3. Say It With

Anggi

Rendra tak mengatakan apapun, ia juga tak ingin bertanya. Dan sepanjang perjalanan membelah padatnya lalu lintas kota, mereka saling berdiam diri, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Namun di sebuah lampu merah yang menyala cukup lama, mungkin karena sudah merasa bosan dengan kesunyian yang tercipta, Rendra mulai menyalakan audio mobil. Dan mengalirlah suara empuk seorang penyiar radio, berhasil memecah kesepian yang melangutkan diantara mereka.

“Good music doesn’t have an expiration date. Lagu-lagu bagus yang menjadi soundtrack dalam hidupmu, siap menemani apapun aktifitasmu hari ini."

Lalu mengalunlah intro lagu yang membuat mereka berdua menjadi salah tingkah satu sama lain,

'I say black and you say white

We're as different as day and night

Who cares who's wrong, and who is right?

We don't agree with each other

We have the chance to discover

A new way to talk to each other

And say it with a kiss, no matter what it is

Put love back at the top of our list

Find a better way, to make a better day

Don't you know, don't you know, don't you know that

There'll be more happiness when we do that

Oh what a wonderful way to live

Say it with a kiss

Just say it with a kiss'

(Amy Grant, Say It With A Kiss)

Sudut matanya sempat menangkap bayangan Rendra yang geleng-geleng kepala sambil tersenyum lebar. Membuatnya semakin salah tingkah, lalu memilih untuk pura-pura membuang pandangan ke jendela samping.

'And say it with a kiss, no matter what it is

Put love back at the top of our list

Find a better way, to make a better day

Don't you know, don't you know, don't you know that

There'll be more happiness when we do that

Oh what a wonderful way to live'

(Amy Grant, Say It With A Kiss)

Saat ia mulai mengutuk-ngutuk dalam hati karena Rendra tak berusaha untuk memindahkan channel radio, sebuah telapak tangan yang besar, berat, namun hangat menyentuh puncak kepalanya.

"Kita ke kantor dulu ya," ujar Rendra dengan suara yang sangat tenang, lengkap dengan senyum. Namun ia pura-pura mencibir dengan pandangan tetap fokus ke jendela samping. Entah hal menarik apa yang ada di sisi jendela samping hingga terus-terusan melihat kearah sana, ia pun sebenarnya tak mengerti.

Rendra masih mengacak puncak rambutnya selama beberapa saat sebelum akhirnya kembali konsentrasi mengemudi.

Akhirnya setelah melewati jalanan padat yang sibuk, Rendra menepikan kemudi ke halaman ManjoMaju yang siang ini penuh dengan kendaraan.

"Kamu tunggu di ruanganku sebentar ya, sampai Bang Buyung sama Bang Fredy datang," ujar Rendra sambil berusaha melepas seat belt yang dikenakannya, sementara tangannya juga sedang bersiap untuk membuka seat belt. Persamaan waktu ini membuat tangan mereka saling bersentuhan. Ia sempat bengong sebentar sebelum akhirnya buru-buru menarik tangan, karena selama ia bengong, tangan mereka saling bertumpuk bersentuhan.

Tarikannya yang cukup menghentak membuat Rendra terlihat mengulum senyum, namun masih berusaha untuk tetap membantu membuka seat beltnya. "Aku ada briefing sebentar sama anak-anak. 15 menit an. Kamu mau tetap nunggu di ruanganku atau mau ditemenin ngobrol sama Puput?"

"Terserah," jawabnya pendek.

Rendra tak terpancing dengan jawaban menyebalkan yang dilontarkannya. Dia bahkan hanya tersenyum simpul sambil sedikit tergesa saat keluar dari mobil hanya untuk membukakan pintu di sebelahnya. Lalu seolah tak terjadi apa-apa meraih tangannya lembut untuk sama-sama memasuki ManjoMaju.

"Eh, lhadalah....ono calon manten to (wah, ada calon pengantin)," sapa Mba Sari antusias begitu melihat Rendra menggandeng dirinya memasuki lobby kantor. "Selamat siang Pak sama Bu bos, lak tumben kesini," lalu beralih kearahnya. "Mba bos apakabar? Makin seger aja," sambil memeluknya.

Ia yang awalnya masih cemberut jadi -terpaksa- tersenyum demi melihat keceriaan Mba Sari, sambil balas memeluk. "Kok Mba bos sih Mba," ujarnya malu. "Anggi aja."

"Oh, yo saru...iya to Bang bos," Mba Sari beralih kearah Rendra yang hanya berdiri mematung tanpa ekspresi.

"Apakabar Mba Sari?" ia balik bertanya. "Makin ceria aja nih."

"Alhamdulillah," Mba Sari menjawab mantap lalu tertawa. "Joss gandoss," lanjutnya sambil mengacungkan jempol. Membuat mereka bertiga akhirnya tertawa bersama.

Namun Rendra kembali merangkum bahunya, "Ok, Mba, kita keatas dulu."

"Oh, monggo....monggo (silahkan)."

Rendra langsung mengajaknya menuju ruang pimpinan melewati kubikel yang sibuk, sambil menyapa semua yang ada disana dengan gaya khas, seperti anak kecil yang mengajak temannya untuk bermain bola di lapangan, alias semangat 45, "Assalamualaikum!!!!"

"Wa'alaikumsalam," jawab orang-orang.

Ruang pimpinan kosong, karena Rakai sudah berada di ruang meeting yang tadi sempat mereka lewati saat hendak menuju kesini.

"Mau minum apa?" Rendra membuka kulkas yang terletak di salah satu sudut ruangan.

"Nggak usah, nanti bisa ambil sendiri," jawabnya sambil mendudukkan diri di sofa tamu. Namun Rendra sudah lebih dulu membawa 2 kaleng Bear Brand dan 2 botol air mineral. Lalu meletakkannya di atas meja.

Sebelum ia sempat berterima kasih, Rendra sudah beranjak ke rak di salah satu sisi ruangan yang menyimpan aneka snack untuk tamu. Lalu mengambil beberapa dan kembali meletakkannya di atas meja.

"Tunggu ya," Rendra tersenyum. "Atau mau nonton?" Rendra mengambil remote untuk menyalakan televisi.

"Aku bisa sendiri," ujarnya cepat. "Buruan briefing, udah ditungguin sama yang lain."

Rendra tersenyum setelah memilih Chanel Movies, lalu meletakkan remote di atas meja. "Kalau perlu apa-apa bisa minta ke Puput."

"Buruan briefing," gerutunya karena Rendra seolah mendelay waktu untuk pergi ke ruang meeting.

"Iya iya," Rendra terkekeh lalu keluar. Begitu pintu tertutup, ia langsung mengambil ponsel. Berniat mengecek Mala.

Anggi. : "Maafin gw Mal, lo jadi pulang sendiri."

Mala. : "Sans."

Mala. : "Gw lagi nunggu Yuri di cafe, kita mo nonton hehe..."

Anggi. : "Yasud."

Mala. : "Selamat baikan yaaa."

Anggi. : -stiker tutup mata-

Akhirnya ia memilih membuka satu botol air mineral, lalu meneguknya.

Ia pun memilih untuk melihat-lihat seluruh isi ruangan untuk mendistrak pikiran dari kissing tadi. Namun malah membuatnya jadi tersipu campur mencibir demi melihat beberapa bingkai foto yang tersimpan di atas meja milik Rendra.

Selain foto Rendra kecil dan Mamanya persis seperti foto yang pernah Rendra perlihatkan padanya saat di Pendopo Lawas. Ada juga foto mereka berdua di depan flower paperboard, pasti waktu mereka datang ke sebuah acara baby shower, saat pertama kali mereka pergi berdua.

Ada juga foto mereka berdua saat Rendra wisuda. Dan ada satu bingkai dengan ukuran paling besar, berisi foto mereka berdua saat lamaran kemarin. Ia kembali tersipu sambil mencibir.

Puas melihat foto, ia tertarik untuk melihat tumpukan kertas laporan yang ada di meja Rendra. Terlihat masih bagus seperti baru di print, namun sudah berdebu. Hmm, sepertinya Rendra jarang melihat laporan yang ditujukan padanya. No good. Bos yang baik dan benar harus selalu update report terkini.

Saat jarinya menyusuri kertas laporan yang menggunung, matanya tertarik pada sebuah buku agenda bersampul kain beludru warna hitam yang tersimpan di sebelah tumpukan laporan. Hmm, buku diary kah?

Setelah celingukan ke kanan kiri dan merasa aman, ia memutuskan untuk mengambil buku agenda tersebut. Ternyata dikunci saudara-saudara. Kunci berkode. Ia mengkerut menimbang-nimbang, buka - jangan, buka - jangan, buka....

Ia mulai dengan tanggal dan bulan lahir Rendra, gagal. Tahun lahir Rendra, gagal juga. Tanggal Mama Rendra meninggal, tetap gagal. Membuat keningnya semakin berkerut saking penasaran.

