Chapter 2 : Kembali Ke Masa Lalu

โ—กฬˆโ‹†โ’ฝโ’ถโ“…โ“…โ“Ž Reading๐Ÿ

๐™ผ๐š˜๐š‘๐š˜๐š— ๐š”๐šŽ๐š‹๐š’๐š“๐šŠ๐š”๐šŠ๐š—๐š—๐šข๐šŠ ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š– ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šŠ๐šŒ๐šŠ ใ‹ก

ใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽ

Suara ketukan langkah kaki terdengar menggema, seorang wanita berjalan menggunakan sepatu hak nya. Suasana yang hening membuat langkahnya terdengar mengisi seluruh ruangan.

Wanita itu berhenti tepat di sebuah pintu ruangan. Perlahan tangannya membuka papan besar di hadapannya. Tangannya yang kasar itu menggesek kayu besar, membuat kulitnya mengelupas.

Namun ia tak memperdulikan hal sepele itu, pandangannya hanya tertuju pada pintu yang kini berada di hadapannya.

Papan kayu besar itu terbuka lebar, memperlihatkan dua orang yang tengah bermain di ranjang. Ia mengenal jelas siapa pria yang tengah asik bermain, pria itu adalah suaminya. Namun tidak dengan wanita yang berada di bawah tubuhnya.

Perlahan cairan bening keluar dari bola matanya. Begitu mendapati sang suami tengah asik bermain dengan wanita lain di ranjang kamarnya.

Tubuhnya terjatuh di atas hamparan lantai kediaman tersebut. Suaminya, Hajoon terkejut bukan main mendapati sosoknya yang tiba-tiba saja muncul.

"Hwaโ€“ Hwayoung?!" Pria itu beranjak turun dari ranjang dengan telanjang dada.

Ia berjalan mendekati Hwayoung yang lemas tak berdaya.

"Saโ€“ sayang, siapa dia?" wanita dengan rambut pirang itu bertanya. Ia tak berani beranjak turun lantaran telanjang seluruh tubuh.

Sementara Hwayoung hanya bisa terdiam. Mulutnya yang ingin sekali marah sama sekali tak bisa berkata-kata.

Wanita itu perlahan bangkit, lalu mengusap air mata yang telah membasahi wajahnya.

"Hwayoung! Tunggu!" Hajoon menghentikannya, ia menarik keras lengan wanita itu.

"Lanjutkan saja, maaf sudah mengganggu kalian," cetusnya sinis. Wajahnya memperlihatkan raut kesal bercampur sedih.

"Ah, sekarang aku tidak perlu lagi menyembunyikannya darimu. Terima kasih karena sudah datang dan menyaksikannya sendiri."

Hwayoung menoleh, menatap heran pria di belakangnya. Tampangnya yang tampan itu memperlihatkan senyuman licik yang terukir di wajahnya.

Perlahan ia menghela nafas, lalu memberanikan diri untuk mengatakan apa yang sudah tertimbun dalam hatinya selama ini.

"Hajoon, sebenarnya aku merasa kecewa padamu. Selama ini aku sudah percaya pada pria brengsek sepertimu. Ternyata aku sudah menaruh kepercayaan yang besar pada orang yang salah," ungkapnya seraya menyeringai. Ia menggeleng pelan, membuat tubuh pria itu bergidik.

"Ini โ€ฆ bukan seperti dirimu."

"Seharusnya kau tau, kalau selama ini aku hanya diam karena kasihan padamu. Tapi aku tidak menyangka kau akan bermain ranjang dengan wanita lain."

"Hajoon, aku membencimu!!! Hiks โ€ฆ aku benar-benar membencimu!!!" teriaknya seraya menangis.

Ia berdalih menghindari pandangan suaminya, lalu perlahan melangkahkan kakinya untuk segera pergi. Cairan bening terus bercucuran lantaran tak kuasa di tahannya.

Tangannya yang kasar itu kontan ditarik oleh suaminya. Ia lantas tejatuh dalam dekapan pria yang tengah telanjang dada. Tubuhnya yang lembut ia rasakan, perlahan memejamkan mata hingga tak menyadari apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh sang suami.

Pria itu menusukkan pisau pada bagian perut istrinya. Tubuhnya mengalir darah merah yang tak kunjung henti.

"Mati kau!"

"Haโ€“ Hajoon โ€ฆ apa yang kau lakukan? Ini tiโ€“ dak seperti diriโ€“ mu โ€ฆ." Hwayoung terjatuh, tubuhnya lemas tak berdaya. Bahkan rasanya begitu sulit untuk mengangkat satu dari sepuluh jari tangannya.

Hajoon tak menggubris, ia melempar tubuh istrinya yang lemah ke sudut benda tajam. Kepalanya yang tengah menjalani pengobatan lantas mengeluarkan cairan merah.

"๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ฐ๐˜ฐ๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ, ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฉ. ๐˜›๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ค๐˜ข๐˜บ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข? ๐˜‹๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช. ๐˜๐˜ข๐˜ซ๐˜ฐ๐˜ฐ๐˜ฏ, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ. ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ด ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ!"

Perlahan kedua matanya terpejam, namun telinganya masih mendengar dengan jelas apa yang suami serta selingkuhannya katakan. Mereka tertawa lepas, seolah berhasil melakukan apa yang selama ini mereka tunggu.

"Hajoon, kau memang pria pemberani. Aku sangat mencintaimu โ€ฆ." wanita itu memeluk Hajoon, menatap wanita yang terkapar di lantai tak bernyawa.

"Aku juga sangat mencintaimu, Minjee Park."

ใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽ

Angin sejuk menggerakkan dedaunan pohon. Bunga-bunga nampak berserakan di tanah yang menjulang. Hembusan angin yang cukup kencang itu membuat suasana terasa lebih menyedihkan, dengan dedaunan yang juga mulai rontok dari pohonnya.

Semua orang yang berada di tempat itu menangis, menatap tumpukan tanah yang dihiasi bunga-bunga di atasnya. Termasuk seorang pria dengan tubuhnya yang tinggi bersurai kuning kecoklatan, dia adalah Yejoon Kang.

Hari dimana pemakaman Hwayoung berlangsung. Tak banyak orang yang datang untuk memberinya do'a, termasuk keluarga suaminya. Bahkan hanya satu orang yang setia menatap hamparan tanah itu.

Tak lama berselang, hujan turun membasahi tanah yang penuh dengan bunga. Perlahan bunga mengalir terbawa arus air.

Pria itu lantas berjalan menjauhi makam yang baru saja dibuat. Dalam hatinya penuh harapan akan kembalinya wanita itu, Hwayoung Choi.

"๐˜š๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜จ๐˜ข ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข. ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ฌ๐˜ถ, ๐˜๐˜ธ๐˜ข๐˜บ๐˜ฐ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ."

ใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽ

Semburat mentari pagi masuk menembus kaca jendela, diikuti oleh hembusan angin yang perlahan masuk.

Suara ricuh terdengar menggema di seluruh ruangan, membuat seorang wanita muda perlahan membuka kedua matanya. Ia menatap langit langit kamar yang cukup familiar, dengan corak bunga yang indah.

"Dimana ini โ€ฆ." Kedua bola matanya menatap setiap sudut ruangan, berusaha untuk mengetahui dimana keberadaannya saat ini.

"Hwayoung!! Cepat bangun!! Acaranya akan dimulai dua jam lagi!!" teriak seorang wanita sembari berjalan menghampirinya.

Ia menarik selimut yang tengah digunakan oleh wanita yang disebut-sebut sebagai Hwayoung.

"Iโ€“ ibu? Kenapa Ibu masih hidup?!" Hwayoung lantas membuka matanya lebar-lebar, lalu memejamkannya kembali.

"Hai! Apa maksudmu ibu sudah tiada?! Cepat bangun, pernikahannya akan berlangsung dua jam lagi." Perlahan wanita yang di anggapnya sebagai ibu itu berjalan keluar ruangan.

Sementara Hwayoung menatap wajahnya di cermin, lalu meraba-rabanya beberapa kali. Namun tak ada yang berubah sedikitpun dari situasi tersebut.

"Apa aku hidup kembali pada dua tahun yang lalu?!!"

Wanita itu beranjak dari ranjangnya, lalu melihat kalender yang terpampang di dinding kamarnya.

Ia melihat dengan jelas dimana angka pernikahan pada kehidupan sebelumnya dilingkari sebagai tanda.

Merasa tak percaya, Hwayoung lantas membuka HPnya, menekan beberapa keyboard untuk mengetahui tanggal serta tahun berapa saat ini.

"Benar โ€ฆ 23 Mei tahun 20XX, hari dimana aku menikah dengan Hajoon di umurku yang masih dua puluh tiga tahun. Apakah aku diberi kesempatan hidup yang kedua kalinya untuk balas dendam pada Hajoon?"

ใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽ

Dua jam berlalu sejak ia terbangun dari tidurnya. Kini wanita itu tengah berjalan di aula pernikahannya. Pandangan matanya hanya tertuju pada seorang pria yang juga berjalan ke arahnya.

Jantung Hwayoung berdegup kencang begitu mengingat masa lalunya yang kelam.

Sorak sorai yang terdengar menggema di ruangan itu membuat sejumlah orang merasa iri, lantaran pria idaman di kota mereka menikah dengan Hwayoung Choi, putri dari keluarga Konglomerat.

๐Ÿ‚๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šœ๐šŠ๐š–๐š‹๐šž๐š—๐š ...

๐™ผ๐š˜๐š‘๐š˜๐š— ๐š๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š—๐šข๐šŠ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š”๐šŠ๐š›๐šข๐šŠ ๐šŠ๐šž๐š๐š‘๐š˜๐š›, ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š›๐šข๐šŠ ๐š’๐š—๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐š’๐š”๐šž๐š๐š’ ๐š•๐š˜๐š–๐š‹๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š—๐šž๐š•๐š’๐šœ ๐š—๐š˜๐šŸ๐šŽ๐š•. ๐™ณ๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŽ๐šŒ๐š’๐š• ๐šŠ๐š™๐šŠ๐š™๐šž๐š— ๐šœ๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŠ๐š›๐š๐šŠ ๐š‹๐šŠ๐š๐š’ ๐šŠ๐šž๐š๐š‘๐š˜๐š›, ๐š•๐š˜๐š‘ ... ๐Ÿ

Terpopuler

Comments

Amber

Amber

hajoon g punya hati amat s

2023-06-27

0

Alaska

Alaska

jinjjaa cmn tmnnya aja yg ssetia lu mana hajoon woy

2023-06-27

0

๐ŸทAsisten Cesliea๐Ÿท

๐ŸทAsisten Cesliea๐Ÿท

next donggg

2023-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!