itu.
"Sikap macam apa ini" Adar Alwen menatap pelayan itu dengan marah.
ADAR ALWEN seorang ketua ksatria yang menjaga kediaman Duchess Asadel.
"Maafkan saya tuan Alwen, maafkan saya nyonya" Bungkuk.
Sebelum menikah Duchess dulunya adalah Seorang Putri dari Kerajaan Belgium,PATRICIA MABELIA DE BELGIUM.
Anak ketiga dan Putri kedua dari RAJA EFRAIM IMMANUEL DE BELGIUM dan juga salah satu kandidat sebagai Putri Mahkota.
Tapi Ia melepaskan jabatannya sebagai Putri Mahkota karena Ia jatuh hati pada pasukan kesatria kerajaan EDGAR ASADEL.
Mereka berdua pun di beri gelar Duke pertama di Kekaisaran Belgium.
Mereka di beri tugas yang berbeda, Duke Asadel mempimpin pasukan Ksatria kerajaan sedangkan Duchess mengurus harta kekayaan dan pemasukan pajak kerajaan.
"Tidak apa-apa, lanjutkan Lily" Ujar Duchess Asadel.
Lily adalah pelayan yang menjaga kamar Putri ALANA LIORA ASADEL, anak Duchess Asadel yang hilang saat berusia 1 tahun karena di bawah oleh pelayan dari kediaman Count Byron.
Karena tidak ada bukti dan pelayan yang membawa sang Putri mati sebelum sampai di kediaman Count Byron.
GARRIK ANWIR adalah bangsawan BARON yang mengelola wilayah atau tanah-tanah kecil milik kerajaan.
Tapi wilayah itu sekarang di ambil oleh Duchess Asadel, karena Duchess menerima laporan bahwa Baron Anwir melakukan kerja paksa pada rakyat dari wilayah-wilayah yang di kelolanya, dan juga ada perbudakan seksual.
Duchess hanya menyisakan satu wilayah pada Baron Anwir, yaitu wilayah yang sedang ia tinggali.
Sedangkan wilayah yang di ambil alih oleh Duchess di jaga ketat oleh Ksatria Duke Asadel.
Baron Anwir sangat marah dan menyimpan dendam pada Duchess Asadel, Ia selalu berencana untuk menyelakai Duchess tapi selalu gagal.
"Nyonya, batu sihir yang dihubungkan dengan cincin Putri bergetar nyonya" Bungkuk.
Duchess berdiri, ia langsung berlari ke kamar Putri "Putri ku" Batin Duchess.
Kedua putra Duchess yang baru selesai dari latihan berpedang melihat Ibunya yang berlari, mereka pun mengejar ibunya.
Brak.. Duchess membuka pintu kamar Putri, ia berlari ke arah Batu sihir yang berwarna kuning sama seperti warna mata Putri.
"Hah... Haa... Haa..." Duchess melihat Batu sihir.
Batu sihir itu sudah tidak menunjukkan reaksi apa-apa.
"Hah... Hah... Hah... Ada apa ibu?" Tanya AFRA RAINEY ASADEL Putra pertama Duchess berusia 12 tahun.
"Hah... Apa.. Kah.. Ana.. Sudah ketemu?" Tanya ABIZAR BAHI ASADEL Putra kedua Duchess berusia 10 tahun.
Duchess menghapus air matanya dan berusaha tegar di hadapan orang-orangnya dan kedua putranya.
Duchess mendekati kedua putranya lalu memegang pipi mereka sambil tersenyum "Sepertinya adik kalian sudah besar"
"Ana" Batin Afra dan Abizar.
Duke Asadel masuk "Ada apa ini?"
Mereka semua berbalik melihat kearah Duke.
"Selamat datang Ayah" Sambut Afra dan Abizar.
"Selamat datang Duke" Sambut orang-orang yang bekerja di kediaman Duke.
Duke mendekati kedua putranya "Aku membawakan hadiah untuk kalian" Senyum.
"Benarkah Ayah?" Tanya Afra dan Abizar terkejut.
Duke mengangguk sambil tersenyum.
"Terima kasih Ayah" Bungkuk, mereka berdua pun keluar melihat hadiah mereka.
"Keluar" Perintah Duke pada orang-orangnya.
Tinggallah Duke dan Duchess di dalam kamar Putri.
Afra yang masih di depan pintu pun mendengar suara tangisan ibunya, Afra menunduk "Ana, Kamu di mana?" Batin Afra.
Pasar.
Rashia masuk ke sebuah toko pakaian tapi selalu di tolak karena tubuhnya yang bau dan bajunya yang compang camping.
Pelayan toko mendorong Rashia "Pergi sana" Melihat Rashia dengan jijik dari atas sampai bawah "Cih gelandangan busuk" Masuk ke dalam.
"Hufttttt, sabar" Rashia menahan amarah yang akan meledak
"Dasar laki-laki paruh baya sialan, dia pikir aku tidak sanggup membayar apa,, ahkkk menyebalkan" Batin Rashia.
Rashia menunduk "Pasti mereka sedang menungguku" Sedih memikirkan Kelinci dan Kucing yang sedang menunggunya.
Kelinci sedang makan wortel yang setengah busuk, sedangkan Kucing sedang tidur.
Melihat toko baju "Ini toko yang kelima" Berbalik pergi.
"Jangankan beli baju, beli makanan aja aku di tolak, padahal kan aku akan membayarnya bukan minta, sedih banget sih hidup aku di sini" Menangis di pojokan.
"Aku mau pulang" Melihat langit.
"Tidak maksudku aku mau ke surga... " Mengalihkan pandangan
"Itu pun jika aku masuk surga" Sedih
"Tapi dosaku tidak terlalu banyak, kyknya aku bisa masuk surga deh" Berfikir.
Rashia melihat pedagang wortel, ia pun berlari ke arah pedagang itu tapi dia tiba-tiba berhenti, ia melihat ada beberapa pria berbadan besar sedang berjalan sambil melihat sekitar.
"Preman.. Fix mereka preman" Mundur.
Rashia pergi bersembunyi.
"Ah sial" Batin Rashia.
Rashia mundur ke belakang.
Brukk.. Rashia bertabrakan dengan seorang anak.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Rashia.
Ia hanya mengangguk.
"Baiklah maafkan aku" Rashia berdiri, ia pergi mencari toko yang mau menerimanya.
Rashia masuk ke sebuah toko kecil "Permisi"
Seorang wanita muda keluar, Ia melihat Rashia dari atas sampai bawah.
"Aku akan membayar" Tatap.
Wanita muda itu tersenyum "Berapa yang kau punya?" Tatap.
Rashia mengeluarkan satu koin emasnya, wanita muda itu kaget "Kau.. "
"Aku tidak mencurinya" Kesal.
Wanita muda itu tersenyum "Baiklah, itu cukup untuk kalian berdua" Senyum.
"Berdua?" Rashia bingung.
Wanita muda melihat kebelakang Rashia.
Rashia berbalik "Kau.. " Terkejut.
Anak kecil yang di tabrak Rashia mengikutinya dari belakang ,Ia terlihat seusia dengan Rashia kecil.
Anak itu menatap Rashia sambil memegang perutnya.
Rashia menunduk "Yang benar saja" Kesal.
Wanita muda tertawa kecil.
Rashia melihat anak itu.
"Warna yang mengelilinginya berwarna hitam dan ada kemerahan" Batin Rashia.
Rashia berbalik melihat Wanita muda.
"Huft... Satu koin emas, aku ingin mengganti semuanya dan bisakah aku numpang mandi?" Tatap.
"Tambah 25 koin perunggu" Ujar seorang anak yang usianya sama seperti Afra, turun dari tangga.
Rashia langsung mengeluarkan 1 koin emas lagi, Wanita muda itu dan anak itu terkejut.
"Aku juga mau kain yang tebal yang cocok untuk kelinci dan kucing" Tatap
"Ah, dan 2.. Tidak 4 sepasang baju untuk ku dan untuknya masing-masing 2 pasangan" Tegas.
Wanita muda dan anak itu saling memandang.
Rashia mengeluarkan satu koin lagi "Dan bisakah aku minta tolong untuk dibelikan makanan, juga wortel hmm.." Berfikir
"Dan makan yang cocok untuk kucing, di larangan yang mentah" Tatap.
Wanita muda itu tersenyum "Tentu saja Nona" Sopan.
"Ra.. " Berfikir
"Ya sudah pakai nama itu saja, aku juga tidak tau siapa namaku di dunia ini" Batin Rashia.
"Namaku Rashia" Tatap.
Wanita itu terkejut "Ah baiklah, Nona Ras... "
"Panggil Rashia saja" Canggung.
"Ah, baiklah Rashia. Nama ku Gilda Morcant dan ini putraku Leofric Morcant" Senyum.
Rashia hanya mengangguk.
"Ok baiklah, mari kita mulai" Senyum.
Rashia berbalik melihat anak yang mengikutinya "Siapa namamu?" Tatap.
Anak itu berfikir "Das" Menunduk.
Rashia berbalik melihat Gilda "Apa arti Das?"
Gilda terkejut.
"Budak" Jawab Leofric.
Rashia dan Gilda melihat Leofric.
Rashia tersenyum "Jenius" Batin Rashia.
Rashia berbalik "Euric" Menatap Das "Mulai sekarang namamu Euric buka Das, paham"
Das tersenyum lalu mengangguk, sedangkan Gilda dan Leofric terkejut juga kagum pada Rashia.
"Siapa namamu?" Tanya Rashia pada Euric.
"Euric" Jawabnya sambil tersenyum.
"Bagus, jika ada yang memanggilmu dengan nama Das, jangan pernah berbalik, jangan pernah menatapnya apalagi mengajak dia bicara, paham"
Euric mengangguk.
Rashia berbalik melihat Hilda dan Leofric "Ok, mari kita mulai. Mohon bantuannya" Senyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Kania Rahman
hadir 👍👍💪💪
2023-08-04
0