Xander Immanuel Vinson, atau lebih dikenal dengan Xander Vinson, merupakan CEO tampan kaya raya yang sangat di idam-idamkan oleh banyak kaum hawa. Tubuh tinggi, kulit putih, rahang tegas serta badan yang sangat atletis membuatnya begitu sempurna bak Dewa Yunani.
Pria itu kini menjadi idola baru di negaranya, setelah 3 Tahun mengurus bisnisnya di luar negeri. Ia kemudian memutuskan kembali ke Negara kelahirannya, untuk mengurus bisnisnya di cabang pusat yang terletak di kota X.
Keluarga Vinson sukses berada di deretan nomor 1 terkaya di negaranya. Tak heran Vinson Group banyak memiliki cabang perusahaan yang tersebar di kota-kota besar diberbagai negara, meliputi Rumah Sakit, Hotel berbintang, IT, Otomotif dan lain sebagainya.
Ia merupakan anak tunggal dari Ben Vinson dan juga Stella Vinson, Ia dikenal sebagai CEO yang sangat angkuh dan dingin. Banyak dari mereka yang tidak betah bekerja dengannya, namun banyak juga kaum hawa yang berbondong-bondong untuk bekerja di perusahaannya, tidak lain hanya untuk menikmati pemandangan gratis wajah Xander yang begitu tampan setiap harinya.
*
*
*
“Bagaimana aku bisa mencarinya Xan?” Ucap pria di hadapannya sambil memutar kedua bola matanya atas permintaan sahabatnya.
Ia adalah jayden sahabat sekaligus orang kepercayaannya di perusahaannya. Mereka telah bersahabat sejak SMP, Jayden tidak bisa hidup tanpa Xander, begitu juga dengan Xander sendiri.
Jayden merupakan pria yang berasal dari kalangan biasa, dulu Ia kerap di bully oleh orang sekitarnya karena tidak memiliki apapun, bahkan Ia sampai dijauhi oleh teman-temannya karena hal itu.
Hanya Xanderlah yang mau berteman dengan dirinya, meskipun Xander terkenal angkuh, Ia sama sekali tidak memandang bebet bobot ketika bergaul dengan seseorang.
Berkat kerja keras dan kegigihannya, jayden telah bermetamorfosa menjadi pria tampan yang sangat kaya, Ia juga memiliki banyak usaha sampingan diluar pekerjaannya dengan Xander.
“Jangan pura-pura bodoh jay, kau bisa mengecek dan melihat wajahnya di rekaman CCTV” ujar Xander sambil memijit pelipisnya. Ia menatap jayden yang sepertinya sangat malas untuk membantunya. Tidak lupa Ia memberi sedikit ancaman, agar pria itu mau membantu Xander yang telah melimpahkan tugas dari ibunya untuk orang lain.
Jayden pun hanya mengiyakan saja perintah Xander selaku atasannya, meski Ia merasa sangat konyol disuruh mencari gadis yang menolong Ibunya mengingat pekerjaannya menumpuk begitu banyak.
*
*
*
“Maafkan aku Vir, karena ulahku Elora jadi kabur dari rumah” Ucap Zein sedih, Ia sesekali menyeruput jusnya karena begitu haus setelah mencari Elora seharian.
“Tidak masalah Ze, kita pasti menemukan Elora, aku akan terus membantumu”
Gadis itu begitu tersipu duduk tepat di depan Zein, tak henti-hentinya Ia menatap Zein yang sangat tampan dan berkharisma itu.
Tanpa disadari satu pasang mata menangkap mereka yang tengah duduk berdua di dalam kafe. Kedua manik mata Elora menatap mereka sedih dengan pernapasan di rongga dada yang begitu sempit. Zein yang tengah putus asa sama sekali tidak menyadari Elora yang tengah berdiri di luar Kafe menatap tidak percaya pada mereka.
Sedangkan Davirra, Ia mencari cara agar Zein lebih memperhatikannya agar Elora terbakar api cemburu olehnya.
Ia dan ibunya sudah merencanakan hal ini. Elora yang disuruh Berlly untuk membeli mocca cake pun jadi urung.
“Zein, mengapa kau tidak menemuiku setelah kejadian itu, mengapa kau lebih memilih bersama Davirra, apa jangan-jangan kau menyukai Davirra sehingga kau membatalkan pernikahan kita”
Hal yang dilihatnya tadi terus berputar memenuhi isi kepalanya yang hampir meledak.
Gadis itu terisak menahan sakit di dadanya, bagaikan ribuan jarum yang tengah tertancap tepat pada hatinya.
Bergegas Ia meninggalkan tempat itu agar mereka berdua tidak melihatnya. Ia berjalan gontai dan begitu lemas. Ingin sekali Ia mengakhiri hidupnya yang telah dilanda keputusasaan itu.
“Ze, apa kau bisa mengantarku pulang?” Tanya Davirra dengan raut wajah ceria yang membuat Zein merasa aneh.
“Maaf Vir, aku tidak bisa, aku akan menyuruh assistenku untuk mengantarkanmu pulang, aku pamit” ucap Zein. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari Kafe itu.
Terlihat di wajah Davirra sangat tidak suka dengan Zein yang menolaknya. Sangat jauh dengan prilakunya pada Elora.
*
*
*
“Ayah, ibu sepertinya Zein akan perpaling ke lain hati” ucap Davirra sambil sesekali menyuap makan malamnya.
Elora yang mendengar itu berusaha memadamkan api cemburu yang begitu berkobar di dalam hatinya. Jika Zein sudah tidak mencintainya lagi, Ia akan melupakan Pria yang pernah membuat pelangi dalam hidupnya itu, meski itu terasa sangat berat.
“Ibu lihat tadi kamu sangat serasi dengan Zein” imbuh Berlly yang semakin membut hati dan telinga Elora memanas.
“Benarkah, mengapa Zein tidak sendari awal saja mengatakan kalau dirinya menyukai Davirra, kan tidak perlu repot-repot untuk mendekati Elora lebih dulu” ucap Addison, pria itu memang benar-benar tidak pernah menghargai putri bungsunya. Secara sadar ia begitu sadis menyayat-nyayat hati Elora dengan pisau yang sangat tajam.
Elora yang sudah tidak tahan lagi memustuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum tangisnya pecah di depan keluarganya.
“Ibu, kemana Ibu pergi, aku tidak tau lagi harus berbuat apa untuk menghadapi mereka. Mengapa papa begitu membenci mama dan Elora, aku bingung dengan kesalahan apa yang aku perbuat pada papa.
*
*
*
Flashback on
“Pergi kau dari hidupku! Aku tidak sudi hidup bersama wanita yang tidak pernah aku cintai”
Mata wanita itu berkaca-kaca mendapati pernyataan hidupnya, kata-kata yang terlontar dari bibir pria itu begitu menampar hatinya yang sangat rapuh. pria yang telah menikahinya selama 5 tahun telah tega menceraikannya dan mengusirnya dari rumah, karena Ia masih sangat mencintai mantan kekasihnya yang masih diam-diam menjalin hubungan dengannya.
“Ku mohon, biarkan aku pergi bersama anak kita” ucapnyanya terisak, Ia memohon di kaki pria itu, namun segera ditepis olehnya.
“Tidak!, dia akan hidup bersamaku”
Rasa sakit tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, putri kecilnya menangis terisak melihat Ibu yang menyayanginya pergi, meninggalkannya membawa tas besar yang ditenteng menerobos hujan badai dan kilapan petir yang menyilaukan gelapnya malam.
Anak kecil itu tidak pernah membayangkan bagaimana hidupnya akan menderita kelak, Ia hanya bisa menangis menyaksikan sang Ibu yang perlahan menghilang ditengah kegelapan.
*
*
*
“Bagaimana Xan, apa kau sudah menemukan gadis itu?” Tanya Stella. Ia menatap putranya yang tengah menikmati makan malamnya, sampai kemudian kedua netra Xander menatap mata ibunya yang begitu bersungguh-sungguh ingin menemukan gadis itu.
“Belum Ibu, bersabarlah, jayden masih berusaha mencarinya” ucapnya
Pria itu menghembuskan nafasnya kasar, karena wanita kesayangannya itu terus mendesaknya untuk menemukan gadis yang menolongnya itu.
“Xan, Ayah rasa kau sudah sangat siap untuk menikah” ujar Ben spontan di luar topik pembicaraan yang ditatap senang oleh stella.
“Uhuk uhukk”
Xander dengn tidak sengaja menyemburkan air yang masih berada di dalam mulutnya karena kaget. Ia seperti tidak suka dengan ucapan Ayahnya. Xander lebih senang mengejar kesuksesannya daripada mencari seorang wanita, bahkan Ia lebih bahagia menjomblo sama seperti jayden.
“Benar kata ayahmu, kalau kau belum punya kekasih, Ibu bisa mencarikannya untukmu. rekan bisnis Ayahmu banyak yang mempunyai anak gadis, siapa tau kau cocok dengan salah satu dari mereka” ucap Stella antusias sambil melebarkan senyumnya. Ia begitu banyak memiliki harapan pada sang putra yang sangat jarang melirik seorang wanita.
“Ayolah aku tidak ingin terburu-buru perihal itu, aku masih sangat muda, dan lebih baik terlambat menikah daripada mendapat pernikahan yang tidak bahagia” Ucap Xander, Ia seperti anak kecil yang merengek tidak ingin dinikahkan oleh kedua orang tuanya.
“Lebih cepat lebih baik Xander, sudah semestinya kau menikmati kebahagian dengan keluarga kecilmu” Ujar Ben.
Namun terlihat Stella sedikit menyeka air matanya, Ia teringat dengan pernikahannya terdahulu yang hancur akibat orang ketiga, dan yang paling membuatnya sakit adalah wanita itu sahabat dekatnya sendiri.
Ia sedih mengingat putra kedua yang di asuh oleh mantan suaminya. Sejak perpisahan itu mereka tidak pernah bertemu. Mantan suaminya sama sekali tidak pernah mengizinkan Stella bertemu dengan putranya. Itupun keluarga Vinson baru kembali dari luar negeri setelah lama menetap disana, Jadi Ia sangat minim informasi untuk hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments