" Laura... "
Suara bariton Erlan terdengar begitu keras dan membuat Laura terkejut, ia melihat Erlan seperti sedang marah.
" Astaga.. Apa dia mendengar aku bicara barusan, bahaya.. " Laura tampak sedikit takut melihat Erlan namun mau tak mau ia harus menenangkannya.
" Kenapa mas..? " Tanya Laura dengan suara lembutnya.
" Kenapa kamu gak ngasih tau kalau Laura pulang pagi? Semalam kan dia bersamamu?" tanya Erlan dengan tatapan tajamnya.
" Ahh itu mas anu.. Emm.... " Laura pura-pura gugup di depan Erlan.
" Jawab kenapa harus gugup? "
" Ma... maaf mas, ini salahku aku membiarkannya pergi bersama temannya, aku kira dia hanya ngobrol saja, saat aku mencarinya lagi dia sudah tidak ada, aku pikir dia pulang duluan karena sudah mulai bosan berada di pesta bersamaku, akupun tidak tahu kalau dia semalam gak pulang, tadi pagi aku lihat dia baru masuk rumah dan sepertinya keadaannya tidak baik-baik saja. " jelas Laura panjang lebar.
" Kenapa tidak bilang padaku? Kamu selalu saja menutupi kesalahannya, padahal dia sering menyakitimu, kamu memang ibu yang baik. " Erlan langsung memeluk Laura dan mencium kening wanita itu, namun di belakang mereka ada hati yang tak terima dengan kemesraan mereka dia adalah Niki.
Niki terbangun saat mendengar suara keras ayahnya yang sedang mewawancarai ibu sambung nya itu, bahakan saat ayahnya menyebutkan kalau Laura adalah ibu yang baik untuknya Niki benar-benar muak.
" Kamu salah pih, dia adalah wanita ular, aku membencinya hiks..hiks.." Niki terdengar menangis dan itu sukses membuat kedua orang yang sedang bermesraan langsung menoleh ke arah Niki.
"Sayang apa kamu baik-baik saja? " Tanya Laura yang langsung menghampiri Niki, duduk di sebelah Niki yang sedang berbaring.
Laura benar-benar wanita berkepala dua, dihadapan papi nya Niki wanita itu seolah-olah menjalankan peran nya sebagai ibu terbaik di dunia ini, tetapi di belakangnya malah sebaliknya.
" Niki.. " kini suara Erlan yang memanggil Niki, Niki menatap papi nya ada perasaan kasihan dan juga ada kekesalan di hatinya.
Papi nya benar-benar salah menilai Laura, dan ia begitu di perbudak oleh wanita itu dan akhirnya membuat Niki lebih tersisihkan.
" Sayang.. " Laura kini menyentuh lengan Niki dengan lembut, memainkan perannya.
" Jangan sentuh aku.. " Niki menepis tangan Laura dan sukses membuat Erlan marah.
" Niki.. Jangan seperti itu, sopan lah pada ibumu. "
" Aku bilang dia bukan ibuku.!"
"Anak tidak tau di untung, dia selalu menutupi kesalahanmu dan selalu membelamu tetapi kamu benar-benar tidak bisa menghargainya."
" Sudahlah mas, dia lagi sakit kasihan. "
Erlan menghela nafasnya ia terbawa emosi membuat dirinya hilang kendali. " Setelah sembuh kita bicarakan masalah ini, dan papi akan menghukum kamu. " ucap Erlan dingin dan melengos pergi.
" Kenapa tidak sekarang saja hukum aku? Aku tidak peduli dengan keadaanku sekarang lebih baik bunuh saja aku daripada aku harus hidup l dengan dia, wanita licik dan jahat, "
" Niki... " Erlan mengurungkan niat nya untuk pergi ia berbalik dan langsung menghampiri Niki yang kini sudah duduk bersandar di ranjang nya.
Plaaak
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus wanita yang masih berusia 20 tahun itu, membuat pipinya memerah akibat cap lima jari yang ia terima dari papi nya.
"Mas sudah jangan begitu, kamu menyakitinya mas. " Laura kembali memainka perannya, padahal di hatinya ia begitu sangat puas melihat Niki di tampar oleh Erlan.
" Cihhh.. Tidak usah membelaku pergi kalian dari kamarku.. "
Erlan yang sudah sangat emosi langung meninggalkan kamar Niki ia tak mau kembali hilang kendali dengan menyakiti anaknya sendiri.
Laura tersenyum menang, ia menatap Niki dengan tatapan yang meremehkan. " Ini baru permulaan sayang, lihat apa yang akan aku lakukan nanti padamu dan papi mu itu." Laura tersenyum puas.
" pergi kau dasar penjilat. " Niki sekuat hati menahan kekesalan nya, ia tidak bisa terus emosi badannya benar-benar lemas, ia hanya bisa menangis meratapi keadaanya sekarang.
Laura pergi dari kamar Niki dengan perasaan bahagia. Sementara Niki kembali menangis dalam keadaan seperti ini ia benar-benar merasa sendirian, tak ada teman bahkan tak ada bahu kokoh untuk tempatnya bersandar.
"Mami.. aku ingin ikut mami saja mi aku tidak kuat hidup seperti ini, apa yang harus aku lakukan, semuanya sudah hancur, tak ada yang tersisa, harapanku sudah sirna, apa yang aku banggakan dan aku pertahankan selama ini sudah tidak ada, terus apa gunanya aku hidup? Bahkan seandainya kak Alvin tau ia pasti akan sangat membenciku bahkan sangat jijik saat melihatku, argghhh! "
Niki berteriak keras, namun tak akan ada yang mendengarkan karena ruangan kamar Niki kedap suara.
Wanita yang sudah tidak gadis itu menangis sejadinya sampai ia terlelap di ranjang nya.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments