Pulkit si Arjuna nya Draupadi merupakan orang India yang terinfeksi lagu - lagu Dj Remix Full Bass ciptaan orang Indonesia. Pada detik ini lagu Yang Penting Happy menggema di Basecamp. Selatan sendiri menikmatinya sambil memainkan kalung pemberian Morrone. Namun Afra menurunkan volume hingga tak terdengar.
"Lagi asik nih. Malah dimatiin" Teriak Krish
"Polusi telinga wahai Vasudev (Panggilan lain Krish)." Ketus Afra.
Pulkit tak mempermasalahkan lalu menyalakan kembali volume musik tersebut dan mengganti ke lagu "Mari Bercinta" agar lebih slow meski bass atau jedag jedug takkan hilang begitu saja. Selatan berjalan dari tangga kamar menuju sumber suara sambil mengikuti irama lagu, bernyanyi dan sedikit bergoyang memakai terusan rok panjang.
Sementara Raquel dan Coach Reta sedang menyiapkan makan yang bertemakan Asian Food berkat bahan masakan yang dibawa Dev lengkap dengan rempah rempah untuk penyedap rasa. Selatan masih malas memasak dan beruntung undian jadwal memasak hari itu tidak jatuh kepada namanya.
Sinar matahari masih bersinar terang satu garis menuju ruangan dimana Pulkit memainkan musik. Selatan menenteng perhiasan mahal pemberian Morrone dan memutar - mutar nya seperti tali biasa yang bisa putus kapan saja.
"Buset dah Selat, lo mau jadi pengendali cahaya kayak si Alina Starkov ?" Afra mejatuhkan ungkapan protes pada Selatan karena cahaya matahari beradu dengan kalungnya sehingga menciptakan cahaya kelap kelip menyilaukan mata.
Pulkit menghampiri Selatan untuk menelaah kalung macam apa yang dimilikinya. Dia meraba - raba kalung, menerawang, melihat batu - batu biru itu dengan seksama lalu matanya melotot tajam seperti memandang hantu. Selatan hanya melihat kelakuannya sambil sesekali memainkan garis cahaya matahari.
"Ini Safir loh Selat, bukan plastik imitasi." Pulkit menjelaskan betapa berharga dan mahalnya batu yang dimainkan Selatan.
Selatan hanya menyeringai dalam menanggapi kekhawatiran mereka terhadap kalung yang keberadaannya menyaingi selatan sebagai iconic Mahabharata ini. Batu Safir berwarna biru gelap namun mampu menyinari mata-mata kolektor dan pencuri.
Selatan duduk diatas anak tangga dengan masih memegang kalung dibarengi pikiran yang melayang kemana-mana. Salah satunya ucapan Raquel kemarin. Sampai sekarang Selatan masih malas menanyakan langsung padanya. Beratus-ratus kali dia berharap agar apapun ucapan buruk yang terlontar, hanyalah hal ngawur semata.
Pertunjukan kedua untuk Selatan akan dilaksanakan minggu depan dan dia tidak mau mencari-cari penyakit kesehatan mentalnya. Jika bisa, Selatan ingin melupakan kejadian kemarin malam dan fokus pada pertunjukan.
Seorang penyandiwara seperti Selatan dituntut untuk tetap bersandiwara menyembunyikan apa yang terjadi di belakang. Terlebih ketika sudah di hadapan penonton, seberat apapun masalah, harus disimpan dulu di belakang layar supaya performa tetap baik.
"Selat, makan." Raquel memanggilnya untuk bergegas makan malam.
Selatan menjawab singkat dan memulai makan malam dipandu oleh Coach Reta. Dia memimpin doa dengan bahasa yang dimengerti oleh semua anggota, dilanjutkan berdoa mandiri dengan kepercayaan masing - masing.
Mereka yang memasak meluangkan waktu untuk membuat panipuri yang khas dengan kuah pedasnya untuk menjadi hidangan penutup. Buah-buahan adalah makanan wajib untuk setiap anggota Paheli's Opera. Beres memakan buah apel, Selatan memenuhi tugasnya untuk mencuci piring bersama Raquel.
"Aarav belum ada kabar juga ?" Ucap Raquel mengawali perbincangan.
"Belum. Mungkin karena ga setuju jadi sekarang lagi cosplay jadi Sad Boy." Jawaban Selatan membuat mereka berdua tertawa lepas.
"Ada Morrone tuh. Kalo kencan jadi bisa bareng sama gue." Raquel menggoda untuk mendua.
"Ada gila-gilanya juga otak kau ya Quel." Selatan mencibir dengan mimik muka layaknya penggosip ulung.
Selatan melirik ke arah Raquel lalu mencubitnya dan menyimpratkan air sabun cuci piring ke rambutnya. Di depan sink, Raquel terlihat bahagia. Sedikit - sedikit bernyanyi tentang jatuh cinta. Dan sepertinya begitu. Walaupun begitu, langit tak terlalu cerah untuk kita yang dilanda jatuh pada cinta kesekian kalinya.
Terakhir Selatan melihat gerak gerik bahagia ini pada satu tahun yang lalu. Naas, tiga hari kemudian, kekasihnya memutuskan hubungan dengan dalih akan menikah besok. Saking gilanya, semua rancangan pernikahan sampai venue pernikahan, itu semua adalah impian Raquel. Lebih mind blowing lagi ternyata temannya sendiri yang jadi pengantin perempuan.
Kala itu Selatan dan Raquel sedang melangsungkan opera di India. Mereka langsung terbang ke Indonesia untuk hanya sekedar memperjelas siapa yang menjadi mempelai, padahal Selatan sudah melarangnya. Karena pemaksaan brutal, akhirnya Selatan tidak berani melepasnya pergi sendirian untuk terbang ke Indonesia. Dan Selatan pikir, sekarang waktunya untuk dia mengubur masa lalu dan membuka karavan - karavan baru di dalam hidupnya.
Piring dan wadah lainnya beres dilap Selatan. Semua wadah sudah berjejer di dalam rak yang terkoordinasi rapi dalam kitchen set. Susu Full Cream diambil oleh Raquel dan menawarkan pada Selatan untuk ikut menyeduh susu atau tidak.
"Permulaan yang indah ? Quel?" Tanya Selatan.
"Just enough for a week." Senyum dihiasi lesung pipinya menjawab pertanyaan Selatan.
"Apanya ?" Selatan kembali bertanya.
"Deposit kebahagiaan." Dengan sudut bibir dilumuri cream dari susu, Raquel mempertegas ucapannya di hadapan Selatan.
"Are you Serious ?" Selatan tertawa terbahak bahak mendengar pemilihan diksi yang diluar nalar.
"Start again or lanjutin bab kemaren ?" Tanya Raquel dengan menilik - nilik kalung Selatan.
"Alurnya belum kelihatan." Selatan menjawab sambil bermonolog dalam hati. Mengapa dengan jelasnya dia bertanya seperti itu. Apa mungkin ucapan kemarin malam itu sebuah fakta ?
"Apa ini bukan plot ?" Raquel mengacungkan kalung di depan muka Selatan.
"Ini upaya suap." jawabnya singkat sambil merebut kembali kalung miliknya dan berlari menuju kamarnya.
Di balkon kamar, Selatan menikmati sepotong cerita pesugihan dari salah satu podcast favoritnya. Kalung safir dilihatnya dengan seksama dan seketika muncul bayangan Aarav tersenyum lebar seperti musim gugur tahun lalu. "Apakah mudah untuk Aarav menghilangkan jejak kenangan kita?" Selatan bertanya-tanya di dalam hati dan sesekali kecapannya terdengar hewan malam.
Beruntung, dering telfon yang dinantikan kini terdengar haru. Selatan mengangkat telfon yang bertuliskan nama Aarav. Iya, itu Aarav. Pria yang dinanti - nanti oleh Selatan akhirnya menelfon juga. Sepanjang percakapan via telfon tersebut, dengan antusias Aarav menjawab segala pertanyaan Selatan dan berbagi cerita sampai Bulan pada malam itu ikut merayakan interaksi sepasang kekasih yang tengah mengadu rindu.
"Jangan menghilang lagi Aru. Aku tidak tenang jika kau tak memberi kabar." Ucap Selatan memohon.
"Aku ada disini Selat. Jangan khawatir, aku hanya memiliki pekerjaan berlebih sehingga ponsel tak selalu ku sentuh." Jawab Aarav menenangkan.
Ucapan Raquel seakan memudar di ingatannya. Malam itu adalah salah satu malam indah yang pernah ia temui. Getaran kebahagiaan sama seperti disaat jatuh cinta untuk pertama kalinya. Selatan selalu melantunkan syair bahwa ia beruntung memiliki Aarav dimana pada kelahiran kali ini, dia menjadi miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Orang Sukses
Orang sibuk emang beda. Kalo kita-kita mah gabisa satu hari pun tanpa Hp /Facepalm/
2024-01-12
2
Orang Sukses
Selatan pecinta horor nihh, kita pren 🤝
2024-01-12
1
Orang Sukses
Temen sesaaattt
2024-01-12
1