Bab 5. Pertemuan Formal Pertama

Di ruangannya, Aragaki berhenti menulis dan terdiam beberapa waktu. Wajahnya mulai terlihat begitu menyeramkan.

“Aku tidak akan pernah mengubah penilaianku terhadap manusia. Sekalipun kamu berusaha, aku tidak akan pernah menerima kehadiran manusia di tempat ini.”

Dari visual Aragaki, dia bisa melihat semuanya. Dia melihat dan mendengar seluruh percakapan yang dilakukan Ryuunosuke dengan gadis itu di gubuk tua di hutan.

Dari engawa, terlihat beberapa pelayan Aragaki datang menemuinya.

“Aragaki-sama, kami datang menghadap.”

Aragaki melihat dua siluman bersayap hitam memberi hormat. Itu adalah Tengu.

“Hakuren, Kuroto. Apa aku memanggil kalian kemari?”

“Kami mendengar Anda membentak seseorang jadi kami datang untuk memastikan semua baik-baik saja.” kata salah satu tengu dengan rambut berwarna keperakan bernama Hakuren

“Apa semua baik-baik saja, Aragaki-sama?” tanya tengu berambut hitam bernama Kuroto

“Aku baik-baik saja. Hanya ada sedikit kesalahpahaman. Kembali ke posisi kalian. Nanti siang, tolong kumpulkan yang lain. Kita akan menyambut ‘mereka yang berasal dari tanah pendosa’ lagi.”

Kedua tengu itu terdiam dan meminta izin untuk pergi.

Di engawa luar ketika mereka hendak kembali ke posnya masing-masing, keduanya bicara satu sama lain.

“Dengar yang tadi dikatakan oleh Aragaki-sama, Hakuren?”

“Aku dengar dengan sangat jelas. Calon ‘pengantin’ dari desa itu sudah datang rupanya.”

“Jujur saja, aku sudah tidak ingat berapa banyak gadis-gadis desa yang dikirim ke tempat ini untuk menjadi makanan siluman lain.” kata Kuroto dengan nada heran

Hakuren mengangguk dan menjawabnya, “Aku juga sedikit lelah dengan penyambutan yang sia-sia seperti itu, Kuroto”

“Tidak bisakah mereka menghentikan usaha yang sia-sia seperti itu? Rasanya seperti menuangkan minyak ke api. Semakin mereka mengirim gadis ke tempat ini, semakin besar kebencian Aragaki-sama pada mereka. Sungguh hal yang sangat menyedihkan.” Raut wajah penuh ketidaksukaan dari sosok tengu bernama Kuroto itu tampak jelas terlihat.

Hakuren yang mendengarnya hanya bisa menghela napas dan berkata, “Kita lihat apakah kali ini akan berjalan seperti biasa atau tidak. Aku dengar ada kegaduhan juga di dapur karena ulah Nagi.”

“Rubah itu berulah lagi?”

“Katanya dia melarang Ryuunosuke untuk memasak makanan yang ingin diberikan pada calon ‘pengantin’ itu.” ujar Hakuren

Kuroto menanggapi cerita tersebut.

“Bukankah itu tindakan yang benar? Aku tidak mengerti kenapa hanya Ryuunosuke yang masih sangat berharap Aragaki-sama kembali menyukai manusia? Memang apa bagusnya berhubungan dengan mereka?”

“Kuroto, jangan bicara seperti itu.”

“Tapi itu benar. Aku tidak mau membahasnya lagi. Yang jelas, mereka akan menjadi makanan iblis Nue! Aku pergi patrol dulu.” Kuroto meninggalkan Hakuren sendirian dan terbang.

Hakuren yang seorang diri tampak cukup penasaran dengan calon ‘pengantin’ Aragaki yang baru, tetapi dia tidak bermaksud untuk melanggar perintah sang majikan. Akhirnya dia juga terbang untuk kembali ke pos penjagaan.

**

Di dalam gubuk di hutan, Ryuunosuke yang baru saja selesai menangis berdiri sambil memeluk ekor rubahnya yang penuh dengan rambut.

“Hiyaaa, malunya. Aku menangis seperti itu sampai memeluknya! Aku malu sekali.”

Tampaknya, ada dilema dalam hati Ryuunosuke. Namun, Reda sama sekali tidak memikirkan hal itu.

“Ryuunosuke, apa semua baik-baik saja?”

“Ah! Aku sudah tidak apa-apa. Um, sekarang kita bicarakan tentang tata krama ketika bertemu dengan Aragaki-sama nanti ya.”

“Baiklah.”

Ryuunosuke memberitau semua yang perlu diketahui oleh Reda. Dimulai dari pakaian yang harus dikenakan, cara memberi hormat sampai mengenalkan beberapa pelayan kuat milik Aragaki-sama.

Rubah kecil itu juga memberitau apa saja yang Aragaki-sama sukai. Mulai dari pakaian yang dipakai, makanan yang disukai dan dibencinya sampai hobi yang selalu dilakukan oleh Aragaki serta tempat yang disukai oleh Aragaki.

Semua penjelasan itu dijelaskan dan dipraktekkan dengan sangat detail sampai waktu pertemuan dengan Aragaki hampir tiba.

“Ini sudah siang. Aku akan membawakan makan siang untuk Reda-sama. Pakaiannya ada di sana. Nanti bisa dipakai ketika kita pergi ke tempat Aragaki sama. Aku akan kembali lagi.”

“Terima kasih sudah mau menjelaskan semuanya padaku, Ryuunosuke.” Reda memberikan rubah kecil itu sebuah elusan lembut di kepalanya. Tampaknya, rubah kecil itu benar-benar senang dengan elusan itu.

“Apakah ada pertanyaan dari Reda-sama mengenai yang tadi?”

“Tidak ada. Aku sudah ingat semuanya. Terima kasih banyak, Ryuunosuke.”

“Aku akan kembali dengan membawa makanan ya. Reda-sama tunggu di sini.”

Rubah kecil itu berlari dengan terburu-buru.

“Pokoknya aku harus mendapatkan nasi untuk Reda-sama makan!” gumamnya dalam hati

Di gubuk, Reda melihat pakaian yang dibawakan oleh Ryuunosuke pagi ini. Pakaian yang lembut bahkan lebih lembut dari yang dipakainya sekarang. Dia berinisiatif untuk mandi dan mencuci pakaian yang dikenakannya lalu dijemur agar bisa dipakai lagi nanti malam.

“Setidaknya aku harus wangi agar Aragaki-sama tidak marah padaku nanti.”

Reda membasuh tubuh dan rambutnya, membersihkan dirinya dengan cairan kental dari tanaman herbal itu sambil mencuci pakaiannya.

Setelah selesai, dia memakai pakaian yang dibawakan oleh Ryuunosuke dan menjemur pakaian yang dicucinya saat mandi. Tidak lama kemudian suara Ryuunosuke terdengar.

“Reda-sama, Reda-sama! Ryuunosuke berhasil membawakan nasi untukmu!” katanya senang

Reda menyambutnya dengan senang.

“Selamat datang, Ryuunosuke. Apa itu nasi?”

“Benar! Nasi! Ini nasi kepal isi acar buah plum dan timun! Aku membuatnya diam-diam. Aku bawa banyak untuk makan malam Reda-sama juga!”

Ekornya bergoyang-goyang karena senang, membuat Reda tersenyum melihatnya. Dia menerima nasi kepal itu dengan senang hati dan memakannya. Tentu saja, rubah kecil itu juga diajak bersamanya.

Selesai makan, Ryuunosuke akhirnya mengajak Reda untuk pergi bertemu dengan Aragaki di kediaman utama. Ada rasa khawatir pada diri Reda, namun mengingat wajah tampan dari sosok penjaga desanya membuat hati Reda menjadi tidak sabar bertemu dengan Aragaki.

“Aku harap aku tidak membuatnya marah. Aku harap aku tidak membuatnya marah. Aku ingin melihat Aragaki-sama sekali lagi.” Reda berdoa dalam hati

Setelah masuk dari pintu belakang, Ryuunosuke berhenti.

“Reda-sama jangan takut. Ryuunosuke akan menjaga Reda-sama!”

“Aku tidak takut, Ryuunosuke. Aku siap. Aku bahkan mandi agar aroma tubuhku yang amis kemarin tidak mengganggunya.”

“Reda-sama tidak amis! Pagi ini, Reda-sama sangat wangi. Ryuunosuke jamin aroma tubuh Reda-sama tidak akan mengganggu Aragaki-sama!” Rubah kecil itu tampak begitu bersemangat saat memberikan dukungannya pada Reda.

Reda hanya mengangguk dan berjalan mengikuti Ryuunosuke.

Memasuki kediaman utama, mereka tiba di ruangan dengan shoji (pintu geser di rumah adat Jepang) yang tertutup.

Ryuunosuke dan Reda langsung bersimpuh.

“Reda-sama, tunggu ya. Ryuunosuke akan memberi salam dulu.” bisik rubah itu

“Baik.”

Ryuunosuke memberi salam dari luar.

“Aragaki-sama, Ryuunosuke datang bersama calon ‘pengantin’ Anda.”

Tidak ada jawaban untuk beberapa waktu, sampai kemudian terdengar suara singkat, “Masuk” dari balik pintu tersebut.

Ryuunosuke berdiri dan menggandeng tangan Reda.

“Reda-sama, ayo kita masuk.”

“Iya, kita masuk ya.”

Begitu dibuka, Tepat di depan dengan jarak yang cukup jauh, pandangan mata Aragaki yang sedang duduk bertemu langsung dengan mata Reda. Betapa dinginnya mata itu memandang gadis malang itu.

Namun, berbeda dengan Aragaki yang dingin, Reda justru memerah karena wajah tampan milik Dewa pelindung desanya.

Hampir lupa dengan apa yang diajarkan oleh Ryuunosuke, Reda langsung berlutut tanpa masuk terlebih dahulu ke ruangan.

Gadis lugu itu bahkan mengatakan salam yang seharusnya diberikan kepada Aragaki ketika dia sendiri masih di luar pintu.

“Se–selamat siang, Aragaki-sama. Terima kasih telah mengizinkanku untuk menginjakkan kaki di tempat suci ini.”

Di dalam ruangan itu bukan hanya Aragaki seorang, namun ada 4 orang lainnya yaitu Nagi, Ginko, Hakuren dan Kuroto yang merupakan penjaga terkuat dan yang paling dekat dengan Aragaki.

Hal pertama yang dipikirkan oleh mereka berempat hanya satu.

“Manusia ini benar-benar memberi salam dengan cara yang tepat!”

Ryuunosuke sempat panik karena dia sudah mengatakan bahwa seharusnya Reda mengatakan itu ketika sudah di dalam. Tapi, tampaknya Reda lebih takut jika kehilangan fokus akibat terlalu mengagumi Aragaki, jadi dia memberinya salam dengan panik.

Ryuunosuke sampai berlari dengan panik untuk minta maaf pada tuannya.

“Aragaki-sama, Ryuunosuke minta maaf! Reda-sama tidak melakukannya dengan sengaja! Tolong jangan bunuh dia dulu. Hiks…aku mohon!”

Pelayan kecilnya itu menangis memohon ampun untuk Reda. Melihat itu, Aragaki mengatakan bahwa dia tidak melakukan kesalahan dan mengizinkan Reda untuk masuk ke dalam.

Betapa senangnya rubah kecil itu. Dia langsung berlari dan menarik tangan Reda untuk masuk ke dalam. Dengan penuh semangat, dia meminta Reda untuk duduk di tengah agar dia bisa memperkenalkannya.

“Aragaki-sama, ini namanya Reda-sama dari Desa Kamakura. Reda-sama ini memiliki usia yang sama seperti gadis-gadis sebelumnya. Selain itu, Reda-sama sangat cantik. Aku yakin, Aragaki-sama akan menyukainya!”

Sungguh penuh dengan keyakinan sekali.

Tapi, memang tidak bisa dipungkiri. Bahkan Nagi dan Ginko sampai heran melihatnya.

“Itu gadis lusuh bau amis yang aku dan Ginko bawa semalam? Serius? Aku pikir dia siluman yang menyamar”

“Siapa yang menyangka bahwa gadis desa yang dibuang itu ternyata memiliki fisik dan wajah secantik itu. Berbeda dengan sebelumnya yang datang ke tempat ini dengan penuh tipu muslihat dan cara untuk melukai Nushi-sama, gadis bernama Reda-sama ini justru menampilkan aura tenang.”

“Wow, itu calon ‘pengantin’ tahun ini? Kalau secantik itu, iblis Nue juga mungkin akan berpikir dua kali untuk memakannya.” ucap Kuroto

“Aku mengerti kenapa Ryuunosuke begitu menyukainya. Aroma manusia dari tubuhnya terlihat berbeda. Aku rasa dia memiliki pemikiran dan tata krama yang baik. Padahal aku sempat mendengar dia hanyalah gadis desa  yang dibuang.” Hakuren juga memiliki pikiran yang sama seperti yang lain

Cantik dan tenang, aura itulah yang terpancar dari Reda yang membuat keempat pelayan Aragaki tampak menerimanya untuk saat ini. Tapi rupanya hal itu tidak berpengaruh untuk sang penguasa.

“Ryuunosuke, jangan terlalu tinggi ketika memuji ‘sampah’. Selain itu, seharusnya salam yang kamu berikan itu bukan calon’pengantin’ tapi ‘mereka yang berasal dari tanah pendosa’. Sebaiknya jangan pernah berharap terlalu besar pada gadis yang hidupnya hanya 3 bulan di tempat ini.”

Kalimat yang sungguh menyakitkan hati. Bagaikan kagum pada orang yang salah, Reda harus mendengar ucapan menyakitkan hati lagi dari orang yang sangat dia kagumi.

****

Terpopuler

Comments

Kav

Kav

Sungguh sadis kalimatnya. Sampah katanya. Kalau suka awas aja

2023-10-11

1

🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️

🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️

sabar ya reda

2023-09-18

1

🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️

🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️

waduh..... terpesona

2023-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan yang Menyakitkan
2 Bab 2. Tidur Seorang Diri di dalam Hutan
3 Bab 3. Tugas yang Dibebankan
4 Bab 4. Mengenal Aragaki-sama dan Arti Calon Pengantin
5 Bab 5. Pertemuan Formal Pertama
6 Bab 6. Kebencian Aragaki-sama
7 Bab 7. Keinginan Reda untuk Aragaki-sama
8 Bab 8. Sebelum Tugas Dimulai
9 Bab 9. Masakan yang Ditolak
10 Bab 10. Tanda Penolakan
11 Bab 11. Air Mata si Rubah Kecil
12 Bab 12. Tugas Berat dan Sebuah Apel di Siang Hari
13 Bab 13. Perjuangan Hari Pertama yang Penuh Air Mata
14 Bab 14. Rasa Penasaran dari Mereka yang Setia Pada Aragaki
15 Bab 15. Makanan Sisa Penuh Rasa Cinta
16 Bab 16. Sebuah Perubahan dalam Semalam
17 Bab 17. Menatapnya dari Jauh dengan Seribu Doa
18 Bab 18. Rasa Lezat yang Menjadi Kesukaan Semuanya
19 Bab 19. Memasak untuk Aragaki-sama Secara Diam-Diam
20 Bab 20. Kehangatan untuk Dewa Pelindung
21 Bab 21. Rencana Kejutan untuk Aragaki-sama
22 Bab 22. Usaha dan Perasaan Reda
23 Bab 23. Penolakan yang Berujung pada Rasa Sakit
24 Bab 24. Makanan yang Diinginkan Aragaki
25 Bab 25. Sebuah Kebahagiaan Kecil untuk Reda
26 Bab 26. Aragaki dan Semua Hal yang Dilakukan Reda
27 Bab 27. Hadiah dari Rubah Kecil
28 Bab 28. Rasa Penasaran yang Terjawab
29 Bab 29. Apresiasi dari Mereka yang Setia pada Aragaki untuk Calon Pengantin
30 Bab 30. Terima Kasih Karena Mau Menerimaku
31 Bab 31. Aku Tidak Akan Pernah Mengakuinya
32 Bab 32. Restu dari Langit
33 Bab 33. Berita Buruk di Pasar
34 Bab 34. Restu dari Para Rubah yang Setia
35 Bab 35. Untuk Calon Pengantin Terbaik
36 Bab 36. Awal Kecurigaan Aragaki
37 Bab 37. Hampir Diketahui oleh Aragaki
38 Bab 38. Biarkan Aku Mencintaimu dalam Diam
39 Bab 39. Kesempatan untuk Mendengar Suara Lembutnya
40 Bab 40. Memandangnya dari Dekat bag. 1
41 Bab 41. Memandangnya dari Dekat bag. 2
42 Bab 42. Memandangnya dari Dekat bag. 3
43 Bab 43. Mulai Sedikit Memperhatikan
44 Bab 44. Rasa Penasaran yang Menjadi Awal Rahasia Terbongkar
45 Bab 45. Hati yang Hancur dan Perasaan Dikhianati oleh yang Tercinta
46 Bab 46. Perasaan Suci yang Penuh Air Mata
47 Bab 47. Memulai Kembali dari Awal
48 Bab 48. Bunga Penyejuk Untuk Aragaki
49 Bab 49. Dua Penjaga yang Begitu Perhatian bag. 1
50 Bab 50. Dua Penjaga yang Begitu Perhatian bag. 2
51 Bab 51. Membuat Hadiah Untuk Aragaki-sama
52 Bab 52. Hadiah dan Reaksi Aragaki-sama
53 Bab 53. Demi Senyumanmu, Aragaki-sama
54 Bab 54. Bentuk Sebuah Perhatian yang Disebut Pengkhianatan
55 Bab 55. Perasaan yang Mulai Tersampaikan
56 Bab 56. Kuncup Bunga Hati yang Mulai Tumbuh
57 Bab 57. Mulai Melihatnya Lebih Dekat
58 Bab 58. Semakin Dekat, Semakin Ingin Melihatnya
59 Bab 59. Mencari Alasan untuk Memberikan Perhatian
60 Bab 60. Mengajaknya Makan Bersama
61 Bab 61. Apa yang Harus Dilakukan untuk Melihatnya Lebih Dekat?
62 Bab 62. Aroma Lembut dan Keinginan untuk Melihatnya dari Dekat
63 Bab 63. Senyuman yang Membuatku Jatuh Cinta
64 Bab 64. Warna Baru dari Keindahan Senyumnya
65 Bab 65. Perasaan Murni Calon Pengantin untuk Dewa Pelindung
66 Bab 66. Mencari Alasan Hanya Untuk Bersamanya
67 Bab 67. Kencan Pertama bag. 1
68 Bab 68. Kencan Pertama bag. 2
69 Bab 69. Kencan Pertama bag. 3
70 Bab 70. Selamat Tinggal, Tempat Indah Pertama
71 Bab 71. Malam yang Indah
72 Bab 72. Momen Manis Saat di Hutan bag. 1
73 Bab 73. Momen Manis Saat di Hutan bag. 2
74 Bab 74. Momen Manis Saat di Hutan bag. 3
75 Bab 75. Godaan Cinta untuk Aragaki
76 Bab 76. Aku Ingin Memberinya Hadiah
77 Bab 77. Tanda Cinta dalam Sebuah Hadiah dan Perhatian
78 Bab 78. Aku Ingin Semua yang Terbaik Untuknya
79 Bab 79. Kencan Sempurna bag. 1
80 Bab 80. Kencan Sempurna bag. 2
81 Bab 81. Kencan Sempurna bag. 3
82 Bab 82. Lebih Banyak Hadiah Indah Untuknya
83 Bab 83. Satu Hari yang Paling Indah
84 Bab 84. Cinta Milik Gadis Desa yang Lugu
85 Bab 85. Meminta Masakan Lezat Buatannya
86 Bab 86. Kamu Sangat Cantik
87 Bab 87. Beginikah Rasanya Dicintai oleh Aragaki-sama?
88 Bab 88. Penampilan Baru Reda
89 Bab 89. Sosok yang Mengawasi dari Jauh
90 Bab 90. Seseorang yang Mengincar Calon Pengantin
91 Bab 91. Rasa Khawatir
92 Bab 92. Aku Mencemaskanmu
93 Bab 93. Rasa Khawatir dan Menolak untuk Menyesal
94 Bab 94. Angin Hitam yang Mendekat
95 Bab 95. Sumber Berita Buruk di Pasar bag. 1
96 Bab 96. Sumber Berita Buruk di Pasar bag. 2
97 Bab 97. Memastikan Kamu Selalu Aman Mulai Sekarang
98 Bab 98. Romansa Indah Tanpa Belenggu
99 Bab 99. Sosok Angin Hitam yang Mengincar Calon Pengantin bag. 1
100 Bab 100. Sosok Angin Hitam yang Mengincar Calon Pengantin bag. 2
101 Bab 101. Kemarahan Aragaki yang Terulang Kembali
102 Bab 102. Memandanginya Saat Tidur dengan Penuh Cinta
103 Bab 103. Hari yang Baru Setelah Malam Berakhir
104 Bab 104. Janji di Bawah Bunga Sakura
105 Bab 105. Rahasia Pelindung yang Telah Diketahui
106 Bab 106. Perhatian kepada Rubah Kecil
107 Bab 107. Kebahagiaan Sebelum Badai
108 Bab 108. Calon Pengantin yang Diakui
109 Bab 109. Penculikan Calon Pengantin Aragaki
110 Bab 110. Perburuan Ara-mitama
111 Bab 111. Aku Datang untuk Menjemput Calon Pengantiku
112 Bab 112. Sakura Seribu Harapan untuk Calon Pengantin
113 Bab 113. Terima Kasih Telah Menjaga Anakku
114 Bab 114. Melawan Sang Iblis
115 Bab 115. Kematian Sang Iblis dan Menjemputmu Pulang
116 Bab 116. Awal Kebahagiaan Sang Calon Pengantin
117 Bab 117. Berada di Sampingmu adalah Keinginanku Sendiri
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan yang Menyakitkan
2
Bab 2. Tidur Seorang Diri di dalam Hutan
3
Bab 3. Tugas yang Dibebankan
4
Bab 4. Mengenal Aragaki-sama dan Arti Calon Pengantin
5
Bab 5. Pertemuan Formal Pertama
6
Bab 6. Kebencian Aragaki-sama
7
Bab 7. Keinginan Reda untuk Aragaki-sama
8
Bab 8. Sebelum Tugas Dimulai
9
Bab 9. Masakan yang Ditolak
10
Bab 10. Tanda Penolakan
11
Bab 11. Air Mata si Rubah Kecil
12
Bab 12. Tugas Berat dan Sebuah Apel di Siang Hari
13
Bab 13. Perjuangan Hari Pertama yang Penuh Air Mata
14
Bab 14. Rasa Penasaran dari Mereka yang Setia Pada Aragaki
15
Bab 15. Makanan Sisa Penuh Rasa Cinta
16
Bab 16. Sebuah Perubahan dalam Semalam
17
Bab 17. Menatapnya dari Jauh dengan Seribu Doa
18
Bab 18. Rasa Lezat yang Menjadi Kesukaan Semuanya
19
Bab 19. Memasak untuk Aragaki-sama Secara Diam-Diam
20
Bab 20. Kehangatan untuk Dewa Pelindung
21
Bab 21. Rencana Kejutan untuk Aragaki-sama
22
Bab 22. Usaha dan Perasaan Reda
23
Bab 23. Penolakan yang Berujung pada Rasa Sakit
24
Bab 24. Makanan yang Diinginkan Aragaki
25
Bab 25. Sebuah Kebahagiaan Kecil untuk Reda
26
Bab 26. Aragaki dan Semua Hal yang Dilakukan Reda
27
Bab 27. Hadiah dari Rubah Kecil
28
Bab 28. Rasa Penasaran yang Terjawab
29
Bab 29. Apresiasi dari Mereka yang Setia pada Aragaki untuk Calon Pengantin
30
Bab 30. Terima Kasih Karena Mau Menerimaku
31
Bab 31. Aku Tidak Akan Pernah Mengakuinya
32
Bab 32. Restu dari Langit
33
Bab 33. Berita Buruk di Pasar
34
Bab 34. Restu dari Para Rubah yang Setia
35
Bab 35. Untuk Calon Pengantin Terbaik
36
Bab 36. Awal Kecurigaan Aragaki
37
Bab 37. Hampir Diketahui oleh Aragaki
38
Bab 38. Biarkan Aku Mencintaimu dalam Diam
39
Bab 39. Kesempatan untuk Mendengar Suara Lembutnya
40
Bab 40. Memandangnya dari Dekat bag. 1
41
Bab 41. Memandangnya dari Dekat bag. 2
42
Bab 42. Memandangnya dari Dekat bag. 3
43
Bab 43. Mulai Sedikit Memperhatikan
44
Bab 44. Rasa Penasaran yang Menjadi Awal Rahasia Terbongkar
45
Bab 45. Hati yang Hancur dan Perasaan Dikhianati oleh yang Tercinta
46
Bab 46. Perasaan Suci yang Penuh Air Mata
47
Bab 47. Memulai Kembali dari Awal
48
Bab 48. Bunga Penyejuk Untuk Aragaki
49
Bab 49. Dua Penjaga yang Begitu Perhatian bag. 1
50
Bab 50. Dua Penjaga yang Begitu Perhatian bag. 2
51
Bab 51. Membuat Hadiah Untuk Aragaki-sama
52
Bab 52. Hadiah dan Reaksi Aragaki-sama
53
Bab 53. Demi Senyumanmu, Aragaki-sama
54
Bab 54. Bentuk Sebuah Perhatian yang Disebut Pengkhianatan
55
Bab 55. Perasaan yang Mulai Tersampaikan
56
Bab 56. Kuncup Bunga Hati yang Mulai Tumbuh
57
Bab 57. Mulai Melihatnya Lebih Dekat
58
Bab 58. Semakin Dekat, Semakin Ingin Melihatnya
59
Bab 59. Mencari Alasan untuk Memberikan Perhatian
60
Bab 60. Mengajaknya Makan Bersama
61
Bab 61. Apa yang Harus Dilakukan untuk Melihatnya Lebih Dekat?
62
Bab 62. Aroma Lembut dan Keinginan untuk Melihatnya dari Dekat
63
Bab 63. Senyuman yang Membuatku Jatuh Cinta
64
Bab 64. Warna Baru dari Keindahan Senyumnya
65
Bab 65. Perasaan Murni Calon Pengantin untuk Dewa Pelindung
66
Bab 66. Mencari Alasan Hanya Untuk Bersamanya
67
Bab 67. Kencan Pertama bag. 1
68
Bab 68. Kencan Pertama bag. 2
69
Bab 69. Kencan Pertama bag. 3
70
Bab 70. Selamat Tinggal, Tempat Indah Pertama
71
Bab 71. Malam yang Indah
72
Bab 72. Momen Manis Saat di Hutan bag. 1
73
Bab 73. Momen Manis Saat di Hutan bag. 2
74
Bab 74. Momen Manis Saat di Hutan bag. 3
75
Bab 75. Godaan Cinta untuk Aragaki
76
Bab 76. Aku Ingin Memberinya Hadiah
77
Bab 77. Tanda Cinta dalam Sebuah Hadiah dan Perhatian
78
Bab 78. Aku Ingin Semua yang Terbaik Untuknya
79
Bab 79. Kencan Sempurna bag. 1
80
Bab 80. Kencan Sempurna bag. 2
81
Bab 81. Kencan Sempurna bag. 3
82
Bab 82. Lebih Banyak Hadiah Indah Untuknya
83
Bab 83. Satu Hari yang Paling Indah
84
Bab 84. Cinta Milik Gadis Desa yang Lugu
85
Bab 85. Meminta Masakan Lezat Buatannya
86
Bab 86. Kamu Sangat Cantik
87
Bab 87. Beginikah Rasanya Dicintai oleh Aragaki-sama?
88
Bab 88. Penampilan Baru Reda
89
Bab 89. Sosok yang Mengawasi dari Jauh
90
Bab 90. Seseorang yang Mengincar Calon Pengantin
91
Bab 91. Rasa Khawatir
92
Bab 92. Aku Mencemaskanmu
93
Bab 93. Rasa Khawatir dan Menolak untuk Menyesal
94
Bab 94. Angin Hitam yang Mendekat
95
Bab 95. Sumber Berita Buruk di Pasar bag. 1
96
Bab 96. Sumber Berita Buruk di Pasar bag. 2
97
Bab 97. Memastikan Kamu Selalu Aman Mulai Sekarang
98
Bab 98. Romansa Indah Tanpa Belenggu
99
Bab 99. Sosok Angin Hitam yang Mengincar Calon Pengantin bag. 1
100
Bab 100. Sosok Angin Hitam yang Mengincar Calon Pengantin bag. 2
101
Bab 101. Kemarahan Aragaki yang Terulang Kembali
102
Bab 102. Memandanginya Saat Tidur dengan Penuh Cinta
103
Bab 103. Hari yang Baru Setelah Malam Berakhir
104
Bab 104. Janji di Bawah Bunga Sakura
105
Bab 105. Rahasia Pelindung yang Telah Diketahui
106
Bab 106. Perhatian kepada Rubah Kecil
107
Bab 107. Kebahagiaan Sebelum Badai
108
Bab 108. Calon Pengantin yang Diakui
109
Bab 109. Penculikan Calon Pengantin Aragaki
110
Bab 110. Perburuan Ara-mitama
111
Bab 111. Aku Datang untuk Menjemput Calon Pengantiku
112
Bab 112. Sakura Seribu Harapan untuk Calon Pengantin
113
Bab 113. Terima Kasih Telah Menjaga Anakku
114
Bab 114. Melawan Sang Iblis
115
Bab 115. Kematian Sang Iblis dan Menjemputmu Pulang
116
Bab 116. Awal Kebahagiaan Sang Calon Pengantin
117
Bab 117. Berada di Sampingmu adalah Keinginanku Sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!