Dan entah memperoleh ilham darimana ketika tiba-tiba jarinya membuat formasi kode dari tanggal dan bulan lahirnya. Klek, terbuka. My Gosh! Ia semakin mencibir.

Kemudian dengan gelagat stalker sejati, ia menajamkan mata melihat lembar demi lembar buku agenda yang berisi daily to do list, serta weekly dan monthly timeline. Lengkap, detail, dan ditulis dengan tulisan tangan yang rapih sekaligus mudah dibaca. Hmm, bos yang well organized sekaligus konservatif karena masih memakai tulisan tangan daripada mengandalkan gadget dan layanan serba digital lain. Kusuka, kusuka, batinnya senang.

Ia hampir menutup buku agenda karena bosan melihat deret tulisan yang hampir mirip. Namun niatnya tertahan demi melihat bagian belakang buku agenda.

Seperti cara menulis huruf Arab yang dimulai dari sisi buku bagian belakang/kanan, disana tertulis list project baik yang sedang running, on going maupun yang masih on process.

Lalu ada juga cashflow, RAB (rencana anggaran biaya) mulai dari lamaran, seserahan, hingga akad dan resepsi pernikahan mereka. Tertulis sampai detail terkecil.

Membuat matanya mulai memanas.

Dan yang paling membuat hatinya mencelos adalah apa saja yang akan dilakukan Rendra dengan keuntungan yang didapat dari tiap proyek. Disana tertulis, kuliah master mereka berdua, biaya hidup setelah menikah, asuransi, tempat tinggal, kendaraan, persiapan kelahiran anak, dan....budgeting honeymoon mereka ke Jepang dan beberapa negara Eropa. Mulai dari tiket pesawat, sampai biaya akomodasi lengkap (hotel, makan, dll), hingga oleh-oleh, bahkan tiket menonton MotoGp, F1, EPL, sampai biaya tak terduga. Speechless.

Matanya yang sejak awal sudah memanas kini mulai berkaca-kaca. Ternyata Rendra benar-benar serius mempersiapkan segalanya. Rendra yang selalu ada untuknya, yang tak pernah mengeluh walau ia kadang memperlakukannya dengan buruk, yang meski bergaya slengean namun selalu membuktikan semua ucapan dengan perbuatan nyata. Ia tak pernah membayangkan ada seseorang yang bahkan belum lama dikenalnya, melakukan hal sebermakna dan seromantis ini padanya. Ya, baginya ini perlakuan paling romantis yang pernah ia terima. Ever.

Ceklek!

Pintu ruangan mendadak terbuka, membuatnya spontan menoleh ke arah suara. Dilihatnya Rendra sedang berusaha menutup pintu namun urung begitu melihat ekspresi wajahnya. Ada apa dengan wajahnya hingga air muka Rendra berubah mendung? Oh, no, ia buru-buru menghapus air mata yang membanjiri pipi.

"Put," suara Rendra terdengar. "Don't disturb sampai gua keluar sendiri."

"Siap, Bang."

Lalu terdengar suara pintu ditutup sekaligus dikunci. Dan dengan tanpa suara tiba-tiba Rendra sudah berdiri di belakangnya. Membuatnya juga ikut berbalik ke belakang agar mereka bisa saling berhadapan. Lalu sambil terus menunduk dalam-dalam karena berusaha menyembunyikan airmata yang semakin deras mengalir, ia berbisik pelan, "Maafin aku," sambil mulai terisak. "Maafin aku...."

Rendra tersenyum menenangkan. Tanpa berkata sepatah katapun langsung merengkuhnya. "It's okay."

Bisikan Rendra justru membuat isakannya semakin deras, membuat bahunya berguncang turun naik.

"I got you."

Sementara itu sayup-sayup terdengar alunan lagu yang berasal dari luar ruangan, sepertinya dari salah satu komputer anak-anak ManjoMaju,

'Cinta 'kan membawamu kembali di sini

Menuai rindu, membasuh perih

Bawa serta dirimu, dirimu yang dulu

Mencintaiku apa adanya'

(Dewa 19, Cinta kan Membawamu Kembali)

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

q pribadi lw lg ngambek or marah besar trs dpt perlakuan sesimple ini aja udh luluh sbnrny tp gtw knp rasa mw marah itu ttp ada tp lw ngerasa pa yg q lakuin itu kelewatan sdgkn pasangan ttp perlakuin q dg baik bgtu walau bibir masih lencang dpn hati ngerasa luluh dan ngerasa bersalah dlm 1 waktu ...intiny butuh wkt bbrp saat u/ netralin nnti baik lg dan akhirny sm2 minta maaf

2024-06-09

2

Ai Noerhidayah471

Ai Noerhidayah471

sudah baca yg ke 4 kalinya, karena tiap kangen sll baca ulang, baik versi cetak atau versi Noveltoon
daaannn sll ikutan nangis pas baca part ini
ikutan nyesek, berasa jd Anggi
daebakkkk mak Shera
sehat2 sll dan smg terus berkarya

2024-04-21

0

JandaQueen

JandaQueen

sabar banget ni abang... 😘

2024-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. We Both Have Demons
3 2. Bridezilla
4 3. Say It With
5 4. Destiny Like A Coincidence
6 5. Menghitung Hari
7 6. Love Is In The Air
8 7. Janji Suci, Satu Untuk Selamanya
9 8."He's A Really Good ...."
10 9. Bahagia Melihatmu Dengannya
11 10. Gelombang Pasang
12 11. Segitiga Bermuda
13 12. Rahasia Adit
14 13. The Darmastawa's Family
15 14. Baby You're All That I Want
16 15. "Lemme Show You Something...."
17 16. Selalu untuk Selamanya
18 17. A Hundred Thousand Things To See
19 18. Far Away
20 19. Don't You Dare Close Your Eyes
21 20. "Aku Baik-Baik Saja"
22 21. Boys Will Be Boys
23 22. "Sorry, For Being Rude"
24 23. I'll Be By Your Side
25 24. God's Greatest Gift
26 25. You're Just Too Good To Be True
27 26. The Six Million Dollar Twins
28 27. Husband Material, Ever
29 28. Sayap - Sayap Patah
30 29. Love Me Tender, Love Me Sweet
31 30. Never Let Me Go
32 31. Tears In Heaven
33 32. Best Daddys Award
34 33. (Real) Life After Marriage
35 34. The Baby Number Two or Three?
36 35. I'll Give You Everything
37 36. Falling Down
38 37. Going Through The Pain
39 38. Deal With The Pain
40 39. When You Were Here
41 40. Life Is Like A Rollercoaster
42 41. "Stay With Me, Please...."
43 42. Dynamic Duo
44 43. Help Me, Please!
45 44. Always Gonna be You
46 45. Beautiful Life
47 46. Cup of Tea
48 47. Feels Like Yesterday
49 48. Where The Heart Left Behind
50 EPILOG
51 Dibuang Sayang 1
52 Dibuang Sayang 2
53 Dibuang Sayang 3
54 Teruntuk Readers Tersayang
55 From Author with Love
Episodes

Updated 55 Episodes

1
PROLOG
2
1. We Both Have Demons
3
2. Bridezilla
4
3. Say It With
5
4. Destiny Like A Coincidence
6
5. Menghitung Hari
7
6. Love Is In The Air
8
7. Janji Suci, Satu Untuk Selamanya
9
8."He's A Really Good ...."
10
9. Bahagia Melihatmu Dengannya
11
10. Gelombang Pasang
12
11. Segitiga Bermuda
13
12. Rahasia Adit
14
13. The Darmastawa's Family
15
14. Baby You're All That I Want
16
15. "Lemme Show You Something...."
17
16. Selalu untuk Selamanya
18
17. A Hundred Thousand Things To See
19
18. Far Away
20
19. Don't You Dare Close Your Eyes
21
20. "Aku Baik-Baik Saja"
22
21. Boys Will Be Boys
23
22. "Sorry, For Being Rude"
24
23. I'll Be By Your Side
25
24. God's Greatest Gift
26
25. You're Just Too Good To Be True
27
26. The Six Million Dollar Twins
28
27. Husband Material, Ever
29
28. Sayap - Sayap Patah
30
29. Love Me Tender, Love Me Sweet
31
30. Never Let Me Go
32
31. Tears In Heaven
33
32. Best Daddys Award
34
33. (Real) Life After Marriage
35
34. The Baby Number Two or Three?
36
35. I'll Give You Everything
37
36. Falling Down
38
37. Going Through The Pain
39
38. Deal With The Pain
40
39. When You Were Here
41
40. Life Is Like A Rollercoaster
42
41. "Stay With Me, Please...."
43
42. Dynamic Duo
44
43. Help Me, Please!
45
44. Always Gonna be You
46
45. Beautiful Life
47
46. Cup of Tea
48
47. Feels Like Yesterday
49
48. Where The Heart Left Behind
50
EPILOG
51
Dibuang Sayang 1
52
Dibuang Sayang 2
53
Dibuang Sayang 3
54
Teruntuk Readers Tersayang
55
From Author with Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!