โกฬโโฝโถโ โ โ Reading๐
๐ผ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ใก
ใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธ
Hembusan angin kencang membelai rambut seorang wanita. Senyuman indah terukir di bibir wanita itu, terlihat sangat manis. Ditambah dengan parasnya yang begitu cantik, membuat siapa saja yang melihatnya seakan bertemu malaikat.
Perlahan wanita itu mendekat, dengan buket bunga di tangannya. Bunga yang indah dengan warnanya yang beragam.
Ia berjalan beriringan dengan seorang pria tampan.
"Hajoon Lee, apakah kau berjanji akan mencintai dan menjaganya seumur hidup?"
"Ya, saya berjanji!"
"Hwayoung Choi, apakah kau juga berjanji akan mencintainya seumur hidup?"
"Ya, saya berjanji!"
Tepuk tangan terdengar begitu meriah, memandang dua mempelai yang tengah melakukan sumpah janji.
Keduanya lantas berciuman, sama seperti yang pengantin lain lakukan.
"Hwayoung, hari ini kau terlihat sangat cantik," ucap Hajoon seraya tersenyum lebar.
"Terima kasih โฆ." Wanita bernama Hwayoung itu menunduk, dengan senyuman tipis dari bibirnya.
ใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธ
Beberapa orang berjalan kesana kemari, melakukan kesibukan mereka masing-masing, meskipun kesibukan itu hanya dilakukan untuk sepasang pengantin yang baru saja menikah.
Hwayoung duduk di ruang rias, dengan beberapa orang di sebelahnya. Mereka nampak melepas aksesoris dari tubuh wanita itu. Tak ada yang di lakukannya selain terdiam menunduk, dengan jari-jari tangan yang saling terikat.
Seorang pria yang tiba-tiba saja menampakkan sosoknya membuat mereka berhenti, lalu menunduk dan mempersilahkan pria itu masuk.
"Kalian semua silahkan keluar, aku ingin berbicara berdua dengan istriku," perintahnya.
Orang-orang lantas keluar meninggalkan keduanya dalam satu ruangan.
Hwayoung tak menyapa maupun memperlihatkan senyuman, wanita itu hanya terdiam dalam duduk manisnya.
"Istriku, kenapa kau diam saja? Sebelumnya kau bahkan sangat manis," katanya dengan manja. Ia meletakkan kepala serta tangannya di atas paha Hwayoung, pria itu adalah Hajoon.
"Sayang, apa kau bisa keluar? Aku belum selesai melepas seluruh aksesorisnya."
"Apa? Ah, tidak masalah โฆ aku akan tetap di sini untuk melihat wajahmu yang cantik."
Wanita itu tersenyum tipis, walau dalam hatinya ingin sekali membunuh pria di hadapannya itu.
Kedatangan seorang wanita cantik membuat Hajoon berdiri. Ia menoleh, lalu mendapati ibu dari istrinya datang. Sosoknya lantas memutuskan untuk keluar.
"๐๐ฌ๐ฉ๐ช๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐๐ข๐ซ๐ฐ๐ฐ๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ซ๐ถ๐จ๐ข. ๐๐ฆ๐ซ๐ข๐ฌ ๐ต๐ข๐ฅ๐ช ๐ณ๐ข๐ด๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐บ๐ข."
"Putriku sayang, bagaimana hari ini? Sangat menyenangkan, bukan?" tanya nyonya Ahn.
"Tidak begitu buruk."
"Apa maksudmu tidak begitu buruk? Kau pikir menikah itu hal yang membosankan? Tentu saja tidak, Hwayoung โฆ nanti malam adalah malam pertamamu. Ibu harap kalian melakukan yang terbaik," tutur sang ibu membuat mata Hwayoung terbelalak kaget.
Ia menunduk kesal mendengar perkataan ibunya mengenai malam pertama. Jika diingat-ingat, pada kehidupan sebelumnya ia bahkan membuat Hajoon kecewa.
ใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธ
Langit siang berubah menjadi langit malam yang gelap. Rembulan bersinar terang menyinari malam tanpa cahaya. Hembusan angin yang kencang menambah suasana malam yang menyenangkan.
Suara ketukan langkah kaki terdengar begitu menggema di sebuah ruangan, ruangan yang hanya diterangi dengan cahaya dari satu lilin saja.
Seorang wanita nampak berjalan dengan sebuah lilin di tangannya. Ia melangkah, menimbulkan suara yang amat sangat keras dalam keheningan. Pakaian tidurnya yang tipis, membuat lekukan di tubuhnya terlihat begitu mencolok.
Wanita itu memperlihatkan senyuman di wajahnya. Kulitnya yang putih bersih membuat wajahnya terlihat jelas di pencahayaan yang minim.
Ia duduk di ranjang miliknya, menunggu seseorang untuk masuk. Tak berselang lama, akhirnya orang yang tengah di tunggunya pun tiba. Ia adalah seorang pria, dengan wajah tampan serta tubuhnya yang tinggi.
Bahkan, di saat menggunakan pakaian tidurnya itu, otot-otot di perutnya terlihat begitu indah. Pria itu adalah Hajoon. Perlahan kakinya melangkah mendekati Hwayoung dalam duduknya.
Ia menyeringai, lalu memegangi dagu wanitanya, dan berkata, "Malam ini kau sungguh cantik, bahkan lebih cantik dari rembulan."
Dalam hati, Hwayoung memandangnya penuh kebencian yang dalam. Bahkan rasanya muak sekali melihat pria yang sudah membunuhnya merayunya seperti malam ini.
Perlahan ia bangkit, kedua mata mereka saling bertemu.
"Hajoon โฆ " panggilnya, tangannya meraba bahu sampai lengan pria itu.
"Kau menikahiku hanya karena aku ini cantik, dan kaya raya, kan? Jika aku tidak mempunyai uang, wajah cantikku bahkan tidak ada harganya." Ia menatap penuh kemenangan.
Bibirnya memperlihatkan raut sinis. Pria dengan nama Hajoon itu mengernyitkan dahinya, memandang Hwayoung dengan iba.
"Apa maksudmu aku yang kaya raya ini memandang kekayaan orang lain?"
"Ahaha, aku hanya bercanda."
Hwayoung lantas memeluk pria di hadapannya. Ia memperlihatkan raut sadis dibalik tubuh kekar Hajoon. Tangannya perlahan masuk ke dalam pakaian tidur pria tersebut.
Semakin lama, Hajoon semakin ingin memilikinya. Ia mendorong Hwayoung hingga terkapar di atas ranjang. Pandangan keduanya sama sekali tak buyar, dengan tatapan penuh cinta serta kebencian.
"Ternyata kau cukup mahir juga, jangan bilang sebelumnya kau pernah melakukan hal ini dengan pria lain," ucap Hajoon lembut. Tangannya meraba anggota tubuh Hwayoung yang terbalut kain.
"Mungkin kau orang yang pertama dan terkahir kalinya yang akan melakukan hal ini padaku."
Hajoon menyeringai. Semakin lama tenaganya semakin berkurang, hingga akhirnya ia terlelap dalam ketidak sadaran.
Perlahan Hwayoung bangkit dari bawah tubuh pria itu, lalu menyingkirkannya hingga terjatuh ke lantai.
"Ternyata obatnya cukup lama bereaksi, aku jadi harus melakukan hal yang seharusnya tidak ku lakukan." Ia mengambil gelas yang sebelumnya berisi minuman milik Hajoon, lalu diganti dengan gelas lain.
Wanita itu mendekatkan wajahnya pada Hajoon, menatapnya dalam jarak yang cukup dekat.
"Tidak kusangka rencana pertama berjalan dengan lancar. Mungkin seterusnya akan semudah ini."
ใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธใฐ๏ธ
Kicauan burung terdengar merdu, dengan sayap yang di kepakkan di bawah birunya langit. Semburat mentari pagi memancar ke segala arah, masuk menembus kaca jendela yang begitu tebal.
Seorang wanita di dalamnya terbangun, lalu bersandar pada ranjangnya. Tak berselang lama, seorang pria yang tidur satu ranjang dengannya membuka matanya.
Ia mendapati wanita dengan parasnya yang cantik tengah menatapnya penuh cinta, namun tidak dibalik semua itu.
"Hwayoung, ugh! Kepalaku sakit โฆ apa yang terjadi semalam?" tanyanya sembari bangkit, dengan tangan yang memegangi dahinya.
"Kau โฆ pingsan. Mungkin lebih tepatnya seperti itu."
"Aโ apa?!! Bagaimana aku bisa pingsan di malam pertama?! Hwayoung, maaf aku sudah memโ."
"Benar, kau membuatku kecewa. Karena malam itu hanya ada satu, dan kau menyia-nyiakannya dengan pingsan. Sekarang lebih baik kau mandi," cakap Hwayoung dengan ketus. Bahkan ia tak menatap Hajoon sedikitpun.
"Ah โฆ aku benar-benar minta maaf. Aku tau kau pasti sangat kecewa, Hwayoung โฆ."
Tubuhnya yang telanjang dada memeluk wanita di sebelahnya. Ia tak merenggangkan sedikitpun pelukan itu.
"Baiklah, kali ini aku memaafkanmu." Wanita itu bangkit, lalu perlahan berjalan meninggalkannya.
Sementara Hajoon hanya bisa mendengus kesal, dengan menundukkan kepalanya menatap ranjang mereka.
๐๐ฑ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ...
๐ผ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐ณ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ... ๐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments