Chapter 4. Ternyata Dia CEO

“Ibu sepertinya Elora akan sangat kesusahan mencari pekerjaan” ucap Davirra tersenyum seakan sangat menikmati penderitaan adik tirinya itu.

“Bukan hanya kesusahaan Vir, Ibu rasa tidak akan ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja, setelah berita tentang dirinya tersebar begitu saja, dan Ibu yakin Ayah kamu pasti akan sangat marah” Berlly tertawa renyah membayangkan bagaimana nasib anak tiri yang sangat Ia benci. Rasa dendam masih menyelimuti dirinya karena Elora adalah anak dari hasil pernikahan Addison dengan wanita yang dijodohkan dengannya.

“Rencana kita tidak sia-sia kemarin, hal itu sukses membuat Elora terbakar api cemburu.

Dan mungkin saja gadis sialan itu telah membenci Zein, itu artinya tidak ada harapan lagi untuk mereka berdua bersatu kembali”

“Bersabarlah, kau akan segera menikah dengan Zein”

*

*

*

Pagi-pagi buta, Elora sudah sampai di tempat selanjutnya Ia melamar pekerjaan. Kemarin secara sengaja Ia membatalkan langkahnya untuk ke perusahaan selanjutnya karena insiden tabrak lari tersebut. Ia menatap gedung pencakar langit yang ada di hadapanya, ada rasa ragu dan enggan untuk memasuki gedung tersebut. Ia tidak mau ditolak keenam kalinya oleh perusahaan yang Ia datangi.

Sebenarnya bisa saja Ia meminta pekerjaan pada Zein di perusahaannya, namun sangat mustahil rasanya Elora pergi ke sana dan menemui pria yang telah membuatnya sakit hati.

*

*

*

“Tuan semua kemampuan saja sudah tertulis dengan jelas di beberapa lembar kertas yang ada di dalam map itu” terang Elora, namun sepertinya orang yang mewawancarainya sedikitpun tidak tertarik dengan prestasi yang telah dimiliki oleh Elora, bahkan pria itu sangat enggan untuk melirik Elora.

“Sepertinya perusahaan kami sedang tidak membutuhkan orang seperti dirimu” ucapnya dingin, Ia sama sekali belum berpaling dari layar komputer yang ada di depannya.

Elora yang sudah putus asa segera berdiri dari duduknya, Ia bingung harus mencari pekerjaan kemana lagi, pastinya keluarganya akan terus memaki dirinya karena tidak kunjung mendapat pekerjaan.

“Terimakasih Tuan, maaf mengganggu waktu anda, saya permisi”

Gadis itu kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu dengan raut wajah yang sangat kecewa. Tangannya masih setia membawa map yang sudah kesekian kalinya ditolak oleh perusahaan.

“Tunggu!” Ucap seseorang yang membuat langkahnya terhenti, Ia menoleh menyorot wajah pria yang pernah ditemuinya waktu itu.

“Sudah ku katakan Tuan, aku tidak menginginkan imbalan apapun darimu, tidak perlu kau mengikutiku sampai disini” ucapnya kacau sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar, dan matanya mendelik tidak bersahabat ke arah Xander.

Mendengar hal itu, pria itupun mengernyitkan kedua alisnya, memang benar Ia mencarinya, tapi Ia sendiri tidak terjun langsung untuk mengikutinya, lagian itu adalah perusahaannya sendiri. Lalu, mengapa gadis itu bisa berada disana?.

“Aku tidak mengikutimu, yang ingin aku tanyakan, mengapa kau berada di perusahaanku?”

Xander menatap Elora dengan tatapan mengintimidasi, namun tidak bisa dipungkiri gadis itu begitu cantik dengan balutan kemeja serta rok span di atas lutut. Kulitnya nampak putih bersih sama halnya dengan Xander.

“Hey, bersikaplah dengan sopan, Tuan Muda Vinson merupakan CEO di perusahaan ini” ucap salah satu karyawan yang menegur sikap Elora yang terkesan tidak sopan.

“Ma-af aku sedang melamar pekerjaan” ucapnya terbata-bata. Ia sungguh malu dan tidak menyangka, bahwa pria kemarin yang Ia temui di rumah sakit adalah CEO perusahaan tersebut.

“Jayden.........” teriaknya keras sampai membuat penghuni perusahaan itu menutup kupingnya masing-masing, ia tau sebelumnya gadis itu sudah bertemu dengan Jayden untuk melamar pekerjaan.

Dengan langkah cepat pria itu sudah sampai dihadapan Xander.

“Ada apa?” Ucapnya kesal. Ia menutup kedua telinga yang sakit akibat teriakan Xander yang begitu menusuk. Ia menatap sekilas gadis yang melamar pekerjaan dengannya tengah berada di dekat Xander.

“Kau tidak becus. Hampir saja kau membuatnya pergi, dan ibuku terus mendesakku untuk bertemu dengannya”

Jayden kembali menatap Elora dengan lekat, dan wajahnya sangat familir dengan orang yang ada di rekaman CCTV tersebut, akhirnya ia menyadari bahwa gadis tersebut adalah gadis yang Ia cari-cari dari kemarin. Hampir saja ia menjadi amukan sahabatnya yang sedikit arogan itu.

“Berikan pekerjaan yang layak padanya” titah Xander dengan kesan yang sangat angkuh

“Semua pekerjaan sudah full diisi Tuan CEO, aku bingung harus menepatkannya di posisi mana” pria itu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Terserah, aku tidak mau ibuku terus menyalahkanku karena tidak kunjung menemukannya.”

Bukannya memberi saran, Xander memilih pergi dan menyerahkan Elora pada Jayden. Mereka berdua menatap punggung Xander yang perlahan ditelan oleh tikungan koridor.

“Mulai sekarang kau akan menjadi sekretaris pribadiku, kau bisa mulai bekerja esok hari” ucap Jayden, Ia menepatkan Elora sebagai sekretarisnya karena tidak ada lagi posisi pekerjaan yang masih kosong.

“Terimakasih pak” ucapnya tersenyum

Ia kemudian keluar dari perusahaan itu dengan sangat girang, Ia sudah sangat tidak sabar untuk bekerja esok hari.

*

*

*

“El tunggu!” Pria itu berlari kencang berusaha meraih Elora yang sudah sangat jauh didepannya, sepertinya Elora memang benar-benar sudah membencinya.

Elora melangkahkan kakinya dengan asal agar bisa segera menjauh dari Zein, namun usahanya sia-sia. Pria itu berhasil meraihnya dan mencekal pergelangan tangannya.

“El, jangan pergi, ku mohon dengarkan semua penjelasanku” ucapnya memohon dengan raut wajah yang sangat bersalah.

“Ze, apalagi yang harus dijelaskan? Apa salahku? Mengapa kau sangat tega denganku” ucap Elora terisak. Ia kembali mengingat dimana Ia dan Zein melewati hari-hari bahagianya menjadi sepasang kekasih. Namun di hari pernikahan mereka Zein tidak kunjung datang untuk meresmikan hubungan mereka.

“El, maafkan aku, aku ini hanyalah pria pengecut, aku masih sangat mencintaimu, kita masih bisa menikah disaat waktu yang tepat nanti. Ku harap kamu bersabar El” Zein menatap manik Elora yang sudah mengeluarkan cairan beningnya sambil memegang kedua pundak gadis itu. pria itu merasa sangat bersalah dengan gadis malang yang tengah berderai air mata, berdiri kokoh dengan kaki yang rapuh didepannya.

“Tidak perlu Ze, aku sudah tau semuanya, hubungan kita cukup sampai disini. Seharusnya waktu itu kau mestinya menikahi Davirra tanpa harus melibatkanku dalam rencanamu”

Elora benar-benar tidak bisa lagi menahan air mata dan emosi yang bercampur aduk di benaknya, Ia tidak perduli berapa orang yang menatapnya dengan heran. Sampai akhirnya mobil sport mewah berwarna kuning tepat berhenti di samping mereka.

“Masuklah, tidak perlu kau menangisi pria sialan seperti itu”

Elora yang sudah terlanjur sakit hati masuk ke dalam mobil pria yang sudah dikenalnya itu, Ia meninggalkan Zein yang juga ikut menangis menatap kepergian Elora.

“Davirra?”

“Apa maksud Elora?”

“Lalu siapa pria itu?”

*

*

Jadi namamu Elora” ucap stella tersenyum ramah, Xander membawa Elora ke rumahnya karena perintah dari sang Ibu tercinta.

“Benar Nyonya namaku Elora” gadis itu sangat kikuk dengan wanita yang ada didepannya meski Ia sangat ramah dengan dirinya.

“Terimakasih Elora, kamu sudah menolong saya, andaikan kamu tidak ada waktu itu, entahlah bagaimana nasib saya” tak henti-hentinya wanita itu tersenyum manis pada Elora sambil menggenggam kedua tangan gadis yang tampak malu itu.

“Anda tidak perlu seperti itu Nyonya, bukankah kita sebagai manusia harus saling menolong?”

Berkali-kali Stella berdecak kagum pada pemikiran dan tingkah gadis cantik yang duduk disebelahnya. Ia sangat bijak dan punya pemikiran yang sangat luas.

“Xander, kau harus bersikap baik dengan Elora, Ibu sudah berhutang budi dengannya” ucap stella sambil menatap anaknya yang sendari tadi hanya menonton keakraban mereka yang enggan ikut bergabung untuk mengobrol.

“Iya Ibu, aku sudah baik padanya, aku juga sudah memerintahkan Jayden untuk memberikan Elora pekerjaan”

“Bagus! Elora, jangan sungkan jika kamu sedang kesusahan atau memerlukan bantuan, rumah saya dan juga Xander terbuka untuk kamu. Dan tolong jangan panggil saya Nyonya, akan lebih cocok kau memanggilku dengan sebutan Ibu” ucapnya lembut dengan tatapan yang halus dan penuh kasih sayang.

“Terimakasih Nyonya, ehh maksudnya Ibu Elora sangat berterimakasih”

Stella pun mendekat tubuh mungil Elora dan memeluknya dengan erat, layaknya seorang ibu dan anak.

Setelah 20 tahun lamanya, baru kali ini Elora mendapatkan kelembutan dari seorang wanita. Stella begitu baik dan lembut pada dirinya, betapa beruntungnya Xander yang mempunyai Ibu sebaik Stella, sangat berbeda jauh dengan Elora. Setelah Ia berpisah dan hidup bersama Ibu tirinya ia begitu tertekan dan tersiksa oleh sikap kasar yang kerap diberikan oleh Berlly.

“Bu Elora sepertinya sudah harus kembali ke rumah” ucapnya melepas pelukan hangat Stella.

“Baiklah Elora, biarkan Xander yang mengantarmu”

Seketika Xander mendelik ke arah Stella karena mendengar ucapan itu, Ia bukanlah sopir pribadi yang harus siap mengatar kemanapun tuannya pergi.

“Tidak!!, aku ini bukan sopir pribadinya, Ibu suruh saja Dani untuk mengantarkannya” tolak Xander mentah-mentah dan memasang wajah tidak terima. Ia jadi menatap Elora dengan tidak senang.

Elora yang tidak enak dengan Xander segera memalingkan wajahnya dari pria tampan itu.

“Tidak usah Ibu, Elora bisa pulang sendiri” ucapnya. Ia sadar akan sikap dari Xander, dan sepertinya Pria itu tidak begitu menyukainya.

“Jangan pulang sendiri Elora, kamu di antar sama Dani saja ya” tawar Stella

Gadis itupun hanya mengangguk dan keluar dari rumah megah itu yang diikuti oleh Stella yang mengantarkannya sampai di depan rumah.

“Xander, kau harus menikah dengan Elora!”

Episodes
1 Chapter 1. Pilu
2 Chapter 2. Pria Angkuh
3 Chapter 3. Zein dengan Davirra
4 Chapter 4. Ternyata Dia CEO
5 Chapter 5. Tingkah Konyol Elora
6 Chapter 6. Elora?
7 Chapter 7. Dua Wanita Pilihan?
8 Chapter 8. Ditipu Bella
9 Chapter 9. Xander bertemu Danella
10 Chapter 10. Gara-gara Bakso
11 Chapter 11. Batal
12 Chapter 12. Besok Malam
13 Chapter 13. Datang ke Rumah Elora
14 Chapter 14. Menerima Lamaran Xander
15 Chapter 15. Xander tidak suka dengan Elora
16 Chapter 16. Zein yang Malang
17 Chapter 17. Masalalu Bella
18 Chapter 18. Berlly Ada Maunya
19 Chapter 19. Undangan Pernikahan
20 Chapter 20. Zein kecelakaan
21 Chapter 21. Menikah
22 Chapter 22. Kisah Elora dan Davirra
23 Chapter 23. Malam pertama
24 Chapter 24. Menjenguk Zein
25 Chapter 25. Terbuai?
26 Chapter 26. Kontrak nikah
27 Chapter 27. Ibu Elora Kembali?
28 Chapter 28. Tubuh Indah Xander
29 Chapter 29. Bulan Madu?
30 Chapter 30. Hukuman Dari Xander
31 Chapter 31. Masih Ada Rasa
32 Chapter 32. Kau Membawaku Kemana?
33 Chapter 33. Tragedi Malam Di Rumah Rahasia.
34 Chapter 34. Gelagat Aneh Xander
35 Chapter 35. Elora sakit?
36 Chapter 36. Stella?
37 Chapter 37. Masih tanda tanya
38 Chapter 38. Hati Xander ditumbuhi Bunga
39 Chapter 39. Ucapan Davirra?
40 Chapter 40. David ingin menceraikan Bella
41 Chapter 41. Datang memenuhi undangan
42 Chapter 43. Tuan Vinson dan Mario?
43 Chapter 44. Zein Sadar dari Koma
44 Chapter 45. Perasaan Lama yang Telah Sirna
45 Chapter 46. Kakak Adik Mulai Bersaing.
46 Chapter 47. Sambutan Sang Kakak yang tidak baik
47 Chapter 48. Aku mencintaimu
48 Chapter 49. Bukan Anak Kandung Tuan Vinson
49 Chapter 50. Membatalkan kontrak nikah.
50 Chapter 51. Tidak Bisa Kembali
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1. Pilu
2
Chapter 2. Pria Angkuh
3
Chapter 3. Zein dengan Davirra
4
Chapter 4. Ternyata Dia CEO
5
Chapter 5. Tingkah Konyol Elora
6
Chapter 6. Elora?
7
Chapter 7. Dua Wanita Pilihan?
8
Chapter 8. Ditipu Bella
9
Chapter 9. Xander bertemu Danella
10
Chapter 10. Gara-gara Bakso
11
Chapter 11. Batal
12
Chapter 12. Besok Malam
13
Chapter 13. Datang ke Rumah Elora
14
Chapter 14. Menerima Lamaran Xander
15
Chapter 15. Xander tidak suka dengan Elora
16
Chapter 16. Zein yang Malang
17
Chapter 17. Masalalu Bella
18
Chapter 18. Berlly Ada Maunya
19
Chapter 19. Undangan Pernikahan
20
Chapter 20. Zein kecelakaan
21
Chapter 21. Menikah
22
Chapter 22. Kisah Elora dan Davirra
23
Chapter 23. Malam pertama
24
Chapter 24. Menjenguk Zein
25
Chapter 25. Terbuai?
26
Chapter 26. Kontrak nikah
27
Chapter 27. Ibu Elora Kembali?
28
Chapter 28. Tubuh Indah Xander
29
Chapter 29. Bulan Madu?
30
Chapter 30. Hukuman Dari Xander
31
Chapter 31. Masih Ada Rasa
32
Chapter 32. Kau Membawaku Kemana?
33
Chapter 33. Tragedi Malam Di Rumah Rahasia.
34
Chapter 34. Gelagat Aneh Xander
35
Chapter 35. Elora sakit?
36
Chapter 36. Stella?
37
Chapter 37. Masih tanda tanya
38
Chapter 38. Hati Xander ditumbuhi Bunga
39
Chapter 39. Ucapan Davirra?
40
Chapter 40. David ingin menceraikan Bella
41
Chapter 41. Datang memenuhi undangan
42
Chapter 43. Tuan Vinson dan Mario?
43
Chapter 44. Zein Sadar dari Koma
44
Chapter 45. Perasaan Lama yang Telah Sirna
45
Chapter 46. Kakak Adik Mulai Bersaing.
46
Chapter 47. Sambutan Sang Kakak yang tidak baik
47
Chapter 48. Aku mencintaimu
48
Chapter 49. Bukan Anak Kandung Tuan Vinson
49
Chapter 50. Membatalkan kontrak nikah.
50
Chapter 51. Tidak Bisa Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!